Aku memang tidak begitu punya banyak teman, kalaupun ada rasanya enggan untuk curhat tentang kehidupanku yang tidak umum. Layaknya saat remaja dahulu aku senang menulis kisahku pada buku diary , maka saat ini diaryku adalah forum ini. Dan kejadian ini baru saja terjadi lagi terhadap diriku dan seperti biasa aku tak kuasa melawan diriku sendiri untuk menikmatinya. “Terjadi lagi?” ..yaa…karna kejadian-kejadian serupa sepertinya memang sudah menjadi takdir yang terbiasa dalam hidupku. Aku seorang wanita setia namun lemah akan godaan sensasi sex sesaat. Ditambah lagi suamiku yang super cuek bahkan kelihatan cenderung menikmati sisi liar diriku.
…
14 Februari 2024.
Ini kali kedua aku menjadi petugas KPPS saat pesta demokrasi. Sebelumnya dulu pernah di tahun 2015 saat aku dan suami masih dikota asal kami.
Tak kusangka ternyata tingkat tekanan dan tuntutan kerja ekstra sangat di butuhkan pada pengalamanku kedua ini. Kalau dulu timku bisa menyelesaikan pekerjaan pukul 2.00 dini hari, namun tidak kali ini. Aku masih dan teman lainnya masih berjibaku menyelesaikan pekerjaan sampai pukul 4.00 wib pagi hari.
Dan kami semua sangat senang karna pada akhirnya TPS kami adalah salah satu TPS yg terhindar dari masalah-masalah seperti kecurangan dan juga komplain para caleg dan partai. Tetap ada masalah-masalah kecil namun dapat terselesaikan dengan baik.
Rekan-rekanku terdiri dari 6 orang.
Bu Asri, aku, mas Tegar, Andy ,Mukhsin dan ketua tim Mas Budi.
Sudah selayaknya keesokan harinya kami merayakan kesuksesan kerja kami dan kebetulan karna Mas Budi ini cukup lumayan dan royal, dia mengajak kami pesta durian.
Akupun menyambut dengan antusias karna memang aku pecinta durian. Setelah mendapatkan izin dari suamiku via telpon karna kebetulan lagi tugas di Bandung, aku mengabari rekan-rekanku lainnya bahwasanya aku positif ikut.
Satu-satunya pertimbangan ku adalah anakku yg kecil masih berumur 9 tahun tetapi belum begitu mandiri karena mungkin selama ini manja terhadap aku dan juga suami.sementata abangnya yang remaja tidak menjadi masalah kalau ditinggal. Akhirnya aku meminta bantuan sepupuku untuk menjaganya seharian selama aku pergi.
16 Februari 2024.
Sebenarnya banyak tempat yang menjual Durian di kota, hanya saja memang kami ingin suasana baru untuk merayakan kesuksesan kerja tim kami. Mumpung di traktir juga sih..
Dan kebetulan menurut mas Budi dia juga harus menginap di tempat tujuan kami yaitu puncak, karena beberapa villa yang sering dia sewakan mau renovasi. Dan hari ini juga dia menyediakan salah satu villanya untuk kami semua. Hanya saja nanti kami pulang bersama supir Mas Budi..,sementara dia tinggal bermalam di villa tersebut karena esoknya mau mengawasi pekerjaan tukang renovasi.
Aku juga sebenarnya baru akrab dengan rekan-rekanku ini termasuk ketua tim Mas Budi. Seperti halnya yang aku sebutkan pertama kali diatas, aku tidak memiliki banyak teman.
Begitupun aku adalah seorang yang luwes dan murah senyum,sehingga sebentar saja mereka sudah bisa bebas bercanda denganku. Bu Asri yang terkenal bocor selalu mengarahkan candaan ke hal-hal yang berbau mesum sehingga semua terpingkal-pingkal mendengarnya.
Tanpa terasa perjalanan yang kami mulai pagi sekali tadi telah berakhir. Kami sampai di salah satu villa mas Budi .
“Enjoy yaa..villa nya gak gede,karna kan kalian pulang hari”. Katanya.
“Wah ..ini mah udah bagus banget bro”,sambut Mas Tegar dan di mainkan Mukhsin dan Andy.
“Wah ..sofa nya bagus banget yah…enak nih buat doggy-style” kata Bu Asri yang selalu banyol kearah permesuman.
“Hahahahahahahaha..” disambut tawa para bapak-bapak.
