makasih buat yg masih mau baca
Suatu hari hiduplah 4 sekawan yang bernama Jonathan, Samuel, Cherry, dan Grace, semejak awal sekolah mereka berpacaran satu sama lain dan sering jalan bareng. Jo dengan Cherry, Sam dengan Grace.
Seperti halnya anak sekolah pada umumnya, kenakalan demi kenakalan pun terjadi, namun hanya sebatas menonton porno saja, Jo dan Sam sering barter video porno dengan flashdisk berukuran besar yang sengaja mereka beli. Hingga akhirnya Sam berkata menemukan porno NTR dan sangat menyukainya, dia pun lantas mengunggah banyak sekali kumpulan video NTR lalu berkata pada Jo kalau sangat menyukainya, Jo pun penasaran dan meminjam flashdisk milik Sam untuk memutarkan di rumahnya, sementara itu Sam meminjam flashdisk Jo yang saat itu kebanyakan porno bdsm.
Selama berada di sekolah prestasi keempat terbilang biasa saja, meski Jo, Sam, Cherry, dan Grace berasal dari keluarga kaya raya namun tidak menjadikan mereka semua berprestasi dalam hal pendidikan, sampai akhirnya tepat kelas 2 mereka berempat dikumpulkan dalam 1 kelas yang sama dan bertemu dengan seseorang bernama Budi, seorang siswa yang rajin beribadah dan sangat pandai dalam semua bidang.
Meski berpenampilan sederhana dan hidup dari keluarga biasa biasa saja namun mereka pun memutuskan untuk memasukan Budi ke circlenya. Tentu itu semua untuk membantu mereka di bidang akademik. Beruntungnya, selama menjalani pertemanan, Budi merasa tidak dimanfaatkan karena keempatnya selalu baik dan setia pada Budi.
Hingga pada akhirnya mereka pun lulus sekolah dengan prestasi yang membanggakan, tentu itu semua karena Budi yang memberikan contekan kepada keempat orang itu sehingga kini mereka berempat bisa kuliah di universitas yang sangat membangganya. Tidak ada kabar lagi dari Budi, jo dan ketiga orang lainnya menganggap kalau Budi pergi keluar kota untuk kuliah disana karena sebelum perpisahan, Budi kerap cerita tentang keluarganya yang berada di jogja.
Tahun berganti tahun, kini Jo, Sam, Cherry, dan Grace sudah lulus kuliah, keempatnya kini bekerja di perusahaan orang tua masing masing, tentu dengan posisi dan gaji yang sangat menjanjikan.
Sampai suatu hari Jo berkata pada Sam, “Bro, besok kan aniv gw sama Cherry, biasa ya lu anterin cari kado.”
“Ok bro, nanti lu yang jemput atau gw yang kesana?”
“Gw yang jemput lah, masa gw yang minta tapi lu yang jemput.”
“Hahaha elah kaya sama siapa aja, ok gw tunggu Jo.”
Singkat cerita Jo sudah menjemput Sam dan kini mereka berada di salah satu mall untuk mencari kejutan pada pacarnya, tiba tiba Jo melihat seseorang yang sepertinya sangat dia kenal, “Bro, liat tuh, itu Budi kan temen kita dulu?”
“Masa sih Jo? Koq penampilannya sederhana banget? Cuma kaos polos sama jeans, mana pake sandal doang, yakin lu??” Sam pun memperhatikan penampilan pria sederhana itu yang jalan seorang diri.
“Ga yakin sih, badannya lebih kurus dari Budi, tapi gimana kalau kita tanya aja, ga enak soalnya dia udah baik banget sampe bikin kita kaya sekarang tapi tiba tiba ilang.”
“Bener juga, ga ada salahnya mencoba.” Mereka pun bersamaan mendekati pria tersebut dan menepuk pundaknya.
Saat berbalik pria tersebut kaget melihat keduanya tampak lebih gagah dan lebih ganteng dari sebelumnya, “Loh? Jo dan Sam? Wah kalian udah sukses ya.”
“Wah beneran Budi, gila kemana aja lu.”
“Iya bro, main ilang ilang aja hahaha kita cariin lu loh bro.”
Budi pun hanya tertawa dan menjawab, “Ada lah, urusan keluarga hahaha.”
“Terus terus, lu sekarang mau kemana nih?”
“Gw cuma mau beli kado buat ibu gw di rumah.” Jawab Budi dengan lemasnya.
Sam pun menyarankan, “Kalau gitu pas dong, Jo juga lagi cari kado, kita sama sama aja gimana?”
“Wah boleh tuh, itung itung mengenang masa sekolah dulu, kita kan selalu sama sama.” Jo terlihat semangat bisa bersama dengan teman masa sekolahnya dulu.
“Eh ga usah, ngerepotin, lagian gw cuma mau beli barang sederhana doang koq.” Budi sebenarnya tidak enak dan ingin menolaknya, maklum karena Budi merasa sudah tidak setara lagi dengan mereka berdua.
Namun keduanya tampak bersemangat dan sedikit memaksa Budi, “Udah lah bud, ga apa apa, lagian kaya sama siapa aja, kita kan dulu biasa jalan bareng, udah yuk, kita mau kemana sekarang??”
Budi pun menarik nafas panjang lalu tersenyum, “Gw cuma mau cari kerudung buat hadiah ulang tahun ibu gw.”
“Gw tau tuh tempat yang bagus dimana, ayo Sam ikutin gw.”
Mereka pun lantas pergi ke tempat pakaian muslim dan Budi kaget ketika berada di toko besar dengan nama brand lokal dengan harga sangat selangit, “Hah? Disini?”
“Yoi bud, soalnya disini koleksinya pada bagus bagus, ayo kita cariin buat ibu lu, beliau suka warna apa?” Tanya Jo sambil merangkul pundak Budi.
“Emh biru tua sih.” Jawab Budi dan Jo langsung menariknya ke dalam toko.
Sepanjang mencari Budi melihat lihat kerudung dan gamisnya, semua nampak indah namun ketika melihat harganya, Budi langsung menaruhnya kembali, sampai akhirnya dia bertemu dengan 1 kerudung simple dan harganya sesuai dengan budget miliknya, “Nah yang ini aja.”
“Lah lu yakin Bud? Padahal yang lain lebih bagus bagus loh.”
“Ga apa apa, yang simple juga bagus.” Ucap Budi sambil tersenyum dan membawa kerudung tersebut.
“Gamisnya engga Bud?” Tanya Sam sambil memperlihatkan gamis berwarna senada dengan kerudung yang dibawa Budi.
“Emh.. engga deh kayanya kekecilan.” Ucapnya beralasan sambil cepat cepat pergi ke kasir. Jo dan Sam pun langsung menyusul Budi.
Ketika melihat Budi membayar dari kejauhan, mereka mengerti kenapa Budi menolak gamis dan kerudung yang bermotif bagus, Budi tidak seberuntung mereka, pantas saja penampilannya begitu simple.
Sam berbisik pada jo, “Kita bantuin aja gimana? Gw ga enak.”
“Yoi, tapi ga sekarang, kita ajak dulu makan, cari tau apa yang sebenarnya terjadi.”
Setelah Budi selesai membayar, Jo pun mendekatinya, “Bud, gw laper nih, lu udah makan belum?”
“Oh gampang, gw dirumah aja, sayang ibu gw udah masakin buat gw.”
“Eh ga apa apa, mending kita makan dulu, sekalian ngobrol aja, yuk Bud, gw traktir deh soalnya hari ini ngerayain gw sama Cherry lagi mau ngerayain anniversary.” Budi sempat menolaknya namun Jo segera merangkul dan menariknya sampai membawanya ke salah satu tempat makan yang lumayan sepi.
Disana mereka duduk dipaling pojok supaya tidak diganggu pengunjung lain, “Gw yang pesenin buat lu ya Bud, udah lu tenang aja.” Sam tahu jika menyuruh Budi memesan sendiri, dia akan hanya memesan nasi goreng dan teh manis saja.
Makanan pun tiba dan Budi kaget dengan pesanan mahalnya, “Ini ga salah? Mahal loh.”
“Halah kaya sama siapa aja, kalau ga ada lu kita ga mungkin kaya sekarang Bud.”
“Yoi, anggap aja balas jasa, yuk dimakan, dimakan.”
Budi pun berterima kasih pada mereka, “akhirnya gw bisa makan enak lagi, eh bentar ini toiletnya sebelah mana?”
“Bareng deh Bud, gw juga kebelet nih.” Jo dan Budi pun bangkit meninggalkan Sam sendirian di meja makan.
Ketika di toilet Jo sedikit bertanya mengenai keluarganya, ternyata keluarga Budi terlibat masalah serius, ayahnya dituduh melakukan suatu kejahatan dan ditipu oleh partner bisnisnya sehingga terlilit hutang besar dan seluruh kekayaan keluarga Budi ditarik oleh bank.
“Jadi lu sekarang tinggal dimana?”
“Gw sekarang tinggal di gubuk tua di ujung pemakaman, makanya kerjaan gw sekarang selain tukang gali kuburan ya bacain doa, dibayar seminggu sekali dari dinas.” Jawab Budi sambil berjalan menuju urinoir, Jo berdiri tepat di sebelah Budi, merasa iba dan kasihan dengan sahabat masa lalunya ini.
Kemudian saat menurunkan celananya, Jo langsung melotot melihat kemaluan Budi yang berukuran panjang dan besar, yang lebih mengejutkan, kemaluan Budi masih dalam keadaan lemas.
Selesai kencing, Budi lalu cuci tangan barengan Jo dan kembali ke meja makan menemui Sam, setelah kembali kesana Budi, Jo, dan Sam mulai makan bersama sambil ngobrol kembali masalah kehidupan Budi, namun di sela sela mendengarkan ceritanya, Jo tiba tiba mengeluarkan ponsel dan mengirimkan pesan pada Sam, “Lu masih ada fantasi cuckold ga?”
