Berawal dari rencana kerja kelompok pelajaran yang tediri dari empat anggota kelompok yaitu aku, Tiara, Fadil dan Steve. Kerja kelompok kali ini diadakan di rumahnya Steve. Rumahnya Steve sangat luas lantai 3 dan ada rooftopnya. Pokoknya enak banget untuk santai bareng apalagi buat kerja kelompok. Mereka bertiga steve, tiara dan fadil emang teman dekatku di kelas, selain mereka pintar dan cerdas. Kita kalau kerja kelompok termasuk sat set dan cepat menyelesaikan tugas. Untuk presentasi di kelas jelas aku dan tiara yang memumpuni. Soal tanya jawab Fadil yang bisa mengatasi entah pertanyaan jebakan atau pertanyaan sulit yang diberikan oleh guru dan teman kelas lainnya. Kalau Steve ahli IT dan paling bisa buat desain presentasi yang unik.
Saat istirahat, kami selalu kumpul di salah satu meja kantin untuk makan atau minum.
“Steve, kita kerkom kapan nih, minggu depan kita harus persentasi”, ujarku kepadanya sambil menyantap cemilan di kantin sekolah.
“Gimana kalau jumat sore aja selepas pulang sekolah?” ujar Steve.
Tiara pun menyambung obrolan tersebut “oke tuh, sekalian nongkrong aja kan besok sabtu libur.”
“nah cocok lah, dah lama kita ga nongkrong bareng. Gimana kalau di rumah kamu aja Steve, bisa kali kita kerkom sambil nongki di rooftop rumah kamu, ya sambil nikmatin senja juga?” ujar Fadil merayu.
“Halah, gaya kamu sok anak senja aja dil fadil,” Aku menyambung.
Fadil cengengesan sok cool anak senja.
“Ok aja, ntar aku siapkan deh tempatnya, mumpung rumahku lagi kosong juga. Mamih papih lagi ke Surabaya, Ci Jocelyn kebetulan juga lagi di Jakarta. Jadi Cuma aku sama Bibi Yati di rumah,” ujar Steve.
“Tapi aku harus pulang dulu deh, ga bisa kalau pulang sekolah,” ujar Tiara.
“Ya udah gapapa, pokoknya kita mulai kerkom jam 4 sore ya di rumahku, tapi kalau mau langsung dari sekolah ya gapapa juga,” kata Steve kepadaku.
Esok hari jumat siang pukul 13.00 pulang sekolah Aku, fadil, dan steve berkumpul di parkiran untuk menuju rumah steve. Jarak rumah Steve dari sekolah kurang lebih 3 km. Aku boncengan dengan fadil pake motor vespa matic, sedangkan Steve menggunakan motor Aerox yang menurutku engga banget kalau dibonceng dia karena motornya terlalu tinggi. Sedangkan Tiara memilih pulang dahulu untuk ganti baju dan izin dengan orangtuanya. Cuaca saat itu memang agak mendung dan benar saja saat setengah perjalanan tiba-tiba hujan deras turun. Sialnya perjalanan kami sedang ditengah persawahan dan tidak ada tempat untuk berteduh.
“wah sial, hujan deras banget!” ujar Fadil menggerutu.
“kamu ga bawa jas hujan dil?” tanyaku kepada fadil.
“Engga, Va. Coba kita deketin Steve dulu,” ujarnya sambil menambah kecepatan motor untuk menghampiri Steve.
“Steve, kamu ga bawa jas hujan?” Fadil setengah berteriak kepada Steve.
“kagak, dil. Eh itu ada pohon besar, kita berhenti dulu aja di situ,” kata Steve sambil menunjuk ke arah pohon itu.
Pada akhirnya, kami setengah berteduh di bawah pohon yang agak besar. Akan tetapi hujan semakin deras, di bawah pohon pun rasanya lama-lama akan basah juga sehingga kami memutuskan untuk menerobos hujan deras itu menuju rumah Steve. Lima menit kemudian kami tiba di rumah steve dengan keadaan basah kuyup. Seragamku pun basah total sehingga bisa terlihat kulit bagian dalam dan BH yang aku pakai tembus pandang. Akhirnya kami pun masuk ke kamar steve di lantai 3 yang tembus langsung dengan rooftop rumahnya.
“Steve, aku bisa pinjam handukmu ga? Lihatlah aku basah kuyup gini!” ujarku sembari mengelap tangan.
“i.. iyaa Va, aku ambilkan dulu handuknya dulu,” ujar Steve.
Entah mengapa Steve seperti gugup canggung ketika melihatku dengan seragam putih yang basah.
“eh aku juga dong, sekalian pinjam bajumu, steve,” ujar Fadil sambil menggosok rambutnya.
“aku juga steve, pinjam baju dan celanamu sekalian,” Aku menyambung.
“Ah, kalian ini udah tau mau kerkom kenapa ga bawa baju ganti sih!” Steve menggerutu sambil mengambil 2 stelan pakaian untuk aku dan Fadil.
