Namaku Ani, sekarang umurku 24 tahun, aku sudah bekerja di kecamatan tempat aku tinggal. Perawakan fisikku bisa dibilang biasa saja, tapi aku orangnya putih bersih karena tubuhku setiap hari aku tutupi dengan rapat dan aku juga menggunakan kerudung. Kejadian ini terjadi saat aku kuliah dan sudah mempunyai suami danseorang anak. Hubungan terlarang ini bagiku sangat aku nikmati. Sampai sekarang cerita ini aku tulis, aku masih tetap berhubungan dengan seorang laki-laki selingkuhanku. Begini awal mula ceritanya.
Sejak mulai SMA aku bisa dibilang cewek yang agak nakal, tapi nakalku masih beraturan, aku masih tetap menjaga keperawananku, alaupun banyak mantan-mantan cowokku mengajaku untuk berhubungan Sex tapi aku selalu menolaknya, aku lebih memilih putus dari pada harus berhubungan .
Kenakalanku hanya sebatas omongan saja, aku sering berucap yang jorok-jorok, aku sering nongkrong dengan teman-temanku yang cowok, sering juga aku bolos seolah hanya untuk maen-maen. Sampai aku lulus SMA aku mulai merubah sifatku, aku mulai sedikit-sedikit mengurangi omongan kotorku walaupun kalau lagi bercanda masih sering reflek keluar dari mulutku.
Setelah aku lulus SMA aku langsung bekerja di Kecamatan tempat aku tinggal. Mulai dari ini aku beerja aku banyak berteman dengan orang yang lebih tua, bahkan rata-rata sudah mempunyai istri dan anak.
Di kerjaanku yang sekarang aku juga mendapat banyak godaan dari teman-teman kerjaku, tapi aku selalu cuek saja. Hingga aku mulai untuk memikirkan kuliah sambil bekerja. Didesa tempat aku tinggal ada fakultas yang membuka kuliah luar kota dan aku berinisiatif untuk mendaftar.
Selang sebulan setelah aku mendaftar dan melunasi pembayaran akhirnya aku mulai masuk kuliah. Disini aku melihat ada seorang cowok yang aku lihat berbeda dengan cowok-cowok yang lainnya, orangnya siih juga biasa, tapi aku melihat cowok ini seperti mempunyai aura yang berbeda dengan yang lainnya.
Setelah kegiatan perkuliahan dimulai kami saling berkenalan antara satu dengan yang lainnya, dari itulah aku mengetahui bahwa namanya Rifki. Sebulan berlalu kami masih tampak biasa saja walaupun sebenarnya otakku ini sudah keiisi dengan sosok Rifki.
Semakin bertambah bulan akhirnya kami semakin dekat saja, dengan segala alasan aku mengajak Rifki untuk bertemu. Tapi pertemuan kami ini hanya sebatas teman, aku juga tidak berani mengutarakan apa yang aku rasakan.
Kamipun semakin lebih dekat lagi, ketika bercanda entah disengaja atau gak disengaja Rifki selalu berusaha memegangku, entah itu hanya di pipi, ataupun dibagian tubuh yang lainnya. Tapi herannya aku membiarkannya saja, meskipun belum ada hubungan diantara kita. sampai semester 3 aku tak kuasa menahan perasaanku yang selama ini kau pendam, aku mengutarakan apa yang aku rasakan kepada Rifki. Malam itu aku menghubungi Rifki.
“Kamu dmn Kik (aku biasa memanggilnya Kik)???”
“Dirumah, emang ada apa An??” jawab Rifki
“Aku lagi dcafe dekat rumah kamu nih, aku maen kerumah kamu boleh ya??”
“Iyha gak papa maen aja, aku juga gak ada cara untuk pergi-pergi kok” jawab Rifki
Beberapa menit kemudian aku sudah nyampai dirumah Rifki, ternyata dia sudah menunggu didepan rumah. Dan..
“Heeeiiii kamu ngapain dirumah aja, biasanya kamu kan maen” tanyaku sambil langsung duduk disamping Rifki
“Lagi gak kepengen keluar kok, males. Kamu tadi di cafe **** sama siapa???” jawab Rifki
“Tadi sama Winda, Lha km males kenapa eg kik, emang kamu lagi ada masalah ya???”