“Sebentar ya Ima…,bentar lagi pekerja saya bawain durian nya..silahkan berkeliling dulu atau kamu mau mandi dulu?, ada kok air panas!”. Ucap Mas Budi beramah tamah kepadaku.
“Ciee…cieeee….cuma mbak Ima aja nih yg dapet hospitality tuan rumah?” Kata Andy menyindir.
“Iya nih…. mentang-mentang mbak Ima yang paling aduhai..lah kita di anggurin”. Sambung Bu Asri.
Dan semua kembali tertawa tanpa berfikir macam-macam. Aku sendiri juga tidak mengendus aroma jelalatan ataupun ketertarikan khusus dari Mas Budi. Murni dia hanya beramah tamah saja.
Dan tibalah saat yang kita nantikan. Seorang bapak yang di sebut mas Budi pekerjanya datang membawa keranjang bakul besar berisi penuh dengan durian. Tentu saja aku senang sekali begitu juga dengan yang lain.
Kami menikmati durian satu persatu.
“Mbak Ima sejak suaminya tugas ke bandung kayaknya baru ini belah durian lagi yaa?”. Tanya Bu Asri sambil tertawa. Akupun tau arah pertanyaan itu kemana.
“Iya nih mbak…udah semingguan gak belah duren…, yah terpaksa sesekali buat acar timun aja”, timpalku.mencoba mengimbangi candaan Bu Asri dan disambut tawa oleh kaum bapak-bapak.
Baru saja aku selesai mencuci tangan tiba-tiba handphone ku berdering, tertulis “my Hubby” dilayar.
“Halo pah…”.
“Ohhh..jam berapa?”
“Mereka sore pulang loo..lah terus aku ntar gimana?”
“Ihhh….papa deh yang ijin sendiri!”
Dan aku menyerahkan handphoneku ke mas Budi.
“Mas…suamiku mau ngomong katanya”.
Mas Budi mengambil handphonenya dan berbicara dengan suamiku. Sementara temanku yang lain bertanya-tanya ada apa gerangan.
“Kenapa ma?? Kamu udah izin kan waktu kesini?”. Tanya mas Tegar dan Bu Asri.
“Sudah mas..***k ada masalah sih..”
“Hanya saja kata suamiku malam ini dia mau pulang ke jakarta, jadi mau lewat puncak dan jemput aku sekalian”. Jawabku.
“Ohh.. gitu…,kayaknya sebelum pulang ke jakarta mau show dulu nih di puncak sama suami?” . Kata Bu Asri tetap menjurus mesum.
“Hahahahaha…iya juga kali mbak, udah seminggu sih”. Jawabku.
Dan mas Budi kembali hadir diantara kami.
“Yaelahh maa….gitu aja musti si mas yang ngomong, tinggal ijin kesayangan aja langsung”. Kata mas Budi.
“Iya mas…maaf, ngerepotin jadinya” jawabku sambil menyambut tangan mas Budi yang mengembalikan handphoneku.
“Santai…ntar kamu tungguin aja disini sampai suami kamu datang, atau mungkin yang lain mau nginap juga?!” Tanya mas Budi.
“Wah ..kita gak bisa mas, cari mamam gimana? Hahaha”. Jawab Andy dan disambut jawaban hampir serupa dengan yang lainnya.
Pukul 17.00 wib ..,saatnya mereka pulang. Dan seharusnya aku juga sebelum suamiku telpon.
“Bye imaaa….hati2, mas Budi udah lama menduda looo”. Canda Bu Asri kepada aku dan mas Budi saat melepas kepulangan mereka. Dan tentu saja disambut tawa semuanya, sementara aku hanya memonyongkan bibirku mengejek Bu Asri. Kulirik sekilas mas Budi hanya tertawa ringan mendengar candaan tersebut.
Sungguh aku juga baru tau kalau dia seorang Duda. Karna memang aku tak terlalu akrab dengan mereka sebelum ini. Sedangkan yang akrab saja aku akan sangat berhati-hati untuk bertanya hal-hal yang bersifat pribadi.
“Heiii…udah, kok malah bengong, ayo masuk yuk!”. Ajak mas Budi kedalam villanya.
“Mas ..aku numpang mandi yaa ?..lepek banget”.
“Ohhh..silahkan Is…,tapi kalau mau yang air hangat di lantai atas..,masuk aja ke kamar sebelah kanan tangga”. Ucapnya.
