Aku tidak dapat menahan perasaanku lagi. Malam itu aku panggil istriku untuk bicara ketika anak kami sudah tidur. Ku tunjukkan semua bukti rekaman yang ku dapat. Aku konfrontasi dengan istriku, tapi tanpa ayahnya. Aku ingin mendengar respon dari dirinya.
Ketika ku konfrontasi, istriku kaget dan langsung bersujud dibawah kakiku. Aku Karebergeming. Aku minta dia ceritakan sejujurnya bagaimana awal mulanya. Berikut ini adalah intisari dari cerita istriku. Aku menyusunnya dengan narasi dan kronologis yang kusesuaikan. Karena istriku bercerita dengan ketakutan dan agak berbelit-belit.
7 Tahun yang lalu.
Kami sudah mulai berpacaran. Pacaran kami sangat bersih. Tidak pernah kami melewati batas sedikitpun. Aku sangat mencintai istriku sehingga aku ingin menjaganya. Tapi sekarang kurasakan itu semua ternyata sia-sia. Ternyata istriku sudah dicemari oleh ayah kandungnya sendiri. Dan dia menikmatinya pula.
Saat itu kami sudah berpacaran sekitar 2 tahun. Tahun itu, ibu istriku meninggal dunia. Istriku (yang saat itu masih berstatus pacarku) sangat terguncang. Kesedihan menyelimuti keluarga istriku. Istriku memiliki 2 kakak. Keduanya sudah menikah. Jadi, sepeninggal ibunya, istriku hanya tinggal berdua dengan ayahnya.
Ayahnya menjadi sangat pemurung. Tidak pernah keluar kamar. Menjadi cuek dan tidak mau mengurus diri. Aku ingat, dia memang pernah bercerita mengenai hal ini kepadaku. Sampai kami sempat ingin mencarikan psikiater untuk ayahnya. Istriku menjadi sangat khawatir dengan keadaan ayahnya. Suatu malam, sepulang kuliah, setelah mandi dan makan malam, istriku memutuskan untuk menemani tidur di kamar ayahnya.
Sebelum tidur istriku mengucapkan beberapa kata penghiburan. Setelah itu tidur di sebelah ayahnya. Ranjang di kamar ayahnya berukuran 180×180 sehingga cukup luas. Istriku tidur menemani ayahnya selama 1 minggu. Ternyata istriku melihat mulai ada perbaikan dalam perilaku ayahnya. Ayabnya mulai ada keinginan untuk mengurus diri.
Semua berjalan biasa saja hingga suatu malam, istriku terbangun di tengah malam. Rupanya istriku terbangun karena merasa ada yang menyentuh tubuhnya. Setelah cukup sadar, istriku tahu bahwa ternyata ayahnya sedang mengusap-usap pantat istriku. Istriku saat itu tidur membelakangi ayahnya. Merasa pantatnya di raba-raba, istriku diam saja.
Menurutnya, dia tidak mau membuat ayahnya kaget dan malu. Mengingat kondisi psikis ayah mertuaku yang sedang labil. Istriku terdiam dan pura-pura tidur. Ayahnya terus mengusap pantatnya, meremas bongkahan pantat istriku dan bahkan menelisipkan tangannya ke balik celana dalam dan menyelipkan di lubang pantat istriku.
Istriku mendengar nafas ayahnya semakin menggebu. Tidak lama kemudian, ayahnya bangkit keluar kamar menuju kamar mandi. Istriku terhenyaknya semakin kencang. Tidak lama kemudian, ayahnya keluar kamar menuju kamar mandi. Istriku berusaha mencerna apa yang barusan terjadi. Apakah ayahnya bernafsu kepada dirinya?
Anak kandungnya sendiri? Dia masih belum bisa mempercayai apa yang terjadi. Apakah dia harus marah? Tapi bagaimana kondisi psikis ayahnya? Jangan-jangan depresinya bertambah parah nanti. Di tengah tumpukan pertanyaan-pertanyaan yang menggunung. Ada 1 pertanyaan yang sederhana namun mengusik batinnya.
Sejak malam itu, ayahnya sering terbangun tengah malam untuk meraba tubuh istriku. Istriku selalu membiarkannya. Awalnya hanya untuk menghibur ayahnya, namun lama-lama insting wanitanya berjalan juga. Sentuhan-sentuhan itu menggerakkan kewanitaannya. Setiap puas meraba tubuh istriku, ayah mertuaku pasti akan keluar ke kamar mandi untuk masturbasi.
Suatu saat, ketika si ayah sedang menjalankan aksinya meraba pantat, entah karena nafsu atau insting, istriku malah berbalik badan menjadi telentang. Tentu saja si ayah melihat ini adalah kesempatan untuk bisa meraba lebih dari sekedar pantat. Awalnya ayah mertuaku hanya menangkupkan tanggannya di atas celana dalam istriku.
