Elaine Hartanto, itulah namaku. Saat ini aku berumur 19 tahun. Sudah bisa dibilang dewasa. Namun orang-orang di sekitarku selalu menilai aku sebagai anak kecil. Di lingkungan keluarga, kampus, dan bahkan di lingkungan pekerjaanku yakni menjadi anggota dari Idol Grup Lokal bernama JKT48. Memang badanku kecil, wajahku terbilang imut dan lucu. Tapi aku ini gadis yang akan berumur 19 tahun. Jadi, aku bukan anak kecil J Aku berkuliah di salah satu kampus di Jakarta. Di kampusku itu memang banyak yang lebih mementingkan dunia pribadinya ketimbang dunia pendidikan. Banyak yang ke kampus hanya untuk main, nongkrong, ngecengin mahasiswa/i lain. Tapi diriku ini tidak ingin disamakan dengan mereka. Aku harus membagi aktivitas di kampusku dengan aktivitas aktivitasku di JKT48 yang bisa dibilang cukup padat. Suatu hari di kampus, di saat aku sedang berkumpul bersama teman-temanku saat jam istirahat. Salah satu temanku menceritakan pengalamannya saat mendapatkan pacar di sebuah klub malam. Tidak lupa dengan memperlihatkan foto-foto mesranya, salah satunya adalah foto ciuman mereka, walau dia dan pacarnya itu baru bertemu malam di malam tersebut. Perbincangan-perbincangan yang cukup porno itu pun tidak bisa terhindar lagi hingga jam istirahat pun habis. Esoknya di keadaan yang sama, kami berkumpul pada saat jam istirahat. Lagi-lagi temanku itu menceritakan kisah pornonya itu. Dia dengan bangga berkata bahwa semalam dia telah melakukan “berpacu di atas kasur” bersama pacar barunya itu. Dan dia membangga-banggakan benda vital milik pacarnya itu yang dia bilang sangat panjang. Dan gilanya lagi, dia sempat merekam adegan ranjangnya itu dan dia memberikan sedikit spoiler dari video rekamannya itu. Ku lihat memang penis milik pacarnya itu cukup panjang dan menantang. Lho kenapa ku malah tertarik gini ya? “ilen, ilen, elaineee… woy bengong aja, mikirin apaan lo? Wah mikirin cowo gua ya lo? Ngiri kaaan?” ejek temanku itu. “eh? Hmm nggak kok nggak.. hehe cuma kaget aja pas liat punya cowo lo itu.” Jawabku bohong. Padahal cukup iri juga. Iri dengan keadaannya yang bisa dengan mudahnya berpacaran. Sedangkan, sebagai anggota JKT48, aku dilarang untuk berpacaran, apalagi berhubungan intim seperti itu. “dih jaim banget lo len.. udah ngaku aja lo iri kan? Cari temen ‘main’ lah len. Biar seenggaknya tetek lo juga dipompa dikit. Kasian tuh kempes. Hahaha.” Ledek temanku itu. “eh jangan bercanda deh lo.. hahaha” entah diriku juga ikut tertawa. “bilang aja mau len. Jujur aja. Apa lo gabisa nyari? Perlu gua cariin nih?” tanya temanku itu. “eh gausah dicariin gua juga bisa cari sendiri kok. Tapi ya gak sekarang yah. Tau sendiri lah keadaan dunia malam gua gimana” jawabku. Dunia malam yang ku maksud adalah duniaku di JKT48. Teman-temanku itu memang tau bahwa aku adalah anggota JKT48. Dan mereka pun tau bahwa aku dilarang berpacaran. “ciye yang dilarang pacaran. Hei ilenku, ingat. Peraturan itu ada untuk dilanggar kan?” balas salah satu temanku. Dan aku hanya diam termalu saat itu hingga istirahat selesai. Hingga di rumah, akupun masih kepikiran kata-kata temanku itu. Memang di Negara ini, melanggar aturan sudah bukan menjadi keanehan lagi. Malah sudah menjadi budaya dimana