Perkenalkan aku adalah Bagus 35th, seorang laki2 beristri dan sudah mempunya buntut. cerita ini adalah perjalanan hidupku yang tak tahu akan sampai kapan akan berakhir, berpetualang dari satu binor kebinor yang lain. Aku bukanlah seorang playboy yang bermodalkan wajah rupawan dan badan proporsional ataupun seorang pria berkantong tebal, bukan pula seorang penjahat kelamin.
Aku yang dari jaman sekolah tidak pernah tertarik untuk berpacaran dikarenakan merasa tidak tampan dan jelek, perut yang buncit dan tidak pernah bisa tampil rapi walau sempat punya pacar dan menjadi selingkuhan seorang wanita.
Tapi entah mengapa semua berubah setelah saya menikah dan malah baru nakal. Dan hingga saat ini mempunyai beberapa kekepan binor(aku tidak suka menyebutnya selingkuh. Karena tidak suka dengan kata2 itu).
Dan dari sini kisah dimulai dari binor pertama. Ini kisah berdasarkan ingatanku dan mungkin ada sedikit tambahan.
1. Devi.
Dia adalah mantan saya waktu SMP dulu. Disebut mantan karena kita di jodohkan oleh teman2 satu kelas bukan karena aku suka padanya, tapi aku tidak tahu apakah dia suka padaku. Berjalan tiga bulan setelah jadian aku sama sekali tidak pernah berbicara atau jalan dengan dia karena kala itu aku tidak tahu pacaran itu seperti apa. Dan hubungan kami berjalan dari kelas 1smp sampai kelas 2smp. Walau dalam rentang waktu itu kita berhubungan tapi tidak ada yang spesial sampai akhirnya aku putuskan untuk mengakhiri hubungan itu dikarenakan memang dari awal aku tidak ada rasa sama si Devi.
Setalah lulus SMP Devi memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah entah dengan alasan apa waktu itu, walau setelah aku berhubungan lagi dengan dia akhirnya aku tahu dia tidak mau pusing dengan sekolah makanya tidak lanjut.
Ketika aku memasuki kelas 3sma Devi datang lagi padaku menemuiku dan mengatakan bahwa dia akan menikah dan memintaku untuk membagikan undangannya.
Akupun tak keberatan membantunya. Selang satu Minggu akupun datang kerumahnya untuk mengambil undangan untuk aku berikan ke teman2 SMP dulu.
D=Devi
B=bagus(aku)
I= ibu Devi
D: makasih ya sudah mau datang kerumah
B: iya gapapa, toh cm ini yang aku bisa bantu
Dia sambil menatapku setengah malu2 karena dulu benar2 kita tidak pernah ada komunikasi justru baru kali ini kami bisa bicara sedekat ini
Hari pernikhanya pun tiba
Aku yang datang bersama teman2 SMP dulu pun di bercandain habis2an sampai akhirnya kami semua naik ke pelaminan dan mengucapkan selamat
I: waduh mas bagus datang juga kirain ibu gak datang lho
B: iya Bu datang kok ini bareng teman2 sekolah Devi juga dl.
Momen awkward pun terjadi di atas pelaminan tak kala ini Devi bicara padaku
I: maaf ya nak bagus, Devi ibu nikahkan habisnya nak bagus gak datang2 buat lamar Devi
B: eh iya Bu maaf (dalam hatiku, ya elah Bu masih kelas 3sma masa suruh nikahin anak ibu mau di kasih makan apa coba?)
15tahunpun berlalu, kita di pertemukan kembali dalam sebuah reuni kecil2an di 2015
D: hai Gus apa kabar,
Sapanya waktu itu
B: baik Dev kamu apa kabar suami jg gmn kabarnya?
Tanyaku basa basi
Akhirnya kita pun bertukar nomor wa. Dan dari sinilah semua berawal perjalan dan cerita lendir itu dimulai.
Berawal saat dia sudah mulai nyaman denganku dan bercerita tentang semua permasalahannya dengan sang suami, akupun hanya menjadi pendengar setianya saja sambil sesekali aku kasih masukan dan saran ke dia. Hingga disuatu ketika dia chat begini
D: kapan2 ketemu yuk aku pengn banyak cerita ma kamu
B: ayo j kapan?