Aku pun mengganti pakaianku di kamar mandi, aku menggunakan kaos oblong warna kuning dan celana basket milik Steve. Aku jemur bajuku yang basah dan BH dan Cangcutku di gantungan kamar mandi. Karena masih pukul 15.00 dan hujan masih deras. Akhirnya kami bisa istirahat sebentar. Fadil dan steve bermain Fifa 24 ps 5, sedangkan aku hanya selonjoran di sofa kamar Steve sambil membaca komik koleksi milik Steve. Aku pun sempat mengechat Tiara untuk pinjam baju.
Tepat pukul 16.00 pun Tiara sampai di rumah Steve. Tak lupa ia memberikan baju yang ku pinjam. Tapi entah mengapa aku belum saja ganti baju yang dibawakannya karena aku merasa nyaman dengan kaos yang dipinjamkan Steve meskipun dibadan aku jadinya oversize. Selama kerja kelompok kami bagi-bagi tugas, aku, tiara dan fadil memilah materi yang akan dipresentasikan tak jarang perdebatan kami pun mewarnai kerja kelompok. Tugas Steve hanya membuat presentasi dengan design yang menarik. Aku baru menyadari Steve selalu memperhatikanku apalagi kebagian kerah baju yang ku pakai saat aku menunduk. Mungkinkah payudaraku terlihat saat aku menunduk.
“Woy Steve jangan melamun aja, nih ketik materi ini,” ujar Fadil serius.
“Ehhh, eeehhh. Iya yaaa… ehh yang mana ya,” Steve gugup.
“Ini halaman 178, kamu kenapa sih. Kok ngeliatin Eva mulu? Suka sama Eva bilang aja kali Steve!” Ledek Tiara.
Yang ku lihat Steve hanya diam dan fokus kepada materi yang dia harus ketik. Tak terasa sudah pukul 18.00 langit setelah hujan pun sangat indah dibalut dengan lembayung khas waktu senja. Kami sibuk dengan ponsel masing-masing. Aku yang scroll Tiktok, Tiara yang ga jelas joget koreo depan kamera smartphonenya. Fadil yang buka X twit**ter di laptopnya. Sedangkan Steve sedang menyajikan hidangan malam membantu Bibi Yati.
Tiba-tiba Fadil heboh dan Kaget dengan apa yang ia temukan di laman Medsos X tentang video bokep artis terkenal dengan durasi 19 detik.
“Gilaa sih ini, bakal viral sih aku yakin,” kata Fadil sambil geleng-geleng kepala.
“apaan sih dil, lu nonton apa sih sampe fokus gitu?” Tiara penasaran sambil melihat layar laptop.
“ini lho, si Giselle istri gading ada video Bokepnya.” Kata Fadil yang tetap fokus ke layar laptop.
“Ihhh, Fadil porno… tapi masa sih itu si Gisell emaknya Gempi?” kata Tiara Penasaran.
Aku pun turut nimbrung dengan mereka berdua. Benar saja mereka sedang memperhatikan video 19 detik itu berulang kali dan membaca komentar netizen tentang kemiripan artis ibukota tersebut.
“Kalian pada ngapain sih, fokus amat ama laptopnya?” tanya steve yang baru saja datang sambil membawa santap malam.
“ini lho, masa ada video mirip si Gisell lagi ngentot sama cowok tapi bukan ama lakinya,” kata Fadil.
“Apaan sih Fadil, bahasamu itu lho dil Fadil,” gerutuku kepadanya.
“Lah kan emang iya Va, video ngentot 19 detik lho ini,” ucap Fadil dengan sengaja.
“ya tapi ga gitu juga kali bahasanya, kaya ga ada kata lain aja!, padahal murid teladan di sekolah…. iyyuuuhh” bela Tiara.
Steve pun turut menyaksikan video viral 19 detik itu dan berkata “tapi emang mirip gisel lho, gila yaahh goyangannya apa ga patah tu kontol digoyang memek gisel. Susunya gede juga, mana wajahnya sangein banget lagi.”
“Yaelah, kenapa kamu juga ikutan si Fadil sih Steve bahasanya, apa cowok kalau udah nonton bokep suka frontal ya? Ucapku kesal.
Tak berselang lama, Tiara bisik-bisik kepadaku bahwa ia melihat sesuatu yang aneh dengan Fadil. Ternyata Kontolnya Fadil ngaceng dibalik celana yang dia pakai. Tiba-tiba Fadil beranjak dari duduknya dan berdiri untuk menggeliat badannya. Sontak Tiara teriak kecil sambil memalingkan wajahnya.
“kamu kenapa dah Ti, pake teriak segala,” Ujar Fadil.
“ Heh, kamu nonton begitu emang harus bangun ya itu burungnya mana lu ga pake sempak kan?” ujar aku sambil menunjuk ke batang kontolnya yang sedang ereksi dibalik celana.
Sontak Fadil pun tersipu malu, sambil mengatupkan tangannya menutup si kontolnya lagi ngaceng. Aku dan Steve tak bisa menahan ketawa dengan apa yang dialami oleh Fadil. Emang ku akui sih kalau dilihat dari luar celana Kontolnya fadil ngaceng besar dan panjang.
Bersambung