peraturan ada untuk dilanggar. Mungkin aku sebaiknya juga menerapkan hal ini. Memang aku merindukan masa-masa berpacaran. Seperti saat dulu aku masih SMA, di saat aku belum menjadi anggota dari Idol Grup JKT48. Di saat SMA, kehidupan asmaraku memang berjalan mulus. Keperawananku juga hilang direnggut mantanku dulu. Jika diingat-ingat, ternyata aku sering melakukan persetubuhan dengan mantanku itu. Tempatnya pun bermacam-macam, di rumahnya, di toilet sekolah, atau bahkan di kelas sekalipun saat teman-teman sekelas sudah bubaran. Aku teringat dan berhasil membayangkan hal-hal indah tersebut. Dan mungkin memang aku merindukan hal tersebut. Merindukan sebuah benda yang bernama penis, merindukan di saat liang vaginaku diserang oleh benda tumpul itu, merindukan bau sperma, dll. Ku putuskan, aku ingin melakukannya lagi di belakang peraturan JKT48 itu. Sekaligus agar aku bisa membuktikan ke teman-temanku bahwa aku bukan anak kecil lagi. Namun, aku masih bingung ingin melakukannya dengan siapa. Apa sebaiknya minta dicarikan oleh temanku, atau aku mencari sendiri. Mencari di mana tapinya? Apa perlu mencari satu di sekian banyak fansku itu? JANGAN! Itu sama aja bunuh diri. Bisa runyam masalahnya. Nanti bisa-bisa aku dipanggil miss. Cihuy seperti seseorang dari generasi sebelumnya di JKT48. Akhirnya ku memutuskan agar dicarikan pasangan oleh temanku itu. Ku coba menghubungi temanku dan meminta bantuan darinya. Diapun menyetujuinya dan menjanjikan sebuah cowok untuk dikenalkan esok hari. Esoknya di kampus, masih dalam keadaan berkumpul pada saat jam istirahat.
Temanku dengan bangganya mengatakan bahwa ia sudah menemukan apa yang kuminta. Dan segera saja aku minta dikenalkan dengan orang tersebut. “len, lo ga bakal nyesel deh. Pokoknya ini tipe lo banget. Say thanks dulu dong buat gua len.”ucapnya bangga. “thankyou so much yaa.. lo ngertiin gua banget deh. gua jadi kepengen nih gara-gara lo tapinya. hehe” jawabku malu-malu. “lagian lo nurut banget sih sama peraturan, santai aja lah len. Hidup lo ya sebebas lo aja. Eh tapi lo jangan tau orangnya dulu ya. Orangnya juga nggak tau identitas lo kok. Jadi sama-sama misterius gitu len. Dan gua juga udah bikin jadwal pertemuan antara lo sama dia nih len. Malam minggu nanti di hotel XX kamar YY di lantai ZZ, lo bisa ketemuan sama dia. gua udah pesen kamarnya juga kok. Hebat kan persiapan gua? Ucapnya bangga lagi. “jadi gua harus penasaran dengan namanya dan rupanya hingga pertemuan nanti? Boleh juga sih ide lo. Keren deh lo idenya kreatif abis.” Jawabku, bangga memiliki sahabat seperti ini. “sampai bertemu malam minggu lagi ya kamu, entah siapa namamu, bagaimana rupamu. Pokoknya aku akan menanti saat kita bertemu nanti. See you” ucapku dalam hati tidak sabaran. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Malam minggu, hotel XX. Pukul 7 malam. Aku Elaine Hartanto, sudah bersama temanku di lobby hotel XX. Temanku bertanya kepada resepsionis hotel mengenai cowok yang akan menjadi teman malmingku. Dan ternyata cowo itu sudah menunggu di kamar YY lantai ZZ sejak pukul 6 sore tadi. Langsung saja aku dan temanku menuju kamar itu. Sungguh dadaku berdebar, antara tidak sabar dan cemas. Tapi kucoba menarik nafas panjang agar perasaanku itu kembali tenang. Tak lama, kamipun sudah sampai di lantai ZZ, dan ternyata kamar YY pun tidak terlalu jauh dari lift. Temanku mengetuk pintu kamar tersebut, dan tidak lama pintu itu terbuka. Setelah pintu terbuka, muncullah seorang lelaki dari balik pintu tersebut. Dan sungguh ingin copot jantungku. Ternyata laki-laki tersebut adalah salah satu dari banyaknya fans yang sering mendatangi theater JKT48. