Pandemi Global Covid-19 menghantam negeri ini. Hampir semua sektor ekonomi menjadi lumpuh mengakibatkan terjadinya PHK massal tanpa tau kapan pandemi itu berakhir. Sektor yg langsung merasakan dampaknya adalah sektor pariwisata dimana sejak pemerintah mengumumkan penderita pertama Covid-19 di awal bulan membuat sektor pariwisata langsung mati total. Seluruh perjalanan baik darat, laut, dan udara semua langsung menutup akses karena ditakutkan akan semakin meluas. Bisnis perhotelan dan pariwisata seketika lumpuh karena tdk ada orang yg bepergian dan kondisi ini diperparah dengan peraturan pemerintah yg membatasi aktivitas masyarakat. Perkenalkan namaku Desi Afita, sudah menikah selama 3 tahun tapi belum dikaruniai buah hati. Sehari-harinya ak bekerja sebagai seorang koki di sebuah hotel berbintang sementara suamiku sebut saja Brian bekerja di perusahaan jasa/biro pelayanan perjalanan pariwisata. Seminggu setelah pemerintah mengumumkan pasien pertama Covid-19 suamiku di PHK dengan alasan tdk ada reservasi masuk utk perjalanan atau kegiatan pariwisata selama 3 bulan kedepan. Lalu 2 bulan berikutnya giliran diriku yg mendapat pengumuman dari hotel tempatku bekerja bahwa akan ada pengurangan jumlah karyawan. Sayangnya Dewi Fortuna tdk memihakku kali ini sehingga ak mendapat surat pemberhentian. Sedih sekali rasanya disaat ak sedang berjuang untuk kebutuhan rumah tangga ak malah berhenti bekerja. Suamiku juga tak kalah sedih, meski dia sdh berjuang dengan menjadi ojek online tapi hasilnya tdk seberapa karena banyaknya ojek online yg sdh lebih dulu aktif. Hari terakhir ak bekerja semua masih terasa seperti mimpi, masih sangat jelas ingatan dimana setiap hari ak berjibaku dengan bahan masakan dan mulai besok ak sdh tdk lagi disibukkan dengan pekerjaan. Ak menghela nafas saat ak berganti baju di loker karyawan. ini adalah hari terakhir, ak lihat teman-temanku juga banyak yg diberhentikan. Raut wajah mereka juga sama denganku, sama-sama sedih tapi mau gimana lagi semua sdh takdir yang maha kuasa. Sebelum pulang, kami diminta utk berkumpul diruang meeting utk salam perpisahan. Acara singkat itu jg dihadiri oleh owner dan corporate utk sekedar memberi ucapan terimakasih karena sdh berjuang demi kemajuan hotel ini dan permintaan maaf yang sebesar-besarnya kepada para karyawan yang mulai besok sudah tdk bekerja lagi. Tak lupa bapak owner memberikan surat pengambilan uang pesangon. Meski tdk seberapa tapi itu bukti kepedulian owner kepada kami yg diberhentikan. Setelah acara selesai ak menunggu jemputan suamiku karena sejak pandemi kami memutuskan untuk menjual satu motor agar mengurangi beban pengeluaran. “Dek, mas dah di parkiran basemen” pesan wa suamiku. Ak segera menuju basemen utk absen lalu pulang. Diperjalanan pulang suamiku bercerita jika seharian ini dia hanya dpt 2 orderan dan itu masih lebih baik jika dibandingkan dengan temannya yg tdk dpt orderan sama sekali. Ak hanya tersenyum menanggapi ceritanya dan semakin erat memeluknya. Sesampainya di rumah ak sodorkan kedua surat yg tadi ak terima. Terlihat jelas jika suamiku benar² shock. Tapi dengan cepat dia segera memelukku lalu berkata jika semuanya akan baik-baik saja dan akan selalu ada jalan keluar dari segala permasalahan. Ak mengangguk lalu membala pelukannya membuat sesuatu dibawah sana mengeras. Mengingat ak baru selesai mens suamiku menagih jatah. “Dah bersih belum dek? Mas pengen nih” “Udah mas. Tapi ak mau mandi dulu” “Entar aja mandinya toh nanti keringatan lagi” Ak yg tak bisa menolak akhirnya menuruti permintaannya. Ak digendong menuju kamar pengantin kami lalu direbahkan di kasur. Dengan sedikit foreplay kami sama-sama tersenyum lalu dia mulai memasukkan senjatanya