Nama Saya prasetyo, sering disingkat dengan Pras dan Saya masih berusia 18 tahun, Saya baru tiba di Ibukota bersama seorang teman akrabku sedari Kecil, nyolong mangga tetangga, dan bolos sekolah alias Partner in Crime. Dari terminal bus, kami berdua berpisah dikarenakan berbeda tempat tinggal, temanku Roy tinggal dengan Pamannya, yang katanya adik bungsu dari Ibunya yang memiliki delapan bersaudara, Sedangkan Saya tinggal bareng dengan abang sulungku Bambang yang telah duluan merantau dan sukses di Ibukota, Usia Abangku denganku memang jauh, duabelas tahun, dikarenakan kami lima bersaudara, hanya si sulung dan bungsu yakni Saya yang laki-laki, sisanya perempuan, mungkin jika Saya terlahir sebagai perempuan, kedua Orang tua saya mungkin masih akan terus memproduksi anak terus sampai dapat yang laki-laki.
Saya terakhir berjumpa dengan Mas Bambang, panggilanku ke abangku , sekitar enam tahun yang lalu, Saat dia menikah, istrinya bernama Susi dan berusia dua tahun lebih tua dari Mas Bambang. Kisah asmara mereka terjalin saat Mas Bambang masih berprofesi sebagai personel security alias Satpam Apotik Farmasi tempat Mbak Susi kerja, dari perkenalan di sana berlanjut ke pelaminan. Mbak Susi orangnya ramah dan walaupun wajahnya biasa saja tetapi Manis terlihat saat tersenyum, itu yang menjadi nilai plusnya, dan di mata Saya lebih plus lagi karena size Payudaranya. Keluarga Mbak Susi juga lebih berada, Mbak Susi memodali Mas Bambang membuka sendiri usaha Security Company, dari pengalaman kerjanya, dia merekrut dan melatih sendiri anggotanya, dengan dukungan koneksi dari keluarga Mbak Susi, Mas Bambang mendapatkan banyak kontrak kerja penempatan anggotanya.
Saya tentu saja diajak untuk ikut bergabung dengan usaha Security Company Nya. Saya berjalan menuju parkiran mobil, sambil berWhatsapp call dengan Mas Bambang, Saya mencari lokasi meeting dengan Mas Bambang. Terkejut juga saat menemukan Mas Bambang, walaupun sering video call tapi melihat kondisinya sekarang ini,
“Mas Bambang, Ini beneran elu, bukan cloningan Ivan Gunawan?” Saya tertawa melihat Mas Bambang yang gemuk sekali sekarang, padahal sewaktu berangkat merantau kurus kerempeng seperti Saya saat ini.
“Ha..ha,.. Nanti setelah dicekoki sama masakan ipar lu, elu bakalan segendut gue juga, Pras,” Mas bambang merangkul dan menepuk pundakku.
“Hua..ha…ha..jangan dulu deh, masih jomblo nih..mana laku gue kalo segendut Mas,” Saya elus perut buncit Mas bambang.
“Oh,..yah, itu no problem, ntar bisa dikenalin sama ipar lu, koneksi cewek cakepnya banyak, grup arisannya banyak yang masih jomblo,” Mas Bambang menepuk tanganku dari perutnya.
“Waduh,..Mas, masa adik lu yang ganteng ini kualitasnya cuma dapat perawan tua”
“Ha..ha,. Belum liat, lu bilang perawan tua, itu anggota arisan Ipar elu itu banyak yang yang status mahasiswi, takutnya mereka yang ogah dapat pacar wong udik kayak elu,”
“Ha..ha.. Beneran Mas!, Kalo beda usia gakpapa, yang penting cantik dan kaya Mas,” saya tertawa senang.
“Hah,..Pede amat lu Pras, Amat saja kurasa gak sepede elu,..ha..ha” Ledek Mas Bambang.
Saya masuk ke Mobil Mas Bambang dan duduk disamping pengemudi, Saya tertawa melihat kondisi Mas Bambang yang perutnya hampir bergesekan dengan setir mobil. Butuh waktu sejam lebih kita baru tiba dirumah Mas Bambang dari Terminal Bus. Saya turun dan ku ambil koperku dari bagasi mobil Mas Bambang, ku ikuti Mas Bambang dari belakang menuju pintu rumahnya, Mas Bambang tinggal di kompleks perumahan yang lumayan besar dan sepi, rumah Mas Bambang berlantai dua dengan model standar perumahan, sederet sama semua modelnya, tanpa pagar, halamannya memang memiliki area parkir untuk dua mobil. Wow, Sejenak saya terpesona juga dengan keberhasilan Mas bambang.