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Aku seorang pemuda yang memang sudah lama mencari seorang kekasih. Dan salah satu temanku rupanya ingin membantu dalam mencari seorang kekasih. Dia memiliki seorang kenalan cewek berumur 19 tahun yang juga sedang mencari seorang kekasih. ku terima aja pertolongannya dengan senang hati. Dan ternyata di malam itu dia memberi tahuku untuk datang ke Hotel XX kamar YY lantai ZZ di malam minggu nanti. Identitasku dan si cewek itu akan dirahasiakan hingga saat pertemuan kami nanti. Ide temenku yang satu ini emang ada-ada aja. Tapi ku hargai idenya itu, yang penting ku bakal dapet kekasih juga, dan bahkan kemungkinan akan langsung exe di hotel tersebut. Di hari yang dijanjikan, malam minggu, ku sudah berada di lokasi pertemuan sejak pukul 6 sore. ku menunggu di dalam kamar hotel itu. Menunggu calon pacar Aku yang hingga saat ini belum diketahui identitasnya. Apa mungkin cewek itu memiliki rupa yang buruk sehingga sulit mencari pacar. Atau mungkin seorang gadis cantik yang ditinggalkan kekasihnya baru-baru ini. Ah sudah tidak sabar ku untuk bertemu dengannya. Tidak lama kemudian, pintu kamar itupun diketuk dari luar. Segera ku buka pintu itu karena memang ku udah nggak sabar untuk bertemu. Pintupun kubuka. Dan ku bener-bener shocked, Ku sudah sering bertemu dengan gadis ini. Dia salah satu gadis yang berada di suatu tempat yang sering kukunjungi yakni Theater JKT48. Tidak diragukan lagi dia adalah Elaine Hartanto. Teman ku heran dengan tingkah kami berdua yang sama sama dalam keadaan kaget. Segera ia mendorong elaine ke dalam kamar, dan mengucapkan “selamat bersenang-senang”, lalu pintu ditutup dan entah kemana dia pergi setelah itu. Meninggalkan kami di dalam kamar yang masih dalam keadaan sama sama kaget. “Elaine hartanto?” kutanya padanya untuk memastikan. Dia hanya diam dan menundukkan kepalanya. Ku yakin memang benar orang ini adalah elaine. Beberapa menit berselang, dia belum mengatakan sepatah katapun di hadapanku. Mungkin dirinya takut bila ku membocorkan hal ini ke publik, bisa terancam karirnya nanti. Maka ku coba meyakinkannya dengan berkata “ilen, tenang aku nggak bakal cerita tentang hal ini ke siapa-siapa kok. Janji” Beberapa detik dia masih terdiam, tetapi setelah itu dia akhirnya berkata juga. “hmm bener ya kamu ngga bilang siapa-siapa?” “iya aku janji kok len. Aku ngerti keadaan kamu sekarang gimana” jawabku tersenyum kepadanya. Sepertinya dia sudah bisa mulai tenang, mungkin sebaiknya kami hanya berbincang-bincang saja malam ini. Jujur akupun tidak tega kalau misal rencananya tetap berlanjut. “eh kita lanjut ngobrolnya di kasur aja yuk. Sambil nonton tv mungkin biar nggak sepi.” Ucapnya sambil menarik tanganku.. kamipun mengobrol cukup lama sembari duduk di kasur, ditemani