“Masih sih, kenapa emangnya??”
“Gw kayanya nemu kandidat yang tepat, tadi pas kencing bareng gw ga sengaja liat kontolnya Budi, anjir gede dan panjang bro, dan itu masih lemes banget, menurut lu gimana?”
“Anjing kontol gw mendadak tegang, kebayang memek cewe gw dipake sama temen masa sekolah kita.”
“Sama bro, kalau Budi mau beruntung ya, bisa dapetin memek rapet cewe kita, kalau gitu gw pancing deh.” Kemudian Jo meletakan ponselnya dan bertanya, “Bud, mending kita bahas masalah keluarga lu nanti ya, supaya kita ga sedih sedihan, toh kita kan lagi reunian mendadak nih.”
“Boleh, bahas apaan nih?”
“Lu udah punya pacar belum nih?”
“Hahaha mana ada yang mau sama gw yang item dan dekil gini, liat nih gara gara sering macul tangan gw jadi berurat dan kulit terbakar matahari gini, apalagi sekarang gw miskin banget, mana ada yang mau.” Jawab Budi sambil bercanda dan memperlihatkan lengannya yang legam, berotot, dan berurat. Maklum karena setiap hari melakukan pekerjaan kasar dan berat.
“Terus tipe cewe lu kaya gimana Bud? Jujur aja, kita kan sama sama udah gede, lagian ga ada siapa siapa.” Tanya Sam sambil berkata pelan.
“Hahaha gw sih ga muluk muluk, yang penting baik dan mau nerima gw apa adanya.”
“Kalau fisiknya gimana Bud? Misal chindo, atau kulit putih, atau toket dan pantat besar, cerita aja ga apa apa, kita sama sama laki jadi ngerti lah hahaha.” Jo pun memanaskan suasana.
Budi yang tidak pernah pacaran akhirnya sedikit terpancing, “Ya kalau boleh milih sih yang cantik dan putih, chindo ok lah tapi bukan rasis ya.”
“Udah tenang aja ga apa apa, santai aja sama kita, ya ga Sam.” Tanya Jo sambil tersenyum menatap Sam dan langsung diiyakan.
“Hahaah kalau fisik sih gw lebih demen yang montok tapi kalau dikasih sama Tuhan yang langsing juga ga apa apa, mau nantinya tobrut atau tocil juga ga apa apa, tapi lebih suka tobrut sih hahaha soalnya lebih enak diremasnya.”
“Tapi lu tetep suka sama toket kecil dan badan langsing kan bud? Tenang pantat dia montok koq.” Tanya Jo yang takut budi tidak memilih pacarnya.
“Wah kebetulan Grace kan tobrut, montok dan berisi, pasti lu suka kan tipe kaya gitu??” Tanya Sam.
Budi pun terdiam dan membayangkan, “waduh pusing 2 duanya menggoda.”
Setelah terdiam, kemudian Jo lalu mengirim pesan pada Sam, “Lu berani ga liatin foto telanjang Grace sama dia?”
“Berani asal lu liatin foto telanjang Cherry juga.” Sam pun menantang balik.
“Ayo gas.”
Jo dan Sam sudah sering barter foto bugil pacarnya masing masing, namun masalah ngentot, keduanya sangat jarang, wajar saja selain sibuk dengan urusan masing masing, mereka pun punya fantasi cuckold sehingga jarang sekali ngewe.
Setelah memilih foto bugil Cherry, dengan pose duduk di atas lantai dan melebarkan kedua kakinya, “Kalau ini suka ga Bud?”
“I.. itu Cherry??” Tanya Budi sambil melotot dan setelah diiyakan Budi tidak melanjutkan kalimatnya, dia terlalu kaget melihat tubuh sempurna Cherry di hadapannya. Meski dengan toket kecil dan tubuh ramping, namun Cherry terlihat sangat sempurna.
Panas dengan temannya, seolah tidak mau kalah Sam pun memperlihatkan sesuatu pada Budi, “Kalau ini suka ga Bud?” sam memperlihatkan tubuh montok Grace yang sedang mandi, bukan foto melainkan video, tubuh montok dan tobrutnya dipenuhi sabun dan sedang menari dengan erotis.
Budi jelas semakin melotot dan terlihat gemetaran, “Aduh apa sih nih, koq jadi liatin pacarnya masing masing, gw jadi iri nih, kalian pasti enak enakan ya dari jaman sekolah?”
“Justru jarang banget Bud, soalnya kita punya..” Jo pun melihat ke arah Sam, “Mau lu jelasin?”
“Terusin aja Jo.”
“Jadi kita ada fantasi cuckold, NTR lah kalau di dunia jepangan, nah lu mau ga pake cewe cewe kita Bud? Soalnya pas kencing tadi gw liat lu cocok kayanya.”
“Ini becanda kan?” Budi bahkan sampai melotot mendengarnya.
“Tolong lah bud, gw pengen cewe gw dientot sama lu, mau kan lu?” Tanya Sam, jelas Budi masih tidak percaya, “Nanti gw beliin gamis dan kerudung yang lu mau deh, mau ya please lu entot cewe gw.”
“Cewe gw juga Bud, tenang lu mau apa aja gw kasih bud.”
Tentu Budi hanya terdiam saja karena kaget mendadak mendapatkan tawaran untuk ngentot dengan 2 perempuan cantik.
“Budi kayanya bingung Jo, gimana kalau kita kasih barengan aja? Mau kan lu Bud? Nanti kita main ke rumah lu deh, lu pake tuh cewe cewe kita sesuka hati barengan, nanti aja kalau ibu lu lagi ada urusan keluarga atau lagi keluar.” Tawar Jo padanya.
“Gw ga suka kalau dikasih tanpa ngasih imbalan, tapi gw juga bingung soalnya ga punya cewe atau harta apapaun.” Budi pun akhirnya mengatakan alasan sebenarnya.
“Ga perlu Bud, ini bahkan lebih dari cukup buat kita, bener kan Sam?”
“Yoi Jo.”
“Masalahnya rumah gw itu cuma gubuk 1 ruangan besar doang dan disekat sekat kain putih doang, ibu gw juga selalu dirumah dan ga pernah kemana mana, jadi ga mungkin gw ngelakuin dirumah, karena gw ga ada apa apa lagi dan supaya bisa main, gimana kalau gw tawarin ibu gw aja? Kebetulan kan beliau udah menjanda lama banget setelah ayah gw meninggal, kebetulan gw sempet fotoin pas ibu gw ganti baju.” Budi lalu memperlihatkan foto ibunya yang sedang memakai pakaian dalam saja.
Terlihat seorang perempuan tua, dengan kulit sawo matang hanya mengenakan pakaian dalam yang sudah usang, terlihat keriput dengan rambut 80% putih, mukanya jauh dari kata menarik, wajar saja karena stress dan tekanan hidup yang semakin keras, apalagi diterpa banyak sekali masalah. Ibu Budi yang bernama Halimah sangat bertolak belakang dengan kedua perempuan sempurna yang tadi diperlihatkan.
“Anjing jauh banget dari kata cantik.” Ucap Sam sambil melotot melihat foto Bu Halimah.
“Eh sorry sorry, gw ga maksud.” Budi pun langsung merasa tidak enak dan menaruh kembali ponselnya.
“Gw sih malah suka, kebayang kita ngentotin cewe eh sorry dulu ya bud sebelumnya, cewe jelek, tua, keriput, tapi temen gw kita ini enak enakan sama cewe spek bidadari, gimana Sam?”
“Maksud gw bilang jauh dari kata cantik bukan berarti ga mau, justru gw sepemikiran sama lu Jo, kapan lagi kita ngentotin cewe jelek dan tua disamping temen kita ini ngentot sama cewe cewe cantik, malah langsung 2, pasti seru banget.” Jawab Sam dengan penuh semangat, “Bud, bagi nomor lu dong, nanti gw masukin grup kita, lu nanti upload foto emak lu ya, biar Cherry dan Grace tau.”
Budi pun memberikan nomornya dan langsung dimasukan ke grup yang berisikan Jo, Sam, dua perempuan cantik, dan beberapa teman yang juga sama sama cuckold.
“Yakin nih mau kaya gituan?”
“Yakin bud, kita malah semangat banget, iya kan Jo?”
“Yoii, akhirnya kita bisa merasakan juga.”
“Tapi gw malu Jo, Sam, emang mereka mau gituan sama cowo item kaya gw?”
“Justru suka banget bud, cewe cewe kita demen nonton bokep negro koq.”
“Yoi, apalagi kontol panjang dan besar, bisa ketagihan mereka berdua.”
“Gw juga malu telanjang di depan kalian, gw ga pernah sekalipun telanjang depan lelaki lain, jadi.. Gimana kalau gw tutupin kain putih aja? Supaya ga keliatan kalian?” Seketika jo dan Sam langsung melotot dan saling bertatapan dengan Sam, “Oh ga suka ya, ya udah gw usahain deh.”
“Justru bagus bud, gw malah suka sama ide lu, kita ngeliat dan ngentot cewe jelek, tua, keriput, tapi lu enak enakan sama cewe kita dan liat tubuh sempurnanya, pasti manteb banget feelnya.”
“Bener jo, gw jadi ga sabar, Bud lu udah upload foto ibu lu kan?”
“Sorry gw malu, apalagi banyak orang yang ga gw kenal, gw kirim ke nomor kalian aja ya.” Budi pun mencari nomor Jo dan Sam kemudian mengirimkan foto ibunya yang hanya mengenakan pakaian dalam dan topless, “Tuh gw tambahin 1 foto lagi.”