“Oohh…yang di bawah gak ada ya mas..?”. Aku ragu
“Kemarin ada…,cuma heaternya rusak, karna aku juga selalu mandi diatas, yaudah belum aku perbaiki. Karna aku mikirnya kalau villa yg ini kan memang buat pribadi, nggak di sewakan”. Jawabnya yakin.
“Santai aja Imaaaa….,saya mah orangnya apa adanya hahaha, nggak apa-apa kok, mandi diatas aja, dingin banget looh ini kalau mandi dibawah”. Sambungnya meyakinkanku.
“Temenin ke atasnya dong mas..aku segan banget, mana gak bawa handuk lagi”, kataku sambil menyambar handphone karna memang aku suka membawa hp ke kamar mandi. Ntah itu sekedar menyalakan musik atau scrolling sosmed di toilet.
“Yuk ..sekalian aku tunjukin dimana kimono mandinya”. Mas Budi beranjak dari sofa dan menaiki tangga. Aku mengikutinya dari belakang.
Sesampainya dikamar dia menyalakan semua lampu kamar dan tentunya kamar mandi.
Aku akui aku kagum dengan selera mas Budi.
Kamarnya mewah sekali. Kulihat beberapa jam tangan dimeja kamarnya, dan beberapa parfume cowok bermerek.
“Tapi tunggu Is…!” Katanya tiba2.
“Haa…ada apa mas?”,
Dia mendekat beberapa langkah kearahku. Sontak aku gugup sekali.
“Kayak nya keringat kamu lebih enak sebelum mandi gini deh”, katanya sambil mendekatkan kepalanya ke arahku sambil mengendus.
Tak ayal lagi lututku langsung lemas dan rasa takut menyerangku.
Aku menyesal mengambil keputusan ini.
Aku langsung lari ke kamar mandi dan menguncinya.
“Maaf ya Imaaa….aku hanya bercanda!” Katanya dari luar.
Aku hanya terdiam kebingungan di dalam kamar mandi.
“Ini kimono mandinya aku letak di tempat tidur!”. Tak lama terdengar suara pintu tertutup.
Aku bingung sekali saat itu. Apakah aku melanjutkan ritual mandiku, atau mungkin aku keluar saja. Tapi kalau aku keluar juga tentunya akan bertatap muka kembali dengannya. Akhirnya ku buka handphone dan ku ketik pesan ke suamiku
“Mas….masih lama nggak kira2?”. Lama aku menunggu jawaban dari suamiku dengan gelisah.
Kuputuskan untuk mandi di bathtub dan pastinya aku akan berlama-lama berendam disana. Tujuanku jelas mengulur waktu sampai suamiku datang.
Kubuka pakaianku satu persatu, setelah keran air hangat untuk bathtub kunyalakan.
Kupandang tubuhku yang mungil di cermin. Jelas aku tak muda lagi, payudaraku yang yg berukuran 34 sedikit turun di umur 45Tahun usiaku kini. Kupandang lagi kebawah..,aku bangga karna tak ada satu lipatan lemakpun disana. Kuperiksa kerutan-kerutan di ujung mataku, juga kantung mata dibawahnya. Aku tak habis pikir, kenapa tubuh dan wajah tuaku ini selalu menjadi bulan2an pelecehan yang sering aku alami. Apakah aku semenarik itu , karna aku memang merasa aku cantik..,tapi itu 20 tahun yang lalu. Bukan saat ini. Bahkan aku terkadang merasa tidak percaya diri dengan beberapa helai uban di kepalaku. Tapi kenapa? Lagi dan lagi.
Aku teringat perkataan suamiku yang kasar.
“Aura kamu memang aura Lonte sayanggg, memang sudah begitu”. Ujarnya seperti biasa saat aku mengadukan keluhan-keluhan pelecehan yg terjadi kepadaku.
Aku…suamiku yang memang gila sedari dulu, selalu terangsang saat aku di lecehkan bahkan diperkosa.
Aku masuk kedalam bathtub,berendam disana dan mencoba menenangkan diri.
Kembali kulirik handphone untuk melihat suamiku menjawab pesanku atau tidak dan …
“Ting”, pesan suamiku masuk.
“Duh…sayang!!!,sorry banget aku belum bisa pulang ternyata, ada masalah kurang bahan baku yang harus aku selesaikan”.
Aku semakin lemas mendapatkan jawaban dari suamiku.