oleh layar televisi yang menampilkan film Box Office entah berjudul apa. Kami mengobrol sangat lama, bercerita mengenai kegiatan kegiatan JKT48, kebiasaan para anggota JKT48 yang tidak fans ketahui. Dan tidak sadar waktu menunjukkan pukul 11 malam. Memang sepertinya Aku berniat membatalkan kencan kami. Tapi mau tidak mau elaine harus tidur di kasur yang sama denganku malam ini. Jadi kuputuskan bahwa Aku tidur di kursi saja sedangkan elaine tidur di kasur. “len, kamu nanti tidur di kasur aja ya. Gak apa apa aku tidur di kursi aja. Ngobrolnya udahan ya, udah malem soalnya. Oyasumikwek ” ucapku. Diapun menuruti kata-kataku. Dia menuju kamar mandi, dan keluar dari kamar mandi setelah memakai piyamanya yang berwarna pink. Terlihat manis sekali dia saat ini. Dan dia langsung menuju kasurnya serta mengucap “oyasumikwek”. Akhirnya kami berdua pun tertidur. Tidurku terasa benar-benar terasa tidak nyaman. Aku merasa kedinginan, tubuh terasa gatal geli, perasaan gelisah seperti sedang bermimpi buruk. Dan aku pun berhasil terbangun dari tidurku yang tidak menyenangkan itu. Bangun tidurpun ku langsung tersontak kaget. Sosok Elaine mendekap tubuhku di kursi yang sama. Mulutnya sedang nafsu menyerang leherku. Pantas kumerasa gatal geli, ternyata akibat dari serangannya ini toh. Dan aku ternyata sudah tidak berbusana sama sekali, pantas terasa dingin. Tangan kanannya mungkin sudah dari tadi mengelus elus penisku ini. Namun Elaine sadar akan kebangunanku, lantas ia berkata “maaf yah, aku nggak bisa lupa tujuan awal aku di sini. Tapi kamu tadi menarik diri, jadi aku terpaksa begini.” Jujur aku kaget akan ucapannya itu. “eh? Kamu yakin len?” tanyaku. “iya aku yakin, malam ini aku milikmu. Perlakukan aku selayaknya pacarmu.. tolong aku membutuhkan hal itu” ucapnya memohon dengan wajah sunguh-sungguh. Bagai disuguhi surga, seorang idol memberikan lampu hijau untuk dieksekusi olehku. Situasi inipun membuat ku tidak dapat mengontrol hasratku. Segera ku gendong tubuh mungil Elaine, kubopong ke kasur lalu kubaringkan. Badannya yang lebih kecil dariku itu kutindih di kasur yang empuk tersebut. Kulumat bibirnya dengan bibirku ini. Memang sepertinya gadisku ini sudah dipenuhi nafsu, badanku dipeluknya sangat erat,kakinya dilingkarkan ke pinggangku, sedangkan lidahnya menerobos masuk ke dalam mulutku dengan cepat, permainan lidahnya pun sangat agresif. Beberapa menit kami bergumal seperti itu. Tiba-tiba dia melepas ciumannya.”duh kamu berat ih say, lepas dulu dong aku mau berdiri sebentar.” Pintanya. Kukabulkan aja permintaannya itu. Diapun berdiri, sedikit meregangkan tubuhnya. Lalu dia melepas kaitan piyamanya. Dan seketika piyamanya terlepas. Ternyata dia sudah tidak mengenakan pakaian apa-apa lagi di balik piyamanya itu. Sungguh adegan yang menakjubkan disaat ia melepas kaitan piyamanya itu.
