ini hanyalah hiburan semata, jangan BAPER!
“Yah, yah, kita jadi liburan kan? Yaa? Yaa? Yaa? Katanya kalau aku bisa baca ayah mau ngajak liburan.”
“kamu sudah bisa baca? Coba sini ayah tes”
Sang ayah lalu memangku anak itu dan membukakan buku dihadapannya. Sang anak pun mengeja dan membaca dengan lancar kata-kata dalam buku itu.
“Wah, anak ayah hebat”
Kata ayahnya sambil mengelus rambur sang anak.
“Jadi kan yah liburannya?”
“Iya”
“Asikk..” Si anak yang kegirangan segera menghampiri ibunya.
Beberapa hari berselang, anak lelaki berdiri di depan kaca. Sebauah kaos bergambar ia gunakan, dilengkapi dengan celana hitam pekat. Rambutnya yang tak terlalu panjang kini sedang disisir ibunya.
“Gantengnya anak mamah” Kata ibunya sambil mencium pipi sang anak.
Si anak tersenyum polos.
“Adek panggil ayah ya, mamah mau ganti baju dulu.”
Si anak lalu berlari dengan penuh semangat ke ruang kerja sang ayah.
“Ayahh.. Ayok buruan.”
Anak itu membuka pintu ruang kerja dan tak menemukan sang ayah disana.
“Ayahh..”
Anak itu mencari di kolong meja namun tak ada apa-apa. Ia lalu naik ke atas kursi dan membaca tulisan di meja itu.
“S-u-s-p-e-c-t. Suspec?” Baca si anak bingung.
Lalu ada sebuah foto pria dengan tulisan disampingnya.
“W-i-j-a-y-a. Wijaya H-a-n-d-o-k-o. Handoko.”
Anak itu kemudian melihat tulisan yang ada di bawahnya dan mendapati font-nya semakin kecil. Ia mengerutkan dahi semangatnya untuk membaca hilang, ia pun lalu pergi untuk mencari ayahnya lagi.
“Ayahh..” Teriak si anak.
Ia pun mencari ke seluruh bagian rumah namun tak menemukan ayahnya.
“Broomm..”
suara mobil terdengar. Sia anak pun langsung ke teras rumah.
“Ayah.. Aku cariin juga”
Si ayah cuma tersenyum sambil terap mengelap body mobil.
“Naik ~ naik ~ ke puncak gunung ~”
Si anak bernyanyi riang bersama ibunya, membunuh rasa bosan dalam lamanya perjalanan.
Ia juga melihat pemandangan perkebunan khas dataran tinggi di samping kanannya…
Hatinya riang…
Rasanya bahagia..
Namun semua berubah, tiba-tiba sebuah mobil jip dengan kecepatan tinggi menabrak mobil mereka dari belakang dan membuat kaget.
Si anak ketakutan.
Si ayah mencoba mengendalikan mobil, tapi mobil mereka kembali di tabrak dari samping.
“Aaaa…!!!”
Mobil menerobos pembatas jalan dan jatuh kejurang.
Bang!
“…………”
“Ukh…” Si anak tersadar, ia merasa sebagian tubuhnya begitu menyakitkan.
“yah…” Seru si anak.
“…”
“Mah..”
“…”
Tak ada balasan.
Si anak lalu melihat ke dua orang tuanya berlumuran darah.
Ia panik.
“Mah.. Mah…” Ucapnya sambil menggoyangkan tubuh ibunya, namun tak ada respon.
“Yah, mamah kenapa?” Tanyanya khawatir pada ayahnya yang matanya terbuka lebar.
“Yah,.. Yah..” Ayahnya juga tak merespon.
Mata si anak mulai berair, ia kembali memanggil – manggil orang tuanya tapi tak ada jawaban.
“Mah.. Hiks.. Yah.. Hiks.. Hiks..”
+++++++++++++++
Seorang pria paruh baya sedang berjalan menyusuri hutan untuk mencari makanan.
“Hiks. Hiks..” Terdengar suara tangisan diantara suara binatang liar.
Ia menutup matanya dan memfokuskan pendengarannya.
“Hiks… Hiks..”
Ia pun mulai berjalan menuju sumber suara. Ia menemukan sebuah mobil yang rusak cukup parah. Di dalamnya, penumpang depan dan supir telah tiada. Dan di belakang ada anak kecil yang tak sadarkan diri. Ia lalu membuka pintu dengan paksa dan mengeluarkan si anak.
“Hm..” Ia mengecek keadaan si anak. “Lengan patah, tulang rusuk juga… Kau beruntung bertemu dengan ku.”
Ia lalu membawa anak kecil itu ke gubuk miliknya.
Hari berganti, minggu pun berlalu tak terasa sudah berbulan-bulan si anak lelaki tinggal bersama pria misterius itu. Awalnya ia masih trauma dengan kematian orangtuanya, namun denga kasih sayang dan pengertian yang di berikan, si anak sudah kembali normal bahkan ia sudah mulai terbiasa menyisir hutan di lereng gunung. Ia juga berteman dengan seekor bayi kucing hutan yang kelihangan induknya akibat pemburu.
Suatu hari ia melihat si pria duduk bersila di atas batu.
“Sstt..”
Ia memberi kode ke maomao (nama kucing hutan).Ia berniat mengejutkan si pria, tapi hal aneh terjadi…
Swoshh..
Angin berhembus…
Dedaunan kering yang tadinya tergeletak tiba-tiba tebang dan mengelilingi pria itu. Lalu dengan gerakan tangannya dedaunan itu menyebar ke seluruh penjuru arah.
Woow…
Mata anak itu berbinar.
AVATAR!
(ang, itukah kau??)
Bocah lelaki itu kemudian menghapiri pria itu.
“Kakek, kakek.. Tolong ajari aku mengendalikan angin.”
Si kakek tersenyum.
“Itu namanya tenaga dalam..”
“Ah, tolong jari aku ya, ya, ya.. Pliss..”
“Baiklah, sebaiknya kau bersiap karena latihannya tidaklah mudah.”
“Asikk… Hore… Aku bisa jadi avatar..” Ucap anak itu tak menghiraukan ucapan kakek itu.
“sebaiknya kamu istiraht, matahari hampir tenggelam.”
“Yah, aku kan masih mau main sama maomao” Ucapnya sambil mengegendong kucing itu.
Si kakek hanya tersenyum meilihat tingkah anak itu.