secara perlahan ke liang senggamaku yg sdh mulai basah. “Ahhh” desahannya keluar saat suamiku berhasil memasukkan seluruh senjatanya. Bibirnya kini aktif menjilati setiap inci bagian payudaraku secara bergantian bahkan putingku juga yg sdh tegang tak luput dari jilatannya. “Ahhhkkkkhhhhhhh” desahan juga ikut keluar saat suamiku mulai memaju-mundurkan pinggulnya. Tanganku yg tadinya merangkul lehernya kini beralih ke dadanya yg kurus. Kedua jempolku yg sedang bermain di putingnya membuat suamiku tak bisa bertahan lama hingga tak sampai 5 menit tubuhnya mengejang lalu kurasakan sesuatu yg hangat mengisi rahimku. Suamiku lalu ambruk menindih tubuhku dengan nafas ngos-ngosan. “Makasih dek” ucapnya seraya mencium bibirku lalu tubuhnya berbaring disampingku. Ak tersenyum melihat suamiku merasa sangat puas meski diriku sendiri belum sempat merasakan orgasme. “Yuk mas mandi” “Adek duluan yg mandi gpp kan? ” Iya gpp Nanti malam mau makan apa mas?” “Ngikut adek aja mas, yg penting km yg masakin” Ak sejenak berpikir untuk menentukan menu makan malam. Lalu beranjak ke kamar mandi utk membersihkan tubuh lelahku. Terasa sangat menyegarkan saat tubuh lelah ini kuguyur dgn air dingin tak lupa kubersihkan vaginaku dari sisa sperma suamiku. Tak sengaja jariku menggesek clitorisku membuatku terasa menggigil karena sensasinya yg sedikit nikmat. Kugesek lagi clitorisku tapi malah ak teringat akan kenangan pilu di masa lalu. Sebuah kenangan yg sdh ak kubur dalam-dalam karena sedikit memberiku trauma. Maka segera kulanjutkan mandiku agar pikiranku kembali jernih. Selesai mandi ak segera berpakaian dan membangunkan suamiku. Ak lalu beranjak ke dapur utk menyiapkan makan malam. Segera kupilih beberapa bahan masakan lalu membersihkannya guna menghilangkan rasa tanggung saat berhubungan badan tadi. Tapi sekuat apapun ak menahan gejolak yg tertahan dalam tubuhku malah semakin membangkitkan gairah libidoku hingga membuatku tak bisa konsentrasi. Kupikir utk menuntaskan saja libidoku ini, maka segera kuselesaikan kegiatan memasakku. “Masak apa dek?” “Ini mas orak-arik telur sama goreng tahu, ak ke kamar mandi dulu ya mas mules ini” “Ya udh sana keburu keluar haha” Tak kuhiraukan candaan suamiku karena ak segera menuju kamar mandi, melepaskan semua pakaianku, kulebarkan pahaku agar tanganku mudah mengakses area vaginaku. Kugesek-gesek clitorisku dengan jariku sementara tangan satunya meremas payudaraku. Memori masa lalu kembali berputar di pikiranku membuatku semakin bergairah. Memori yg seharusnya tak hadir lagi dipikiranku tapi malah secara paksa ak hadirkan lagi. 5 tahun yg lalu di kamar indekos Ak sedang tiduran di kamar kos mas Chan seusai pulang dari bekerja. Mas Chan yg baru saja mandi menghampiriku lalu memelukku bibirnya aktif sekali menciumi pipiku, sementara dirinya masih mengenakan handuk yg melilit tubuh bagian bawahnya memperlihatkan perutnya yang kotak-kotak dan dadanya yg bidang. Tangannya yg berotot berusaha membalikkan tubuhku agar bisa berhadapan dengannya. Tangannya ak gunakan sebagai bantal dan tangan satunya memeluk pinggangku membuat diriku semakin terlena dengan perlakuannya. Bibirnya masih aktif mencium pipiku lalu bibirku menjadi sasarannya. Ak yg merasa nyaman dengan perlakuannya membalas ciumannya yg lembut dan penuh kasih sayang. Tanpa kusadari tangan kirinya sdh merambat ke dadaku, sesuatu yg belum pernah dia lakukan selama kami resmi berpacaran seminggu ini. Ak berkenalan dengan mas Chan 2 Minggu yg lalu lewat seorang temanku saat nongkrong di kafe. 3 hari setelahnya dia semakin dekat denganku dan ak menyambut kedatangannya di hidupku. Setelah 1 Minggu dia mengajakku main ke kostnya disaat itulah ak memberikan ciuman pertamaku. Di