“Ok bud, kalau gitu kita duluan ya.” Jo lalu mengeluarkan 500 ribu, dan memberikan pada Bud, “Sorry ya Bu, Gamis dan kerudungnya lu beli sendiri, tenang ini gw bayar semua.”
“Tambahan dari gw.” Sam pun memberikan 500 ribu pada Budi.
“Ini ga salah 1 juta? Kalian kasih gitu aja?” Budi pun melotot melihat 10 lembar uang 100 ribuan.
“Elah segitu kecil bud, udah ya kita mau obrolin sama cewe cewe kita, lu jangan lupa kasih tau emak lu juga, kita duluan Bud..” Jo dan Sam pun berdiri bersama dan pergi ke kasir untuk membayar meninggalkan budi sendirian dengan makanan yang masih banyak dan uang 1 juta di tangannya.
Budi benar benar merasa di surga, sudah mendapatkan 1 juta begitu saja, ditraktir makanan enak enak, dan sekarang malah mendapatkan 2 perempuan cantik yang dulu bersamanya selama 2 tahun di masa sekolah. Budi pun menghabiskan pesanan itu, “Mubazir, gw abisin semua deh.” Lalu pergi keluar dan lanjut membelikan gamis dan kerudung lagi.
“Apa nih budi?” Bu Halimah pun mengeluarkan isi dalam kantong tersebut dan kaget melihat 2 gamis dan 2 kerudung mahal berharga ratusan ribu, “Budi, ini mahal banget, kamu dapat uang dari mana?? Kamu.. ga ngelakuin hal aneh aneh kan Bud??”
“Budi? Engga Bu, yang aneh temen temen budi, malah Budi masih ada sisa 400 ribu lagi, nih buat ibu.”
“Astaga, kalian ngapain nak?? Ibu tahu kita miskin tapi ga segininya Bud.” Lalu saat Budi menyodorkan uang itu, Bu Halimah dengan tegas mendorong tangan dan menolaknya.
“Bu ini halal koq eh tapi ga bisa dibilang halal juga sih, bingung jelasinnya.”
“Kamu jelasin yang jujur, sejujur jujurnya, kalau ga, ibu ga mau terima hadiah dan uang ini.”
Budi pun mengangguk dan duduk di hadapannya, “Bu, maaf kalau ini terlalu vulgar, tapi.. Tadi Budi ketemu sama temen temen masa sekolah Budi, terus mereka liatin foto pacarnya..”
“Iya terus gimana??”
“Budi ditawarin buat gituan bu dengan keduanya.. Disini.. Di kasur budi.”
“Astaga itu Dosa Bud, ga bisa ibu ga mau terima pemberian ini.” Jelas saja Halimah langsung protes pada anaknya.
“Tapi bu.. Aku.. aku juga udah tawarin ibu sama mereka, dan mereka semangat, ibu kan udah lama menjanda pasti butuh temen..”
Seketika Halimah melotot mendengarkannya, “APA APAAN KAMU BUDI!” teriaknya dengan lantang.
“Ma.. maaf bu.. Budi ga tau, kalau gitu Budi tolak deh.”
“Iya tolak aja! Kita memang miskin bud, tapi cari uang yang halal, masa kamu mau berbuat dosa dan serahin ibu kandung sendiri, emangnya siapa sih temen temen kamu itu!?” Tanya Halimah sambil mengerutkan keningnya dan menatap budi dengan tatapan tajam.
“Jonathan sama Samuel bu, nih fotonya, ibu masih kenal kan sama mereka.” Budi pun memperlihatkan story whatsapp Jo yang kebetulan sedang telanjang dada di kolam renang bersama dengan teman temannya.
Jo dan Sam memang pernah main ke rumah Budi saat Budi masih memiliki rumah sendiri dan masih berkecukupan, meski tua namun Halimah masih mengingat kedua temannya itu, matanya pun seketika melotot melihat lelaki ganteng dan gagah difotonya, “Hah? Ini ga salah?”
“Engga, kenapa bu??”
“Ga apa apa.” Seketika Halimah pun memejamkan mata dan mengatur nafasnya, yang tadinya emosi kini mendadak birahi melihat banyak lelaki ganteng dan gagah telanjang dada, “ibu mau tau dulu, pas kamu tawarin ibu, reaksi mereka kaya gimana.”
“Ya seneng bu, malah kata Jo dan Sam mereka semangat, kalau gitu Budi kirim pesan dulu sama keduanya ya.”
“Tunggu.” Halimah pun menahan tangan Budi, “Kamu sendiri gimana, masalah ga kalau ibu dipake sama temen temen kamu?”
“Selama bisa bikin ibu puas, kenapa harus masalah bu.”
“Ya sudah..” Wajah halimah pun seketika memerah, “Terus kapan rencananya?”
“Ga tau, tunggu mereka ngomong sama pacarnya dulu.”
Halimah pun mengangguk, “Kalau gitu kita tunggu kabar mereka aja. Ya udah ibu mau beres beres dulu, sini uangnya.” Budi pun tersenyum dan memberikan uangnya, halimah ikut tersenyum membayangkan dirinya akan bergumul dengan 2 lelaki ganteng setelah sekian lama menjanda karena ditinggal suaminya.
“Makasih ya ibu, kalau gitu, Budi beres beres rumah deh.” Budi pun merapikan rumahnya yang hanya 1 petak ruangan sangat besar saja berukuran 6×6 meter, maklum bangunan itu dulunya hanyalah gubuk saja, “Eh bu ibu masih ada dagangan ibu ga disini, Budi minta dong.”
“Tuh Bud di dalam lemari ibu, cari aja, pasti biar cewe cewe itu puas sama punya kamu kan Bud?”
Budi pun mengambil krim pembesar dari dalam lemari pakaian, “Yoi bu, Budi mau bikin kuat, tahan lama, panjang dan besar, biar mereka puas semua bu, tapi maaf ya kalau ibu dapet yang kecil hihihi.” Ucap budi menggoda ibunya sambil membuka penutup botol itu.
“Iya ga apa apa bud, yang penting ganteng, sini ibu bantuin.” Halimah pun mengambil botol krim itu dan segera meratakan pada kontol anaknya, matanya sayu melihat kontol Budi seolah ingin mencobanya juga, wajar saja karena Halimah sudah sangat lama sekali tidak ngentot
“Aduh kalian lama banget sih, ayo cepet Sam keburu pergi.”
“Apaan sih.” Tanya Cherry merasa curiga.
“Kita bahas disana aja.”
Mereka berempat pun pergi ke tempat makan yang barusan dan sialnya ternyata Budi sudah pulang duluan dan meja itu terlihat sudah bersih, “Aduh telat kan.”
“Apaan sih tiba tiba ngajak kesini, ya udah kita makan aja deh, kebetulan laper.” Cherry dan Grace pun duduk di meja tempat mereka berdua ngobrol dengan Budi. Jo dan Sam berada di kursinya sedangkan Cherry dan Grace berada di kursi Budi, seketika mereka berdua langsung berpikir kotor.
Cherry dan Grace pun memesan makanan berat sementara Jo dan Sam memesan makanan ringan, setelah pesanan mereka tiba, Jo dan Sam kemudian menyampaikan maksud dan tujuannya, dan berkata sudah menemukan pasangan yang cocok.
“Kamu yakin sayang mau liat aku gituan sama Budi?”
“Iya nih, sama temen lama kita loh itu.”
Kedua perempuan itu nampak ragu karena Budi memang biasa saja, tidak ada hal istimewah darinya.
“Bentar gw minta dulu foto telanjangnya sama Budi.” Jo pun mengirim pesan pada Budi.
“Lah emang mau??”
“Coba aja.” Jawab Jo, dan beruntungnya 5 menit kemudian Budi langsung mengirimkan foto telanjangnya. Dan tidak jauh dari posisinya berdiri terlihat Halimah yang sedang mandi dengan posisi pintu kamar mandi terbuka, “Nih fotonya.” Jo pun menunjukan layar ponselnya dan langsung membuat Cherry dan Grace melotot.
“Hah? Ga salah? Panjang dan besar.”
“Uuhh kebayang gw kalau udah berdiri tegak segede apa.”
Kedua perempuan itu pun nampak antusias, apalagi kini Budi lebih kecoklatan dan lebih berotot ketimbang sebelumnya.
Grace lalu bertanya melihat perempuan tua yang sedang mandi di kejauhan, “Ini bu halimah? Koq dia bisa bisanya foto telanjang depan ibunya yang lagi mandi?” mereka pun baru tau kalau kamar mandi Budi hanyalah papan kayu setinggi 1 meter saja dengan pintu terbuat dari kayu yang dibuat sendiri.
Jo pun menceritakan semua kisah hidup Budi sesuai apa yang diceritakannya, kemudian menjelaskan, “Nanti kalian berdua ngentot sama Budi, nah kita sama emaknya disebelah kalian, nanti cuma ditutup kain tipis doang.”
“HAHAHAHA.” Tawa Cherry dan Grace pun pecah dan membuat sebagian pengunjung menatap ke arahnya, mereka langsung terdiam namun dengan menahan tawanya, apalagi saat Jo memperlihatkan foto Halimah yang hanya mengenakan pakaian dalam saja dan topless.
“Hahahaha kayanya seru ya sayang, kita dientot cowo jelek dan item, sedangkan kalian ngentot sama ibu ibu tua dan jelek, tapi bagusnya sih… tobrut hahaha.” Ucap Cherry sambil mengusap tangan Jo dan tertawa puas.
“Justru itu hahaha gimana? Kalian minat? Mau kapan nih?”
Grace lalu menyarankan, “Gimana kalau seminggu lagi?? Eh 2 minggu lagi denk.”
