Cerita Sex Terbaru | Perkenalkan namaku Della, saat ini umurku 27 tahun. Aku bekerja disalah satu perusahaan
swasta asing dijakarta. Teman-teman kantorku sering memuji kecantikan dan kemolekan
tubuhku, sehingga aku sering mendapat godaan-godaan ringan dari teman-teman kantorku.
Namun aku membiarkannya saja karena godaan teman-temanku masih dalam hal yang wajar.
Bahkan bosku sendiri juga sering menggodaku dengan pujiannya kepadaku. Sempay aku merasa
senang dengan pujian bosku, karena aku baru sebentar bekerja disitu namun aku sudah bisa
dekat dengan semua teman kantor juga dengan bosku.
Setelah hampir setahun aku kerja, aku sering dipanggil oleh bosku Karena pemasukan di
perusahaan semakin menurun. Bosku bukan memarahiku namun bosku meminta pendapatku
bagaimana mengatasi masalah yang ada diperusahaan. Sehingga menjadikan aku dan bosku
menjadi sering ketemu. Setelah beberapa kali berbincang dengan bosku belum juga
mendapatkan solusinya, dan pihak investor asing bosku ingin berkunjung ke kantor untuk
mengecek kondisi perusahaan. Bosku sangat bingung sekali mengahadapinya, dan aku pun hanya
terdiam karena aku juga tidak mempunyai solusi yang terbaik buat bosku.
Pagi harinya ketika jam istirahat kantor, aku dipanggil oleh bosku diruangannya. Segeralah
aku menuju keruangannya, dan sampai diruangannya aku melihat wajah tegang bosku. Aku pun
takut dengan pemandangan yang seperti itu, dan disuruhlah aku untuk duduk. Dengan wajah
yang masih tegang bosku berkata kepadaku kalau aku harus menemani tamu investor asing yang
akan berkunjung ke kantor. Aku sempat tidak setuju dengan permintaan bosku, namun setelah
bosku memberikan penjelasan kepadaku dan aku juga merasa kasihan dengan osku, akhirnya aku
menyanggupinya. Rencannya tamu asing itu akan datang nanti malam, dan keesokan harinya aku
harus langsung menemaninya kemana saja dan aku menurutinya.
Mula-mula dia ajak aku makan beberpa kali sampai aku rileks. Terus satu hari dia ajakain
aku ke cafe, nemenin dia minum, aku habis dua gelas wine kali padahal aku nggak pernah
minum. Aku rasanya nggak mabuk tapi badan aku rada hangat dan rileks. Terus dia ngajakin
nonton, aku mau aja karena nggak terlalu malam. Karena yang nonton sepi, dia bebas
rangkul-rangkul aku. Anehnya aku diem aja, rasanya nyaman dipelukin dia. Ngeliat aku diem
aja dia makin berani, mukanya mulai di deketin ke aku tapi aku nolak kalau dia mau cium
bibir aku. Tapi tambah parah karena yang dia cium kuping dan leher aku lama-lama lagi.
Padahal itu termasuk daerah sensitif.
Kelihatannya dia tahu aku mulai ser.. ser an.. Tangannya mulai turun ke dada aku dari
bahu. Tangannya lihai banget meskipun dari luar putaran-putaran jarinya mampu membuat aku
sesak karena buah dadaku mengeras. Tangannya terus aku pegang, tapi yang satu ketahan yang
lain aktif, dia berhasil buka kancing-kancing bajuku bagian atas, tangannya muter-muter
diatas BHku yang tipis, malu juga rasanya kalau dia tahu pentilku keras banget. Bibirnya
yang bermain dileherku, mulai turun ke bahu, dan.. Wah gawat ternyata dia sudah menurunkan
tali beha dan bajuku sampai ke pinggang, bibirnya bermain dia atas behaku, dan sekali
rengut buah dada kiriku terekspos pada bibirnya.
Begitu buah dada aku terekspos dia nggak langsung caplok tapi pentil aku yang keras
disengol-sengol dulu sama hidungnya. Napasnya yang hangat aja sudah berhasil membuat
putingku makin keras. Terus dia ciumin pelan pelan buah dadaku yang 34C itu mula-mula
bagian bawah terus melingkar sehingga hampir semua bagian buah dadaku dicium lembut
olehnya. Belum puas menggoda aku lidahnya kemudian mulai menari-nari di atas buah dadaku.