hari-hari berikutnya setelah pulang kerja, ak selalu diajak ke kostnya. Sudah seminggu ini jg dirinya selalu minta jatah ciuman dariku dan ak masih bisa menahannya. Tapi hari itu entah kenapa dia semakin mesra segala macam pujian dia lontarkan dan perlakuannya padaku membuatku semakin terlena. “Mas Chan” ucapku saat tangannya sdh berada di dadaku. “Gpp kan dek, kan mas cuma pegang aja” balasnya lalu kembali melumat bibirku Entah kenapa hari itu ak tak bisa menolaknya malah semakin larut dalam cumbuannya. Malahan ak tdk mencoba menghentikannya saat dadaku secara lembut diremasnya. Dia lalu membangunkanku, saat ak kira dia akan menghentikannya dia malah duduk dibelakangku. Jilbabku dilepas olehnya lalu bibirnya merayap di belakang telinga dan tangannya berada di perutku. Lidahnya bermain di tengkukku sementara ak malah pasrah saat tangannya perlahan naik ke dadaku. Kembali dadaku diremasnya dengan lembut membuatku merasa semakin terbang melayang. Kupalingkan wajahku utk meraih bibirnya kini kami kembali berciuman dengan penuh nafsu. Tak berselang lama tangannya mencoba utk mengangkat koasku, sempat ak tahan tapi lidahnya yg berputar-putar di telingaku membuatku seketika merasa lemas karena menahan geli sayangnya ak terlambat hingga dia sdh bisa melepas koasku. “Mas Chan” “Gpp kan Dek, mas sayang sama adek. Bolehkan mas liat aja payudara adek” “Tapi mas apa harus sejauh itu adek kasih tunjuk payudara adek?” “Ya kan mas cuma mau lihat bukti cintanya adek sama mas” “Cuma liat aja kan mas?” “Iya dek, mas cuma mau lihat aja kok” Dengan berat hati ak lepaskan pengait bh ku lalu dengan cepat mas Chan menarik bhku hingga terlepas. Ak coba tutupi payudaraku dengan kedua tangan tapi mas Chan sdh lebih dulu memegang tanganku. “Bagus sekali payudaramu dek. Bulat seperti bola tenis, mana putih mulus lagi” ucap mas Chan saat melihat payudaraku. “Udah ya mas, adek malu” “Knp malu dek, ini kan bagus. Harusnya adek bangga punya payudara indah begini” Dengan sedikit rayuannya ak kembali berciuman dengannya, tangannya juga kembali hinggap di dadaku lalu sedikit meremasnya. “Ahhhh” rintihku Dia semakin berani untuk berbuat lebih jauh lagi. Putingku terasa semakin sensitif dan kulihat sedikit menegang. Mas Chan semakin agresif lidahnya kini turun di leherku memberikan sedikit cupangan lalu merambat ke bahuku. “Mas sayang sama adek” ucapnya lalu mulutnya kini mencaplok salah satu payudaraku. Kembali lidahnya membuatku semakin bernafsu saat dengan perlahan putingku diemut olehnya lalu dimasukkan ke mulutnya. “Mas Chan udah ahhh geli mas” Bukannya berhenti, kini dia beralih ke payudaraku satunya jari-jarinya juga aktif meremas dan memilin putingnku. “Nikmati aja dek , mas yakin nanti adek suka” Kucoba menikmati apa yg dia lakukan terhadap tubuhku. Bibirnya naik turun dari bibir lalu ke payudaraku. Ak semakin terlena dengan perlakuannya hingga tanpa sadar membiarkan dirinya yg sdh berhasil melepas retsleting celanaku lali tangannya sdh merangsek masuk menjamah vaginaku. Jarinya sdh berada dibibir vaginaku menggesek klitorisku. Entah apa yg dia lakukan terhadap tubuhku hingga akhirnya ak merasa ingin pipis. Kurasakan vaginaku semakin terasa gatal dan semakin basah ditambah putingku yg semakin mengeras. “Ahhh mas adek pengen pipis” “Pipis aja dek gpp. Pipis enak kok ini” Ak tak kuat lagi hingga akhirnya tubuhku menegang nafasku memburu lalu ak merasakan kenikmatan yang belum pernah ak rasakan. Sensasi pipis ini membuatku merasa nyaman dan terbang melayang. “Hehehe memekmu udah basah dek. Enak ya sampe orgasme gini?” Ak tersipu mendengar ucapannya dan saat itu ak akui sesuatu yang sangat nikmat merasuki tubuhku. Entah apa yg ada dipikiranku saat ini, karena