“Lama amat.” Jo dan Sam tentu protes.
“Soalnya kita mau luluran, ritus, sama aku mau bagusin lagi toket lagi, mungkin aku gedein lagi kali ya, kan aku pengen kasih yang terbaik buat cowo baru kita, iya ga Cher?”
“Betul banget, aku juga pengen operasi gedein toket ah, soalnya Budi pernah bilang waktu jaman sekolah dulu kalau seneng sama toket gede, kamu jangan ngiler ya sayang.”
“Kamu sampe mau operasi sayang? Wow.” Jo pun melotot mendengar ucapan Cherry.
“Hihihi kontolnya soalnya gede dan panjang sayang, apalagi udah berdiri tegak, aahh pasti bikin aku puas, makanya aku juga pengen kasih yang terbaik buat dia, ga apa apa kan?”
“Wah malah seneng banget sayang.”
“Tapi..” Grace lalu menatap nakal pada lelaki itu lalu terdiam.
“Apa?” Tanya Jo dan Sam bersamaan.
Grace menjawab, “Selama 2 minggu kalian ga boleh liat kita telanjang loh hahaha ga boleh sentuh kita juga hahaha gimana? Berani ga sama tantangannya?”
Cherry menambahkan, “Nah setuju banget, selama 2 minggu juga kita bakalan ngobrol dan video call sama Budi terus, pokoknya kalian berdua selama 2 minggu bakalan kita cuekin dan ga kan kami bales, gimana, berani ga? Hihihi.”
Jo dan Sam lalu saling tatapan dengan pandangan antusias, lalu dengan semangatnya mereka membalas, “BERANI!”
Grace pun membisikan sesuatu ditelinga Cherry dan langsung minta ponsel Jo dan Sam, di hadapan keduanya Cherry sibuk menghapus foto dan video bugil yang pernah mereka kirimkan, sedangkan Grace sibuk dengan ponselnya, tidak begitu lama Grace menunjukan ponselnya, “Nih aku udah buat grup khusus isinya cuma Budi dan kita berdua doang.”
“Wah langsung dibikin dong, terus kalian mau ngapain?” Tanya Sam penasaran.
“Pacaran, boleh kan sayang?” Tanya Grace sambil memegang Sam yang duduk di hadapannya.
“Terus status kita apa?”
“Ya calon suami, bener ga Cher?”
Lalu sambil memeriksa galeri, Cherry pun membalas, “iya, kalian masih calon suami kita koq, tapi kalau kalian emang mau cuck sama Budi ya kalian harus izinin kita pacaran selama 2 minggu, itung itung pendekatan sebelum kita ngelakuin, kan ga mau ya tiba tiba kita canggung, nah udah beres, udah ku periksa hp kalian berdua, dah ga ada lagi foto dan video nude kita.”
“Koq foto dan video yang kalian kasih dihapus semua sih? Terus yang di galeri hp kalian gimana?” Tanya Jo pada kedua perempuan cantik itu
Mereka pun saling tatapan kemudian tertawa bersamaan, “bentar..” mereka berdua lalu sibuk dengan ponsel masing masing, sampai 5 menit kemudian mereka tunjukan chat paling atas dan scroll terus sampai bawah memperlihatkan foto dan video bugil dan mesum keduanya sudah dikirim ke grup tersebut.
Diujung chat Grace bahkan berkata, “foto dan video bokep di hp jo sama sam udah kita hapus, kalau mereka minta jangan dikasih ya, kecuali kalau kamu mau kerjain hihihi.”
Dan Cherry pun menambahkan, “tapi kamu edit sensor dulu ya hahaha.”
Lalu terlihat tulisan ‘Budi Sedang Mengetik.’
“Ups ga boleh liat hahaha, pasti penasaran kan balesannya, ga boleh liat sayang, kita mau pacaran dulu.”
Grace dan Cherry sibuk dengan ponselnya masing masing dan tertawa sambil chat dengan grup barunya, mengabaikan kedua lelaki ganteng di hadapannya demi chatting dan bercanda dengan lelaki jelek, hitam, dan miskin di balik nomor itu.
“loh udahan nih?” tanya Jo ketika melihat keduanya menaruh ponselnya bersamaan.
“Ya gimana lagi, hp dia dah jadul dan lowbat bgt, katanya kalau di charge ga boleh sambil dipake.”
Sam lalu ada ide, “Gimana kalau kita kasih surprise ke rumahnya? Kebetulan gw tau tempat pemakaman, ga jauh koq.”
“Ide bagus, biar cewe cewe kita makin lama ya pacarannya.”
Mereka pun segera menghabiskan makanan dan pergi ke salah satu counter hp langganan mereka.
Diperjalanan menuju counter Cherry berkata pada mereka, “Kalian berdua patungan ya beliin hp paling mahal.”
Grace pun menambahkan, “Bener tuh, sekalian kalian jadi Piggy Bank juga hahaha.”
Jelas saja kedua lelaki cuckold itu semangat dan mengiyakan.
Singkat cerita mereka sudah membeli ponsel seharga 8 jutaan dari hasil patungan Jo dan Sam, kemudian mobil Jo melaju duluan diikuti mobil Cherry dari belakang hingga tibalah di pemakaman yang dimaksud, terlihat angker dan tidak ada penerangan sedikitpun, bahkan tidak terlihat penjagaan atau warga yang melayat, wajar saja karena itu pemakaman khusus gelandang dan orang gila liar.
“Angker banget, kebayang nanti malem kaya gimana.” Cherry sedikit bergidik melihat suasananya.
Mobil pun diparkirkan di tanah kosong tepat di depan gerbang yang sudah rusak, tidak ada tukang parkir, hanya segerombolan bapak bapak tua yang sedang berkumpul tidak jauh dari lahan kosong tersebut.
“Yakin disini Sam?” Tanya Grace sedikit ragu.
“Yakin koq, tuh disana ada 1 gubuk, kayanya yang itu.” Sam pun jalan duluan diikutin ketiga teman lainnya.
Pintu diketuk dan Sam pun mengucapkan salam sambil meneriaki nama Budi, pintu dibuka dan Budi kaget melihat keempat teman lamanya sudah hadir di depan pintu, “Kalian koq bisa tau?”
“Tau lah Sam yang arahin, dia kan tau seluk beluk kota ini, oh iya ini Cherry dan Grace, masih kenal kan?” Jo pun menyingkir dan memperlihatkan kedua perempuan yang berada di belakang tubuhnya.
Seketika mata Budi melotot, tidak menyangka melihat kedua teman perempuannya kini sangat cantik dan wangi, tidak terbayang kalau mereka sampai benar benar jatuh ke pelukan tubuh Budi yang bau matahari.
“Kayanya ada yang ga tahan tuh Cher hahaha.” Ucap Grace sambil menunjuk tonjolan besar di celana Budi.
“Wah iya nih ada yang berdiri tapi bukan tekad hahaha.”
Budi pun seketika malu dan menutup celana dengan keduanya, “eh sorry, sorry, udah yuk masuk, maaf rumahnya sederhana.”
Mereka berdua pun masuk dan kaget melihat isi rumahnya, beralaskan tanah dengan ditutupi terpal besar, diatasnya lagi terdapat karpet yang sudah usang, bahkan tidak jauh dari pintu masuk dekat dengan posisi mereka berdiri terdapat keranda mayat lengkap dengan kain berwarna hijau dan tali yang berserakan, lalu di pojok kanan bagian dalam terdapat 2 kasur kapuk yang terlihat sudah keras dan tidak nyaman dengan selembar kain putih membentang di tengahnya sebagai penghalang kedua kasur, lalu diseberang kasur terdapat kamar mandi kecil dengan papan kecil yang hanya setinggi 1 meter saja. Pantas saja Halimah dan Budi cuek mandi dan ganti baju barengan, karena kondisinya memang memaksa mereka seperti itu.
Halimah pun terlihat senang melihat kedatangan teman teman lama Budi, termasuk Jo dan Sam yang terlihat ganteng, gagah, tinggi, putih, dan berotot seperti artis mandarin namun lebih manly, seketika Halimah membayangkan bersetubuh dengan kedua lelaki ganteng itu sampai membuat kemaluannya basah seketika, “Silahkan duduk, maaf loh rumahnya berantakan.”
“Ga apa apa bu.” Mereka pun duduk di karpet di depan kasur yang berhadapan langsung dengan kompor, wastafel, dan lemari penyimpanan.
Air mineral pun disajikan pada mereka, “maaf cuma ada ini doang, ibu ga punya apa apa lagi.”
“Oh ga apa apa bu, kami juga cuma mau mampir sebentar koq sekalian mau kasih sesuatu sama anak ibu.” Grace pun memberikan kode pada pacarnya dan Sam langsung memberikan kantong itu pada Grace, “bud, diterima ya, itu sengaja patungan kita semua loh biar kita bisa kontakan terus.”
Budi pun mengeluarkan kotak dalam kantong tersebut dan bersorak kaget melihat ponsel keluaran terbaru seharga jutaan ini, “ini ga salah? Mahal banget loh, aku ga bisa terima ini, kalau ga ngasih apapun.”
“Ga apa apa Bud tolong diterima, kita sengaja koq patungan, supaya lu bisa lebih lama pacaran lagi, iya ga sayang?” Goda Jo pada pacarnya.
Mereka pun tertawa bersamaan, “tapi tetep aja aku ga enak kalau ga ngasih apapun.”
“Oh iya ibu punya ide, gimana kalau kamu ambilin krim itu buat mereka.”
“Betul juga, biar ibu puas ya.” Lalu Budi mengambil krim dari lemari penyimpanan itu.
“Wah banyak banget, ini apa aja?”