“Gak papa kok, lagi males aja, gak bersemangat, gak ada yang membuat bersemangat An” jawab Rifki
Waaah ini kesempatanku untuk mengungkapkan perasaanku, aku pasti bisa membuat semangat Rifki lagi,”ucapku dalam hati”
“Eeeehhh…malah bengong kenapa An,,kamu minum apa??” Tanya Rifki
“Eeeeggg…..Engggak papa kok Kik, apa aja deeh yang penting seger” jawabku dengan sedikit tesendat
Kemudian Rifki masuk untuk mengambilkan sebotol frestea dingin, aku masih deg-deg an gimana caranya untukku memulai ngomong sama Rifki, dan gak berapa lama akhirnya Rifki keluar.
“Ini minumnya An, diminum” ucap Rifki sambil menyodorkanku sebotol Frestea
“Iyha Kik” jawabku singkat sambil menerima botol minumnya
“Rumahmu kayaknya sepi pada kemana Kik”
“Pada pergi kerumah mbahku kok An, yang dirumah hanya aku dan adekku saja”
“Ooowwhhhh…. Lha cewek kamu kemana, kan mumpung rumah sepi kan biasanya cowok memanfaatkannya,hehe…” tanyaku sambil ketawa
“Aku gak punya cewek An, asal kamu tau yang sekarang lagi deket sama aku itu hanya kamu An” jawab Rifki
“Aaaahhh gombal kamu Kik, masak cowok kayak kamu gak punya cewek, gak percaya aahh” Jawabku sambil memancingnya
“Beneran An, ngapain aku bihing sama kamu, toh bohong sama kamu juga gak ada untungnya kan” ujar Rifki
Setelah kurang lebih setengah jam kita ngobrol akhirnya akupun mengungkapkan perasaanku pada Rifki, dan Rifki pun menyatakan perasaan yang sama seperti yang aku rasakan.
Dan akhirnya malam itu kita berdua jadian. Hari-hari pun aku lalui sangat bahagia dengan Rifki, Rifki juga sangat perhatian sama aku, aku pun membalasnya sebaliknya. 2 bulan aku dan Rifki menjalin hubungan dengan rasa bahagia. Sampai suatu saat ayahku yang sudah lumayan tua menderita sakit-sakitan, lalu ayahku memintaku untuk segera menikah diumurku yang masih 24 tahun ini, tentu saja aku belum siap.
Setelah aku bicara sama ayahku kalau aku belum siap untuk menikah, ayahku ternyata sudah menjodohkanku dengan anak temannya. Langsung saja aku menolaknya dengan lancang, aku bersi keras kalau aku tidak mau dijodohkan, tapi ayahku tetap saja memaksaku untuk menikah dengan anak temannya tersebut.
Aku sempat pergi dari rumah selama beberapa hari kerumah nenekku yang gak jauh dari rumah, tapi ayahku menemukanku dan langsung memaksaku untuk pulang. Kemudian ayahku mempertemukanku dengan laki-laki yang dijodohkan denganku itu.
Namanya Wawan, orangnya juga gak jelek-jelek amat siih, tapi mau gimana lagi, hatiku sudah jatuh cinta sama Rifki. Tiap kali aku dipertemukan dengan Wawan aku selalu cuek, aku hanya menawab dengan singkat saja, bahkan sering aku bicara kasar sama dia, agar membuatnya tak mau sama aku, tapi Wawan ini juga sangat sabar menghadapi perkataan kasarku.
Setelah pertemuanku dengan Wawan waktu itu, selepas pulang kerja aku lalu menemui Rifki, aku ngomong yang sejujurnya sama Rifki kalau aku dijodohkan orang tuaku. Rifki pun kaget mendengar omonganku itu,
“Lha terus hubungan kita bagaimana kalau kamu dijodohkan Sayang” Tanya Rifki. “aku gak tau yank, kalau aku menolak untuk dijodohkan, namaku mau dicoret dari keluargaku yank, aku bingung sekali yank” jawabku sambil memluk Rifki dengan menangis. Rifki pun hanya terdiam sambil mengelus rambutku.