“Duhhhhh….Mas ini gimana sih, kalau nggak kan aku sudah pulang sama teman yang lain tadi”. Aku marah sekali .
“Sayangggg…kamu ngertiin aku dong, kamu tenang aja..,barusan aku susah telpon mas Budi buat nitip kamu satu malam atau kalau merepotkan aku tadi juga minta cariin hotel buat kamu”. Jawab suamiku seadanya.
Aku makin kalut..,berarti mas Budi jelas tau kalau aku tak di jemput suamiku. Aku mencari akal apa langkahku selanjutnya. Ku coba kirim pesan ke suamiku sekali lagi.
“Heyyy…Anas (kusebut nama suamiku karna geram), dari tadi aku tuh di godain sama si Budi itu, kamu mau aku di perkosa nya”. Aku kesal sekali..,kutunggu reaksi suamiku. Mataku tak lepas dari handphone.
Ting!!!! Masuk pesan dari suamiku dan segera aku buka.
“Hahahaha…masak iya sih??!, kamu tuuh…memang bawaan badannya minta di entot. Aku aja yang tiap hari face to face sama kamu gemes banget…apalagi orang lain?!”. Jawab mas Anas seenaknya.
Aku kesel banget dengan jawaban mas An.
“Terus kalau beneran dia nekat gimana mas??disini jauh dari warga loh..,enak aja kalau dia nikmatin aku semalaman disini!!!”. Berharap suamiku punya solusi.
Dan jawaban suamiku sudah ketebak. Dengan fetish cuckoldnya yang tak kunjung sembuh dengan santainya dia menjawab.
“Apa yang tidak mampu kamu lawan…kamu nikmati sayang!”.
“Aku nggak akan tanya dua kali…, kamu yakin?!!” Aku pertegas biar dia berfikir.
Kutunggu semenit tak ada jawaban sampai akhirnya…
Ting!!!!
“Bahkan kontolku sudah Tegang maksimal membayangkan kamu di genjot habis-habisan sama mas Budi..hihihihi”. Jawabnya sambil ngirim foto kontolnya yang tegang kepadaku.
Serrr….aku merasa sedikit berdenyut di area vaginaku. Ntah karena foto yang dikirim suamiku?, atau karna ijin darinya…akhhh aku tak tau lagi harus bagaimana.
Akhirnya kubilas badanku di shower hingga bersih. Aku teringat kimono mandi diatas tempat tidur seperti penuturan mas Budi tadi.
Mau tidak mau aku bertelanjang bulat keluar dari kamar mandi untuk mengambil handuk tersebut.
Dan saat aku membuka pintu….
Glekkk!!!! Aku terkejut mas Budi rebahan sambil scroll handphone nya di ranjang itu. Langsung ku tutup kembali dan jantungku berdegup kencang. Aku tau kalau aku memang dulu sangat liar. Kehidupan rumah tanggaku beserta mas Anas bukanlah kehidupan normal bagi umum. Tapi itu dulu sekali. Gak bisa kubayangkan aku harus mengulangi lagi kenakalan kami di umur segini. Pahaku tak lagi membulat.., dadaku tak sekencang dulu. Tapi apakah benar ke khawatiran ku hanya sebatas fisik itu??, atau memang karna niatku ingin berubah menjadi lebih baik harus aku tunda sekali lagi.
“Dasar kau Anas…kalau memang ini maumu…, aku ikuti”. Tegasku dalam hati.
Kubuka kembali pintu kamar mandi dengan santai…,aku keluar dengan pesona setengah bayaku bertelanjang kearah tempat tidur. Kulirik mata liar mas Budi yang serasa menjilat sekujur tubuhku bahkan dia belum melakukan apa-apa.
Kuambil handuk kimono dan kukenakan. Lalu kubungkus rambutku dengan handuk kecil lainnya. Aku berjalan santai ke depan cermin tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Ekor mataku mengikuti gerakan mas Budi yang melucuti pakaiannya sendiri dari cermin.
Dia mendekatiku telanjang..,kulirik daging diantara kakinya yang…
“Duhhh….pingsan aku kali ini sepertinya”. Hanya itu yang terucap salam hatiku.
Aku memejamkan mata saat dia tepat berada di belakangku dan memegang kedua pundak ku.
“Tubuh kamu…..tubuh kamu indah sekali”. Bisiknya pelan namun terdengar menggelegar karna hanya ada kami di kamar ini.