“Aduh ibu sebenarnya malu, tapi buat menyambung ekonomi ibu terpaksa kerja kaya ginian, jual keperluan rumah tangga, urusan ranjang.” Jawab Halimah sambil malu malu, “Nih sebagai ganti hp itu, ibu kasih ini ya buat kalian berdua.” Halimah pun memberikan krim pembesar kontol mujarab yang dipakai juga oleh Budi.
Namun Grace melihat sesuatu yang menarik perhatiannya, “Pengecil? Koq ada krim kaya gini bu?”
“Oh iya, itu buat cewe cewe yang itunya kegedean, kan suka ada tuh yang malu jadi pusat perhatian, makanya ada krim pengecil juga.”
“Buat burung bisa ga bu?”
“Harusnya sih bisa.”
Dengan semangatnya Grace berkata pada Sam, “ayo sekarang kamu pake ini.”
“Loh kenapa?”
“Ayo pake aja pokoknya hahaha.”
“Sayang, kamu juga pake ya.” Cherry pun meminta pada pacarnya.
“Wah ga mau, nanti punya aku kecil.”
“Hahaha ayo sayang pake, kamu kan mau jadi cuckold, masa punya kamu gede banget, ga boleh dong, cuma boleh Budi doang, iya ga Bud?”
“I.. iya.” Jawab Budi sambil tersipu malu.
Seketika Jo pun merasa kaget sambil mengambil botol krim berukuran besar itu, “Sam gimana?”
“Betul sih Bud, kalau mau jadi cuck harus kecil, tapi lu berani ga kecilin burung lu?”
Jo pun melihat ke tonjolan celananya, “Ok gw berani deh, tapi lu puasin cewe cewe kita ya Bud, janji loh?”
“Janji!”
“Terus pakenya dimana? Kamar mandi sana??” Tanya Jo sambil berdiri, diikuti dengan Sam.
Namun Grace malah membisikan di telinga Cherry, dengan semangat mereka berdua menjawab bersamaan, “Disini!” sambil jalan ke pacar masing masing dan memaksa keduanya untuk menurunkan celananya.
Jelas kedua lelaki itu menolak, namun kedua pacarnya terus memaksa sambil berkata, “Ngapain malu, nanti juga kita bugil barengan hahaha eh Bud kamu juga pake krim pembesar ya, supaya mereka bisa ditemenin.”
Dan saat celana Budi, Jo dan Sam turun terlihat kontol mereka yang sama sama berukuran besar dan panjang, Jo sepanjang 15 cm dengan lingkar 8-10 cm, sedangkan Sam berukuran 17 cm dengan lingkar 10-12 cm, dan Budi yang paling panjang diantara keduanya, 20 cm dengan lingkat lebih dari 12 cm.
“Ayo Cher kita kecilin kontol pacar kita hahaha bu ada lagi ga krimnya.”
“Masih ada nih.” Halimah pun memberikan botolnya pada Cherry.
Tidak lama Grace dan Cherry berlutut di samping pacarnya masing masing, mereka keluarkan krim sangat banyak ke seluruh batang kontol Jo dan Sam, Halimah pun membantu Budi dengan melakukan hal yang sama namun dengan krim pembesar, saat banyak sekali krim yang diolesi ke kontol Jo dan Sam, Halimah langsung berkata, “Eh itu kebanyakan, sedikit aja, itu bisa dipake buat banyak orang.”
“Ga apa bu, kita sengaja pengen kecilin kontol mereka berdua, ibu kalau bisa tambahin lagi krimnya ya, biar kontol Budi semakin jauh lebih besar.” Halimah pun menuruti perkataannya dan Grace membaca tulisan yang ada di botolnya, “oleskan 1 ruas jari dan ratakan untuk mengecilkan 1 cm emmh kayanya ini kurang banyak ya sayang, kita banyakin lagi ya.”
“Mau sekecil apa sayang?? ini terlalu banyak loh.” Ujar Sam sambil terkejut ketika melihat Grace terus menerus mengeluarkan krim tersebut sampai hampir menutupi kontolnya. Cherry pun melakukan hal yang sama dan Jo pun sama terkejutnya seperti Sam.
“Mau bikin kontol kamu kecil banget sayang, kamu seneng kan kalau ku bikin kontol kamu ga berguna lagi??”
Entah kenapa Sam merasa sangat antusias dan menganggukan kepalanya, Grace pun tersenyum melihatnya, “liat Cher, gw lagi kecilin kontol yang bikin gw puas selama bertahun tahun.” Ucap Grace sambil mulai mengocok kontol Sam, meratakan krim itu keseluruh kontolnya hingga bijinya.
Cherry pun mulai melakukan hal yang sama, “Aahh iya Grace, abis ini rasa kontol mereka pasti ga enak lagi ya, ini sih ga kan ada lagi cewe cewe yang bisa puas sama kontol mereka hahaha.”
Mereka tertawa bersamaan lalu Grace kembali membalas, “Bener Cher, aku aja ga mau lagi sama kontol kecil gini.”
“Aku juga Grace, ini kayanya terakhir kalinya aku sentuh kontol mereka hahaha.”
Jo dan Sam hanya bisa diam melihat kontol mereka yang terus tegak berdiri, perlahan mengecil, mereka berdua hanya bisa pasrah sambil menikmati kocokan tangan halus Cherry dan Grace untuk terakhir kalinya.
Sementara itu Halima yang terus mengolesi krim pembesar juga membantu sambil meratakan dengan mengocok kontol Budi sambil terus memperhatikan kedua perempuan itu yang kini sedang mengecilkan kontol yang selalu membuat mereka berdua puas orgasme, Cherry lalu berkata pada Halimah, “Maaf ya bu kalau ga puas sama kontol asli mereka, tapi aku punya solusinya koq, nanti aku belikan strapon.”
“Wah terima kasih ya nak, kalau buat strapon itu ga jual sih, tapi ibu ga masalah, asalkan kalian bisa puas sama anak ibu aja, lagian kenapa kalian ga bilang sih kalau kedua pacar kalian cuckold, nih ibu punya krim yang cocok lagi buat pacar kalian, beresin aja dulu itu, nanti ibu kasih.”
Mereka pun mengiyakan sambil terus mengocok kontol itu, Sam tiba tiba berkata, “Sayang boleh crot ga? Enak banget kocokan kamu, memang paling juara.”
Grace menggelengkan kepalanya, “Ga boleh sayang, tahan ya, kamu ga boleh orgasme lagi.” Jawab Grace sambil mendekati kantong biji Sam dan menjilatinya.
“Oohh sayang.. Ampun sayaang.. Aahh geli bangeet.. Ga tahaann..” Sam pun mengatur nafasnya sambil memejamkan mata menahan rasa nikmat yang semakin menjalar hebat.
“[sluurpp sluurpp] Tahan sayang, bentar lagi beres koq.”
“Sayang, kalau aku boleh crot ga?” Tanya Jo yang juga merasa tidak tahan.
“Mau apa sayang??” Tanya Cherry sambil meremas bijinya sekuat tenaganya..
“Aarghh ampun sayang.. Iya ga lagi lagi deh.” Walaupun badan Cherry kecil namun tetap saja remasannya terlalu kuat untuk biji Jo.
“Bodo amat!! Kamu harus dihukum sayang hahaha.” Cherry pun mengocok sambil terus meremas remas kantong biji Jonathan.
Selama 30 menit mereka berdua terus disiksa, Jo kesakitan dengan remasan dan gigitan di bijinya, sementara Sam yang dijilat dan dikulum pada bijinya, harus tersiksa dengan menahan kenikmatan yang diberikan, krim pengecil pun terus menerus mereka tambahkan
“Liat sayang, kontol kamu udah kecil banget, mau aku kecilin lagi ga?” Tanya Grace sambil menatap nakal Sam dan mengocok kontolnya.
“Uuhh sayang kontol aku makin ilang dong, ga apa apa deh, sekalian aja ilangin.” Jawab Sam.
“Kalau kamu gimana sayang? Mau aku tambah kecilin lagi ga?? Krimnya masih banyak loh.”
“Aahh ayo sayang ilangin aja kontol ga berguna aku, aku seneng koq.” Jo pun setuju.
Cherry dan Grace semakin menambahkan krim tersebut dan membuat kontol keduanya semakin kecil. Segera setelah sekian lama mereka melepaskan tangan masing masing, Jo dan Sam langsung terkejut dan antusias melihat ukuran baru kontol mereka, Jo yang tadinya sepanjang 15 cm dengan lingkar 8-10 cm kini hanya 5 cm saja dengan lingkar kecil, sedangkan Sam yang berukuran 17 cm dengan lingkar 10-12 cm, kini hanya 4 cm saja, tidak jauh beda dengan Jo.
“Uuhh aku yakin dengan kontol segede gitu ga kan ada cewe cewe yang mau, say.”
“Bener tuh kata Grace, dengan kontol sekecil ini kamu ga bisa lagi sayang bikin aku puas, jadi males liatnya hahaha.”
Grace lalu bertanya, “Tadi ibu mau kasih krim apa lagi?”
“Aduh ga enak sebenarnya ngasihnya, apalagi udah kecil banget, tapi ini ibu punya krim buat bikin lemes terus, hati hati ya pakenya, soalnya bahaya kalau pake kebanyakan, ibu ga tau efeknya bakalan sampai kapan.”