Ketika Hendak masuk , terdengar suara mobil masuk ke Halaman, Saya melihat sebuah sedan merek eropa berhenti dan dari pintu belakang terbuka turun seorang bocah usia sekitar 5 tahun, Kemudian dari posisi mengemudi turun seorang Wanita yang berpayudara Besar, Pinggul Besar, Perut Besar dan Paha juga Besar. Astaga-naga terkejut Saya melihat wanita tersebut yang notabene Kakak Ipar Saya, Mbak Susi, Istrinya Mas Bambang. Masih Ingat Saya terakhir kali jumpa saat pernikahan mereka dulu memang Mbak Susi tidaklah langsing amat, akan tetapi ukuran sekarang loncat dua kali lipat, yang dulunya size L sekarang jadi XXL, alamak,
“Hee,.. Prasetyo yah, sudah besar yah sekarang, hm… Tinggi sekali elu,” Mbak Susi Tersenyum Padaku.
“Yah, Mbak ..kan dikasih makan sama orangtua, kalo gak nambah besar yah sia-sia usaha mereka,ha..ha,” Saya tertawa lepas.
“Hi..hi,.. Bener juga, oh yah ,… David, ini Paman Kamu, adik papa kamu,”
“Halo Paman,” David sedikit membungkuk dan menuntun Tanganku ke jidatnya.
“eh,..Halo David, Santun yah,.. Anak yang baik budi,”
“Ha,..ha.. Ayo masuk dulu, lu cicipi dulu masakan Iparmu ini,” Mas Bambang membalikkan Badannya dan berjalan masuk ke dalam rumahnya.
“Yuk,.. dik Pras, Elu pasti laparkan?” Mbak Susi menepuk pundakku, tetapi kemudian tangannya meremas-remas lenganku,
“Oh,.. Kekar juga yah, Hi..hi..”
“Ah, ceking Mbak,” saya berdesir juga melihat Mbak Susi melirik ke arahku dan matanya berkedip dan bersinar-sinar menatapku.
“Hi,..hi.. Jangan cemas, gizi kamu pasti akan Mbak jaga,”
“Terima Kasih, Mbak,.. Tapi separuh saja dari jatah Mas Bambang, masih jomblo gue, gimana dapat jodoh kalo seukuran dia,”
“Hi,..hi… Selera tiap orang beda,” Tertawa Mbak Susi mendengar perkataanku.
Sesampainya di dalam rumah dengan desain yang minimalis, tetapi jelas terlihat materialnya mahal dan kesan mewahnya jelas. Ketika makanan disajikan, daging dengan beberapa variasi dan ikan serta sayuran hijau yang organik menurut Mbak Susi, benar-benar sehat dan bergizi, Saya sampai nambah berkali-kali. Saya disediakan Kamar tersendiri di lantai dasar, walaupun besar, rumah tersebut tidak memiliki pembantu yang menetap, hanya pembantu kontrakan yang datang pagi dan pulang siang.
Beberapa Hari kemudian, Saya dibawa Mas Bambang ke kantornya, Lokasi di sebuah kompleks perumahan yang agak di luar kota, sebuah rumah tua dengan halaman yang cukup luas, tersedia sasana untuk latihan beladiri yang dilengkapi dengan alat-alat fitnes yang cukup lengkap. Seterusnya Saya digembleng di sana setiap hari bersama dengan anggota securitynya, Mulai dari Latihan Beladiri, membentuk Badan Saya dan ikut berlari Keliling kompleks.
Setelah sebulan lebih Saya tinggal bersama Mas Bambang sekeluarga, Saya mengetahui rahasia sukses Mas Bambang rupanya berasal dari Mbak Susi yang punya bisnis eksklusif. Mbak Susi yang pandai bergaul memiliki kenalan dengan banyak Istri-istri Pejabat, Pengusaha dan Putri-putri mereka. Mereka semua menjadi Pelanggan eksklusif bisnis Mbak Susi yang memasok kebutuhan lifestyle mereka yang banyak dibebani dengan stress, dengan background farmasi dia, Mbak Susi bisa memperoleh pasokan berbagai jenis obat Penenang, anti depresan dan obat tidur yang biasanya hanya bisa dibeli jika memiliki resep dokter atau psikiater.