tiba-tiba ak meminta lagi. “Minta apa dek?” “Minta diperlakukan kyk tadi mas. Adek ngerasa nikmat” “Hehe adek udh ketagihan ya, dilepas aja celananya biar lebih leluasa” Tanpa menunggu jawabanku, mas Chan segera melorotkan celanaku. Kini ak dan mas Chan sdh sama² telanjang. Tubuhnya naik menindih tubuhku, kembali kami berciuman dengan mesra. Setelah berciuman bibirnya turun ke payudaraku dan kembali dua gunung kenyal ini menjadi santapannya. Rangsangan yang diberikan oleh-nya membuatku kembali mendesah nikmat hingga membuat selangkanganku terasa lembab. Lidahnya lalu turun ke perutku lalu berakhir di vaginaku. “Ahhhhh ahhhhh” desahku saat tanpa jijik mas Chan menjilati bibir vaginaku. Klitorisku dimainkan sesuka hatinya dan dia berusaha memasukkan lidahnya ke dalam vaginaku. Sungguh rangsangan yang sangat nikmat meski ini pertama kalinya bagiku. Ak sudah tidak tahan lagi malahan ak menjepit kepalanya dengan kedua pahaku. Lalu tak lama kemudian aku orgasme. Cairanku yg keluar dari vaginaku dihisap habis olehnya. Bibirnya turut menghisap bibir vaginaku membuatku merasa ngilu tapi juga sangat nikmat. “Enak ya sayang?” “Ahhhh sshhhhh ahhhh iya sayang ahhhh” nafasku memburu karena orgasme kedua akibat perlakuannya barusan. “Gantian dong, mas juga mau dibikin enak” ucapnya lalu bangkit mengangkangi wajahku. “Nih dek, kontol mas juga mau dibikin enak” “Caranya gimana mas?” ucapku polos “Diemut dek, tapi sebelum itu dijilat dulu batangnya trus kepalanya. Hbs itu dimasukkan ke mulutmu” Ak awalnya ragu tapi dengan rayuannya ak menuruti permintaannya. Lidahku menjulur, perlahan menjilati batang penisnya yang sudah tegang. Mulai dari pangkal sampai ujungnya. Rasanya aneh tapi mendengar desahan dan pujiannya ak kembali menjilati batang penisnya. “Masukin ya sayang” ucapnya Lalu ak mulai memasukkan penisnya ke mulutku. “Ahhh nikmat dek ahhhhh jangan kena gigi ahhh lebih dalam lagi dek” Dengan arahannya ak memasukkan penisnya lebih dalam di mulutku bahkan sampai mentok di tenggorokan. “Nahhhh gitu sayang ahhh nikmat banget ahhh sambil dikocok sayang tapi pakai mulut aja” Kumaju-mundurkan kepalaku, mulutku menjepit batang penisnya sementara lidahku juga berusaha menjilati batang penisnya yang sudah masuk di mulutku. “Ahhh udahan dulu dekk ahhh takut keluar di mulutmu” Mas Chan segera bangkit lalu memposisikan dirinya diatasku. Batang penisnya sudah didepan bibir vaginaku. Ak yg sdh terbuai oleh nafsu membiarkan dirinya mulai memasukkan penisnya ke vaginaku. “Ahhhh sshhhhh sakit” padahal baru kepala penisnya yg masuk “Tahan ya sayang nanti juga nikmat, sempit banget memekmu” Mas Chan kembali mendorong penisnya agar bisa masuk lebih dalam. Tapi baru setengahnya mas Chan menarik penisnya hingga tinggal kepalanya. Hal itu ia lakukan beberapa kali hingga membuatku merasa nyaman dan tentu saja nikmat. “Udah gak sakit?” “Udah enggak mas, malah enak” Mas Chan kembali melumat bibirku lalu lanjut di kedua payudaraku. “Siap ya sayang?” “Siap app….ahhhhhh sshhhhh sssaaaakkkiittt” teriakku saat terasa sangat perih di vaginaku, terasa ada sesuatu yang robek dan aku tau itu adalah selaput daraku. Hal itu berarti ak sudah memberikan keperawananku padanya. “Makasih sayang” Mas Chan mendiamkan penisnya agar ak bisa beradaptasi. Setelah beberapa saat dia memaju-mundurkan pinggulnya secara perlahan. Rasa sakit di vaginaku juga makin lama berganti dengan rasa nikmat. Hal itu ditandai dengan desahan yang keluar dari mulutku. Bibir dan payudaraku kembali secara bergantian menjadi sasarannya. Dan semakin lama yg ak rasakan adalah rasa nikmat, ak juga ikut menggoyangkan pinggulku menyambut Hujaman penisnya lalu 15 menit kemudian aku orgasme ke 3 kali hari ini. Mas