Kali ini ane coba share cerita dengan teman kantor tapi beda TO Selamat Menikmati Pertengahan Oktober 2015 Tiba-tiba pintu ruangan divisiku diketuk dan tak lama Pak Bambang, Supervisor divisi Quality masuk bersama seorang cewek yang berwajah oriental berkulit putih. Diperkenalkannya cewek tersebut yang ternyata Staff Marketing baru bernama Ayumi. Dari sekilas aku perhatikan cewek ini oke juga, kulit putih wajah oriental payudara membusung dan pantatnya bulat menggoda. Sampai suatu ketika datanglah kesempatan untuk bisa lebih dekat dengannya. “Heii, ga makan siang mba ?” tanyaku berbasa-basi waktu jam istirahat tiba “eh iya mas ini mau keluar beli makan” jawabnya sambil tersenyum “mau bareng makan dikantin gak ?” aku langsung to the point mengajaknya “hmm, boleh deh yuk”. Tak lama kami sudah duduk manis dikantin menunggu makanan kami datang “aslinya mana kamu?” tanyaku memulai obrolan “aku asli M***** mas” jawabnya “oh, sebelumnya kerja dimana ?” “di perusahaan xxx mas” jawabnya. Tak lama pesanan kami datang dan kami tenggelam dalam piring kami masing-masing Setelah selesai makan aku coba meminta pin bb dan juga nomor telponnya dan gayung bersambut dia dengan senang hati memberikan pin dan juga nomor hp nya. Selepas itu, kami jadi lebih akrab dari sebelumnya. Beberapa kali aku menawarinya tumpangan saat pulang dan dia pun mau aku antar pulang ke kosannya yang tak jauh dari kantor. Hingga suatu ketika aku ada janji dengan teman lamaku untuk nongkrong di suatu kafe aku ajak dia lewat bbm Me : tar malem aku mo nongkrong sama temen, mo ikut ? Doi : dimana mas ? Me : di daerah xxx enak kok tempatnya Doi : hmm, boleh deh mas jemput aku yaa hehehe Me : oke deh, 15 menit lagi aku nyampe kosan kamu Doi : oke aku tunggu mas Me : sipp !!! Tak menunggu lama aku segera memacu motorku membelah jalanan Ibukota Propinsi ini. Pas 15 menit aku sudah sampai di depan kosannya dan segera ku bbm Me : aku udah didepan Doi : tunggu bentar mas Me : oke Tak sampai 5 menit dia keluar kosan dengan menggunakan kaos ketat warna biru dipadu dengan jaket kain warna putih membentuk bulatan indah di dadanya sedangkan bagian bawahnya dia menggunakan celana jeans ketat yang semakin menampakkan pantat bulatnya. “Ayo berangkat mas kok malah bengong katanya udah ditungguin temennya” katanya membuyarkan lamunanku tentang tubuh indahnya “eh iya, sory jadi bengong abisnya kamu beda banget kalo diluar kantor” jawabku sedikit asal “yah kalo dikantor kan kita mesti pake pakean resmi mas” jawabnya sambil menguncir rambutnya yang di cat sedikit blonde “yauda yuk berangkat” Sejurus kemudian Si Orange, motor kesayanganku melaju melintasi jalanan kota ini yang selalu macet tak kenal waktu. 20 menit kemudian kami sampai di kafe tempat janjianku dengan teman-temanku, kuhampiri mereka dan sontak berbagai kecengan mereka lontarkan karena melihat aku datang dengan seorang cewek yang terlihat paling bersinar diantara pengunjung kafe tersebut. Selayaknya kalau kita ketemu teman lama sudah tentu banyak hal yang kami bicarakan. Hingga tak terasa sudah pukul 10 malam dan kamipun membubarkan diri dan pulang kerumah masing-masing. Di perjalanan pulang Ayumi duduk mendekatkan tubuhnya ke tubuhku diatas motor sehingga tonjolan dadanya sedikit menempel di punggungku. Kenyal sekali