INTRO
“Ttttttiiiiiiiiiinnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn…….”
Suara klakson mobil2 dibelakang membangunkan lamunanku, suara klakson yang terdengar sangat lama bersuara tanpa henti mengisyaratkan emosi/ketidak sabaran pengemudinya karena haknya sebagai pengguna jalan terhalang oleh sesuatu. Dan yang menghalangi hak mereka adalah sebuah motor di barisan terdepan persimpangan yang tidak melanjutkan perjalanan walaupun traffic light sudah berwarna hijau. Ya, itu motorku , motor sport 150 CC keluaran terbaru yang masih kredit sampai 20 bulan kedepan. Sesegera mungkin aku melanjutkan perjalanan melewati persimpangan yang di minggu sore ini cukup padat.
Perkenalkan namaku Rega Widyono, keluargaku memanggilku “Ega” atau “Ga” saja. Umur seperempat abad. Pekerjaan saat ini, aku akan magang di sebuah perusahaan di kota ini. Setelah sebulan ini disibukkan dengan ujian, tes kesehatan dan interview akhirnya aku diterima di perusahaan tersebut dengan masa percobaan 3 bulan. Fisik badanku bisa dibilang standard fisik cowok di negara ini, tinggi badanku tidak tinggi tidak juga pendek sekitar 172 M. Berat badan juga tidak gemuk dan tidak kurus. Kalau ngomongin tingkat ketamvanan, aku sendiri tidak bisa memastikan berada dalam kategori mana wajahku, ada yang bilang aku ganteng, ada yang bilang aku manis, ada yg bilang mukaku serem.
Di minggu sore ini aku sedang menuju tempat reuni SMP di sebuah gedung ternama di kota ini. Tepat seminggu yang lalu aku dapat sms dari salah satu teman yang menginfokan adanya acara reuni. Aku pun bimbang untuk bisa hadir, karena sudah sekitar kurang lebih 10 Tahun tidak ketemu atau berhubungan dengan temen2 SMP. Sebenarnya acara reuni ini berlangsung rutin setiap tahun diadakan. Tapi baru di tahun ini aku bisa hadir, karena semenjak aku lulus SMP , bunda menikah lagi dengan pria yang berdomisili di kota sebelah, bunda akhirnya ikut suami barunya , sehingga aku melalui masa SMA dan kuliah di kota sebelah. Dan sekarang akhirnya setelah sekian lama , aku kembali ke kota masa kecilku. karena perusahaan tempatku magang ada di kota ini.
Sebuah acara reuni bisa jadi kesempatan besar bagiku untuk bisa berbaur lagi di kota ini. Sedikit keraguan dalam hatiku datang ke acara tersebut, karena dulu waktu smp aku termasuk anak yg kurang popular dan kurang pergaulan serta terpinggirkan. Untungnya dulu masa2 SMP belum ada Bullying, jadi masa SMP bisa terlewati tanpa ada kejadian2 yang menyeramkan. Berbeda dengan masa SMA yang penuh dengan tantangan dan perjuangan bagi aku yang susah dalam pergaulan. Tapi aku harus bersyukur atas semua kejadian menyedihkan di waktu awal2 SMA, karena berkat itu semua aku bisa berubah menjadi seperti sekarang, tentunya ini semua berkat bantuanmu .
“I miss you..” dalam hatiku.
Kulihat jam di tanganku sudah menunjukkan kalau aku sudah telat 30 Menit. Kutambah lagi kecepatan motorku, meliuk-liuk di keramaian kemacetan di kota yang masuk dalam 5 kota paling macet sedunia. Bayangin sedunia men?. Gimana nggak stress orang2 disini melalui kemacetan seperti ini setiap hari. Belum lagi jalanan yang banyak yang rusak, kami tiap tahun disuruh taat bayar pajak kendaraan, tapi… ah sudahlah,,, memang suka bikin gemes para penguasa di negeri ini.