Tubuh mungilnya itu putih bersih, dengan payudara kecil namun menggemaskan dan vagina yang dihiasi oleh rambut halus yang rapi. “halo? Eh sayang, kamu jangan bengong dong. Ayo jemput aku yang datang dari neptunus hanya untuk kamu ini ( datang dari neptunus adalah introduction khas dia). ” ucapnya genit. Akupun menjemputnya dan kembali menghajar bibir mungilnya itu. Kami berciuman dalam keadaan berdiri cukup lama. “say, gerah nggak? Kok aku gerah ya? Aku mau ke beranda dulu ya, mau menghirup udara segar di malam hari. Hehe kamu ikut yaa.” Ucapnya. Lalu ia membuka pintu ke arah beranda. Dan gila, dia benar-benar di beranda dalam keadaan telanjang bulat. Segera ku susul dia, mengambil piyamanya lagi. “ih apaan sih? Nggak usah bawa piyama segala.” Protesnya sambil melempar kembali piyamanya ke dalam kamar lagi saat kuberikan piyamanya itu. “ih nggak takut dilihat orang apa kamu?” tanyaku. “kamu juga ngga pakai apa-apa kan tuh yee.. lagipula mana ada orang lewat jam segini. kalau kamu mau nutupin aku, pakai tangan kamu aja. Dekap aku dari belakang. Hehe” jawabnya cerdik. Akupun melakukan seperti apa yang dikatakannya. Kupeluk tubuhnya itu dari belakang, tangan kiriku menutup daerah payudaranya. Dan tangan kananku menutup daerah vaginanya. Dia sempat tersentak saat tangan kananku menyentuh vaginanya itu. Sudah basah ternyata. Keadaan kami bisa dibilang sangat romantis. Dimana aku memeluknya dari belakang, dan kami melihat pemandangan kota dari beranda ini dalam keadaan sama sama telanjang bulat dan disinari oleh sinar rembulan. Pada saat itu kucoba menjilati lehernya, dia merasa geli tapi sambil mengeluarkan desahan nikmat. Kedua tanganku sudah mulai beroperasi pada posnya masing-masing. Tangan kiriku mulai memijat payudaranya sedangkan tangan kananku mulai mengusap lembut vaginanya. Desahannya pun semakin menjadi. Tangannya mencoba mencari penisku di bagian belakang tubuhnya, dan segera mengocoknya. Hal itupun membuatku semakin terangsang. Semakin menjadi seranganku pada lehernya itu. Seringkali aku hisap lehernya hingga tercetak tanda merah. Bahkan sesekali kujilati telinganya sehingga ia benar-benar mengejang kegelian. Vaginanya sudah terasa sangat basah hanya dengan usapan yang rutin. Kali ini ku mencoba memasukkan satu jariku ke dalamnya. Kucoba korek-korek menggunakan jariku itu. Elaine pun mengerang-ngerang nikmat.. “Aah.. Aah.. disitu enak banget..” itulah yang kudengar darinya yang sudah lepas kontrol di alam terbuka malam ini. Kuangkat kaki kanannya agar vaginanya lebih terbuka. Lalu kucoba untuk melakukan hal yang sama. Terasa semakin deras cairan yang membasahi vaginanya itu. Dan setelah beberapa waktu kumelakukan hal itu. Dia mengerang keras “AAAAAAH”.. serrr, dia mengalami orgasme hebat, atau mungkin ini yang sering dibilang “Squirt”.. ternyata anak ini bisa squirt juga.. baru pertama kali aku melihat adegan squirt seperti ini secara langsung. Selama aku berhubungan dengan mantan-mantanku atau bahkan teman mainku yang lain, aku belum pernah melihat adegan squirt seperti yang ditunjukkan oleh Elaine ini. “hhhh…hhhh…” hanya itu yang bisa terdengar darinya. Sepertinya dia kelelahan setelah squirt tadi. Mungkin kusudahi saja permainan kita malam ini. Aku segera menggendong tubuhnya yang kelelahan itu. Lalu kubaringkan ia di tempat tidur kamar dalam keadaan masih tak berbusana. Setelah kubaringkan tubuh mungilnya, akupun ikut berbaring di sebelahnya tak berbusana juga. Ingin segera menutup kisah malam ini, akupun menutup mataku. “kok tidur? Aku masih kuat tau.. masa cuma karena aku sampe duluan, terus mau