Dari keterangan Mbak Susi, banyak dari pelanggannya itu mengalami depresi akibat stress, mulai dari kecurigaan terhadap suaminya memiliki simpanan diluar, gagal investasi, merasa kurang diperhatikan suami, orangtua hingga pertikaian sesama saudara. Mereka malu jika mengunjungi klinik Psikiater karena status suami ataupun orang tuanya, Mbak Susi melalui koneksinya dengan sales farmasi dan dokter dengan mudah memperoleh anti depresan dan menjual ke mereka dibawah tangan. Sudah tentu margin obat tersebut besar mengingat susah didapati dan harga jualnya yang lumayan karena kebanyakan juga import.
Saya juga diajarkan mengemudi oleh Mbak Susi , Saya juga sering dibawa olehnya ke butik dan salon langganannya. Mbak Susi juga meminta agar Saya jangan ikut latihan outdoor agar kulit saya tidak legam terbakar panas Matahari, Mas Bambang setuju saja. Saya sudah tiga bulan lebih bergabung dengan Team Mas Bambang, tetapi hingga sekarang belum sekalipun ditugaskan, malahan Saya seperti ditugaskan jadi Bodyguard Mbak Susi, nyupirin dia antar jemput anaknya, shopping, salon hingga nemenin dia arisan. Selama bersama dia, saya ditraining gimana membawa diri dan berbicara dengan Tante-tante kaya tersebut, seperti dilarang memanggil Tante, tetapi Mbak walaupun sudah extra keriput, lebih banyak mendengar dan menjaga postur tubuh dan tambahan wawasan topik pembicaraan yang sesuai. Walaupun tambah kekar berkat latihan beladiri dan fitness teratur tetapi Saya merasa berubah jadi Alay setelah ikut Mbak Susi, mulai dari baju warna-warni hingga kosmetik perawatan kulit semuanya ditentukan dia, Saya juga dicekoki olehnya berbagai suplemen Import yang Saya juga kurang tahu kegunaan dan khasiatnya.
Suatu Hari, Saya ditugaskan Mbak Susi untuk mengantar pesanannya ke sebuah hotel berbintang, Pembelinya itu Mbak Vonny, Istri seorang Dirjen BUMN. Setahu saya Mbak Vonny itu usianya seharusnya sudah lewat empat puluhan, karena putri sulungnya sudah duduk dibangku SMA. Penampilan Mbak Vonny berperawakan mungil mirip artis Yuni shara dan dia suka memakai bulu mata palsu, sehingga terlihat lentik panjang dan sayu. Mbak Susi memberikan Saya banyak wejangan dan Pantangan sebelum Saya Berangkat dengan alasan Mbak Vonny itu pelanggan yang paling Royal dan paling banyak belanjaannya, Saya dilarang mengecewakan dirinya.
Setelah sampai di Hotel, Sesuai Chat Saya dengan Mbak Vonny, Saya melapor ke reception, dan setelah in house call konfirmasi, oleh reception Saya diberikan Key Card agar bisa menggunakan lift menuju lantai kamar Mbak Vonny. Saya pencet tombol bel, tidak ada sahutan, Saya Chat lagi Mbak Vonny, dijawab agar saya masuk langsung saja. Kuletakkan Key Card di handle Pintu dan setelah terdengar nada suara approve, kubuka pintunya dan masuk ke dalam kamar.