Gedung tempat acara reuni sudah keliatan di depan. Tinggal melewati satu lagi traffic light dan aku akan sampai di tujuan. Eh tapi,,
05 < – – indikator traffic light
Pada bagian atas tiang traffic light Ada indicator countdown berwarna hijau yang menandakan tinggal seberapa lama lagi traffic light akan berubah menjadi merah. Bagaikan suatu instruksi dari komandan kepada seluruh prajuritnya yang harus dan wajib ditaati, semua kendaraan harus berhenti ketika indikator berubah menjadi merah.
04 < – -indikator traffic light
Melihat tanda tersebut, kutarik gas lebih cepat, berharap masih bisa Melewati traffic light tanpa harus menunggu semenit dua menit lagi.
03 < – -indikator traffic light
Semakin dekat dengan tempat acara, semakin banyak pertanyaan2 di otakku, seperti apa mereka setelah 10 tahun tidak berjumpa, apakah aku masih bisa mengingat nama2 mereka, apakah mereka masih mengingatku, apakah aku bisa berbaur dengan mereka, apakah mereka bisa menerimaku. Apa seharusnya aku tidak datang saja. Beradaptasi di tempat baru adalah kelemahanku. Sulit sekali memulai sesuatu yang baru, aku tidak mudah berhadapan dengan orang2 yang belum aku kenal atau yang belum mengenalku.
02 < – -indikator traffic light
“Ahhhhhhhhh,,” aku harus lupakan pikiran2 negatif di otakku.
“ini cuman acara reuni” aku akan pasrah dengan apa yang akan aku hadapi setelah melewati traffic light didepan.
01 < – -indikator traffic light
Hari ini reuni dengan teman2 lama namun nyatanya seperti baru pertama kali bertemu. Kemudian besok berusaha beradaptasi bersama orang2 baru ditempat magang. Dua hari ini akan menjadi titik awal lembaran baru di hidupku.
00 < – -indikator traffic light
.
.
90 < – -indikator traffic light
Indikator traffic light sudah berubah merah, bagaikan adegan slowmotion pada perlombaan moto GP sebelum sang juara melalui garis finish.
Tapi
seperti yang sudah2, tak selamanya semua berjalan sesuai ekspetasi. Kulihat posisi motorku belum sama sekali melewati traffic light.
“sial..”
Sudah kepalang tanggung pikirku dalam hati. Nekat aku terobos traffic light, Kulihat motor dari arah sebelah kanan tak kalah lebih kencang dr motorku, kecepatan motor itu bagaikan pebalap moto gp yang memacu motornya sekencang mungkin selepas start untuk bisa berada di posisi terdepan mendahuluin pebalap2 lain. dan akhirnya………
“Ttttttiiiiiiiiiinnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn…….”
BERSAMBUNG
REUNI & SENYUMAN DARI MASA LALU
Akhirnya aku sampai di tempat ini, di gedung tempat acara reuni SMP lulusan tahunku diadakan. Hampir saja pikirku, tadi di persimpangan aku bisa lolos dari terjangan motor lain.
“fiuhhh…”
Kulihat wajahku di spion, kurapikan rambutku, kusemprotkan parfum agar aroma jalanan, asap dll tertutupi di badanku.
Melewati pintu masuk, cukup besar pikirku gedung ini. Kulihat samping kanan kiri dari arahku terdapat meja kursi untuk para peserta reuni dan meja panjang yang penuh dengan makanan khas acara pernikahan. sedangkan didepan terdapat panggung dan alat2 musik. masih di panggung yang sama, ada seorang DJ sedang asyik meramu musik yang suaranya keluar dari speaker yang tersebar di seluruh ruangan. Btw DJ nya cowok kalau kalian penasaran.
Karena aku datangnya telat, sepertinya aku melewatkan banyak sesi acara. Aku yakin ini sesi terakhir, yaitu ramah tamah.
Kurasakan ada ada seseorang yang memperhatikanku, tapi tidak bisa melihatnya. Sudah insting seorang manusia yang bisa merasakan kalau ada orang yang memperhatikannya/membuntuti kayak di film2 ituloh.