kurasakan tonjolan dadanya. Tak banyak yang kami bicarakan mungkin Ayumi sudah mengantuk hingga sampai depan kosannya “mas ga mampir dulu ?” tawarnya kepadaku “emang boleh aku mampir ? Ga dimarahin sama ibu kos ?” tanyaku “gapapa kok ini kosan aku lumayan bebas yah meskipun ga boleh nginepin cowo sih hihihihi” jawabnya “hmm, boleh deh sambil ngelurusin punggung. Pegel tadi di kafe kursinya ga ada senderannya” akhirnya aku menyetujui tawarannya untuk mampir ke kosannya. Sampai dikamarnya aku dipersilakan untuk masuk. Harum khas kamar cewek langsung tercium dan penataan kamar yang begitu rapi menandakan dia cewek yang rajin. Ku sulut Dunhill Filter dan Ayumi segera menghampiriku “bagi rokoknya ya mas” sempat kaget karena aku baru tau kalo cewek ini ternyata merokok juga “boleh ambil aja” jawabku setelah berhasil menetralkan rasa kagetku. Kamipun melanjutkan obrolan seputar kerjaan dikantor dan tidak ada hal yang spesial saat itu. Hingga beberapa saat kemudian “mas aku ke kamar mandi dulu yaa, mo ganti baju gerah soalnya” pamitnya kepadaku sambil masuk ke kamar mandi yang berada didalam kamarnya “santi aja Yu”. Dan beberapa menit kemudian dia keluar kamar mandi sudah berganti pakaian kaos oblong tipis yang menyamarkan bra biru muda didalamnya serta mengenakan celana kain pendek tipis setengah paha sehingga kulit mulusnya terekspos dengan sempurna. “kenapa mas kok lihatnya gitu banget” tanyanya membuyarkan pikiran kotorku “ah engga, itu paha menggiurkan banget kaya paha kaepsi jadi pengen gigit” jawabku yang sudah tidak ada rasa canggung lagi “ihh masa digigit sih mas kan sakit tar” balasnya dengan nada sedikit manja “yaa diganti deh ga jadi digigit biar ga sakit” “trus diapain mas ?” tanyanya makin manja saja. “nah kamu maunya diapain ? Mau dibikin geli emang ? Hehehehe” Ayumi tertawa renyah memperlihatkan gigi gingsulnya “eh aku boleh numpang ke kamar mandi ga ?” kataku “mo ngapain mas ?” “udah ga tahan disuguhin paha kaepsi hehehehe” jawabku asal “yee baru juga paha udah ga tahan gimana kalo aku suguhin dada pasti langsung klepek-klepek” balasnya menggodaku. Aku hanya tertawa sambil masuk ke kamar mandi. Ketika keluar kamar mandi kudapati Ayumi sedang rebahan di kasurnya sambil sebelah kaki disilangkan makin memperlihatkan paha putih mulusnya yang membuat pangkal selakanganku berdenyut tak beraturan. Aku duduk di ambang pintu berniat menyulut sebatang Dunhill Filter lagi tetapi “mas jangan dipintu masuk aja, ga enak kalo temenku lihat bisa dicengin aku hehehehe” katanya tiba-tiba. Aku pun mengurungkan niatku untuk merokok dan memposisikan tubuhku agak masuk kedalam kamarnya dan “tutup aja pintunya mas, temen-temenku suka rese kalo ada temen cowo maen ke kosanku” antara kaget dan deg-degan aku menutup pintu kamar dengan perlahan “udah tuh” kataku setelah menutup pintu kamar. Aku kembali duduk namun kini aku sudah tidak canggung untuk duduk lebi dekat dengannya karena Ayumi sendiri sudah memberi sinyal kuat “boleh aku rebahan bentar ? Punggungku pegel nih” tanyaku “rebahan aja mas, nih masih ada tempat dikasur” wahh, ini emang rejeki ato gimana yaa bisa rebahan sebelahan sama temen cewek yang aduhai gini. Akhirnya Ayumi sedikit menggeser tubuhnya dan aku segera rebahan disampingnya. Harum parfum dan wangi shamponya