udahan gitu aja? Nggak adil kamu mah..” protesnya. Lalu dia segera meraih penisku, mengocoknya kencang. Terlihat sikap kekanakannya yaitu sikap tidak mau kalah. Tidak lama setelah dikocok, penisku kembali menegang seutuhnya. “huh, kamu udah mau tidur aja, sedangkan benda mungil tapi besar ini terlihat ingin dimanja olehku.” Ucapnya lagi sambil tetap mengocok kencang penisku itu. “uhh.. ilen udah dong. Jangan kenceng-kenceng. Nanti bisa-bisa aku keluar nih. Kamu masih mau main lama kan?” ucapku tak kuat menahan rasa nikmat yang diberikan oleh idol ini. “nah gitu dong. Pokoknya kita sama-sama enak ya malam ini.” Jawabnya, disusul dengan kecupan di penisku. Dilanjut dengan mencoba untuk memasukkan kepala penisku ke mulut mungilnya. Ku yakin penisku ini tidak akan muat seutuhnya masuk ke rongga mulutnya. Dan benar, setelah ia berusaha, hanya setengah dari batang penisku yang berhasil masuk ke rongga mulutnya itu. Dia pun mulai memaju mundurkan mulutnya dari penisku ini sambil dihisap-hisap. Sensasi yang luar biasa dari idol berusia 19 tahun ini. “sayang, jangan curang dong. Aku juga mau diginiin, 69 kamu mau ya? Pliiis” ucapnya.. kok malah aku yang diminta tolong ya? Gadisku ini sudah kembali lepas kontrol sepertinya. Tanpa persetujuan dariku, dia segera memposisikan diri ke posisi 69. Dan dalam waktu singkat, tepat di depan mataku ada gua merah merekah yang terlihat basah. Akupun mencoba membuka gua tersebut menggunakan kedua tanganku. Dan terlihat benda sebesar kacang kedelai pribadinya. Kujulurkan lidahku, kusapu bagian luar vaginanya. Terasa asin, namun demi dirinya kurela melakukan hal yang baru pertama kali kulakukan ini (sebelumnya aku belum pernah operasi lidah di vagina, biasanya hanya sekedar exe saja). Setelah selesai menyapu bersih bagian vaginanya. Ku mulai menyelipkan lidahku ke rongga vaginanya. Tersentuhlah klitorisnya itu oleh lidahku. Diapun tersentak nikmat. Pinggulnya ditekan sehingga lidahku masuk semakin dalam. Di dalam vaginanyapun lidahku terus beroperasi, ternyata nikmat juga seperti ini. Beberapa waktu berlalu, diapun mengejang hebat kembali. Ingin segera kulepas tubuhnya itu namun justru dia menahanku agar tetap dalam posisi itu. Dan benar saja.. “serrrrr” bagaikan pintu air katulampa. Wajahku disiram oleh cairan vaginanya itu.. terasa hangat dan asin. Namun ku mulai bisa menikmati hal ini. “gimana sayang? Enak nggak? Ah aku kalah dua kosong dari kamu nih. Nggak mau tau, seenggaknya aku mau bikin kamu jebol sekali dulu, baru kita udahan malam ini.” Ucapnya tak kenal lelah dan waktu, karena saat ini sudah jam 2 malam atau mungkin bisa disebut jam 2 pagi juga. Lalu diapun inisiatif mengambil posisi WOT. Segera memposisikan diri, menuntun penisku ke dalam vaginanya. Dan mulai menaik turunkan tubuhnya. “ahhh.. ini yang telah aku rindukan selama ini” ucapnya saat penisku mulai masuk ke dalam vaginanya. Hampir seluruh batang penisku masuk ke vaginanya, lalu ia mulai memompa tubuhnya ke atas dan ke bawah. Dia mendesah akupun mendesah. Kulihat kesungguhannya dalam melakukan hal ini. Wajah imutnya itu terlihat nakal. Dadanya berguncang-guncang walau ukurannya tidak besar. Ku gemas melihatnya, kucoba bangkit duduk, lalu ku mulai