Aku tak tertahan mulai mendesah. Akhirnya apa yang aku khawatirkan terjadi lidahnya mulai
menyapu sekitar puting dan akhirnya.
Akh.. Putingku tersapu lidahnya.. Perlahan mula mula, makin lama makin sering dan akhirnya
putingku dikulumnya. Ketika akau merasa nikmat dia melepaskannya.. Dan kemudian mulai
mengecup dari bagian tepi lagi.. Perlahan mendaki ke atas dan kembali ditangkapnya
putingku. Kali ini putingku digigit perlahan sementara lidahnya berputar putar menyapu
puting itu. Sensasi yang ditimbulkan luar biasa, semua keinginanku yang kupendam selama
ini serasa terpancing keluar dan berontak untuk segera dipuasi.
Melihat aku mendesah di tambah berani. Selain menggigit-gigit kecil putingku sembari
lidahnya menyapu-nyapu, tangannya mulai bermain di lututku. Terus terang aja selama
menjanda aku belum pernah ML lagi. Perasaan yang kupendam selama ini kelihatannya mulai
bergolak. Itu membuatku membiarkan tangannya menggerayangi lutut dan pahaku. Dia tahu
tubuhku merinding menahan nikmat, karena kulitku mulai seperti strawbery titik-titik.
Dengan lihai tangannya mulai mendaki dan kini berada diselangkanganku.
Dengan lembut dia mengusap-usap pangkal pahaku dipinggiran celana dalamku. Hal ini
menimbulkan sensasi dan nikmat yang luar biasa. Aku tak dapat duduk tenang lagi, sebentar
bentar menggelinjang. Aku sudah tak dapat lagi menyembunyikan kenikmatan yang kualami. Hal
ini dia ketahui dengan lembabnya celana dalamku. Jarinya yang besar itu akhirnya tak mampu
kutahan ketika dia memaksa menyelinap dibalik celana dalamku dan langsung menemukan
clitku. Dengan gemulai di amemainkan jarinya sehingga aku terpaksa menutup bibirku agar
lenguhan yang keluar tak terdengar oleh penonton lain. Jarinya lembut menyentuh clitku dan
gerakannya memutar membuat tubuhkupun serasa berputar-putar.
Akhirnya pertahananku jebol, cairan kental mulai mengalir keluar di vaginaku. Dan dia tahu
persis sehingga dia mengintensifkan serangannya. Akhirnya puncak itu datang, kepeluk
kepalanya dengan erat dan kuhujamkan bibirku ke bibirnya dan tubuhku bergetar. Dia dengan
sabar tetap mengelus clitku membuatku bergetar-getar seolah tak berhenti. Lubang vaginaku
yang basah dimanfaatkan denga baik olehnya. Sementara jari jempolnya tetap memainkan
clitku, jari tengahnya mengorek-ngorek lubangku mensimulasi apa yang dapat dilakukan
laki-laki terhadap wanita. Aku menggap-menggap dibuatnya. Entah berapa lama dia membuatku
seperti itu dan sudah beberapa kali aku mengalami orgasme, tapi tidak ada tanda-tanda
bagaimana dia akan mengakhiri permainan ini.
Akhirnya aku yang memulai.. Gila.. Entah apa yang mendorongku, tanganku tahu tahu meraba-
raba selangkangannya.. Disana jemariku menemukan gundukan yang mulai mengeras. Begitu
tersapu oleh belaianku, gundukan itu berubah menjadi batang hangat yang mengeras. Entah
mengapa aku jadi senang menggodanya, jariku terus membelai turun naik sepanjang batang
tersebut yang menurutku agar luar biasa ukurannya. Secara perlahan batang tersebut
bertambah panjang dan besar menimbulkan getaran-getaran yang membuatku kembali mencapai
orgasme. Ketika orgasme tanganku secara tak sengaja meremas-remas bola-bolanya sehingga
dia pun terangsang.