Masuk ke dalam kamar yang lumayan luas, sepertinya tipe kamar diatas standar, Saya tidak melihat sosok Mbak Vonny, tetapi sayup-sayup terdengar suara Blower Rambut dari dalam kamar mandi, Hm,.. baru selesai mandi sepertinya Mbak Vonny, Saya keluarkan obat pesanan Mbak Vonny, lalu duduk di Sofa yang tersedia dalam kamar menunggunya. Sesaat Kemudian Pintu Kamar mandi terbuka dan muncullah Mbak Vonny yang hanya berbalut Handuk ditubuhnya berjalan menuju ke arahku. Rambutnya yang pendek dengan style yang benar-benar mirip Yuni shara. Walaupun hanya berbalut Handuk, wajah Mbak Vonny sudah terbalut make up, bulu mata palsu, bedak, eye shadow hingga lips gloss, sehingga terlihat seperti seorang model baju model balutan handuk. Kulitnya putih mulus terawat, pahanya mulus tidak terlihat selulit dan diatas handuknya terlihat Belahan Payudaranya itu, glek,.. Pengen sekali Saya dekapkan wajahku di sana.
“Hallo Mbak Vonny,” Saya Berdiri dan menyapanya, kualihkan mataku dari tubuhnya ke wajahnya.
“Oh, Dik Pras, lama nunggu yah,” Mbak Vonny tersenyum sepertinya tahu tadi mataku menggerayangi tubuhnya.
“Ah,.. gak Mbak, i..ini pesanannya,” Saya gugup juga saat Mbak Vonny duduk disampingku, aroma harum parfum yang digunakan Mbak Vonny menggoda sekali.
Mbak Vonny menerima paketnya dan meletakkannya di coffee table samping sofa,
“Dik Pras mau minum apa, ambil saja di mini bar,”
“Ehm, cukup Pras saja panggilnya Mbak, dan terima kasih tapi gak perlu,”
“Oh,.. kalo gitu Pras cukup panggil gue Vonny,”
“Hah,.. tapi.. Tapi kayaknya kurang sopan Mbak Vonny,”
“Hi..hi.. Cuma selama kita berdua aja Pras,”
Mbak Vonny tertawa menggeser badannya hingga posisinya hampir menyandar ke Saya. Jantungku berdebar kencang ketika merasakan hembusan nafasnya saat berbisik kepadaku,
“Hm,.. Pras, susi ada pesan apa buat elu,”
Saya terdiam sejenak mencoba mengingat semua pesan Mbak Susi, tapi yang terpikir cuma endingnya saja,
“Errr,.. Dia ada pesan jangan mengecewakan Mbak..eh… Vonny,”
“Hi,.. hi, itu saja Pras,”
“He eh,..itu saja”
“Hm,.. kalo gitu elu jangan bikin gue kecewa Pras,”
Mbak Vonny sengaja menghembus telingaku, Berdesir darahku, apalagi saat tangan Vonny menyusup masuk kemejaku dan membelai dadaku yang bidang, Birahiku langsung memuncak. Saya berpaling menatap wajah Vonny yang dekat sekali, matanya dengan lentik bulu mata palsunya yang sayu menatapku, hidungnya mancung dan Vonny dengan aksi menggigit bibir mungilnya, sangat-sangat menggairahkan. Hanya sedikit kerut yang terlihat di sisi matanya, selain itu tidak ada lagi, wajahnya mulus terawat bebas dari flek, Vonny menutup matanya seakan-akan menantangku, Ayo cium diriku. Kukecup bibirnya yang langsung disambut dengan gigitan lembut Vonny pada bibirku, dengan agresif Vonny mengulum bibirku dan menyodorkan lidahnya ke dalam mulutku, kusambut lidahnya, ku hisap dan kutahan lidahnya dengan gigiku, aroma unik terasa olehku saat kedua liur kami bertemu, aroma yang sangat merangsang, Kupeluk erat Vonny dan kuelus paha mulusnya.