menyerang payudara mungilnya itu menggunakan bibirku. Kulumat puting susunya, kujilat jilat. Hanya ada desahan nikmat dari mulutnya. Kedua tangannya mendekap erat tubuhku seolah tidak ingin kehilangan momen sedetikpun. Keringat kami berdua sudah bercucuran sangat deras. Dinginnya AC pun sudah tidak terasa sama sekali. “sayang, panas.. keluar lagi yuk.” Entah ku tidak protes sama sekali. Kuikuti dirinya, kembali ke beranda kamar hotel. Kembali bertelanjang ria sambil diterangi sinar rembulan. Ku benar-benar sudah lepas kontrol. Kuserang vaginanya dengan penisku dalam posisi doggy style. sedangkan Dia hanya berpegangan pada pagar beranda. Kuhujamkan penisku dalam tempo cepat. Kuremas remas payudaranya yang menggantung itu. Kembali ia mengalami orgasme setelah beberapa menit kuperlakukan seperti itu. Mungkin saatnya kuakhiri permainan ini, ku segera mengambil posisi akhir. Kusenderkan badannya pada pagar beranda. Kuhujam kembali vaginanya dengan penisku yang sudah terasa berada di tahap akhir ini. Dengan tempo yang cukup cepat, yang membuat dia hanya bisa mendesah “ahh.. ahh.. ahh” keenakan dengan kepala mendongak ke atas saking menikmatinya. Kuangkat kedua kakinya itu. Kini badannya hanya ditopang oleh pagar beranda. memang ekstrim sekali, tapi ini terjadi oleh diriku yang sudah seperti kerasukan, yang tidak sabar untuk segera mencapai klimaks dari permainan kami ini. “ahh.. ilen… aku nggak tahan lagi.. ” ucapku melenguh.. “keluarin di dalam aja sayaanghhh.. aku ingin itu, rahimku menginginkan cairan ituhh..” jawabnya tanpa didasari logika. Akupun sudah tidak bisa berfikir sehat, kukabulkan saja permintaan dia. Kuhujamkan penisku lebih dalam lagi dan..”AAAAH ILEN AKU SAYANG KAMU!” “crot, crot crot” sekitar 7 semburan spermaku mengisi rahimnya itu.. dia menerima semburan spermaku itu dengan mendongakkan kepalanya ke atas dengan nafas yang tersengal-sengal.. Kulepas penisku dari vaginanya.. terlihat cairan spermaku luber sebagian keluar vaginanya.. diapun mengusap vaginanya dengan tangannya, dan membersihkan tangannya dengan lidahnya.. “hmm enak” ucapnya setelah menelan sperma-sperma sisa itu.. “sayang, makasih banyak yah.. kamu hebat.. aku belum pernah kayak gini. Tadi kamu bilang kalau kamu sayang aku? Aku juga sayang kamu” ucapnya sambil memeluk diriku ini dengan mesra. “maaf aku benar-benar keluarin di dalam” ucapku menyesal. “nggak ada yang perlu disesalkan kok, biarkan ini mengalir saja. Kalau aku nggak hamil ya bagus, tapi kalau hamil…” ucapnya terputus. “kalau kamu hamil gimana len?” tanyaku lagi gugup. “aku mau kok hidup sama kamu dengan keterbatasan kamu, aku udah tau konsekuensi dari kegiatan malam ini, dan aku udah bertekad untuk siap menghadapinya.” Ucapnya cukup dewasa. Diriku terkagum dengan pernyataannya barusan. Kupeluk ia lebih erat lagi. Lalu kugendong ia ke kamar, kubaringkan ke tempat tidur. “sudah saatnya tidur, kita bahas ini nanti pagi aja ya. Oyasumikwek” ucapku lalu kususul dengan mencium keningnya. Tidak ada kata-kata yang terucap lagi darinya, memang dia sudah sangat kelelahan. Tak lamapun aku tertidur pulas. Esok paginya.. aku terbangun dari tidurku, tak terlihat sosok ilen di sebelahku. Ternyata ia terbangun lebih dulu, dan dia sedang mandi saat ini. Tak lamapun ia keluar dari kamar mandi hanya berbalut handuk di rambutny,