Sambil mengecup daun telingaku Jhanson berbisik.. Shall we.. Go.. Aku tak tahu harus
bagaimana.. Dan menurutinya saja ketika dia menarik tanganku bangkit dari tempat duduk dan
berjalan mengikutinya.. Keluar bioskop.. Melewati mall dan akirnya sampai di lobi sebuah
hotel yang menyatu dengan bioskop dan mall tersebut. Langkahku agak tersendat ketika
melewati lobi.. tetapi jari tanganku tergengam erat padanya dan dia dengan sangat pasti
menggiringku kerah lift yang mengantarkan kami ke kamar yang ternyata telah dipersiapkan
sebelumnya olehnya. Di dalam lift Jhanson sempat mencium bibirku dengan lembut.. Seperti
mencium kekasihnya.. Ini membuat tubuhku bertambah lunglai.
Aku tertegun berdiri di depan kamar yang telah dibuka pintunya oleh Jhanson, dan dia
dengan sopan mempersilahkan aku masuk. Beberapa saat aku berdiam di depan pintu bimbang.
Melihat kebimbanganku Jhanson tidak memberi kesempatan dianggkatnya tubuhku dengan kedua
tangannya yang kekar dan dibopongnya kau masuk. Dengan cekatan dia menutup dan mengunci
pintu. Aku sempat berontak tetapi kembali bibirnya melumat bibirku cukup lama dan dalam
sehingga kenikmatan tak tuntas di bioskop tadi kembali muncul. Sambil membopong aku
Jhanson terus melumat bibirku dan perlahan namun pasti dia berjalan ke rah tempat tidur
ukuran king size yang ada dalam ruang suite tersebut. Aku agak gelisah melihat situasi
ini.
Jhanson menyadari hal itu dan tanpa melepaskan ciumannya dia menurunkan tubuhku dengan
perlahan tepat dipinggir ranjang. Kami berhadapan berpandangan sejenak, dia tersenyum dan
kembali bibirnya mengecup ngecup bibir bawah dan atasku bergantian dan berusaha
membangkitkan gairahku kembali. Aku berdesah kecil ketika tangannya memeluk pinggangku dan
menarik tubuhku merapat ketubuhnya. Bibirnya perlahan mengecup bibirku, lidahnya merambat
diantara dua bibirku yang tanpa sadar merekah menyambutnya. Lidah itu begitu lihai bermain
diantara kedua bibirku mengorek-ngorek lidahku untuk keluar. Sapuan lidahnya menimbulkan
sensasi-sensasi nikmat yang belum pernah kurasakan, sehingga perlahan lidahku dengan
malu-malu mengikuti gerakan lidahnya mencari dan mengikuti kemana lidahnya pergi. Dan
ketika lidahku menjulur memasuki mulutnya dengan sigap dia mengulumnya dengan lembut, dan
menjepit lidahku diantara lidah dan langit-langit. Tubuhku menggeliat menahan nikmat yang
timbul. Aku merasa melayang tak berpijak, pengaruh minuman juga menambah aku kehilangan
kontrol.
Pada saat itulah aku merasa Jhanson membuka kancing-kancing gaun malamku yang terletak
dipunggung. Tubuhku sedikit menggigil ketika, angin dingin dari mesin AC menerpa tubuhku
yang perlahan-lahan terbuka ketika Jhanson berhasil melorotkan gaun malamku kelantai. Aku
membuka mataku perlahan-lahan dan kulihat Jhanson sedang menatap tubuhku dengan tajam. Dia
nampak tertegun melihat tubuh mulusku yang hanya terbungkus pakaian dalam yang ketat.
Sorotoan matanya yang tajam menyapu bagian-bagian tubuhku secara perlahan. Pandangannya
agak lama berhenti pada bagian dadaku yang membusung. BH ku yang berukuran 34D memang
hampir tak sanggup menampung bongkahan dadaku, sehingga menampilkan pemandangan yang
mengundang syahwat lelaki.
Tatapan matanya cukup membuat tubuhku hangat, dan dalam hati kecilku ada perasaan senang
dan bangga dipandangi lelaki dengan tatapan penuh kekaguman. Aku terseret maju ketika
lengan Jhanson kembali merangkul pinggangku yang ramping dan menariknya merapat
ketubuhnya. Tanganku terkulai lemas ketika sambil memelukku Jhanson mengecup bagian-bagian
leherku sambil tak henti-hentinya membisikan pujian-pujian akan kecantikan bagian-bagian
tubuhku. Akhirnya kecupannya sampai di daerah telingaku dan lidahnya secara lembut menyapu
bagian belakang telingaku.