Aku tak berani membuka mata…walau sempat tadi kulirik dada dan bahunya yang bidang, perutnya yang tidak buncit,namun juga tidak sixpack seperti dambaan teman2ku di gym.
“Aku juga harus mandi dulu…nggak mau kalah dong dengan kamu yang sudah wangi”. Nafasnya seakan menjilatiku di belakang telinga.
Aku bergidik gugup.., aku gemetar menahan gejolak yang bercampur aduk ini. Akhirnya dia menjauh dan kudengar pintu kamar mandi ditutup.
Aku lega dan membuka mataku yang berkaca-kaca…,satu dua bulir benih menetes ke pipiku..,ku usap tegar. Kutatap tajam wajahku di cermin….
“Kamu memang Lonte imaa…kamu Lonte yang di inginkan semua laki-laki”.
Aku membuka di kamar itu…kutenggak air dingin menenangkan diriku.
“Toh kau akan dapat tubuhku malam ini..,aku akan sesukaku di tempatmu sekarang “, pikirku dalam hati.
Kubuka lemari pakaiannya..kuambil salah satu kemejanya yang berwarna putih lalu aku kenakan tanpa dalaman.
“Anjing si bangsat ini…dia bukan pemain baru kayaknya”. Analisaku seiring kuhitung berapa menit sudah dia dikamar mandi. Artinya dia sudah yakin sekali aku akan menyerahkan apa yang dia inginkan. Kalau pemain baru pasti akan terburu-buru bahkan langsung menempelkan tubuhku di dinding dan memperkosaku ,seperti tukang AC di ceritaku sebelumnya.
Tak lama pintu kamar mandi terbuka..,harum sabun mandi menyeruak ke hidungku.
Mas Budi berjalan kearahku. Aku berpura-pura cuek dengan scrolling sosmed di handphoneku tanpa memperdulikannya. Walau sebenarnya jantungku sudah berdegup kencang. Ntah karna aku menduga apa yang terjadi selanjutnya ..,ada sedikit lendir yang merembes dari vaginaku.
Tangannya mulai bergerilya di kakiku yang mungil. Naik keatas masuk kedalam kemeja yang kupakai kebesaran. Mataku tetap ke handphone walau pikiranku kemana-kemana.
Tangannya semakin menjalar naik. Aku berusaha tenang dengan gemuruh didadaku yang seakan berhenti berdetak. Sampai akhirnya sisi tangannya membelai lembut searah garis vaginaku dari bawah keatas..,memberi sedikit tekanan pada klitorisku sampai ke bulu kemaluanku.
“Ahhhh” desahku tanpa sadar saat aliran listrik kecil seperti menyengat klitorisku. Aku malu sekali. Mas Budi hanya tersenyum melihatku.
“Kamu basah”. Dia tersenyum menang.
“Satu hal yang harus kamu tau..,aku melakukan ini karna tersudut, kalaupun aku teriak toh tidak akan ada yang dengar kan?!”. Kataku ketus.
Sementara satu jarinya kini sudah masuk kedalam ku. Aku terus menahan desahan.
“Jadi kamu merasa kalau kamu di perkosa sekarang?”. Dia bertanya sambil jemarinya semakin cepat keluar masuk dalam vaginaku. Bahkan sekarang bertambah menjadi dua jari.
“Akhhhh….tentu saja aku sedang diperkosa..mhhhhhhhh”, perasaanku sudah bercampur hasrat tak terkendali.
“Okay…kalau kamu nggak orgasme dalam satu menit dengan jariku..,berarti benar aku memperkosamu, tapi kalau sebelum satu menit kamu orgasme………,aku akan benar-benar memperkosamu layaknya pelacur!!”. Kata pria 48Tahun itu sambil membengkokkan jari tangannya keatas dalam vaginaku. Tentu saja menggelitik dinding bagian atas vaginaku, membuat aku hampir gila menahan nikmatnya.
“Mhhhhhhffffff” aku menahan jeritanku sejadi-jadinya. Menutup mulutku dengan bantal di sampingku.
Kini jempolnya pun ikut menggesek klitorisku.
Tentu saja ini kecurangan..,aku gak tau apa ada wanita diluar sana yang sanggup menahan perlakuan seperti itu . Dan akupun….
“Uuuuuuugggghhhhh…..mmmmmmhhhfffffff” , akupun kelojotan karna orgasme. Kakiku lurus menegang dan bergetar-getar. Bola mataku membalik ke atas. Hampir saja liurku jatuh karna deraan nikmat tiada Tara tersebut.