D: kamu kapan balik ke kampung
(Posisiku waktu itu di kota dan dia dikampung)
B: Sabtu pagi aku jalan paling sampai siang
D: ya udah Sabtu ja pas kamu pulang sebelum ketemu keluargamu
B: ya udah mau ketemu dimana?
D: gak tau bingung aku soalnya belum pernah ketemu lelaki lain selain suami apalagi cm berduaan.
Dan otak jahatpun bekerja
B: bagaimana kalao kita ketemu di hotel
D: gak ah aku takut, gak pernah ketempat bgt
Dan akupun beralasan ke dia bahwa hotel itu tempat yang paling aman untuk bertemu. Dan aku juga tak perlu khawatir takut ada yang lihat.
Setelah janjian aku putuskan untuk cek in dl dan memberitahu Dia aku di hotel mana dan dikamar berapa. Sengaja aku cari hotel bintang 3 yang kalau datang motor bisa langsung parkir di depan kamar jadi dia gak malu2 untuk ketemu.
Waktu yang di tunggu pun datang. Didalam kamar dia banyak cerita tentang masalah keluarganya sampai tidak tau siapa yang memulai kita pegangan tangan dan ciuman.
D: aku belum pernah begini
B: tidak apa2 nikmati ja.
Akupun mencumbunya dan memainkan lidahku bergoyang2 di mulutnya. Ternyata dia juga menikmati dan membalas goyangan lidahku.
D:ehm…..akhm….emmuachmmmmm…….
sura yang keluar dari mulutnya. Sambil berciuman aku rangsan dia dengan meremas2 susunya yang masih terbungkus rapi, kerudungnya pun sudah aku acak2.
Sampai akhirnya aku buka semua pakaianku.
Dan setelah aku telanjang bulat dan dia tetap tiduran di ranjang hotel dia terus menatap konttiku. Dan akupun bertanya ke dia
B: kenapa (sambil tetap pegang kon-tiki di kocok perlahan)
D: aku takut
Balasnya
B: takut kenapa
D: ini pertama kalinya aku berbuat begini dan aku takut
Tapi tangannya masih fokus mengocok kontiku.
Aku pun berkata pada dia
B: ya udah kalau g mau gpp aku juga g akan maksa. Karena bagiku suatu hubungan itu tidak boleh adanya paksa.
Aku pun meredakan amarahku atas penolakannya. Siapa yang tidak emosi dikala sudah telanjang dan ada wanita di depanya hanya berduaan tapi tidak jadi eksekusi.
Akupun mencoba merayunya dan mencoba bersikap tenang
B: ya udah kalau memang g mau, aku bisa minta tolong g?
D: tolong apa
B: kita kekama mandi yuk bantu aku keluarin pakai tangan ja
Diapun tak banyak bicara dan aku Tuntung ke kamar mandi untuk mengocok kontiku. Didalam kamar mandi kita berdiri pas di depan pintu kamar mandi, sambil malu2 tangan kirinya mengocok kontiku dan tanga satuny memeluk pinggangku. Dia memeluk erat dan menempelkan kepalanya ke dadaku sambil sesekali melihat kontiku.
D: kok g keluar2
B: iya, emg lama kalu bgni. EMG kamu g mau bantu
D: aku takut g berani
Akupun masih dg tabah menahan emosi dan nafsuku. Karena aku juga tidak suka kekerasan kewanita karena wanita itu harus diperlakukan dengan lembut. Akhirnya setalah beberapa saat akupun crot dan kita sepakat untuk keluar dari hotel. Namun sebelum itu aku berpesan kepada dia
B: seandainya posisi tadi terjadi pada suamimu bagaimana? Sudah on sudah telanjang tapi tidak dilayani
D: dia pasti akan marah2.
B: begitu pula dengan aku. Aku sangat marah tapi aku tidak bisa. Karena kamu tidak mau. Aku hanya mau kalau kamu juga mau kalau tidak. Tidak akan ada kenikmatan dan keistimewaan dalam hubungan ini.
Aku adalah tipe yg lebih memilih memuaskan wanitaku ketimbang kepuasan diriku sendiri.
Akhirnya Devi pun pulang dengan membawa perkataanku tadi.
Next lanjutan saat sudah mulai memadu kasih