Vonny melepaskan ciumannya dan terengah-engah mengatur nafasnya, Sementara Saya lanjut mencium dagunya, perlahan turun menciumi lehernya. Saya yang sudah sekian bulan digembleng di sasana Mas Bambang selain berhasil membentuk dada yang bidang dengan eight pack di perutku, Saya juga dilatih pernafasan agar tidak mudah lelah. Dari lehernya perlahan Saya turun mencium belahan payudaranya dan kemudian kulepaskan handuk yang membalut tubuhnya sehingga terlihatlah kedua Payudaranya yang kencang menantang, Hm,.. ini sudah pasti silicon karena dengan usianya tidak mungkin ini Payudara natural. Puting payudaranya mulai mengeras menantangku untuk mencium dan mengulumnya, kumainkan lidahku di putingnya, Kuremas Payudaranya yang satu lagi. Payudara Vonny terasa kenyal dengan sensasi kelembutan unik membuat tanganku terus menerus meremasnya. Tubuh Vonny menggelinjang dan mendesah menikmati permainan lidah dan tanganku di payudaranya,
“Ah,.. sss..ah,”
Melihat Posisi Vonny yang kurang nyaman di sofa, Saya lalu membopong tubuh mungil Vonny dengan Princess Style, Kubawa dan kuletakkan perlahan di atas ranjang king size Hotel. Karena statusnya seorang tante kaya, dari tubuhnya yang terawat, Walaupun birahiku sudah memuncak tetapi masih ada kesadaran untuk memperlakukan Vonny bak porselen vase yang rentan pecah. Kutelanjangi diriku secepatnya, dada bidangku dengan perut eight pack dan Penisku yang sudah tegak menantang memukau Vonny, ditambah Bodyku yang kekar tetapi kurus membuat Penisku terlihat gemuk besar dan panjang,
“wow,..Pras, punyamu besar sekali,nanti mainnya yang pelan yah!”
“He eh,.Mba…eh Vonny,”
Saya memuaskan mataku yang memandang tubuh telanjang Vonny yang mulus dan langsing, tidak ada bulu ketek, hingga bulu kemaluanya juga tidak ada, bersih, terlihat vaginanya dengan bibir vaginanya yang merah muda merekah menantangku. Saya lalu membuka lebih lebar kedua pahanya dan ku dekati area kemaluannya, hm , sangat terawat karena tercium olehku aroma antiseptik yang bercampur dengan aroma unik vagina Vonny, tak sabar, kucium lembut vaginanya, dari ujung atas perlahan ke bibir Vaginanya, kujilati sisi kiri dan kanan bergantian, karena sangat bersih, saya jilati hingga bagian bawah vaginanya terus hingga anusnya, lalu naik lagi melanjutkan permainan lidahku di vagina Vonny, Aroma unik cairan yang membasahi vaginanya sangat merangsang diriku membuatku terus menerus menjilati vagina Vonny, ingin sekali kumasukkan lidahku ke dalam vagina Vonny mencari sumber Cairan dengan aroma unik itu, tubuh Vonny menggeliat kencang menahan nikmat,
“Oh,..ah ..ah..teruskan Pras,.. Ah..ah..”
Vonny mendesah dan kedua tangannya menahan kepalaku agar tetap berada di posisi kemaluannya. Saya lanjutkan permainan lidahku, Aroma alami vagina Vonny yang bercampur dengan aroma obat perawatan kemaluan wanita membuatku gemas ingin memakan vaginanya, tentu saja Saya tidak bisa menggigitnya hanya bisa terus mengecup, mencium dan menjilati terus vagina Vonny. Saya lalu menggunakan tanganku membuka lebar bibir vagina Vonny agar lebih leluasa saya jilati, ini membuat Vonny makin kuat menggelinjang menahan nikmat permainan oralku, yang tentu saja kupelajari dari bokep JAV yang banyak Saya Download. Saya lalu memasukkan jariku ke dalam Vagina Vonny, hangat terasa olehku, kuelus-elus lembut dinding dalam vagina Vonny, terasa olehku sebuah tonjolan, dengan jariku ku elus-elus tonjolan tersebut membuat Vonny mengerang kuat,
“Ergh… ah… ah…, cu..cukup Prassss…ah..masss…sukin punya mu…ah..ah ”
Kedua tangan Vonny lalu menarik kepalaku dari kemaluannya, Saya ikuti saja arahan Vonny, Saya lalu membuka lebar-lebar paha Vonny agar penisku yang besar bisa leluasa memasuki vagina Vonny, Ku Arahkan penisku ke Vagina Vonny, walaupun penisku besar, tetapi dengan mudah masuk ke vagina Vonny karena sudah basah sekali oleh cairan birahi Vonny bercampur dengan ludahku.
“Oh,..ah..Pras tahan dulu,..hm,“
Vonny memeremkan matanya menikmati penisku dalam Vaginanya. Kedua tangan Vonny lalu menangkap kedua pipiku dan mengarahkan wajahku bertatapan langsung dengan wajahnya. Dengan kedua tanganku menahan tubuhku seperti posisi push up, perlahan kugerakkan pinggulku naik turun. Kunikmati jepitan dinding vagina Vonny yang hangat mencengkram penisku,
“Huh,.. ah..ah..” gantian Saya yang mendesah menikmati cengkraman hangat vagina Vonny.