“Kamu dapet kan?!!” ,dia bertanya. Dan kujawab dengan gelengan kepala tanda perlawanan terlemahku.
Dijambaknya rambutku sehingga kepalaku mendongak. Dia memasukkan paksa jari-jarinya yang telah basah akibat cairan orgasmeku kedalam mulutku sendiri.
Aku juga telah kehilangan kendali dan menyambutnya dengan menjulurkan lidahku.
“Setan…dia memang tau bagaimana memperlakukan wanita berjiwa pelacur seperti diriku”.
Ketika cairan cintaku dijarinya bersih bergantikan air liurku. Mulutnya ikut mencium dan menjilati mulut dan lidahku.
Akhirnya kami deep French Kiss selama beberapa detik.
Mas Budi berdiri dipinggir ranjang sambil membuka handuknya.
“Glek”. Kembali aku dipaksa kagum dengan ukuran kontolnya yang diatas rata-rata.
Mungkin ini kontol kedua terbesar yang akan memasuki diriku. Membuatku teringat dulu sekali saat ponakan tukang sayur komplek (baca kisahku “aku berubah”) meninggalkanku mengejang-ngejang akibat orgasme yang tak bisa ku kontrol. Hanya saja bentuknya gak melengkung keatas seperti yang pernah aku rasakan dulu. Mas Budi punya lebih gemuk dengan panjang yang kurang lebih sama, hanya saja bentuk nya lurus.
Helm nya lebih kecil dari ukuran batangnya.
Dan warna nya merah muda karna memang dia lebih putih . Bahkan lebih putih dari kulitku.
“Isap dong sayang…!”, katanya..,ntah mulai kapan dia memanggilku sayang.
Raguku mungkin hanya kepura-puraan..,karna pastinya aku juga penasaran menggenggam batang Segede itu.
“Kali ini saja mas….hanya terjadi hari ini,dan aku nggak mau terkenal karena obrolan sesama lelaki di apartemen nantinya”. Kataku sebelum memulai.
“Kamu tenang aja Ima…” ,jawabnya.
“Nggak bisa..dari caramu memanggil namaku aja sudah menunjukkan kamu bukan tipikal orang yang konsisten. Is…Isma…Ima…Ma”. Aku menimpali.
“Bukan begitu…,itukan karna aku belum tau kamu lebih suka dipanggil apa, yang jelasnya aku tidak akan cerita ke siapapun tentang hari ini….ini rahasia kita berdua!”. Katanya meyakinkanku.
“Janjiii! ,karna bagaimanapun aku punya suami dan anak mas..,beda sama mas Budi yang Hidup sendiri”. Tapi dia tidak menjawab lagi karna aku juga sudah menggenggam batang kontolnya.
“Gila nih kontol bisa gemuk dan panjang gini”.
Hatiku berbisik kepada diriku sendiri.
Kujilati perlahan kepala nya berbentuk jamur itu .
Akupun sudah gemes sebenarnya..,hanya egoku sebagai istri oranglah yang menghalangi liarnya tindakanku pada benda tersebut.
Kucoba memasukkan perlahan kedalam mulutku. Sumpah…aku gak sanggup kayaknya. Setengahnya saja sudah membuatku ingin memuntahkan durian tadi siang.
Kulirik keras..dia tersenyum.
Dilepaskannya batangnya dari mulutku..,dan di usapnya air mataku yang keluar sendiri karna hampir tersedak.
Dia ikut jongkok dihadapanku. Kulirik batangnya yang berat menyentuh lantai.
“Kamu sukanya hardcore apa lembut seperti pengantin?”. Dia bertanya yang tak pernah aku pikirkan pertanyaan seperti itu bisa muncul.
“Sebenarnya aku suka lembut mas…cuma aku akan menghukum diriku sendiri hari ini karna sudah menikmati yang seharusnya aku pertahankan. Aku mau dikasarin!” Jawabku tegas.
Dia tak menjawab…,hanya saja tiba-tiba dia menjambak kembali rambutku membuatku menjerit.
“Akhhhh “, dan saat aku berteriak disitulah dia meludahi mulutku dan langsung menjilati bibir dan lidahku.
Aku hanya berharap kekasaran nya menyakitkan dan melupakan aku dari rasa nikmat. Sehingga aku masih bisa mengakui statusku sedikit lebih terhormat sebagai korban perkosaan.