Dengan semangat Grace pun mengambil krim tersebut dan mengolesi pada kontol kecil Sam, begitu juga dengan Cherry, tentu mereka mengolesi sangat banyak sampai masing masing kontol habis setengah botol. Setelah dikocok sekian lama dan krim itu meresap ke kulitnya, kini kontol Jo dan Sam sudah sangat lemas dan hanya terlihat tinggal kepalanya saja dengan seluruh batang kontolnya benar benar sudah kecil, menciut, dan sangat lemas. Tidak sampai disitu Grace malah mengambil lagi krim pengecil dan mengolesi kembali kekontol Sam, “Kita bikin jadi klitoris mau ya sayang.” begitu juga Cherry yang semangat meratakan di kontol imut pacarnya, sehingga kini kontol mereka terlihat hanya kepala kontolnya saja, sangat kecil hampir terlihat tanpa batang
Namun Jo dan Sam bukannya protes malahan terlihat antusias melihat kontol perkasa mereka kini sudah tidak berguna lagi, wajar saja karena semenjak sekolah mereka sudah ada fetish cuckold dan lebih senang kalau ada laki laki lain yang lebih perkasa memuaskan pasangannya masing masing.
“Wah gila Sam, kita udah ga bisa puasin siapapun lagi.” Ucap Jo sambil mengusap kepala kontolnya dengan jarinya.
“Betul Jo, padahal baru kemaren kita enak enakan sama cewe kita sampe bikin mereka crot berkali kali, sekarang tinggal harapan doang.” Sam pun ikut mengusap kepala kontol dengan telapak tangannya.
Kemudian Grace dan Cherry menyuruh pacarnya masing masing untuk orgasme dengan cara menggesekan kepala kontol sendiri, dengan semangat keduanya menggesekan kepala kontol masing masing, Grace lalu meledek Sam, “selamat ya sayang sekarang kontol kamu udah bisa disebut klitoris, coli kamu sekarnag jadi colmek loh hahaha.”
“Kalau dipikir pikir lagi kayanya kamu yang lebih cocok pake ini.” Cherry lalu memasukan tangannya ke bawahan gaunnya dan menurunkan celana dalam merah muda, dengan pita dan renda, bentuknya sangat feminim dan transparan, setelah dipakaikan pada Jo, “Hahha tuh kan cocok banget, sekarang kamu colmek sayang, sampai crot ya kita tungguin hahaha.”
Meski malu malu namun Jo dan Sam terlihat sangat menikmati masturbasi cara baru mereka, bahkan Jo yang kepala kontolnya terhalang celana dalam tipis merasa keenakan.
Budi langsung merasa tidak enak. “Maaf ya ga ada tempat lagi soalnya, kalau kalian mau batalin ga apa apa deh, kasian juga sama kalian pasti nanti badan kalian gatel gatel.”
Namun Grace tidak membalas dan memilih berbisik pada Cherry, mereka pun saling membisikan sesuatu sambil tertawa kecil, orang orang keheranan melihat 2 perempuan cantik itu sampai akhirnya Grace berkata, “Ga apa apa koq Bud kami seneng koq, btw Bud kamu bisa berdiri dulu ga?”
Budi pun menuruti permintaan Grace, “Kalian sini deh.” Lalu menarik tangan Jo dan Sam dan menyuruhnya untuk berlutut berdampingan tepat di hadapan Budi.
Jo bingung karena posisinya sangat dekat dengan kontol hitam Budi, “Ini kita mau ngapain?”
“Kita berdua mau pulang sekarang, kalian gesek kepala kontol kalian yang udah jadi klitoris itu sambil liatin kontol Budi, ga mau tau kalian harus crot, bayangin tuh kontol Budi obok obok kontol kita.” Ucap Grace pada Sam.
Cherry pada Jo, “Betul tuh, takutnya kalian kangen sama bentuk kontol kalian yang lama, tuh liatin aja, bayangin kalau itu kontol kalian dan bisa genjot memek kita lagi hahaha.” Cherry dan Grace pun tertawa bersamaan.
“Dah ya kita pulang dulu, mau luluran dan bersih bersih, Bud rekamin ya nanti kirim ke grup kita, bye bye budi.” Cherry dan Grace pun keluar gubuk itu meninggalkan kedua pacarnya yang sedang menggesek kepala kontol masing masing sambil melihat terus ke arah kontol Budi, membayangkan semua hal yang diucapkan pacar masing masing.
[2 minggu]
Singkat cerita selama 2 minggu Jo dan Sam diabaikan oleh pacar masing masing dan dilarang untuk mendekat, mereka hanya bisa melihat dari kejauhan sambil melihat mereka tertawa dengan ponsel masing masing. Dari jarak sangat jauh saja Jo dan Sam bisa melihat kalau mereka semakin cantik, kulitnya pun terlihat lebih mulus dari sebelumnya.
Mereka berdua membayangkan seorang penggali kubur hitam dan dekil bersetubuh dengan 2 perempuan cantik, chindo, putih, dan mulus. Bahkan toket Cherry saja semakin besar dari waktu ke waktu, jo benar benar ngiler melihatnya, tentu ingin sekali meremas dan melumatnya.
Meski diabaikan selama 2 minggu tentu saja Jo dan Sam tidak lepas dari keisengan pacarnya masing masing, Cherry dan Grace sepakat menyuruh Jo dan Sam memakai lingerie dan masturbasi hanya dengan menggesekan kepala kontolnya ke guling masing masing, mirip seperti perempuan masturbasi, mereka dibebaskan untuk orgasme, namun dengan syarat 1x crot harus membayar uang 200 ribu pada Budi dan video rekaman mereka disebarkan ke grup cuckold.
Sialnya Jo dan Sam malah ketagihan dengan masturbasi dengan cara seperti itu sehingga mereka terus mengirimkan uang pada Budi setiap kali mereka ingin crot.
Sampai akhirnya setelah sekian lama menunggu, tibalah waktu yang ditentukan, dengan antusias Jo menjemput Sam, Cherry, dan Grace dengan mobilnya, Jo dan Sam duduk di kursi depan lalu Cherry dan Grace di kursi belakang.
“Gimana rasanya diabaikan plus dapet task dari kita?”
“Enak.” Jawab Jo dan Sam bersamaan. Cherry dan Grace pun tertawa
Sambil mengusap dan meremas toketnya sendiri, Cherry bertanya, “Sayang gimana toket baru aku? Bagus ga?”
“Bagus banget sayang, pasti empuk banget rasanya.”
“Jelas dong, pantat aku juga udah aku gedein loh.” Jawab Cherry sambil semakin kuat meremas toketnya, Jo yang menyetir langsung melotot melihat tingkahnya, “sekarang kalian liat ke depan terus ya, ga boleh liat ke belakang, awas kalau ngintip kita turun sekarang juga, iya kan Grace?”
“Iya, kita mau lesbian sampai bugil sambil live, awas kalau kalian ngintip.”
“Live stream dimana sayang?” Tanya Sam.
“Ga usah banyak tanya, liat ke depan.”
Jo dan Sam pun menurut dengan melihat ke depan, setelah hening selama 5 menitan terdengar suara kecupan seseorang yang diiringi dengan suara lumayan lidah yang saling beradu, Jo dan Sam pun melotot, keduanya terlihat sangat tegang, jika masih punya kontol pasti sekarang sudah sangat tegang, namun sayang, kontolnya sudah lemas dan tidak bisa tumbuh lagi sehingga hanya kepala kontol saja yang kedutan, mereka berdua ingin sekali melihat kebelakang apalagi melihat Cherry dan Grace lesbian, kapan lagi melihat 2 perempuan cantik yang selalu mereka rawat saling memuaskan satu sama lain.
Tidak begitu lama terdengar suara desahan dan kocokan yang sangat cepat dan saling bersahutan, sudah dipastikan kalau mereka sudah saling ngocok dan mungkin saling remas toket besar juga.
Selama setengah jam diperjalanan, suasana begitu tegang dan menyiksa kedua lelaki itu, sampai akhirnya Jo berkata, “Sayang, maaf nih bukannya mau ganggu, tapi kita udah nyampe.” Tidak ada jawaban namun terdengar pergerakan, lalu setelah sedikit hening, sam kembali bertanya, “Kita udah boleh liat??”
5 menit kemudian, terdengar jawaban Cherry, “Boleh.” Jo dan Sam pun langsung melihat kebelakang dan melotot melihat keduanya sedang merapikan diri masing masing.
“Yuk sayang, keburu telat.” Cherry dan Grace langsung turun dari mobil Jo sementara Sam dan jo menyusul dari belakang.
Setelah melewati beberapa pekuburan akhirnya mereka pun tiba kembali di gubugBudi, tanpa mengetuk duluan Grace langsung membuka pintu tersebut, terlihat Budi dan ibunya sedang makan siang, “ayo sini ikut, kita makan dulu sebelum kita tukar keringat.”
“Iya ibu.” Mereka berempat segera masuk dan duduk di atas karpet usang, mereka sama sama menyantap hidangan yang dibuat oleh Halimah sendiri, hari itu spesial Halimah membuat makanan sangat banyak supaya kuat dan bertenaga.
Akhirnya setelah 10 menit mereka pun selesai makan sambil ngobrol, Jo baru sadar, “wah kainnya koq makin lebar ya? Perasaan sekarang makin tinggi, dulu kalau ga salah cuma 1 meter doang.”
“Hihihi iya dong sayang kan aku yang suruh, soalnya kita mau pertunjukan dulu.”
“Apa tuh??” Jo pun bertanya dengan tampang penasaran.
Cherry lalu membalas sambil melihat pada Grace, “Mau sekarang sayang?”
“Boleh aku juga udah ga sabar nih pengen gila gilaan ahahaha.”
Jelas saja Sam dan Jo semakin penasaran, “Kalian mau ngapain sih?”
Grace menjelaskan, “Jadi sebelum kita threesome, Budi pengen liat kita ngelakuin sesuatu dulu hihihi kalian pasti penasaran soalnya selama bertahun tahun kita pacaran ga pernah ngelakuin ini.”
“Ya apa!?” Tanya Jo dan sam bersamaan.