“Ah,…ah…ah…ah..,”
Vonny mendesah dan matanya sayu menatapku menikmati penisku. Ternyata latihan yang kujalani selama ini di sasana Mas Bambang sangat bermanfaat juga di atas ranjang. Dengan satu tangan menahan tubuhku, tanganku yang lain meremas-remas Payudara Vonny yang indah bergantian kiri dan kanan. Saya percepat genjotan penisku di vagina Vonny membuatnya mendesah dan mengerang kuat,
“Oh,.. ah..ah..Prasss… pe..peluk aa..kuu..,”
Saya lalu memeluk Vonny dan kucium lehernya , telinganya dan tengkuknya, terasa olehku Vonny menggigit bahuku, kubiarkan saja. Kucium aroma parfum yang harum dan merangsang di Leher Vonny membuat birahi makin memuncak, terasa olehku geli-geli nikmat yang makin memuncak rasanya di penisku.
“ oh,..ah.. Prassss…akuuu..mau ooorr….ah..ah,..”
Vonny mengangkat pinggulnya dan kedua kakinya merangkul kuat pinggulku sehingga penisku masuk sedalam-dalamnya di vaginanya, Tindakannya juga membuatku tidak mampu menahan ejakulasiku, kutembakkan semua spermaku ke dalam vagina Vonny.
“Oohhh… arghh.. Ah..,”
“Ah..ah.. Huh..ah..,”
Kami berdua mengerang bersama menikmati orgasme yang bersamaan. Saya peluk Vonny sejenak, lalu kulepaskan pelukanku, kuraih tissue di samping ranjang, kubersihkan penisku dan vagina Vonny yang mengeluarkan spermaku yg kutembakkan tadi, kemudian kami berdua ke kamar mandi membersihkan diri.
Dalam Kamar mandi, Vonny kembali menciumi diriku, tentu saja kubalas dan ciumannya, tubuh Mungilnya Saya angkat dan Saya dudukan di meja wastafel, lalu Saya jongkok di depannya, ku ciumi dan kujilati vaginanya, lalu Saya berdiri dan mengarahkan penisku memasuki vaginanya Vonny yang masih dalam posisi duduk di wastafel, Saya genjot Penisku keluar-masuk vagina Vonny, Kami berdua berciuman penuh nafsu.
Saya lalu meremas Bokong Vonny dan kemudian kupeluk dirinya dan menggendongnya dengan posisi penisku tetap dalam vaginanya,Berkat fitnes yang teratur, Body mungil Vonny dengan mudah saya bawa keluar kamar mandi, kedua tangan Vonny merangkul leherku ,sementara Bokongnya saya tahan dengan kedua tanganku sambil melakukan gerakan naik turun pinggulnya,
“Hi,..hi,.ah..ah..it’s so fun Pras,..” Vonny tertawa cekikikan menikmati sex upstanding style ini.
“Hm.. yang penting lu gak kecewa Vonny,”
“Ah,.. ah..ini pertama kali saya ML dengan posisi gini pras, ah..lu memang memuaskan,”
Sampai di luar Kamar mandi kurebahkan Vonny di atas Ranjang, Kucabut penisku saat Vonny beringsut ke tengah Ranjang, dia lalu membalikkan badannya dan melakukan posisi nungging, Saya mengerti bahwa Vonny ingin Saya lakukan Doggy Style bareng dia. Dengan posisi nungging dan Bokongnya mengarah padaku, terlihat rekahan merah muda vagina di belahan bokongnya, Kuarahkan Penisku dan kumasukkan ke dalam vagina Vonny. Kedua tanganku lalu meraih pinggangnya dan kudorong pinggulnya ke arahku agar penisku bisa masuk lebih dalam ke vagina Vonny. Kudorong mundur-maju pinggul Vonny,
“Ah..ah.. oh..Prasss… lebih..cepat lagi,.. Lagi,”
Vonny mendesah dan ikut menggerakkan Pinggulnya berlawanan dengan gerakanku sehingga saat Saya dorong pinggulku maju, Vonny mendorong mundur pinggulnya, efeknya membuat penisku yang besar dan panjang masuk sedalam-dalamnya di vaginanya Vonny. Kedua Pantat berisi Vonny, indah dan lunak sekali saat bertabrakan dengan tubuhku, entah Asli atau hasil operasi silikon, saya tidak peduli, yang pasti sangat-sangat menggairahkan Bokongnya Vonny. Posisi Doggy style ini bertahan hingga Vonny mengalami orgasme dan Saya kembali berejakulasi, menyemprotkan semua spermaku ke dalam vagina Vonny. Kami lalu kembali ke kamar mandi membersihkan diri.