“Isap lagi kontolku”. Katanya kasar.
Dan dia langsung berdiri dan kembali menjejali mulutku dengan batangnya. Kali ini dia tidak lagi memikirkan apa aku bisa bernafas atau tidak.
“Oghhhhj..oghhhh.ohghhhhhhhhh” suara liurku menjadi pelumas batangnya yang secara kasar memperkosa mulutku. Aku bahkan tersedak beberapa kali..,air mata serta air liurku jadi satu jatuh membasahi kemeja putih dan mencetak bentuk payudaraku .
“Pantesan si Anas gak pernah mau nongkrong sama bapak-bapak lainnya kalau lagi dirumah…,ternyata kamu yang bikin betah yaaa!!!”. Katanya sambil menggeram.
Di angkatnya badanku keatas ranjang.., dan mengarahkan serta memainkan batangnya di pintu masuk vaginaku. Dan aku hanya bisa menikmati aliran-aliran nikmat kecil saat tiap kali jamur kontoll nya menggesek klitorisku.
“Uhh…sssssshhh….iiihhhh…akhh”. Aku juga mulai ikut menggeram.
Diletakkannya batangnya yang berat dan gemuk diatas perutku sebelum memasukkannya. Kulirik kebawah sana.
“Ya ampuuuunnn, itu melewati udelku”. Kataku dalam hati.
Kupejamkan mata saat batangnya mulai memasuki.
“Uuuuggggghhhhh sempit banget memek kamu”. Katanya. Aku tak menjawab hanya menggelengkan kepala kekiri dan kekanan. Rasa sakit sekaligus nikmat yang berbeda kurasakan saat itu.
“Oooouuuuuuhhhhhh”, masih setengah batangnya memasukiku. Tetapi ntah mengapa tak kuasa ku tahan orgasme yg tiba-tiba datang diantara sedikit rasa nyeri pada lubang vaginaku yang dipaksa merenggang.
“Duhhhhh… gila,liar juga kamu ternyata ya”. Kata-katanya sungguh membuatku malu. Aku masih bergetar sedikit karna barusan pinggul dan perutku bagian bawah mengejang karna orgasme . Untungnya cairan orgasmeku membuat dinding vaginaku semakin licin.
“Sreetttt” dengan satu hentakan mas Budi dengan kasar memasukkan hampir seluruh batangnya kedalam vaginaku. Itupun karna sisanya tak mampu lagi ada ruang untuk masuk.
Karna kurasakan ujung kontolnya kini sangat berasa di pintu rahim bahagian dalam pada vaginaku.
Kali ini terserah kalian sebagai pembaca mau menilaiku seperti apa…tapi itu nikmat sekali.
“Akkkgghhh…ampuuunnn…ihhh” kataku saat mas Budi mulai menggenjot vaginaku dengan ritme yang tak beraturan.
“ughhhh gila nih memmmeeekkk…,sempit banget”. Katanya menggeram sambil tetap memajukan mundurkan batangnya dalam vaginaku.
Dan sebenarnya aku juga bukan tipe yang sensitif dan gampang orgasme. Bahkan dengan mas Anas suamiku pun terkadang aku butuh tanganku sendiri untuk ikut menstimulus klitorisku saat suamiku menggenjot tubuhku. Tujuannya tentu saja menambah rangsangan agar aku lebih cepat orgasme.
Tapi tidak dengan batang si bajingan ini.
Ohhhhh..,aku malu mengatakannya,tapi kalau aku boleh jujur, karna ukurannya yang luar biasa.., saat batang itu masuk.., klitorisku ikut tergesek kedalam, begitu juga sebaliknya saat batang itu keluar dan menyisakan kepalanya didalamku.
Dan iyaa….tentu saja!
“Ahhh…ahhh…aku keluar..aku keluar…akuuuuu keluaaarrrrrrr lagiiiiiiiii ooooogggggjjhhhhhhhhh”. Kembali aku menggelinjang dan bergetar hebat.
Orgasmeku kali ini betul-betul membuatku menggigil dan nyaris pingsan. Aku lupa bernafas. Bahkan aku setengah sadar saat mas Budi membalikkan tubuhku yg mungil.
“Enak yaaa sayanggg??”, entah apa harus bertanya saat dia sudah tau jawabannya. Mungkin sebuah kebanggaan baginya namun sangat malu yang kurasa. Aku megap-megap ke enakan layaknya lonte yang sudah sebulan tidak orgasme.