Setelah gak ada jalan yang diambil untuk hubunganku dengan rifki, akhirnya aku dengan terpaksa menikah dengan Wawan anak teman ayahku itu. Aku pun melangsungkan pernikahan dengan rasa sedih, pernikahanku selalu diiringi dengan air mataku,
Hanya sosok Rifki yang aku ingat. Setelah pernikahanku selesai, aku masih berhubungan Rifki meskipun hanya lewat telpon, sosok laki-laki baik yang selama ini aku inginkan. Selama hubunganku dia tidak pernah meminta untuk berhubungan Sex.
Baru kali ini aku mendapatkan laki-laki yang seperti itu, walaupun sebenarnya kalau Rifki mengajakku untuk berhubungan slot gacor Sex aku pasti mau, karena aku sangat mecintainya dan tak ingin kehilangannya.
Lama aku tak berhubungan dengan Rifki meskipun kami masih sering bertemu saat kuliah. Sampai suatu ketika waktu itu aku menghadapi skripsi. Sekelasku karena mahasiswanya tidak banyak, maka dibagi menjadi 2 kelompok, dan aku ternyata satu kelompok sama Rifki.
Kami pun menghadapi bimbingan skripsi bersama-sama, dan kami berniat untuk mendatangi dosen pembimbing kita kerumahnya. Lalu kelompok memilih aku dan Rifki untuk datang kerumah pebimbing kita dan Rifki pun menyetjuinya. Hari minggu malam itu aku berangkat kerumah dosen dengan Rifki, aku menjemputnya dirumahnya.
Malam itu dengan baju rapinya kelihatan sangat Ganteng sekali. Pukul 19.00 akhirnya kita langsung meluncur kerumah dosen, aku berboncengan dengan mesra kepada Rifki. Malam itu aku serasa mengulang lagi masa bahgia aku dan Rifki dulu, da aku tak mau kehilangan moment tersebut.
Setelah sampai ke kota, aku melihat jalan yang dituju Rifki ini bukan jalan kerumah dosen pebimbing kita.
“Kik kita mau kemana, ini kan bukan jalan menuju rumah pak Hardi (dosen pembimbing) kn???” tanyaku
“Iyha emang enggak kerumah pak Hardi, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat” jawab Rifki
“Eeeehhh…kamu jangan aneh-aneh donk Kik, nanti aku juga harus pulang, nanti kalau kemaleman aku bisa dimarahi suamiku Kik” tanyaku gelisah
“Enggak kemaleman kok, udah kamu santai saja” jawab Rifki
Kemudian tiba-tiba Rifki berhenti dipinggir jalan dan mengambil telponnya, ternyata dia menghubungi pak Hardi kalau mala mini gak jadi kerumahnya karena ada acara mendadak. Setelah itu Rifki kembali melanjutkan perjalanan. Dan kurang lebih 15 menit sampailah Di hotel pesona.
“Kita mau ngapain Disini Kik” tanyaku
“Aku kangen sama kamu An, aku ingin mengajak kamu untuk berduaan”
“Aaaahhh kamu aneh-aneh saja Kik, nanti kemaleman aku dimarahi suamiku”
“Sebentar aja kok An, kamu tenang aja”
Belum sampai aku menjawabnya aku ditarik sama Rifki untuk masuk kedalam kamar hotrl yang ternyata sudah dipesannya. Sampai didalam kamar, pintu pun langsung ditutup Rifki dan langsung dikunci dan kuncinya diambil oleh Rifki.
Dan langsung saja Rifki memeluku, dia langsung mencium bibirku. Pertama aku berusaha menolaknya, tapi Rifki terus saja menciumiku. Aku yang dalam pelukan Rifki tak bisa bergerak, Rifki leluasa menciumiku.
“Malam ini kasih aku yang special An, aku kangen banget sama kamu An” Bisik Rifki. Setelah lama berciuman, akhirnya aku terasa menikmatinya.
Aku membalas ciuman Rifki, lidah kami pun saling berpagutan, lidah panjang Rifki menguasai mulutku, kadang sesekali Rifki mencokot lidahku. Terasa penis rifki sudah mulai keras, terasa dari luar celananya.
Akhirnya Rifki melepaskan pelukan eratnya, setelah aku mulai menikmatinya. Tangan Rifki kini mulai aktif, dia mulai memegang payudaraku dan meremasnya meski baru diluar bajuku.