Aku menggelinjang, tubuhku bergetar sedikit dan rintihan kecil lepas dari kedua bibirku.
Jhanson telah menyerang salah satu daerah sensitifku, dan dia tahu itu sehingga hal itu
dilakukannya berkali-kali. Dengan sangat mempesona Jhanson berbisik bahwa dia ingin
menghabiskan malam ini dengan bercinta denganku, dan di amemohon agar aku tak menolaknya,
kemudia bibirnya kembali menyapu bagian belakang telingaku hingga pangkal leherku. Aku tak
sanggup menjawab, tubuhku terasa ringan, tanpa sadar tanganku kulingkarkan di lehernya.
Rupanya bahasa tubuhku telah cukup dimengerti oleh Jhanson sehingga dia menjadi lebih
berani. Tangannya kini telah membuka kaitan BHku, dan dalam sekejap BH itu sudah
tergeletak di lantai.
Tubuhku terasa melayang, ternyata Jhanson telah mengangkat tubuhku, dibopongnya ke tempat
tidur dan dibaringkan secara perlahan. Kemudian Jhanson menjauhi ku dan dengan perlahan
mulai melepaskan pakaiannya secara perlahan. Anehnya aku menikmati pemandangan buka
pakaian ini. Tubuh Jhanson yang kekar dan sedikit berotot tanpa lemak ini menimbulkan
gairah tersendiri. Dengan hanya mengenakan celana dalam kemudian Jhanson duduk di ujung
ranjang. Aku berusaha menduga-duga apa yang akan dilakukannya. Kemudian dia membungkuk dan
mulai menciumi ujunung-ujung jari kakiku. Aku menjerit kegelian dan berusaha mencegah,
namun Jhanson memohon agar dia dapat melakukannya dengan bebas. Karena penasaran dengan
sensasi yang ditimbulkan. Akhirnya aku biarkan dia menciumi, menjilat dan mengulum jari-
jari kakiku.
Aku merasa, geli, tersanjung dan sekaligus terpancing untuk terus melanjutkan kenikmatan
ini. Bibirnya kini tengah sibuk di betisku yang menurutnya sangat indah itu. Mataku
terbelalak ketika kurasakan perlahan tapi pasti bibirnya makin bergerak ke atas menyusuri
paha bagian dalamku. Rasa geli dan nikmat yang ditimbulkan membuat aku lupa diri dan tanpa
sadar secara perlahan pahaku terbuka. Jhanson dengan mudah memposisikan tubuhnya diantara
kedua pahaku. Pertahananku benar-benar runtuh ketika Jhanson menyapu-nyapukan lidahnya
dipangkal-pangkal pahaku. Aku berteriak tertahan ketika Jhanson mendaratkan bibirnya
diatas gundukan vaginaku yang masih terbungkus celana dalam. Tanpa memperdulikan adanya
celana dalam Jhanson terus melumat gundungkan tersebut dengan bibirnya seperti dia sedang
menciumkum.
Aku berkali-kali menjerit nikmat, dan persaan yang telah lama hilang kini muncul kembali
getaran-getaran orgasme mulai bergulung-gulung, tanganku meremas-remas apa saja yang
ditemuinya, sprei, bantal dan bahkan rambut Jhanson, tubuhku tak bisa diam bergetar,
menggeliat, dan gelisah, mulutku mendesis tak sengaja, pinggulku meliuk-liuk erotis secara
reflek dan beberapa kali terangkat mengikuti gerakan kepala Jhanson. Untuk kesekian
kalinya pinggulku terangkat cukup tinggi dan pada saat itu Jhanson tidak menyianyiakan
kesempatan untuk menarik celana dalamku lepas. Aku agak tersentak, tetapi puncak orgasme
yang semakin dekat membuat aku tak sempat berpikir atau bertindak apapun. Bukit vaginaku
yang sudah lama tak tersentuh lelaki terpampang di depan mata Jhanson.
Dengan perlahan lidah Jhanson menyentuh belahannya, aku menjerit tak tertahan dan ketika
lidah itu bergerak turun naik di belahan vaginaku, puncak orgasme tak tertahankan.
Tanganku memegang dan meremas ramput Jhanson, tubuhku bergerta-getar dan melonjak-lonjak.