“Hihihi nanti kalian tau deh, yuk sayang.” Grace pun berdiri diikuti dengan Cherry dan menyuruh Jo dan Sam duduk di atas kasur milik Halimah sedangkan mereka berempat berada dibalik kain putih yang panjang membentang tersebut.
Tiba tiba musik EDM diputar dari ponsel seseorang dan lampu tumblr yang berada di tembok pun menyala sehingga bayangan mereka jelas terlihat di atas kain, Grace lalu berkata, “selamat menikmati wayang orang yang sayang hihihi.”
“Kita mau striptease loh hahaha.” Segera setelah Cherry berkata demikian terlihat bayangan Grace dan Cherry menggoyangkan tubuhnya dengan sangat erotis. Jo dan sam langsung membayangkan pasti indah sekali melihat 2 perempuan cantik sedang menggoyangkan tubuhnya sangat sexy sambil membantu melepaskan pakaian masing masing.
“Uuhh gila pasti sexy banget.”
“Bener Jo, gw ngebayangin tubuh montok Grace goyang sexy gitu, pasti manteb.”
Tidak begitu lama mereka menggoyangkan tubuhnya, kini kedua perempuan cantik itu sudah telanjang, terlihat dari puting mereka yang terlihat mencuat, “sayang kita mau colmek dulu, jangan ngiler ya sayang.”
Bayangan Grace dan Cherry pun terlihat duduk bersebelahan sambil melebarkan kedua kakinya, terlihat tangan mereka mulai mengocok memek dan meremas toket masing masing, tidak begitu lama terdengar desahan yang sangat vulgar, “Oohh oohh.. Uuhh uuhh..”
“Aahh aahh enak sayaang.. Oohh ayo colmekin punya aku.. Biar aku colmekin punya kamu sayang..”
Tidak begitu lama terlihat pergerakan tangan mereka saling colmek dan mulai ciuman, meski hanya siluet saja namun sudah membuat Jo dan Sam senang, apalagi Budi yang melihat dengan mata sendiri.
“Uuhh gimana Budi sayang, kamu suka??” tanya Grace dengan suara nakal.
“Suka banget, kalian benar benar sexy.”
Jo berkata, “Hoki banget sih lu bud, bisa liat Cherry dan Grace colmek, lesbian, dan striptease, kita aja selama bertahun tahun pengen liat mereka kaya gitu ga pernah mau iya ga sam?”
“Yoi, pasti indah banget ya pemandangannya bisa liat mereka striptease dan lesbian?”
“Hehehe ya maaf, kalau gitu aku larang pacar kalian buat colmek dan lesbian di depan kalian deh.”
“Ah bud yang bener aja, masa kita ga boleh liat cewe kita colmek lagi sih? Apalagi kita ngarepin banget loh pengen liat mereka lesbian.”
“Ga boleh, iya ga?” Tanya Budi pada kedua perempuan itu.
“Iya, iya sayang, kita ga kan pernah mau lagi koq bugil depan pacar tanpa izin kamu, kita juga bakalan colmek dan lesbian depan kamu doang, biar pacar pacar kita cuma ngebayangin doang, iya ga sayang?”
“Uuhh bener banget Grace.” Dan terdengar mereka kembali ciuman, bukannya marah, jo dan Sam malah semakin tegang menanggapinya.
Setelah puas melihat kedua perempuan cantik itu lesbian, Budi lalu meminta, “Sekarang kalian lesbian dong sama ibu, aku pengen liat.”
“Boleh, sini bu.”
Sambil tersenyum Halimah pun masuk ke kasur usang dan kotor yang sangat tidak nyaman itu, kemudian duduk diantara kedua perempuan itu dan terlihat bayangan Grace ciuman dengan Halimah, begitu juga dengan Cherry yang mulai menaikan baju Halimah dan mengulum toket jumbonya.
“Jilmekin ibu dong, ibu udah lama nih ga ngerasain gituan.” Pinta Halimah setelah melepaskan ciumannya.
“Iya bu.” Grace pun menurunkan tubuhnya dan menurunkan celana Halimah, beberapa saat kemudian terlihat bayangan Grace mendekati memek Halimah dan mengulumnya tanpa ragu
“Oohh oohh enak sayang.. Oohh akhirnya ibu ngerasain lagi rasanya di jilmek.. Eemmhh terus sayang aahh aahh makin kuat lagii..” Halimah pun mericau tidak karuan menikmati jilatan Grace dan kuluman Cherry di kedua toketnya, sementara itu Budi hanya terdiam menikmati lesbian tersebut.
“Bu, boleh sekarang ga? Budi ga tahan.” Ucap Budi sambil mengusap tonjolan celananya
“Ya udah buka dulu nak.” Budi pun melepaskan seluruh pakaiannya dan terlihatlah kontol yang jauh lebih besar dan jauh lebih panjang dari sebelumnya, lebih dari 30 cm dengan lingkar yang sangat besar.
Jangankan Jo dan Sam, bahkan kedua perempuan itu pun melotot melihat perubahan kontol Budi yang benar benar masiv, bukannya takut Grace malah berkata, “Uuhh pasti lubang kita jebol Cher di hajar kontol segede gitu.”
“Uuhh jelas banget Grace, jadi ga sabar.”
“Bu, penasaran rasanya di sepong, boleh ga..”
“Boleh.” Ucap Grace sambil menarik tangan Budi masuk ke atas kasur, Terlihat bayangan Grace yang sedang menungging sedang mengulum kontol jumbo Budi, sedangkan Halimah kembali merapikan pakaiannya dan Cherry menungging di belakang Grace menikmati pantat dan memeknya dari belakang. Sungguh pemandangan sangat erotis, sayangnya hanya bisa dinikmati oleh Budi seorang.
Tiba tiba saja lampunya gelap dan Jo langsung protes, “Loh koq dimatiin? Kita lagi enak enakan liat!”
Namun Halimah yang keluar dari kasur langsung tersenyum pada mereka, “Ga boleh sayang sayangku, nanti biar mereka aja yang ceritain ya, sekarang kalian bayangin aja.”
“Terus kita gimana dong?”
“Ayo dipake strapon nya, sekarang layanin ibu.” Sambil jalan dan rebahan di kasurnya. Jo dan Sam pun melotot, tidak menyangka bahwa semua ini akhirnya akan terjadi juga, Halimah pun melebarkan kedua tangannya, “Sini Sam, cium ibu, kamu yang lebih ganteng loh.”
“I.. iya bu..” dengan ragu ragu Sam pun mendekati perempuan tua dan keriput itu, saat masih memakai pakaian saja penampilannya sangat mengerikan apalagi sekarang harus ciuman dengannya.
“Tapi ibu ga mau asal tempel loh, kamu harus french kiss ya.”
“I.. iya..” Sam pun dengan ragu mendekati bibir Halimah dan akhirnya kedua bibir berbeda usia itu pun mulai ciuman dan saling melumat satu sama lain. Sam bahkan tidak bisa menggambarkan bagaimana rasanya, apalagi dengan rasanya yang tidak karuan.
“Nah cukup sekarang kamu sayang.” Ucap Halimah pada Jo.
Jo pun mengangguk dan akhirnya mendekati bibir Halimah dan melakukan seperti yang dilakukan Sam barusan. Rasa dan sensasinya benar benar tidak bisa mereka bayangkan sebelumnya, ada rasa aneh menjalar di sekujur tubuh.
Selama 20 menit mereka terus menggilir bibir Halimah sampai akhirnya mereka terbiasa dan mulai menikmati sensasi nikmat dari ciuman itu, “Ayo kalian suit, yang kalah jilmek punya ibu, yang menang kulum toket ibu.”
Mereka sedikit curiga mendengar yang kalah justru dapat memek, sampai akhirnya mereka suit dan dimenangkan oleh Sam. Sam lalu menaikan baju Halimah dan melepaskannya, mereka terkejut melihat ukuran toket Halimah yang sangat besar, Sam pun mulai mendekati toket jumbo tersebut, mengulumnya dan meremasnya, meski baunya tidak karuan namun Sam cukup puas dengan rasanya, apalagi sangat empuk dan besar, “Uuhh enak sayang? Ini toket tadi dikulum sama Cherry loh.” Mendengar pacar sahabatnya, Sam malah semakin semangat mengulum toket tersebut.
Kini giliran Jo yang menurunkan celana milik Halimah, benar saja kecurigaannya, ternyata memek Halimah sangat jelek, sudah terbuka lebar, dengan bulu yang sangat rimbun, bahkan baunya pun sangat luar biasa, dari jarak 1 meter saja sangat tercium jelas.
“Ayo jilmek, tadi aja Grace semangat koq jilatin memek ibu, kulum yang bener loh, pokoknya ibu ga kan berhenti sebelum ibu puas dengan jilatan kamu.”
“Baik bu.” Dengan terpaksa Jo pun mendekati memek jelek tersebut dan berusaha menikmatinya meski rasanya tidak jelas.
Untung saja terdengar desahan dari balik kain, “Uuhh uuhh aahh.. Enak banget sayaang oohh ayo jebol memek akuu aarghh aahh..” Grace pun mengerang keenakan. Wajar Budi memilih Grace duluan karena lebih montok dan lebih tobrut ketimbang dengan Cherry. Berbarengan dengan itu terdengar suara kuluman dan jilatan yang sangat kuat.
“Oohh enak bangeett ternyata gini rasanya ngentott.. Ayo sayang kamu juga yang bener jilatin lubang pantat aku.” Terjawab sudah suara kuluman tersebut, ternyata Cherry sedang rimjob pantat hitam Budi.