Chan membiarkan diriku menikmati orgasmeku lalu 5 menit kemudian dirinya kembali menyodok vaginaku. Temponya lebih cepat dari yang tadi dan semakin lama semakin cepat. Gesekan penisnya di dinding vaginaku membuatku diriku melenguh nikmat. Tubuh kami berdua basah oleh keringat dan tak lama kemudian mas Chan semakin cepat menyodok vaginaku. “Ahhhh sshhhhh ahhhh mas mau keluar dek” racaunya “Ahhhhh sshhhhh iya mas adek juga mau keluar ahhhh” Tak lama kemudian aku orgasme lagi, disusul mas Chan yg menarik keluar penisnya lalu menyemprotkan cairan spermanya di perutku. Hal ini menandai sex pertamaku yang sangat nikmat. Setelah bisa mengatur nafas mas Chan mengajakku untuk mandi. Ak yg masih lemas hanya bisa pasrah saat dia menggendongku. Dibawah guyuran air, kami akhirnya mandi bersama meski tidak ada persetubuhan kali ini karena ak masih sedikit merasa sakit di vaginaku. Bahkan saat berjalan ak sedikit mengangkang beruntung mas Chan menuntunku lalu menghanduki tubuhku. Setelah dirasa cukup dia merebahkan tubuhku yg masih telanjang di kasurnya. Dia menyelimuti tubuhku lalu mengecup keningku. “Ak beli makan dulu ya, nanti kalo udah gak sakit ak anter pulang ke kost” “Iya mas. Tapi kalo adek nginep disini aja bisa gak? Capek sama masih lemes” “Iya gapapa, nanti ak beli pakaian juga buat km ganti” “Iya mas makasih, hbs ini adek tidur ya” “Ok dek, nanti ak bangunkan utk makan” “Besok bisa anter adek kerja kan mas?” “Bisa dek, berangkat jam brp?” “Jam 5 pagi udh sampe hotel mas” Mas Chan mengangguk lalu keluar kamar untuk cari makan. Sejam kemudian mas Chan membangunkanku lalu kami berdua makan malam. Selesai makan aku mengenakan pakaian yang dibelinya lalu kembali tertidur. Masa sekarang Ak terengah-engah merasakan nikmatnya orgasmeku. Meski dengan jari tapi itu sudah cukup utk meredam gejolak birahi yg menerpa tubuhku. Setelah selesai ak segera berpakaian lalu menyusul mas Brian yg masih menungguku untuk makan malam bersama. Sungguh aku merasa bersalah karena mengenang masa lalu yang harusnya sudah tidak ak hadirkan lagi. Kami lalu makan malam bersama diselingi dengan beberapa candaan yg membuatku bisa menutupi rasa bersalahku. Beres makan, suamiku segera mengenakan jaket ojolnya lalu pamitan utk mengerjakan orderan yg tadi masuk di ponselnya. Sedangkan diriku bersantai di ruang tengah sambil menonton TV. Saat sedang larut dalam acara tv, ak dikejutkan dengan dering ponselku. Tertera di layar suamiku menelepon, segera kujawab panggilan telponnya. “Halo dek” “Halo mas kenapa?” “Mas kayaknya pulang agak larut, ini dpt orderan anter barang tapi ke kota sebelah” “Yaa gapapa mas. Adek juga hbs ini mau istirahat, Alhamdulillah ya mas orderannya?” “Alhamdulillah dek, lumayanlah kalo buat belanja 3 hari” “Hihi makasih sayang” “Makasih juga dek, ya udh mas anter dulu ya. Semoga nanti tambah gacor” “Amin amin mas. Hati-hati ya” “Iya dek, dah dulu ya i love you” “Love you too mas” Setelah panggilan telpon ditutup, ak memutuskan untuk istirahat di kamar. Baru saja rebahan notif ponselku terus saja berbunyi. Saat ak cek ternyata dari grup karyawan yang sedang membicarakan lowongan kerja. Ternyata perusahaan yg menaungi hotel tempatku bekerja membuka lowongan sebagai sekretaris, namun hanya 1 orang yg akan diterima. Bagi yang berminat dipersilahkan utk drop CV di bagian HRD besok saat pengambilan uang pesangon. Karena kriteria yang ditetapkan tidak terlalu rumit ak segera menyusun CVku. Ak coba utk daftar aja siapa tau rejeki. Iseng-iseng ak browsing mengenai profil perusahaan lalu membaca sedikit informasinya, lalu “deg” jantungku seakan berhenti berdetak melihat 1 nama yg kini menjadi pemilik tunggal perusahaan tersebut. “Diaaa?” ucapku lirih