BAB – 1 ILUSTRASI
Di desa terpencil dan rumah kecil Sarmin 30th dan Sri 25th serta putri kecilnya yang bernama tahlita yang masih berusia 3th hidup dengan keadaan yang pas-pasan.
Sarmin yang bekerja sebagai buruh tani harus kehilangan pekerjaannya karena lahan yang biasa ia garap telah di jual oleh pemiliknya dan kini keluarga Sarmin hanya berharap pada Sri istri sarmin yang bekerja sebagai tukang cuci.
1 bulan berlalu keuangan keluarga Sarmin semakin tak mencukupi.
Sarmin yang sudah kesana kemari mencari pekerjaan hasilnya tetap saja nihil
Ia suah mencoba kepasar untuk menjadi kuli angkut tetap saja tidak ada karna barang lagi susah dan kuli angkut pun banyak yang nganggur.
Ketika di perjalanan pulang tiba-tiba truk pengangkut pasir membunyikan klakson dan mengagetkan sarmin yang sedang berjalan.
Dan truck itu berhenti tepat di depan sarmin.
Ternyata yang turun itu bejo teman lama sarmin
“Kamu kenapa min jalan kok sambil melamun”
“Gimana kabarmu min” “Ucap Bejo”
“Kabarku lagi gak baik jo aku sudah kesana kemari tetap saja tidak dapat pekerjaan” “Ucap Sarmin”
“Lah kamu bukan sedang menggarap sawahnya pak djarot” “Ucap Bejo”
“Sawahnya sudah di jual Jo buat berobat istrinya pak djarot” “Ucap Sarmin”
“Ya Sudah kamu ikut aku saja kebetulan aku lagi ada proyek kurang orang” “Ucap Bejo”
“Wah kamu sudah jadi bos ternyata jo?” “Ucap Sarmin”
“Bukan min aku cuma mengawasi saja alias mandor belom jadi bos min… ” “Ucap Bejo”
“Ya sudah saya jalan lagi besok saya jemput kamu sekalian beli bahan-bahan material” “Ucap Bejo”
“Oke jo Terima kasih yah hati-hati di jalan” “Ucap sarmin”
“Kedua sahabat itupun berpisah”
Sarmin yang tadi berjalan dengan gontai dan melamun kini Berjalan dengan semangat dan penuh senyum tak sabar ia ingin mengabari istrinya kalau dia besok sudah bekerja.
Sementara di rumah Sri sedang mencuci di buat kaget oleh teriakan suaminya.
“Bu Bu Bu” “Teriak Sarmin”
“Ada apa toh mas teriak-teriak” “Ucap Sri yang bingung”
“Aku sudah dapat kerja dan besok aku berangkat” “Ucap Sarmin Begitu senangnya ”
“Syukur alhamdulillah kalo mas sudah dapat pekerjaan.”
“Memangnya kerja di mana mas ? ” “Tanya Sri”
“Tadi aku ketemu Bejo Teman masa kecil aku dan dia sudah jadi mandor katanya sedang nyari orang buat proyeknya” “Ucap Sarmin”
“Wah hebat kebetulan sekali yah mas” “Ucap Sri”
“Iya mungkin sudah jalannya dan besok Bejo mau jemput aku sekalian beli beli peralatan katanya” “Ucap Sarmin”
Keesokan harinya Sarmin sudah menyiapkan barang bawaannya untuk bekerja di tas kecil.
Tak lama kemudian datang Bejo dengan Truknya.
“Sudah siap semua min Barang bawaan kamu” “Tanya Bejo”
“Sudah ini di tas” Ucap Sarmin dengan menunjukkan tas bawaannya”
“Kamu bawa baju banyakan kamu mungkin pulang seminggu sekali bahkan bisa sebulan sekali gak mungkin bisa pulang pergi” “Ucap Bejo mencoba menjelaskan”
“Lah terus aku tidur dimana?” “Tanya Sarmin”
“Tenang ada mess kok di sana lagi pula kita kerja di kota proyek nya bukan bangun rumah kecil” “Ucap Bejo menjelaskan”
“Okelah aku ambil baju lagi” “Ucap Sarmin”
Sarmin lalu kembali kedalam untuk mengambil baju lagi dan Sri keluar untuk memberikan teh untuk Bejo.
“Teh nya mas di minum” “Ucap Sri”
“Oh Iyah makasih” “Ucap Bejo sambil mengambil gelas teh”
Tak lama sarmin pun keluar dengan tas yang lebih besar.