Ketika keluar dari Kamar mandi, Vonny menahan diriku memakai baju, dia lalu menarik diriku ke atas ranjang dan berdua kami rebahan diatas ranjang telanjang, dia memelukku dan mengelus-ngelus dadaku yang bidang. Dia lalu mulai bercerita tentang dirinya dan perselingkuhan suaminya,.bla..bla..Sesuai arahan Mbak Susi, Saya jadi pendengar yg setia dengan sesekali he eh,mengangguk ..dan menyetujui pendapatnya jika ditanya, kuberikan dia girlfriend experience. Lalu dia mengambil bir untukku dan air mineral untuknya.
Ketika dia sudah puas ngoceh, Vonny lalu memposisikan dirinya diatas tubuhku, dia lalu menciumi diriku dan perlahan turun ke dadaku dan menjilat putingku, hm…hangat dan geli-geli nikmat permainan lidah Vonny. Kubiarkan saja Vonny melakukan apapun yang dia inginkan, sepertinya setelah mendengar keluh-kesahnya mungkin dia ingin memuaskan diriku. Saya menikmati permainan lidah Vonny perlahan dari dadaku hingga ke perutku, sensasi mandi ala kucing, enak sekali. Vonny lalu turun hingga bagian kemaluanku, perlahan dia jilat batang penisku turun hingga kantung zakarku,
“Oh,.. argh .. ah..ah..,” Saya mengerang menikmati permainan oral Vonny.
Vonny lalu kembali menjilati batang penisku,lalu mengecup kepala penisku sebelum memasukkannya ke dalam mulutnya. Penisku merasakan kehangatan mulut Vonny, kemudian nikmat sensasi geli-geli nikmat permainan lidah Vonny dalam mulutnya. Saya mengerang dan menahan posisi tubuhku agar Vonny tetap leluasa melakukan oral sex pada penisku. Tangan Vonny juga mengelus kantung zakarku dan juga melakukan gerakan mengocok pada batang penisku yang tidak muat ke dalam mulut mungilnya Vonny, sesekali Vonny keluarkan Penisku dari mulutnya, mengecup dan mengocok penisku ,menjilati batang penisku, lalu memasukkan kembali penisku ke dalam mulutnya, lanjut mengulum dan menghisap, Vonny melakukannya berulang-ulang, Sensasinya nikmaatttt sekali membuatku mengerang dan mendesah kuat.
Vonny tersenyum melihatku menggeliat dan mengerang menahan nikmat, dia lalu mengambil posisi menduduki diriku, tangannya menahan penisku agar pas masuk ke dalam vaginanya, dia mendesah saat Penisku memasuki Vaginanya,
“Ah..ss..ah..,”
Vonny memejamkan matanya menikmati penisku, dengan posisi cow girl, Penisku bisa masuk penuh ke dalam vaginanya.Perlahan dia naik-turunkan pinggulnya, penisku menikmati genjotan kehangatan vagina Vonny. Kedua tangan diletakkan di dadaku, Vonny menahan tubuhnya dan mempercepat genjotan pinggulnya. Payudaranya berguncang hebat mengikuti gerakan tubuhnya, indah sekali, Kedua tanganku lalu menangkap kedua payudara tersebut, mengelus dan meremasnya. Enak sekali sensasinya, sepertinya Vonny pasti menghabiskan biaya yang tidak sedikit untuk payudara tersebut, karena saat saya remas tidak terasa olehku sensasi kenyal aneh, tetapi seperti natural sekali, ukurannya juga proporsional dengan Body Vonny, Saya elus paha mulus Vonny yang juga bebas dari selulit, wow, tidak terasa olehku adanya pengaruh usia pada body Vonny, semuanya terasa kencang,
“Uh,..ah..ah,..”