Sambil terus berciuman, tangan rifki tak henti-hentinya meremas payudaraku yang sekarang tangan Rifki mulai membuka kancing bajuku satu persatu dari atas. Maka sekarang terbukalah bajuku, tangan rifki masuk kedalam BH yang aku pakai, tangannya terus meremas payudaraku sesekali memlintir putingku “Aaaaahhhh….Aaaaahhhhh…” sesekali aku medesah.
Setelah aku semakin bernafsu dan aku tak ingin pulang kemaleman. Saat tangan Rifki membuka pengait BH ku, dan sekarang aku sudah telanjang dada tanganku langsung memegang Penis Rifki. Terasa sangat besar sekali, dan sudah sangat keras sekali.
Tangan rifki setelah puas dengan payudaraku sekarang dia mulai menciumi buah dadaku dengan ganasnya, terlihat Rifki malam itu sangat buas sekali. Sambil menciumi payudaraku dan sesekali mencokot puitngku, tangannya sekarang mulai membuka Hak celanaku, dan tangannya sekarang sudah mulai masuk kedalam CD ku.
Saat tangannya masuk kedalam CD ku aku tak mau kalah, aku buka saja HAK celananya juga dan aku keluarkan penisnya dari celananya. Dan Woooow penis Rifki terasa sangat besar sekali. Tanganku serasa tak muat untuk menggenggamnya.
Rifki yang sudah bernafsu langsung mengobok obok memekku
“Ouuuuuhhh….Oooouuuuhhh….Oooouuuuhhhh…..” desahku saat jari Rifki masuk dalam memekku.
Aku pun yang sudah dilimuti gairah nafsu, langsung menarik tangan rifki dari memekku dan aku langsung jongkok didepan Rifki dan langsung saja aku mengulum penis Rifki dengan ganasnya.
Penis Rifki sangat besar sekali dan panjang. Rifki pun terus mendesah saat penisknya aku kulum dengan ganas “Aaaahhhhh….Annn….Annnnniiiiiii……Aaaaaahhhhhh”. 10 menit sudah aku kulum penis Rifki, aku terus berdiri dan membuka celana dan CD ku yang masih aku pakai, aku mendorong Rifki hingga Rifki duduk di sofa kamar.
Akupun langsung naik diatas paha Rifki dan aku masukkan Penisnya. Saat penis rifki menembus memekku ”Ooooouuuuuhhhh….Kiiiikkk….OOooouuuuuhhh….” aku mendesah keenakan. Tangan Rifki membantuku memegang pantatku dan menaik turunkan, semakin lama gerakan tangan rifki semakin cepat.
Aku dan Rifki selalu mendesah bersamaan. Setelah berapa lama aku diatas Rifki, Rifki mengangkat badanku dan menyenderkan aku di depan meja TV, kemudian Rifki menusuku dengan Penisnya Dari belakang “Aaaarrrrrgggghhh…..Kiiiiikk….Niiiikkkk….Maaaaatttt kiiiiiik….” Desahanku seiring cepatnya gerakan Rifki.
Akhirnya setelah kurang lebih 15 menit Rifki memompaku dari belakang, Rifki sangat cepat sekali menyodokku sambil mengerang
“Aaaaarrrrgggghhhh…..Annnn….Annnniiiiii….Akkkuuu….Mauuuuu…Keluuuuuaaarrrrr….” sambil terus lebih kencang menyodokku.
Dan akhirnya “Croooootttt….Crooootthhhh…Crroooottthhh…Crrooooottthhh” tak terhitung berapa kali sperma Rifki menyemprot kedalam liang memekku, yang aku rasakan sangat banyak sekali.
Aku dan Rifki terkulai lemas sambil duduk disofa dengan masih keadaan bugil dengan masih berciuman. “Aku saying kamu An, aku ingin seperti ini terulang lagi An” ucap Rifki. Tanpa menjawab aku langsung berdiri dan mengambil pakaianku lalu membersihkan tubuhku dikamar mandi. Setelah aku selesai, Rifki pun sudah selesai berpakaian dan akhirnya aku mengajak pulang Rifki.
Setelah kejadian itu aku dan Rifki sering melkuka hubungan Sex dimana saja tapi bukan dihotel. Kami mencari tempat yang sepi tidak jauh dari rumah rifki, kadang juga dirumah rifki. Sampai sekarang aku hamil lagi mungkin ini hasil hubungan gelapku dengan Rifki.