Aku lihat sekeliling, para peserta reuni. ada yang sedang menikmati makanan, ada yang sekedar ngobrol per grup samnbil membawa segelas minuman di tangan mereka, sejurus kemudian mereka tertawa berbarengan. Di tengah2 pengamatanku, kulihat Dika sedang berjalan menuju meja makanan. Aku pun reflek mengikutinya. Dika adalah teman seperjuangan melewati masa2 SMP. Asal kalian tahu, hampir 80% kulewati masa SMP di sekolah hanya dengan dia. Dulu kami berdua bagaikan pasangan yang tak terpisahkan dari pertama kali masuk sekolah sampai akhirnya lulus. Istirahat berdua, ke perpustakaan berdua, bukannya kami tidak mau bergabung dengan teman2 lain, tapi mereka yang seolah tidak mau mengajak kita bergabung dengan mereka. Setiap berpapasan dengan mereka, mereka melihat kami dengan tatapan aneh. Bahkan ketika pelajaran olahraga, aku dan Dika hanya bisa duduk berdua menyaksikan teman2 pria lain bermain sepakbola. Dulu teman2 lain menganggap kami duo cupu yang kemana2 selalu berdua.
Dan siapa lagi yang mengundangku mengajak ikutan pergi ke acara reuni selain DIka.
Aku : ‘Woi Dik…!!”
Dika reflek menoleh kebelakang, lalu dia melihatku. Cukup lama dia melihatlku dari atas sampai kebawah. Sambil menyempitkan matanya.
Dika : “Ega ?”
Aku hanya tersenyum, kemudian dia menyentuh kedua lenganku sambal berkata
Dika : “ini beneran ega ? , sudah lama sekali” kemudian memelukku.
Aku : “ yap sudah 10 tahun lebih, bagaimana kabarmu ?”
Dika : “ya begini saja keadaanku, tetap seperti yang dulu. Kamu yang berubah sangat drastis. Bahkan sekarang kau lebih tinggi dariku. Hahahaha. Oh Hai dimana kacamatamu ?”
Aku : “Ah bisa aja kok Dik, aku sudah tidak memakai kacamata lagi”
Obrolanku dengan Dika berlangsung cukup lama, mulai membicarakan tentang SMA, Kuliah, pekerjaan, tempat tinggal dll. Kubiarkan Dika menyantap makanan yang sudah dia ambil. Kemudian aku berjalan menuju meja minuman.
“oh sial..” pikirku, meja minuman ada diseberang. aku harus melewati grup2 orang lain yang sedang bercengkrama .
Kulewati grup2 teman2 lain yang sedang mengobrol, ketika mereka melihatku, aku hanya tersenyum. Tatapan itu lagi, mungkin mereka bertanya-tanya siapa aku ini. Tampak orang2 lain yang familiar, tapi tidak bisa kuingat namanya.Aku hanya mengingat nama siswa yang dulu disekolah mereka popular, yang dikagumi banyak siswa atau seluruh sekolah karena kecantikan dan kegantengan seorang siswa. Seperti wanita yang di depanku ini,
namanya Dias Syandriani.
dia sedang mengambil minuman juga. Kulihat dari samping, Meskipun dia sekarang pakai Jilbab, tapi masih kuingat sekali wajah imut cantiknya tidak berubah sama sekali. Cukup lama aku memperhatikannya.
Dulu waktu sekolah, dia merupakan salah satu siswi yang aku kagumi dikelas. Selain cantik , Dias sangat ramah dengan teman2nya, Semua siswa kagum dengan keramahannya begitu pula denganku. Kuingat dulu setiap kali dia memergokiku sedang menatapnya, dia kemudian tersenyum kearahku. Senyuman yang sangat indah, senyuman itu yang membuatku salting sehingga aku menabrakkan diriku ke tembok kelas. Sampai semua siswa di dalam kelas menertawaiku saat itu. Senyuman itu juga yang membuat aku pertama kali merasakan jatuh cinta, meskipun hanya cinta monyet.
Dias : “Rega ?”
Segala lamunanku tentang ingatan masa lalu langsung sirna ketika Dias menyapaku, “oh Sial, aku melamun lagi” pikirku dalam hati. Aku gak salah denger kan, dia barusan memanggil namaku. Di saat semua orang disini tidak ada ada yang mengenaliku, bahkan sahabat sejatiku Dika pun tidak mengenali diriku yang sekarang. Kenapa Dias bisa mengenaliku ?.