Selebihnya tidak. “eh kamu udah bangun. Mandi yuk. Aku udah mandi sih, tapi pengen mandi lagi setelah ngeliat kamu. Hehe” ucapnya nakal. Akupun menyetujuinya, dan kamipun masuk ke kamar mandi bersama-sama. Tidak perlu dijelaskan proses mandinya seperti apa, pastinya kami bersenang-senang di ruangan sempit itu. Selesai mandi, kami sarapan terlebih dahulu di hotel kami. Lalu sekitar jam 10 pagi, kami check out dari hotel. Dan kamipun berpisah. Namun tidak lupa untuk saling bertukar contact person. Karena kami tau bahwa kami akan melakukannya lagi suatu hari nanti. Terimakasih Ilen xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx -Event Handshake- Aku Elaine Hartanto, sedang berada di meja bilik HandShake milikku. Terlihat dia di antrian HandShake ku. ku merasa senang sekali walau sebenarnya sudah biasa kontakan lewat handphone, entah chatsex,phonesex ataupun video call sex. Namun memang beda rasanya apabila bertemu langsung. “hai, gimana kabar kamu? Sehat kan? Makasih udah dateng ke handshake ya” ucapku formalitas. “baik-baik aja kok. Ya bisa lihat sendiri lah kalau aku sehat. Kamu sendiri gimana len? Emmm.. kamu nggak hamil kan?” Ucapnya pelan namun terdengar olehku.. “hehe nggak kok. Nggak kenapa-kenapa akunya.” Jawabku meyakinkan dia. Lalu HandShake dengannya pun selesai, dilanjutkan dengan orang selanjutnya. Dia memakai pakaian serba tertutup, memakai topi, kacamata hitam. Dan saat handshake dengannya pun dia tidak mengeluarkan kata-kata lain kecuali “aku tau siapa dia”. “eh? Maksudnya apa kak?” tanyaku , panggilan “kak” memang sudah menjadi panggilan andalanku kepada siapapun. “nggak usah pura-pura nggak tau, aku punya ini” jawabnya sambil memberikan sebuah amplop coklat kepadaku. Handshake dengan orang tersebut pun terlewatkan, lalu disusul handshake dengan orang lain yang terasa biasa-biasa saja. Sesi Handshake pun selesai. Aku segera melihat isi amplop coklat tersebut. Ku tersontak kaget, di dalamnya terdapat foto-foto aku dan “dia” saat kami bercinta di beranda hotel. Ku panik, segera ku lari ke arah toilet untuk menenangkan diri. “hubungi gue di 08xxxxxxxxxx, kalau lu mau hiduplu aman” tercetak pesan di salah satu foto yang berada di amplop tersebut. Segera kuhubungi dia via text message. Ku memohon kepadanya untuk tidak menyebarkannya. Tak lamapun ada balasan sms darinya. Ku sangat kaget dengan isi pesannya. “dear Elaine Hartanto, lo mau gw nggak nyebarin aib lu kan? Oke gw kabulin permintaan lo itu asalkan… lo besedia bugil di depan fans-fans lo nanti di panggung.” Gila.. ku benar-benar tidak bisa melakukannya. Ku menangis panik di dalam toilet itu. Lalu tak lama Hpku bergetar lagi, kulihat ternyata ada sms lagi dari orang tersebut. “hahahaha. Gua yakin lo gabakal mau. Kalau gitu. gua minta lo bawa seorang temen lo di JKT48 untuk menghadap gua bareng lo. gua gak mau tau lo harus bawa seseorang ke alamat X , 2 hari dari sekarang. Kalau lo nggak sanggup dalam 2 hari? Siap-siap kubur harga diri lo” Aku semakin panik, nggak tau harus bagaimana. Apakah aku harus mengorbankan temanku? Atau aku sebaiknya tanggung jawab sendiri?