menyeruak ke rongga hidungku “wanginya enak parfum kamu” aku memecah keheningan “mas suka ?” dia malah bertanya “suka, bikin nyaman wanginya” dan tanpa disadari kami sudah saling tatap dan tubuh kami hanya berjarak 10cm saja. Tanpa tahu siapa yang memulai kami saling mendekatkan bibir kami dengan ragu, namun karena situasi sudah sangat memungkinkan segera ku tepis rasa ragu dan langsung melumat lembut bibirnya. Empuk kenyal dan hangat rasa bibirnya ketika ku kecup. Ayumipun mulai membalas lumatan bibirku. Pelan tapi pasti penyatuan bibir dua insan berlainan jenis ini “eemmhh” suara nafas Ayumi seperti memburu “hhmmppff” akupun seperti kehabisan nafas karena semakin lama lumatan bibir kami semakin panas. pelan-pelan aku mulai mengelus dada kirinya dengan tangan kananku dan ku tambah dengan sedikit remasan “akkhh mas agak kenceng ngeremesnya” waahh, minta agak kasar rupanya cewek ini. Dan tanpa menunda lagi aku remas dengan sedikit kasar dadanya bergantian “akkh iya gitu mas kencengin lagi remesnya” makin kencang aku meremas dadanya bergantian sementara tangan kiriku mulai turun mengusap bagian selakangannya yang terasa empuk dan basah. Kuselipkan tanganku kedalam celananya pelan kucari celah lipatan vaginanya yang ternyata sudah sangan basah “uukkhh mas masukin jarinya mainin itilku eemmhh” tanpa mengulang permintaannya segera saja ku gosok klitorisnya yang sudah menyembul dengan jempolku sementara jari manis dan tengahku dengan tempo sedang menusuk kedalam vaginanya “Aakh mas enak banget sumpah. terusin kencengin mas ngocoknya” akupun semakin kencang mengocok dua jariku di liang vaginanya hingga kemudian aahh mass aku keluar eemmhh” Ayumi menjepitkan pahanya sambil mengangkat pantatnya meresapi tiap detik orgasme yang didapat melalui permainan jariku. Tanpa menunda aku langsung menarik celana serta cd nya hingga terpampang gundukan mulus tanpa bulu dengan celah sempit berwarna merah muda. Segera saja ku jilat dan kuhisap celah vaginanya yang makin membuatnya kelojotan “aahh mas teruss mass enak banget” semakin cepat jilatan serta hisapanku pada vaginanya yang telah membanjir. Ayumi menarik tubuhku hingga kami berposisi 69 dan segera melepas gesper serta melorotkan jeans dan cd ku “mas bersihan juga rajin cukur” katanya mengomentari rambut kemaluanku yang memang rajin ku cukur. Tanpa menunggu lama kepala penisku sudah dijilat dan dihisap olehnya. Terlihat sudah sangat mahir dian mengoral penisku hingga tidak ada yang terlewat sedikitpun dari jilatannya. Aku yang dilanda kenikmatan akibat permainan oralnya hampir saja jebol pertahananku hingga ku sudahi saja posisi ini. Tidak banyak kata yang terucap hanya gerakan tubuh kami yang dengan sekejap sudah dalam keadaan bugil satu sama lain. Aku mengambil inisiatif dengan memainkan putingnya yang terlihat indah dengan warna merah sedikit kecoklatan menandakan Ayumi adalah wanita yang sudah matang. Dengan sedikit menengadahkan kepalanya Ayumi meracau “masshh enakkhh aakkhh sedot yang kuat pentilku eemmhh” akupun mulai menyedot dengan kuat putingnya bergantian kanan dan kiri sampai akhirnya “mas masukin aja aku udah ga tahan” pintanya memelas. Dan aku tak menunggu lama memposisikan kepala penisku ke vagina gundul miliknya. Perlahan masuk terasa sudah basah sekali semakin dalam