Aku : “i..iya”
Dias : “Hai.. Apa kabar?” sambil menggerakkan tangannya untuk bersalaman denganku
Segera kusambut tangannya,
Aku : “eh iya baik, kalau kamu bagaimana?”
Dias : “Alhamdulillah baik, tumben kamu datang ? , biasanya tidak pernah keliahatan di acara reuni atau kegiatan lain” Tanya Dias penasaran
What ? apakah Dias setiap ada acara kumpul2 selalu mencariku?. Pasti tidak, mungkin aku ke-GR-an.
Aku : “iya semenjak lulus SMP keluargaku pindah ke Kota sebelah, jadi tidak pernah bisa datang di setiap acara”
Dias : “oh jadi begitu,,,” sambil mengangguk.
Aku : “kamu masih ingat aku?” pertanyaan konyol tidak sengaja terucap.
“fuckkk,, pertanyaan macam apa itu” pikirku dalam hati.
Dias : “Aku selalu ingat tatapanmu kepadaku Rega pada waktu dulu, persis yang kamu lakukan tadi” kemudian dia tersenyum
Aku : …….. (speechless)
Senyuman itu lagi, masih sama seperti yang dulu. Senyuman dari bibir kecilnya. Aku tidak menyangka kalau dia masih mengingatku. Aku yang dulu cupu masih diingat oleh Dias, bahkan saat sekarang aku sudah berubah tidak kelihatan seperti dulu lagi. Dias memang juara di hatiku.
….. : “Dee…” seseorang menghampiri kami dan memanggil Dias.
Ternyata yang menghampiri kami adalah Linda,
dulu waktu SMP dia adalah teman dekat Dias. Tak kusangka sampai sekarang sepertinya mereka tetap dekat. Biasanya sahabat sesama cewek susah bertahan lama. Linda wanita yang cantik, namun tidak secantik Dias. Tinggi badannya tidak lebih tinggi dari pada Dias. Sedangkan Dias tidak lebih tinggi daripada aku. Linda mempunyai badan yang lebih berisi daripada Dias yang langsing. Fisik Linda termasuk kategori semok, dengan payudara yang lumayan gede terlihat dari pakaainnya yang sore itu memakai kemeja putih ketat dengan bawahan jeans biru. sedangkan payudara milik Dias tidak segede Linda, meskipun Dias memakai atasan yang longgar karena dia memakai jilbab, tapi samar2 payudara Dias terbentuk di bajunya. Namun mereka berdua mempunyai pantat atau bokong yang sama2 gede. Aku heran dibalik tubuhnya yang langsing, Dias mempunyai Bokong yang berisi tidak kalah sama dengan Linda. Linda mempunai rambut lurus panjang namun di bagian bawah bergelombang, karena Dias memakai Jilbab, aku tidak tau bagaimana rambutnya sekarang. Kalua dulu waktu SMP dia mempunyai rambut lurus sebahu.
Linda : “Ditungguin dari tadi katanya mau ambil minuman, eh ternyata disini lagi ngobrol dengan …. eh dia siapa?” sambal berbisik ke Dias.
Dias : “Maaf Lin, ini si Rega. Inget gak ?
Linda : “Rega ? Rega..Rega..” sambil dia melirik ke atas, khas orang yang sedang menelusuri ingatan masa lalu.
Linda : “Ohhhh,, Rega yang dulu CUPU itu yah?” kalimatnya keluar sangat keras dan lantang bebarengan dengan pergantian musik.
Reflek saja semua orang di ruangan itu menoleh ke asal suara. Melihat temannya ceplas ceplos, Dias spontan membekap mulut Linda. Taklama kemudian, musik sudah menyala lagi, orang2 di dalam ruangan kembali melanjutkan kegiatan mereka masing2.
Dias : “ihh mulutmu Lin, sellalu deh”
Linda : “hihihi,, maafin yak Ga”
Aku : “i..iya, gpp Kok” sambil senyum kecut
Linda : “Gilee, kamu keliatan beda sekali sekarang, tinggi, berisi, dan …….”
……… : “Lindaa,, Diass…”
Kalimat Linda terpotong karena ada yang memanggil, sontak kami bertiga menoleh kea rah asal suara.
