Pagi itu aku sibuk sekali sampai akhirnya aku agak kesiangan tiba di kantor. Semua gara-gara suami ku bangun tidur minta jatah. “Mbak hari ini ada rapat, bahas yang kemarin”, kata Bu Mei. “Eh iya bu, saya juga sudah siapin materinya”, jawab ku. Jam 9 pagi semua sudah kumpul diruang meeting. Bu Mei langsung memulai rapat. Kira-kira ada 30 orang yang hadir. Cukup ramai gak seperti biasanya. Badan ku masih agak capek tapi juga masih sedikit “gatel” di organ sensitif ku. Suami ku semalam nantang buat minum obat perangsang jadinya sampai sekarang efeknya gak ilang. Baru jalan sekitar setengah jam badan ku mulai panas lagi. Wah obatnya bereaksi, kata ku dalam hati. Terasa payudara ku mulai kencang dan meki ku mulai pengen digaruk. Uh sungguh waktu yang gak tepat. Tiba-tiba Bu Mei memanggil ku, “Bu Ines silahkan sampai kan laporan anda”. “Untuk pengeluaran barang tidak ada kendala, hanya perlu diadakan penghitungan ulang stok di gudang A dan C”, jawab ku singkat. Tak terasa ternyata waktu aku berbicara tadi cairan meki ku mengalir dari sela paha. Rok ku yang pendek dan ketat sungguh menyiksa. Aku kirim BBM ke suami ku, “pah, gara2 obat mu mamah jadi horny nih”, “Malah enak mah, uda becek siap diaduk pake tongkol”, “Papah malah bercanda, CD mamah becek nih, gatel pngn disodok”, “Nungging aja mah, ntar biar disodok kucing lewat”, “Ih. Papah nyebelin”. Kuakhiri chat dengan suami ku. Tanpa kusadari ternyata BBM ku dibaca Pak Burhan yang duduk disebelah ku. Yang sedari tadi memperhatikan tingkah ku. Meki ku bener-bener basah kuyup dan sungguh tidak nyaman. Aku pastikan kursi yang aku duduki itu basah. Tiba-tiba ada tangan yang meraba paha ku. Aku coba tangkis tangan itu, tapi aku kalah. Aku lihat itu tangan Pak Burhan orang bagian Kepala Gudang. Tangan itu terus menyusup kedalam rok ku. Aku pegang erat tangan itu, namun tangan itu dengan leluasa mengobok-obok meki ku yang becek. “Uuuhhhhhhhh aaaaaahhhhhsssssssss, udaaahhhh paaaaakkkkkkkk”, desah ku ke telinga Pak Burhan. “Becek mbak, jembutmu banyak juga, CD mu tak lepasin ya”, “Jangan pak, ampun, sudah pak”, Akhirnya CD ku dilepas olehnya. Sudah basah kuyup oleh cairan ku. Karena posisi duduk ku paling belakang Pak Burhan jadi dia memaikan meki ku. Jarinya yang besar menggosok itil ku tanpa ampun. Digaruknya sampe aku goyang-goyang tidak karuan. Lubang meki ku pun disodok-sodok dengan jarinya. “Ahhhhhhhhhsssssssssss hahaaaaaaaaasssss akuuuuuuuhhhhhhh gaaaaakkkkkk kuaaaaaaaatttttt paaaaakkkkk”, “Jangan keras-keras nanti kedengeran yang lain mbak”, Aku orgasme, cairan ku makin banjir di meki ku. Membasahi jari Pak Burhan. Digaruknya terus lubang tempik ku tanpa diberi kesempatan untuk bernafas. “Akkkuuuuuuhhhh kellluuuaaaaaaaarrrrrrr lagiiiiiihhhhhh paakkkkkkkkk sudaaaaaaahhhhhhhh”, Aku orgasme lagi dan entah sudah keluar berapa kali. Sambil memaikan tempik ku, tangan yang satunya dia main ke susu ku. Dibuka 2 kancing baju ku. Tangannya menyusup kedalam blus dan masuk kedalam BH. “Toket mu mantab juga mbak, tapi pentilnya kok masuk kedalam gini, bapak keluarin ya”, Aku menggelengkan kepala namun sia-sia. Susu ku di garuk-garuk di area hitam sekitar puting. Sungguh sensasi yang luar biasa. Payudara ku diremas namun tidak menyentuh puting ku. Gemas rasanya dibuat mainan seperti ini. “Uuhhhhhhhh pakkkk jangaaannnnnnnnn dimaininn susu ku”, “Apa mau tak kenyot sekalian mbak?”, Pak Burhan pura-pura menjatuhkan pulpen lalu membungkuk dan menyusu di payudara ku dengan rakus. Ditariknya kedua puting susu ku kebawah sehingga aku dipaksa membungkuk kearah bawah meja. Dibawah payudara langsung dicaplok dan disedot tanpa ragu. “Seruuuuuuuuppppttttt sruuuupppppttttttt sruuuuppppppppppppppppttt”, susu ku dikenyot seorang bayi raksasa. Sambil tangannya mengaduk meki ku. “Aahhhhhhh aaaaahhhhhh aahhhhhhh ahahahhhaaaaaaaassssssss”, aku mendesah lagi. Aku orgasme yang kesekian kalinya. Rapat masih tetap berlanjut, dan Pak Burhan tetap masih menggarap ku. Dia mengeluarkan kontolnya yang lumayan panjang kira-kira 17cm dan diameter 6cm. Aku disuruh mengocoknya, uhhh panas kontol Pak Burhan. Dia berbisik menyuruh ku mengoralnya. Aku menurut dan mengemut kontol gemuk itu. Aku berjongkok dan mengoral kontol Pak Burhan. Dia masih meremas susu ku. Kemudian dia berbisik, “Gak ada tisu mbak, telan”. Croootttt crrrrroooooooottttttt crooooooooottttttt……. Tiba-tiba kontol itu mengejang dan menyemprotkan lahar panas ke tenggorokan ku tanpa jeda. Mulut ku penuh pejuh hangat. Aku ingin melepas emutan ku namun tangan Pak Burhan mencengkeram kepala ku dan menekannya ke selangkangan ku. Pejuh itu sebagian sudah tertelan dan sebagian di dalam mulut ku. “Telan, habiskan, cepat rapat mau selesai mbak”, Aku kaget dan langsung menelan pejuh itu. Seumur-umur aku tak pernah nelan pejuh. Dengan suami ku juga hanya menjilati kepala kontol. Setelah puas, Pak Burhan melepas kan ku. Aku cepat-cepat membenarkan pakaian ku. Takut yang lain tau. “Mbak CD nya buat saya ya, kenang-kenangan”, kata Pak Burhan sambil mengabil paksa CD hitam ku. Aku tidak berani protes. Seusai rapat aku langsung ke kamar mandi dan segera berbenah diri. Toket dan paha ku penuh dengan cupangan Pak Burhan. Entah aku harus bagaimana nanti jika ditanya suami ku. …….