Seperti biasa,setelah pulang sekolah,aku langsung merebahkan diri di tempat tidur,aku merenung,pikiranku mengingat pada Gita,sahabat kecilku yang sangat akrab denganku,kuingat dulu Gita digoda oleh segerombol anak -anak sampai nangis,aku yang melihatnya,keluar dan segera membawanya lari.Aku sangat merindukan Gita,suara indahnya,wajah cantiknya,dan sifat ramahnya adalah ciri khas yang tak mungkin kulupakan dari Gita.Sayang saat kami berumur 8 tahun,Gita pindah keluar kota.Kami berteman selama 5 tahun,dan kami betul – betul akrab layaknya seorang kekasih.
Kau jauh melangkah
melewati batas waktu
menjauh dariku
akankah kita jumpa kembali
Sahabat Kecilku
Lagu Sahabat kecilku dari Gita Gutawa itu paling pas menggambarkan situasi yang kualami.
Akupun tertidur setelah otakku mengingat kenangan bersama Gita,dulu kami mandi bersama,tidur bersama kalau Gita menginap di rumahku,dan lain – lain,harus kuakui dulu aku menyukai Gita,apalagi wajah cantiknya betul – betul mendukung,Kringg,Kring,telepon berbunyi,akupun mengangkatnya,”Halo”,”Halo,ini dengan Ardi?”,”Ya,betul”,terdengar olehku yang berbicara adalah seorang wanita,”Astaga,Di,suara kamu udah berubah banget,ya?”Orang di telpon itu berbicara.”Hah,ini dengan siapa?”tanyaku memastikan,”Huh,kok kamu bisa lupa,sih,aku Gita,kamu udah lupa,ya?” ,”Astaga,Gita,aku rindu banget pada kamu,suara kamu juga udah berubah,kapan datang ke sini,aku rindu banget,nih”,aku betul – betul senang,Gita,sahabat kecilku dan idolaku ternyata belum lupa padaku.”Eh,Ardi,bisa kamu jemput aku di bandara besok?,aku mau datang,jadwal pagi””Oh,tentu bisa,Git”,kututup gagang telepon,lalu aku sungguh tak sabar menuggu besok.
Pagi – pagi aku sudah ke bandara menunggu,setelah 30 menit kulihat sesosok gadis cantik berkulit putih datang padaku,”Ardi?”,”Kamu Gita?”Kulihat gadis itu mengangguk,lalu akupun mengangguk,kami berpelukan sejenak,kupandangi tubuh Gita,wajahnya tak jauh berbda,masih cantik seperti dulu,tapi yang paling berubah adalah tubuhnya,payudaranya yang dapat kubilang lumayan untuk gadis berumur 17 tahun,sedangkan lekuk tubuhnya akan menaikkan nafsu setiap pria.
“Wah,kamu berubah,banget,Di,tubuh kamu jadi lebih tinggi dan tegap”,”Kamu juga ,Git,tubuh kamu makin bagus,wajah kamu menjadi sangat cantik”,kulihat Gita tertunduk malu dengan muka memerah,”Ahh,kamu bisa aje,Di,kamu juga makin cakep”,mendengar itu,******ku langsung berdiri apalagi melihat tubuh seksinya dan bau harum tubuhnya.
Segera kuajak Gita ke mobil yang memang kukendarai,selama perjalanan,kami melepas rindu masing – masing,saat sampai di rumahku,Gita melepas rindu dengan ibuku yang menganggap Gita seperti anak sendiri,”Git,kamu menginap aja di sini,ya?”kata ibuku,”Oh,boleh aja,tante,tapi Gita takut ngerepotin”,”Ah,nggak,kok,tante akan lebih senang lagi,kamu tidur sama Ardi aja,kayak dulu,kalian tak terpisahkan”,aku dan Gita tersenyum malu – malu,saat kupandang wajahnya saat tersenyum betul – betul mempesona,ingin segera aku memacari dara manis ini.
Gita masuk ke kamarku dan menaruh kopernya,”Kamar ini gak banyak berubah,ya?Jadi teringat saat kita tidur tanpa pakaian karena kepanasan dulu”,tiba – tiba mulutku mengatakan”Kamu mau mengulangnya lagi,Git?”,semula Gita agak terkejut,tetapi saaat kugoda dan kurayu sebisa mungkin,dia setuju dengan muka malu – malu,dia mulai membuka baju kaos ketatnya,dan terlihatlah BH berwarna putihnya,lalu dia membukanya,dan terlihatlah dua payudara indah yang sudah mulai besar itu,aku sungguh – sungguh nafsu melihatnya,terlebih saat di membuka CDnya dan tampaklah bulu jembutnya yang terlihat rapi dan vaginanya yang agak kemerahan.