Ternyata yang memanggil adalah Maredta,
panggilannya Meta, Dulu di SMP dia adalah siswi paling popular di sekolah, semua cowok mengaguminya kecantikannya, termasuk aku. Ada apa dengan hari ini ?, sekarang berdiri didepanku berdiri bidadari2 cantik dari masa lalu. Wajah oriental Meta dengan mata yang agak sipit, ditunjang dengan hidung yang mancung. Sore itu dia memakai longdress warna hitam sepaha, sangat kontras dengan kulitnya yang putih. Rambutya lurus sangat panjang berwarna coklat. Bisa kurasakan aroma parfum yang sangat strong. Sore itu sepertinya Meta menjadi perhatian banyak orang. Tinggi badannya menyamai tinggi badanku. Tubuhnya langsing seperti Dias, ukuran payudaranya juga sepertinya sama seperti Dias, namun bokongya tidak segede Dias dan Linda.
Linda & Dias : “Metaaaaa,,,” Sambil berpelukan bergantian.
Linda : “katanya tidak bisa datang?”
Meta : “Aku ijin ke atasanku tidak ikut ketemu klien demi bisa datang kesini”
Linda : “Oh Yahh.,, ? Bosmu gak marah?
Meta : “udah deh biariin aja, kala dia marah, tinggal disenyumin aja dia pasti lunak”
Linda dan Meta tertawa bersamaan, sedangkan Dias hanya senyum. Terlihat yang paling akrab dengan Meta adalah Linda.
Meta : “Btw, dia siapa?” sambil menunjukku
Linda : “ini si Rega, dulu satu kelas sama aku dan Dias”
Meta : “Kok aku gak pernah liat dia yah di sekolah,,”
Linda : “Dia dulu gak seperti ini, aku aja yang sekelas, pangling ketemu dia”
Dasar wanita, enteng banget ya ngomongin orang di depan orangnya. Memang dulu Meta tidak sekalas denganku. Sedangkan Dias dan Linda kenal Meta karena mereka adalah anggota Osis, bahkan Meta di tahun ajar kedua menjadi ketua osis.
Tak lama setelah mengobrol berbagai macam hal berempat kami berpencar, sebelum berpencar kita sempat saling bertukar nomor Handphone dan janjian akan bertemu lagi lain waktu.
Linda : “Ga, next time ikut gabung hangout dengan kita yah. Kita bertiga sering keluar bareng, kamu ajak pasanganmu juga gpp”
Aku : “eh iya, aku belum punya pasangan kok”
Linda : “Hahaha, polos banget sih kamu Ga”
Setelah itu aku habiskan waktuku ngobrol dengan Dika dan teman2 yang lain, hingga akhirnya acara reuni selesai. Di luar Gedung kulihat Dias, Linda dan Meta masih mengobrol. Kemudian kulihat Meta pulang dengan membawa mobil sendiri, kemudia datang Mobil menghampiri mereka dan keluar cowok menghampiri Dias dan Linda. Ternyata cowok itu menjemput Linda. Hanya sebentar Dias berdiri sendirian, tak lama kemudian Taxi datang dan kemudian Dias memasukinya.
Setelah sampai di Kost, aku hempaskan badanku ke Kasur, sambil mengingat ingat acara tadi, tak kusangka aku bisa ketemu lagi dengan Dias, bisa melihat lagi senyumnya. Semoga aku bisa ketemu lagi dengannya, tapi apakah dia sudah punya pasangan ? atau bahkan sudah punya suami? Biasanya seorang wanita memustuskan untuk berhijab setelah menikah. Biarlah waktu yang akan menjawab. Besok adalah pertamx aku magang, segera kupenjamkan mataku agar besok bis afresh di hari pertama kerja.
Di tempat lain,
–POV Cewek1—
Cewek1 : “achhhhhhh, ,, achhh.. ndree”
Kurasakan nikmat yang sangat luar biasa saat Penis Andre mengaduk aduk memekku sambil tangannya meremas payudaraku.