Mendengarkan pacarnya duluan yang dientot, Sam merasa sangat senang dan semakin semangat mengulum toket jumbo Halimah, begitu juga dengan Jo ketika tahu kalau pacar cantik dan feminimnya di lecehkan dengan menjilat pantat hitam dan bau Budi.
Mereka pun terpancing mendengar suara desahan dan [PLOK PLOK] yang sangat jelas terdengar dan Halimah mulai tidak tahan mendengar suara desahan itu, “Ayo sayang sekarang genjotin ibu, udah ga kuat.” Jo pun dipilih untuk menggenjot Halimah duluan dengan strapon sementara Sam berlutut di sampingnya mengacungkan dildo pada tengah strap miliknya.
“Aahh nikmat sayang.. Ayo dorong lebih dalem lagii.. Aahh aahh.. Kamu anggap lagi ngentot aja.. Ayo anggap dildo ini kontol kamu sendiri.” Halimah pun menyemangati Jo dan dengan birahi Jo pun memaju mundurkan dildo itu menganggap seperti kontol sendiri.
“Aahh aahh iya enak sayaang oohh oohh.. Sini sini.. Ibu pengen cium kamu.” jo pun pelukan dengan Halimah dan saling ciuman, Jo benar benar berusaha menikmati genjotan yang tidak terasa itu, dan berusaha menikmati bibir Halimah yang tidak karuan itu.
Sementara itu Sam hanya bisa meremas bagian sisi toket Halimah, menonton, sambil mendengar desahan pacarnya dari balik kain putih itu, tiba tiba Halimah melepaskan ciuman itu dan mengambil dildo Sam dan mengulumnya sambil menikmati genjotan Jo.
Berbeda di balik kain ini, budi benar benar rakus mencium bibir Grace sambil meremas toket jumbonya dan lubang pantat yang masih di jilat oleh Cherry, “aahh aahh enak banget memek kamu Grace, hoki ya Sam bisa ngentot memek kamu selama bertahun tahun.”
“Kenapa sayang? Kamu ga suka??” Tanya Grace sambil merangkul pundak Budi dan menatapnya dengan pandangan sayu.
“Ya iri aja, abis ini Sam bisa ngentotin kamu sepuasnya.”
“Kalau gitu aku ga kan dientotin Sam lagi sebelum kamu izinin, kan kamu juga tau kalau Sam udah ga punya kontol, punyanya klitoris.”
“Hahaha benar juga sih..” Budi pun tertawa puas mendengarkannya, lalu kembali ciuman dengan Grace, sementara itu di balik kain Sam merasa panas sekaligus birahi mendengar ocehan pacarnya sendiri.
“Ganti posisi sayang, sekarang kamu WOt aku.” Grace pun menurut dan menaiki tubuh Budi, “Nah kamu sekarang jilatin pantat Grace.”
“Uuhh jilat pantat lagi, asiikk.” Grace pun merebahkan dirinya di atas tubuh hitam Budi sambil ciuman, Grace mulai menggoyangkan pinggulnya menikmati kontol jumbo budi sekaligus lumayan sahabatnya di lubang anusnya.
“Jo, gantian dong, gw udah mulai gatel nih.”
“Ga perlau gantian sayang, kan ada pantat ibu.” Halimah pun memiringkan tubuhnya dan menaikan satu kakinya, dengan semangat Sam pergi ke belakang tubuh Halimah dan langsung memasukan dildonya ke dalam ansunya. “Uuhh nah kaya gitu sayang.. Aahh aahh enak banget digenjot depan belakang.”
Meski tidak merasakan apapun namun Jo dan Sam terlihat sangat puas dengan menggenjot kedua lubang Halimah yang sudah jelek, bahkan mereka pun sampai rebutan ciuman dengan Halimah, “Oohh oohh nikmat.. Nikmat bangeett oohh..” Halimah pun mendesah keenakan sementara kedua lelaki ini benar benar merasa hampa, namun sensasinya membuat nafsu mereka semakin kuat.
Lalu terdengar kembali suara budi, “udah ah, aku mau coba memek satunya lagi, caranya gini, kamu rebahan, nah kamu diatasnya.”
“Hah? Ga salah, berat sayang.” Protes Cherry yang ternyata berada di posisi paling bawah.
“Hahaha sengaja, kamu kan seneng di siksa, makanya kita timpa berdua.”
“I.. iya sih.. Ya udah lah.” Cherry pun pasrah dan Grace langsung menaiki tubuh Cherry, “Aarghh berat bangett.”
“Hahaha tahan ya sayang.” Budi pun memasuki kontolnya ke memek Grace dan kembali menggenjotnya, tidak puas hanya sampai disitu, Budi sampai merebahkan dirinya diatas tubuh Grace untuk mengulum 2 toket jumbonya.
“Eemmhh berat bangeet..” Protes Cherry namun dia tidak memberontak dan berusaha menikmati siksaan ini. Jika Jo dan Sam bisa lihat kini Grace sedang rebahan di atas tubuh kecil Cherry dengan memunggunginya, diatasnya terdapat Budi yang sedang pelukan dengan Grace dan mengulum toket sambil menggenjot memeknya sangat kasar dan sekuat tenaganya.
“Sekarang ganti memeknya.” budi pun melepaskan kontol dari memek Grace dan memindahkan ke memek Cherry.
“Oohh kepenuhan sayaang.. Aaahh ga masuk.”
“Uuhh nikmat banget, memek kamu jepit banget sayang, aku jebolin ga apa apa ya, supaya memek kamu semakin melar?”
“Aargh iya sayang, paksa aja masuk terus, jebolin memek aku.”
Mendengar memek kecil Cherry akan dijebol tentu membuat Jo semakin semangat menggenjot memek Halimah sampai ibu itu mendesah keenakan, “Oohh oohh terus sayang aahh kamu kayanya seneng ya denger pacar kamu dijebol, kalau gitu, bud rusakin memek Cherry biar Jo makin semangat genjot ibunya, kalau perlu double fisting juga.”
“Oohh siap bu, pokoknya Budi ancurin nih memek rapet dan nikmat hahaha.”
Benar saja setelah mendengarkan itu Jo semakin semangat menggenjot memek Halimah dengan strapon yang dipakainya, Sam pun tidak ingin kalah dari temannya, “Bud, jebolin memek Grace juga dong, kalau bisa sama pantatnya jugaa.”
“Aahh pasti, nanti gw fisting ini 2 memek biar kalian dapetin memek jebol doang.. Oohh nikmat banget sih memek lu Cher..”
Dan singkat cerita selama 1 jam lebih Budi terus menggilir kedua perempuan cantik itu, Jo dan Sam pun giliran menggenjot anus dan memeknya dengan strapon tanpa merasakan enak sedikit pun, sampai akhirnya Budi pun tidak tahan lagi, “Bro, gw boleh crot di dalem memek ga?? Sumpah kayanya enak banget rasanya, kalian kan udah sering.”
Jo dan Sam pun saling tatapan dengan pandangan terkejut, selama berbuat mesum dengan pacarnya tidak sekalipun mereka pernah orgasme karena selalu dilarang oleh pacarnya, namun kini harus merelakan memek pacarnya disemprot sperma lelaki lain yang tentu bisa membuat hamil.
Namun bukannya menolak Jo malah berkata, “buang aja bro, gw seneng malahan kalau cewe gw hamil anak lu.”
“Iya bro gw juga, hamilin aja kalau perlu.”
“Uuhh manteb, kalau gitu kalian ga usah ngentotin pacar kalian lagi ya, biar gw aja sampai mereka hamil anak ke tujuh.”
Jo dan Sam semakin senang mendengar larangan Budi dan niatnya untuk membuat 7 anak pada Grace dan Cherry.
“Wah lu mau bikin 7 anak sama Cherry? Asik, nanti kalau kita dah nikah lu entot tiap hari ya.”
“Sama bud, nanti kalau gw nikah juga lu sering sering ya ngentot sama Grace, tenang kita ga kan sentuh mereka sama sekali koq, iya kan Jo?”
“Yoii Jo cewe cewe kita 100% milik lu.” Balas Jo sambil semangat menggenjot Halimah.
“Aahh siap, mulai sekarang gw bakalan terus crot di memek mereka, aah mantaab.”
Selama berjam jam, dari pukul 10 siang sampai hari sudah gelap, mereka semua orgy tanpa henti, Jo, Sam, Cherry, bahkan Grace, mereka tidak menyangka kalau Budi dan Halimah sangat hypersex. Saat Jo dan Sam sudah berpakaian, terlihat Budi sedang dipeluk oleh Cherry dan Grace dan ketiganya sudah terlelap, “Duh gimana ini? Pada tidur Jo?”
“Waduh, bangunin deh”
Namun Halimah segera menghentikan langkah Jo, “Eh jangan, emang pacar kalian udah bilang sama ibu kalau mau nginep disini, katanya kalian pulang duluan, nanti jemput lagi, sekalian bawa pakaiannya.”
“Loh kenapa??” Tanya Jo sambil menerima pakaian yang berserakan.
“Ya gatau, ibu juga dapat perintah dari pacar kalian.”
Akhirnya sam dan jo pun pasrah dan mengambil pakaian Cherry dan Grace, lalu saat di depan pintu, Jo bertanya kembali, “besok jemput jam berapa bu?”
“Besok? Jemput ibu?”
“Bukanlah, pacar kita.”
Halimah membalas, “Oh, bukan besok, nanti minggu depan, katanya mereka pengen nginep seminggu disini.”
“Ga pake baju?!!”
“Iya dong hihihi kata mereka biar seru.”
Mereka pun terkejut dan saling tatapan, setelah itu mereka pun pamitan pulang sambil berkata, “Titip Grace dan Cherry ya bu.” Lalu pergi sambil membawa pakaian mereka namun meninggalkan ponsel dan chargernya.