“Argh..ah. ..huh..,”
Desahan kami berdua mengisi keheningan kamar, Vonny sesekali merebahkan dirinya memelukku , menciumi putingku, menggeser-geser pinggulnya membuat penisku seperti diputar-putar oleh vaginanya, hm..nikmat sekali sensasinya. Saya menikmati sekali posisi woman on top ini karena kedua tanganku ini bebas bergerilya menggerayangi body Vonny menyeluruh. Kurasakan genjotan pinggul Vonny makin cepat membuatku merasakan sensasi nikmat sekitar dari pinggulku semuanya menuju ke penisku petanda sudah hampir ejakulasi,
“Oh,..ah..ah…Vonny,..aa..akuu.. sssuu..sudah mau nembak,”
“Ah.. ah.. aakuu …jugaaa praaasssss…, kkita bababa..rengann ”
Tanganku terus meremas-remas Payudara Vonny, lalu turun memegang pinggul Vonny dan membantu mempercepat genjotannya, Tak sanggup Saya menahan ejakulasiku, saya naikkan sedikit pinggulku sehingga penisku melesak semakin dalam ke vagina Vonny dan kutembakkan spermaku, walaupun ketiga kali, terasa masih banyak olehku sperma yang keluar. Vonny juga mengejang sejenak saat dia orgasme, dia lalu memelankan goyangan pinggulnya, lalu berhenti dan mendekap erat diriku.
“Huh,.. hm.. Puas sekali Pras hari ini aku rasain,”
“Hm.. sama Vonny, aku juga,”
Saya biarkan Vonny memelukku dan mengatur nafasnya, dia pasti lelah dengan posisi cow girl tadi. Sejenak kami berpelukan, baru kemudian kami ke kamar mandi membersihkan diri, keluar dari kamar mandi, Vonny tidak menahan diriku lagi memakai baju.
“Sebenarnya aku gak rela kamu pulang secepat ini Pras,”
“Vonny masih mau lanjut?”
“Aku ada undangan malam ini,”
“Oh,.. next time aj Vonny,”
“Hmmm,.. Next time elu pagi baru bisa pulang ,..hi..hi,”
“Untuk Vonny seminggu gak pulang pun ok,..he..he,”
“Oh,.. ingat janjimu yah Pras,.next time,”
“He eh,..no problem,Vonny”
Saya lalu merapikan diri dan sebelum pamit, kami berdua berciuman sejenak, lalu Saya Pun meninggalkan Hotel dan langsung pulang balik melapor ke Mbak Susi. Ketika Saya jumpa dengan Mbak Susi, dia menatapku dengan senyum penuh arti dan mengangguk seperti puas dengan tugas pengantaranku,
“Mbak Vonny puas sekali dengan pelayananmu Pras,”
“Hah,..Ma..maksud Mbak,” Saya gugup mengetahui Mbak Susi
tahu aksi ML antara diriku dengan Vonny.
“Hi,.. hi,.. Itu sudah bagian dari servis Pras,”
“Hah?”
“Mana kunci mobil,.. Mbak mau jemput david,”
“I.iii.. Ni Mbak,”
“Gak usah cemas Pras, elu gak mengecewakan, nanti Mbak ajarin kamu teknik yang lebih mantap,” Mbak Susi mengerling nakal pada ku,
”Oh yah ini buat elu, pokoknya elu ikuti Mbak Susi rezeki lu pasti lebih baik,”
Mbak Susi memberikanku kartu ATM berwarna Hitam mengkilap,
“Passwordnya 123456,”
“Ii…ini, beneran buat gue Mbak?”
“Beneran donk, sebagian dari Mbak, sebagian lagi Tips gede buat elu dari Mbak Vonny,”
“Thank You Mbak,”
“Ok,.. Mbak berangkat duluan,”
Saya memandangi Kartu ATM nya dan menghela nafas dengan berat, Saya duduk dan merenung, apakah mau lanjut atau meninggalkan rumah ini, Saya sadar Mbak Susi selain sales obat juga jadi mucikari dan saya ini salah seorang pelacur pria yang dia jual,… Teganya dia jual diriku, adik iparnya sendiri !.. Oh my God.