Akupun membuka bajuku,******ku yang dari tadi berdiri ini membuat Gita kaget,”Wah,selama ini gak kulihat ternyata dia membesar,ya?”Gita berkata sambil menunjuk ke ******ku,lalu aku menunjuk ke payudaranya,”Itu juga membesar,kan?Indah lgi,apalagi yang di bawahnya”,kulihat Gita hanya tersenyum.Dia pun berbaring di sampingku,aku betul – betul tak tahan melihat tubuh indahnya,sesuai dengan wajah cantiknya.
“Kenapa,Di?tegang melihat tubuh indah sahabat kecilmu ini?”,kata – kata itu menaikkan nafsuku,segera aku ke bawah tempat tidur berpura – pura mencari sesuatu,padahal ku melirik ke vaginannya yang sungguh indah itu,vaginanya berwarna kemerahan,dengan klitoris indah,aku menelan ludah melihatnya,sehingga tanpa sadar kujilati lubang kenikmatannya itu,”Ahhh,Di,ehmm,apa yang kamu lakukan?”,Gita hanya diam menikmati permainanku tetapi dia sesekali meronta kecil pertanda menahan kegelian,kurasakan dinding vaginanya mulai terasa basah,lalu kumainkan klitorisnya,”Ahh,jangan,Di,Akhh”,tak kupedulikan kata -katanya itu.
Kini kurasakan nafas Gita mulai tak beraturan pertanda dia sudah nafsu,dia segera turun lalu mendorongku ke tempat tidur,lalu dia mulai bermain dengan ******ku,dia mengemutnya dan menjilatnya,”Akhhh,ehhmmm,Ahhh,kurasakan kenikmatan luar biasa,astaga,aku hanya terkejut melihat tingkah Gita,dia menaruh lubang kenikmatannya di atas ******ku,aku terkejut campur senang,diam mulai menaik turunkan badannya karena susah masuk,karena dia masih perawan,setelah lima menit,akhirnya amblaslah ******ku ke dalam vaginannya,sungguh nikmat yang baru pertama ini kurasakan,Gita,gadis pujaanku menanamkan ******ku ke dalam vaginannya.
Gita mulai menaikturunkan badannya dengan cepat,kurasakan sakit tapi nikmat,begitu pula dengan Gita,dia mendesah kenikmatan,”Ahhhhh,******mu enak,deh,Di,”Akhhh,Ehmmm,vagina kamu juga enak,sayang”,kini tanganku meraih ke payudaranya dengan puting kemerahan,kuremas dengan lembut membuat nafsunya naik lagi,sehingga dia menaikturunkan tubuh mungilnya dengan lebih cepat lagi,”Ssshh,Akhhh,Git,enak,terusin,sayang”.”Ahhh,a ku mau keluar,Di.”.Kurasakan cairan dari vagina sahabat kecilku itu membasahi ******ku dengan hangat.
Kuarahkan tubuhnya untuk melakukan posisi doggystyle,kumasukkan ******ku dengan perlahan,lalu semakin cepat,kurasakan ******ku seperti dipijit oleh lubang kenikmatan Gita,membuatku merasakan sensasi luar biasa,tak seperti sensasi saat onani,Gita mengeluarkan air mata menahan sakit dan ikmat,******ku yang basah karena cairan vaginanya itu keluar masuk dengan cepat di vaginanya,”Ahhh,enak,Di,terusin,Di,aku mohon jangan berhenti”,segera kumajumundurkan pantatku dengan cepat,semakin kuat pula pijtan vaginanya pada ******ku,kurasakan pejuku keluar bersamaan dengan cairan vaginanya setelah dia mengalami orgasme kedua.
Kami terbaring lemas,lalu berpelukan,aku melakukan french kiss padanya,sangat hangat bibir Gita ini,membuatku terpesona padanya,”Di,kamu tahu gak kenapa aku rela memberikan perawanku padamu?”,air mata masih menetes di pipinya,aku menggeleng pelan,”Karena aku sayang sama kamu,aku cinta sama kamu,kamu mau gak jadi pacarku?”,jantungku serasa berdetk lebih cepat,darhku mendesir dengan cepat,impianku terkabul,Gita,sahabat kecilku yang menjadi pujaanku ingin menjadi pacarku,akupun menjawab “Iya,deh,Git,aku juga dari dulu cinta sama kamu”,Gita tersenyum bahagia,air mata menetes di pipinya,dan kembali dia melakukan french kiss padaku,Oh,aku sungguh mencintai Gita.Kami melakukan hubungan lagi,dan kulihat wajah Gita sangat puas.