dinding dalam vaginanya lembut memijat batang penisku hingga akhirnya penisku masuk sepenuhnya. Ku diamkan sejenak sambil merasakan pijatan lembut dinding vaginanya lalu dengan perlahan ku goyangkan pinggulku maju-mundur dengan teratur hingga menimbulkan gesekan antara dinding vaginanya dengan batang penisku “aakkh memek kamu enak banget” racauku merasakan sensasi hangat dalam vaginanya “uughh tancepin yang dalem masshh” kusodok dengan tempo pelan namun menghujam membuatnya mengapitkan pahanya mengunci pinggangku hingga penisku masuk mentok dalam vaginanya “iyaa gitu masshh aahhh mentokin lagi” kupercepat sodokanku hingga mentok membuat Ayumi semakin menggelinjang merasakan nikmatnya persetubuhan ini. Bosan dengan gaya missionaris kubalikkan tubuhnya dan kuposisikan menungging. Dituntunnya penisku ke vaginanya dengan tangannya dan perlahan masuk “eemmpphh enak banget memek kamu kalo di entot dari belakang gini” racauku “kerasa mentok mas aku paling suka kalo di doggy gini uukkhh” Ayumi pun tak kalah menikmati posisi ini. Mulanya perlahan aku menggerakkan pinggulku kemudian aku tingkatkan tempo genjotanku “aaahhhh mass aku mo nyampe jangan brenti trusin masshh aakkhhh” Ayumi semakin tak terkontrol dadanya terlempar kesana-kemari akibat sodokanku dari belakang. Gemas melihat pantat putih bulat sambil menggenjot kutampar pelan pantatnya “plaakk” dan “aahhh kerasin mas namparnya” “plakk plaak” hingga membekas merah dipantatnya yang putih “uuhh mas aku mo nyampe mas kencengin genjotannya mmmhh” aku tidak menjawab melainkan semakin meningkatkan tempo sodokanku “aku mo keluar, keluarin dimana ?” tanyaku disela-sela goyanganku yang semakin brutal “diluar aja mas aku lagi subur aakhh” tak sampai semenit kemudian “aaaahhh mas aku keluaaarr uuukkhh” Terasa penisku seperti disiram cairan hangat dari dalam vaginanya. Kedutan vaginanya pun semakin membuat penisku ingin segera memuntahkan isinya “ahhk aku mo keluar” dengan cepat kulepas penisku dari vaginanya san segera kuraih kepalanya. Tanggap atas tindakanku Ayumi mengocok penisku didepan wajahnya sambil membuka mulut “splaassh croott crrooott” 5-6 semburan spermaku mengenai wajah,rambut dan sebagian masuk kedalam mulutnya “aakhh enak banget gila ngentot sama kamu” Ayumi tidak menjawab melainkan memasukkan penisku kembali kedalam mulutnya “eemmh slurrppss” sambil membersihkan sisa sperma di penisku. Luar biasa wanita satu ini, melihat pemandangan wajah penuh sperma secara tidak langsung membuat libidoku naik lagi. Namun mengingat waktu sudah larut akupun berniat menyudahi pertempuran ini “udah gih, bersihin dikamar mandi yuk” ajakku. Ayumi hanya tersenyum sambil menarik tanganku menuju ke kamar mandi. Didalam kamar mandi kami sibuk membersihkan diri kami masing-masing dan setelah itu kembali mengenakan pakaian kami. Nampak seulas senyum tersungging dibibirnya “makasih mas, udah mau ngajak jalan aku malem ini” kubalas senyumnya “ga masalah, kapan-kapan kita jalan lagi mau kan ?” jawabku sambil menyalakan rokokku “boleh, asal sehabis jalan mas ga langsung pulang trus nemenin aku kaya tadi aja” jawabnya sambil tersenyum penuh arti “boleh kapanpun kamu mau” sejenak kami berciuman dalam namun singkat sebelum mengakhiri malam yang luar biasa ini. Terimakasih para Suhu Salam Hormat