Melihat istriku tidak bereaksi, sentuhan itu mulai berubah menjadi usapan-usapan lembut. Istriku mengakui, saat itulah dia pertama kali merasakan sengatan luar biasa yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Refleks istriku bereaksi seperti tersedak. Si ayah kaget dan menghentikan aksinya. Istriku merasa serba salah.
Keesokan malamnya, istriku mempersiapkan diri untuk melanjutkan kemesuman nikmat yang tertunda kemarin. Dia tidur dengan mengenakan daster longgar, celana dalam yang juga longgar, dan dia menyiapkan diri agar jika sengatan nikmat itu datang lagi, dia tidak terkejut. Tapi betapa kecewanya dia karena malam itu ayahnya tidak lagi menyentuhnya sama sekali.
Malam itu, sengaja istriku tidur tanpa mengenakan celana dalam. Istriku pamit untuk tidur duluan kepada ayahnya dengan alasan kurang enak badan. Padahal istriku sengaja berpura-pura tidur dengan menyingkapkan dasternya. Siasatnya berhasil. Si ayah masuk kamar dan terhenyak melihat pemandanan memek anaknya terbuka lebar.
Seolah mengajaknya untuk berbuat mesum. Si ayah segera tidur di sebelah istriku dan membalikkan badan ke arah istriku. Dan pelan-pelan mulai menjalankan aksinya lagi. Tangannya ditangkupkan ke atas timbunan jembut istriku. Istriku mulai merinding. Jari tengah ayahnya menerobos timbunan jembut liar dan membelah memek istriku secara perlahan.
Istriku mengangkan kakinya lebih lebar lagi. Nafas ayahnya mulai menggebu. Lelehan cairan mulai membasahi bibir memek istriku. Istriku saat itu belum pernah merasakan sanggama. sehingga pengalaman malam itu begitu intens dan membuat dia tidak bisa menahan diri. Kembali dia terpekik saat jari ayahnya menyentuh itilnya yang sudah keras.
Kali ini ayahnya tidak bergeming. Sadar bahwa si anak juga ternyata menginginkan kenikmatan ini. Jarinya semakin intens memuntir-muntir itil istriku. Nafas istriku semakin tersengal. Kali ini istriku sudah tidak bisa mengendalikan diri sama sekali. Dia sudah tidak perduli dan berpura-pura tidur lagi.
Suara becek menggema di ruangan kamar yang sepi. Di salah satu pojok, iblis atau setan atau Jin tersenyum senang karena berhasil menyeret Ayah dan anak untuk jatuh kedalam maksiat. Kasur yang mereka tidur sudah basah terkena cairan dari memek istriku. Pantat istriku kelojotan. Hingga saat itu, mereka masih belum bersuara atau berbicara.
Ayah istriku semakin mengganas. Yang tadinya hanya memasukkan jari tengah, kini 2 jari sudah masuk menerobos memek istriku. Istriku meremas lengan ayahnya. Menahan gejolak birahi yang semakin lama semakin memuncak seiring kocokan di memeknya. Akhirnya, dengan satu teriakan panjang, istriku memuncratkan semua cairan mesum dari memeknya.
Pantatnya terangkat dan tangannya memeluk ayah mertuaku. Mereka berpelukan cukup lama. Istriku tersengal-sengal berusaha mencerna apa yang barusan dia alami. Si ayah, walaupun nafsunya sudah memuncak sampai ubun-ubun, namun tetap sabar. instingnya sebagai ayah tidak serta merta ingin menuntaskan nafsunya.
“Kalau kamu sudah tenang, boleh bantu papa sebentar?” tanya ayah mertuaku
Istriku mengangguk. Walaupun belum tahu apa yang harus dia lakukan. Pelan-pelan si ayah melepaskan pelukannya dan membalikan badan istriku dalam posisi tengkurap. Ayah mertuaku lalu melepas celananya. Kemudian menempelkan kontolnya di belahan pantat istriku. Sambil mendekatkan wajahnya ke telinga istriku.
“Maaf kamu jadi harus melihat papa dalam keadaan nafsu begini.” Ayahnya mulai menggesekkan kontolnya di antara pantat istriku. Pantat istriku memang cukup besar dengan belahan berwarna putih kecoklatan. Istriku membiarkan ayahnya menggesekkan batang kontolnya.
“Dari lama, papa ingin menempelkan punya papa ke pantat kamu grace. Tapi papa takut. Maafin papa ya. Papa harus melakukannya malam ini. Papa sudah tidak kuat grace. Papa butuh tubuh kamu.”
Sekarang posisi ayah istriku sudah menindih pantat istriku dalam posisi tengkurap. Kontolnya digesekkan ke pantat istriku sambil tangannya sesekali membelah bongkahan pantat istriku. Istriku pasrah ditindih oleh ayahnya. Dia sudah siap jika ayahnya menusuk memeknya dengan kontolnya. Tapi ternyata tidak.