Jhanson tetap bertahan pada posisinya, sehingga lidahnya tetap bisa menggelitik
klitorisku, ketika puncak itu datang. Aku merasa-dinding-dinding vaginaku mulai lembab,
dan kontraksi-kontraksi khas pada lorong mulai terasa. Itulah salah satu kelebihanku
lorong vaginaku secara refleks akan membuat gerakan-gerakan kontraksi, yang bisa membuat
lelaki tak bisa bertahan lama.
Jhanson nampaknya dapat melihat kontraksi-kontraksi itu, sehingga membuat bertambah nafsu.
Kini lidah nya semakin ganas dan liar menyapu habis daerah selangkanganku, bibirnya ikut
mengecup dan bahkan bagian cairanku yang mulai mengalir disedot habis olehnya. Nafasnya
mulai memburu. Aku tak lagi bisa menghitung berapa kali aku mencapai puncak orgasme.
Jhanson kemudian bangkit, dengan posisi setengah duduk dia melepaskan celana dalamnya,
beberapa saat kemudian aku merasa batang hangat yang sangat besar mulai menyentuh, nyentuh
selangkanganku yang basah.
Jhanson membuka kakiku lebih lebar, dan mengarahkan kepala kemaluannya ke bibir vaginaku.
Meskipun tidak terlihat olehku, aku bisa merasakan betapa keras dan besarnya milik Jhanson
itu. Dia mempermainkan kepala penisnya di bibir kemaluanku di gerakan ke atas ke bawah
dengan lembut, untuk membasahinya. Tubuhku seperti tak sabar menanti tindakan yang
selanjutnya. Kemudian gerakan itu berhenti. Dan akau merasa sesuatu yang hangat mulai
mencoba menerobos lubang kemaluanku yang sempit. Tetapi karena liang itu sudah cukup
basah, kepala penis itu perlahan tapi pasti terbenam, makin lama-makin dalam.
Aku merintih panjang ketika Jhanson membenamkan seluruh batang kemaluannya. Aku merasa
sesak, tetapi sekaligus nikmat luar biasa, seakan seluruh daerah sensistif dalam liang itu
tersentuh. Batang kemaluan yang keras dan padat itu disambut oleh kehangatan dinding
vaginaku yang telah lama tidak tersentuh. Cairan-cairan pelumas mengalir dari dinding-
dindingnya dan gerakan kontraksi mulai berdenyut, membuat Jhanson membiarkan kemaluannya
terbenam agak lama merasakan kenikmatan denyutan vaginaku. Kemudian Jhanson mulai
menariknya keluar perlahan-lahan dan mendorongnya lagi, makin lama makin cepat.
Sodokan-sodokan yang demikian kuat dan buas membuat gelombang orgasme kembali membumbung,
dinding vaginaku kembali berdenyut, kombinasi gerakan ini dengan gerakan maju mundur
membuat batang kemaluan Jhanson seolah-olah diurut, kenikmatan tak bisa disembunyikan oleh
Jhanson, gerakannya semakin liar, mukanya menegang, dan keringat menetes dari dahinya.
Melihat hal ini, timbul keinginanku untuk membuatnya mencapai nikmat.
Pinggulku kuangkat sedikit dan kemudian membuat gerakan memutar manakala Jhanson melakukan
gerak menusuk. Jhanson nampaknya belum terbiasa dengan gerakan dangdut ini, mimik mukanya
bertambah lucu menahan nikmat, batang kemaluannya bertambah besar dan keras, ayunan
pinggulnya bertambah cepat tetapi tetap lembut. Akhirnya pertahanannya bobol, kemaluannya
menghujam keras dalam vaginaku, tubuhnya ambruk menindihku, tubuhnya bergetar dan
mengejang ketika spermanya mencemprot keluar dalam vaginaku berkali-kali. Akupun melenguh
panjang ketika untuk kesekian kalinya puncak orgasmeku tercapai.
Sesaat dia membiarkan batangnya di dalamku hingga nafasnya kembali teratur. Tubuhku
sendiri lemas luar biasa, namun harus kuakui kenikmatan yang kuperoleh sangat luar biasa
dan belum pernah kurasakan sebelumnya. Kami kemudian terlelap kecapean setelah mereguk
nikmat.