Setibanya di rumah kakak itu, kupanggil namanya berulang ulang ternyata tidak ada jawaban sedikitpun. Bahkan sedikit menggedor pintu depan. Dengan sedikit rasa penasaran kuberanikan diri menuju jalan kecil disamping rumah kakaknya itu.
Sesaat sebelum menuju jendela kamar kakaknya terdengar suara yang tidak asing buat aku. Seperti suara desahan yang di film blue yang sering aku tonton. Dengan sedikit mengendap endap aku menuju jendela kamarnya dengan mencari celah untuk mengintip. Dan seperti apa yang aku bayangkan ternyata kakak itu sedang bermasturbasi dengan sebuah alat yang aku lihat dengan seksama adalah sebuah alat pijat punggung. Yang selama ini sering aku pakai untuk memijit punggung ketika aku bermain dirumah itu.
Semakin terasa menderu nafasku saat melihat goyangan pantatnya yang sedikit terangkat ketika terdengar suara dengungan alat pijat itu. Terdengar sedikit keras lenguhan kakak itu ketika pantatnya naik turun mengikuti putaran alat itu. Cukup lama aku menunggu nya dengan keadaan “adik kecil” ku semakin mengacung keras tak jelas. Seperti suara pekikan sedikit tertahan akhirnya kakak itu selesai melakukan masturbasinya. Dan dengan secepat kilat juga aku menuju pintu depan lagi dan kembali mengetuk pintu. kali ini dia mendengarnya dengan wajah sayu dan rambut sedikit acak-acakan dia membukakan pintunya. “kok lama mbak bukanya?” tanyaku sedikit menggoda. ” Iya om, tadi tiduran sebentar”.. haahaa ketauan bohongnya dalam hatiku menjawab. (sedikit penjelasan mbak ini adalah istri dari seorang pelaut, jadi tahu sendiri seberapa besar menahan syahwatnya..).
Beberapa hari kemudian aku memang sengaja ingin mengantar air galon ke rumah sang kakak itu. Pas kebetulan juga memang si kakak pesan. Segera meluncur aku kerumah itu dengan harapan bisa melihat momen itu lagi. Karena cuaca hari itu memang sangat mendukung dikarenakan dingin dan hujan. Sesampainya di depan pintu rumah aku mencoba membuka pintu rumah dan ternyata tidak dikunci. Segera masuk lah aku dengan mengendap dan ingin segera berlari menuju jalan kecil itu. Tapi alangkah kagetnya aku ternyata kakak itu bermasturbasi dengan keadaan pintu kamar tidak terkunci. Lama ku melihat kejadian itu, yang membuat “adik kecil” ini mengeras serasa mau keluar dari kandangnya. Entah setan dari mana aku kunci pintu depan dan masuk kekamar kakak itu, dan betapa kagetnya dia melihat aku.
“tenang kak.. aku hanya ingin sedikit membantu” omongku.. dengan tanpa aku ijinkan kakak itu menjawab aku langsung menjongkokkan diri untuk melumat habis vaginanya.
“sssttt… ssshhh” kini hanya terdengar suara itu meskipun dengan sedikit menahan kepalaku yang akhirnya dia melepaskan juga.
“teruss dik.. ssshh… it.. tuu dikk.. sedoot yang kenceng.. ssshhhhttt…. ohhh” sambil memegang kepalaku dan mendekatkan memeknya ke wajahku.
Terasa jembut yang sedikit lebat dan aroma yang khas, semakin kusedot “kacangnya” smakin naik pantatnya dan desahannya. Dan sedikit demi sedikit kumasukkan jariku kedalam liang memeknya. “ssshh.. ooohhh…. diikk…ahhh.. kakak mau .. ahhhh… “. Semakin kupercepat jariku bermain di memeknya.
Dan akhirnya dia memekik panjang ” ahhhhh…. shhiiitttt… oohh..” dengan keadaan pantat terangkat dan tubuh bergetar dia mengeluarkan cairan kewanitaanya dan juga seperti air kencing. Seketika itu pula dia lemes dan sedikit kejang karena mengalami orgasmenya.
Kemudian aku bangkit dan tersenyum kemudian meninggalkan nya karena dalam pikiranku saat itu aku belum berani menidurinya. Disaat mau keluar menuju dapur kakak itu mengejarku dan menciumiku dengan nafsunya. Meskipun dia sedikit terengah engah. Dipojokkan aku sehingga membentur dinding dekat kamar mandi. Dengan nafsu dia menjilati leherku, semakin turun dan setelah hampir menyentuh resleting celana jeansku dia menatap aku lagi dengan tatapan yang nakal. Dan aku balas dengan anggukan,
Segera dia buka celanaku, dan dengan sangat nafsu dan rakus dia menyedot dan mengulum semua kontol ku.
Hanya terpejam ak merasakan sensasi itu., “dik.. sudah lama kakak ingin ml. tapi kakak takut ketahuan. sekarang terserah kamu dik mau apain kakak” celotehnya di saat mengulum kontolku. Tanpa memperdulikan omongannya kutekan kepalaku untuk lebih kenceng menyedot kontolku. Dia lubas abis sampai ke buah zakarnya.
“ssshhhhh….(sambil mengocok kontolku) kontolmu enak dik.. gurihh.. sshhh…” aku hanya bisa tersenyum.
dia lalu mendorongku lagi menuju sebuah tangga. Kemudian memelorotkan celanaku.
Tak lama kemudian dengan wajah yang binal dan rambut yang terurai dia mengarahkan toketnya yang sedikit toge ke mukaku. Tanpa pikir panjang ku jilati toket itu meskipun puntingnya sedikit coklat karena maklum anak satu. “”ssshhh.. ouuuhh.. teruusss.. seddoott.. aahh.. ayoo sayang.. ssshhhhh”.
Semakin panjang desahannya dan semakin meracau dia.
Dia berbisik nakal “masukkan ya dik kontolnya ke memekku.. “sambil memegang kontolku dan mengarahkannya ke memeknya.
Dengan gaya duduk yang toketnya tetap di wajahku dia naik menggoyangkan pantatnya dan menggoyangkannya.