–Beberapa Saat Yang Lalu–
Selepas acara reuni tadi rencananya Andre mengajakku ke Mall, tapi di tengah perjalanan dia meraba – raba pahaku, awalnya aku tepis tangannya. Tapi lama kelamaan aku menyerah karena dia sangat berusaha merangsangku, pertahananku hilang saat tangannya berhasil masuk ke dalam celanaku, meraba raba memekku dari luar panties ku. Gila bener sih andre pikirku, dia memainkan memekku sambil menyetir mobil. Aku pun tak kuat menahannya, sampai aku memenjamkan mata dan mendesah dibuatnya.
diaaat aku sudah menikmati permainan tangan Andre, dia menghentikan aksi nya. Mengeluarkan tanganya dari celanaku.
Aku : “Kok udahan si ndre?”
Andre : “kenapa memangnya?, mau dilanjut?”
Aku hanya terdiam sambil menunjukkan muka sebel,
Andre : “Mau dilanjutkan di apartemenku gak?”
Sialan , dasar Andre mesummmm, dia pasti sudah merencanakan ini semua. Mengajakku ke Mall sudah pasti hanya modus untuk meniduriku lagi. Ya, Andre sudah pernah meniduriku sekali, saat itu aku baru putus dengan pacarku. Sama mantanku hampir rutin tiap minggu aku ML dengannya, hingga sebulan setelah putus, rasa haus akan kenikmatan bercinta tidak bisa kutahan sehingga akhirnya aku minta bantuan Andre teman kerjaku untuk melepaskan hasratku ini. Padahal dulu sudah kubilang ke dia kalau ini pertama dan terakhir. Dan dia sudah berjanji akan hal itu.
Andre : “Heh, malah bengong.. gimana?”
Akhirnya Hasrat dan keinginan akan kenikmatan mengalahkan harga diriku, aku mengangguk dengan ajakannya. Kulihat Andre tersenyum menang.
Dan akhirnya aku disini, di bed apartemen milik Andre, memekku sedang disodok dari belakang oleh Andre,
nikmat sekali gaya bercinta seperti ini, aku sangat menyukainya, pantatku maju mundur mengikuti hentakkan pinggul Andre,
Aku : “Achhhh, Achhh terus Ndree,,,”
Aku sudah hampir mencapai puncak kenikmatanku,
Andre : “Memekmu enak sekali Lin, hosh, hosh”
Andre semakin kencang menggerakkan Pinggulnya, sepertinya sudah mau keluar. Padahal aku belum mencapai puncak kenikmatan.
Aku : “Jangan di dalam Ndre,,,”
Andre tak menanggapi Perintahku,tak lama kemudian penisnya dicabut dari memekku. Aku langsung ambruk ngos2an di kasur, tak lama kemudian kudengar Andre mendesah panjang dan kurasakan sesuatu yang cair menyemprot di punggungku beberapa kali.
Andre : “Enak sekali Lin, Makasih ya,, next time lagi yah” kemudian dia ambruk disebelahku sambil ngos2an juga.
Dalam hati aku berkata “Sialan kau Ndre, aku belum puas begoo,,”
Ditempat Lain
—POV Cewek2—
Kulepas Bra yang menyanggah payudaraku hingga hanya menyisakan panties yang masih melekat di tubuhku, kurebahkan badanku di bed, dan kutarik selimut menutupi tubuhku, mataku terpejam tapi pikiranku masih teringat tadi saat alku bertemu dengannya, Rega.
Ganteng sekali dia sekarang, keren, tubuhnya sempurna sekali. Aku membayangkan tubuhnya, tangannya, bibirnya. Membayangkannya membuat jantungku berdetak kencang, kurasakan sensasi gatal di memekku sampai akhirnya kuraptkan kedua pahaku. Reflek kusentuh putting susuku sendiri, sambil membayangkan Rega,
“Rega,,,,”
“Ahhhhh..”
aku mendesah saat jari2 tangan kiriku memilin putingku, sedangkan tangan kanankuu meraba perut sampai pahaku. Dan perlahan kusentuh memekku sendiri, kumasukkan jariku kedalamnya. Kurasakan memekku sudah basah sekali.
“ahhhhh,,,”
Aku habiskan malam ini untuk masturbasi membayangkan Rega, sampai akhirnya aku mencapai orgasme. Lemas hingga akhirnya tertidur
BERSAMBUNG