“Udah min ayo nanti keburu siang” “Tegas Bejo”
“Habiskan dulu teh mu jo” “Ucap Sarmin”
Bejo pun lalu mengambil gelas teh dan menghabiskannya
“Sudah ayo” “Ucap Bejo”
Sementara Sarmin berpamitan dengan Sri dan anaknya
“Bapak pergi kerja dulu yah kamu jangan nakal jagain ibu yah” “Ucap Sarmin kepada anaknya”
“Bapak pulangnya lama gak pulangnya bawa mainan yah” “Ucap tahlita pada bapaknya”
“Iya nanti kalo bapak gajihan bapak pulang bawakan kamu mainan” “Ucap Bejo”
“Mas pergi dulu yah kamu baik-baik di rumah” “Ucap Sarmin kepada istrinya”
“Iya mas hati-hati kerjanya” “Ucap Sri” Sambil menciun tangan suaminya
“Ayo jo aku sudah siap” “Ucap Sarmin”
Bejo berjalan menuju truknya di ikuti oleh sarmin.
Perpisahan begitu hangat Sri dan anaknya melambaikan tangan ketika trus mulai berjalan
Didalam perjalan kedua teman masa kanak-kanak itu saling berbagi cerita sampai mereka tak terasa sudah sampai di sebuah rumah yang menjadi mess tempat kerjanya.
“Kamu taruh barang-barangmu itu ada lemari kosong” “Ucap Bejo”
“Oh oke jo” “Ucap Sarmin sambil menaruh tas bawaannya”
Sudah selesai menaruh barang bawaan sarmin mereka pun berangkat ke tempat kerja dan mulai bekerja.
Sementara di rumah Sri sibuk dengan kerjaannya yaitu mencuci dan menyetrika.
Tak terasa sudah 1 minggu bekerja Sarmin mendapatkan gaji.
“Min ini gajian mingguan kamu” “Ucap Bejo sambil memberi uang”
“Wah makasih banyak jo” “Ucap sarmin sambil menerima uang”
“Maksudnya mingguan apa jo” “Tanya Sarmin”
“Mingguan itu hanya uang makan kalo gaji sebenarnya turun nya sebulan sekali di tambah lemburan kalo kamu kerja di luar jam kerja” “Ucap Bejo menjelaskan”
“Oh seperti itu” “Ucap sarmin”
Sarmin yang biasa kerja langsung di bayar kini harus menunggu sebulan nampak bingung
“Kalo gitu saya mau pulang dulu ngasih uang ini ke istri anak saya dulu” “Ucap Sarmin”
“Ya sudah kamu pulang dulu kasih uang ini besok-besok pulang nya sebulan sekali saja atau dua minggu sekali, jadi kamu ada penganan uang buat kamu makan atau ngopi di sini” “Ucap Bejo menjelaskan”
Memang seminggu pertama sarmin masih menumpang makan dan ngopi kepada Bejo.
Sarmin pun pulang dengan naik angkutan umum yang beritahukan bejo dan tak lupa mampir ke pasar untuk membelikan mainan tahlita.
Sesampainya di rumah.
“Assalamu’alaikum” “Ucap sarmin”
“Walaikumsalam” “Jawab Sri dari dalam”
“Mas sudah pulang?” “Tanya Sri saat membuka pintu”
“Tahlita mana bu?” “Tanya sarmin”
“Dia sudah tidur” “Jawab Sri sambil membuatkan kopi untuk suaminya”
“Padahal aku belikan mainan untuk dia” “Ucap sarmin”
“Kopinya mas” “Ucap Sri” Sambil menaruh kopi di meja
“Mas sudah makan?” “Tanya Sri”
“Tidak usah mas udah makan tadi di pasar” “Ucap sarmin”
Sarmin lalu berdiri memeluk Sri dari belakang
“Mas bersih-bersih dulu” “Ucap Sri”
“Mas kangen sama kamu sama tahlita” “Ucap sarmin”
Sarmin pun menuruti istrinya ia lantas mandi
Selesai mandi sarmin masuk kekamar dan melihat istrinya sudah berbungkus sarung
“Lho bajumu mana kenapa sarungan” “Tanya Sarmin”
“Tadi katanya kangen peluk-peluk aku dah siap malah nanya baju” “Ucap Sri jengkel”
Sarmin pun tertawa melihat istrinya yang cemberut itu.
Memang sejak tahlita lahir pasangan ini sudah tidak pernah bercinta karena terlalu memikirkan keuangan keluarga yang serba kekurangan.
Dan mereka akhirnya bercinta kembali Di atas ranjang kayu mereka bermadu kasih setelah sekian lama tidak melakukannya.
Desahan Sri dan derit ranjang saling beradu mereka sampai lupa kalau di kamar sebelah ada anak mereka yang sedang tertidur.
BERSAMBUNG….
Mohon maaf bila ada salah dalam penulisan atau kata yang tidak tepat
Maklum masih newbie suhu-suhu sekalian