Aku tak sanggup lagi untuk mengikuti keinginan nya untuk menungging. Aku hanya lemas terlungkup.
Tapi dia tidak berhenti…, kembali diarahkannya batang besar dan panjang itu memasukiku saat kakiku rapat dan tengkurap.
“Ahhhh gilaaaaa…,makin sempit aja Imaaaa!!!”
Akupun kembali menggila.., rasanya semakin sering orgasme..,tubuhku jadi semakin sensitif. Yang akhirnya sedikit-sedikit tubuhku seperti mau meledak lagi.
Batangnya seperti menggaruk-garuk dalam perutku di bawah pusar. Oooohhhh…,kalian boleh menyebutku lonte atau pelacur. Tapi aku berani menjamin kalau posisi pacar atau istri kalian sama denganku saat itu.., mereka juga pasti sudah menegang dan bergetar seperti aku.
“Ooohhhhj…lagii mass…..ampuuunnnn udah cukup. Aku keluar lagiiiiii”. Kataku dengan mata setengah terpejam yang pupilnya sudah menghilang bersembunyi. Aku benar-benar ko kali ini…,entah karna memang umurku yang tak muda lagi.
Akhirnya mas Budi membuka kemejaku yg sudah lusuh basah dan kusut.
Ahhh…kenapa harus dibuka dalam hatiku. Aku sudah cukup nyaman seperti tadi. Payudaraku yang tak indah seperti dulu tak perlu terlihat olehnya.tapi tunggu…,kenapa aku harus berfikir seperti itu. Bukankah dia juga tak perduli? Atau bahkan aku yang layaknya pelacur ingin tampil seksi dan sempurna dihadapannya?!. Ahhh..aku benar-benar sudah kehilangan akal sehat.
“Dikit lagi sayang..aku juga udah dekat nih kayaknya”. Katanya berbisik di telingaku sambil membalikkan lagi badanku ke posisi misionary.
Kali ini dia mengangkat kedua kakiku dan diletakkan di pundaknya.
Dan kalau ada pembaca wanita disini pasti tau gimana dalamnya batang pria saat masuk dengan posisi itu.
“Akkkkkhhhhhhhh ampun..ampun mas…aahhh”, mas Budi tak lagi mendengarkan kata-kata ku. Langsung digenjotnya tubuhku sekencang kencang nya.
“Ahhhhhhh….jawab..aku, enak apa nggak kontolnya?!!!!”. Dia mencoba memancingku.
“Nggakkkkk akkhhhhh”. Jawabku walaupun saat ini otak ku seakan meleleh.
Dan dia kembali ke posisi misionary biasa sambil memegang pergelangan tanganku agar aku tidak bisa bebas bergerak…dan langsung menggenjot tubuhku dengan sangat kencang.
“Akkkkhhhhhhh……. keluaaarrrrrrrrrr lagiiii massss…ampun!!”. Aku kembali orgasme.
Namun dia tak mengendurkan sedikitpun genjotannya…
“Katakan dulu…aku sangat suka kontol mas budiii!…,kalau tidak..akuntak akan berhenti”. Dia mau mempermalukan diriku..,merendahkan aku.
Tapi karna aku juga sudah tak tahan lagiii mau mendekati orgasme beruntun, akhirnya aku teriak..
“Kontolllll ennaaaaakkkkkk….akuu sukaaa konthhhollllll mas budiiiiiiiii….agkku khgeluuuuaaaarrrrgghhhhhhh!!!!!”. ,seketika aku menggelinjang hebat ,menggelupur dan bergetar sangat nikmat sehingga membuatku pingsan sekitar 5 detik. Mataku hanya tersisa putihnya…air liurku bagai anjing gila di sekitar wajahku. Bahkan aku tak memperdulikan lagi bentuk dan rupaku. Aku hanya mengejang-ngejang menikmati siksaan orgasmeku yang luar biasa hebat.
“Akkhhhhhhh….anjing…enaaaaghhhhhkkkk mmemmmmmeeeekkkkk Immaaaa Lonnnteeeeee!!!”. Jeritnya sambil ikut mengejang-ngejang diatasku.
Dan saat dia mencabut batangnya yang luar biasa itu aku sempat sedikit mengejang dan aku rasa aku terkencing . Antara sadar atau tidak atau bahkan mimpi aku seperti orgasme dengan sendirinya sekali lagi sebelum akhirnya aku tak sadarkan diri.
Ismayana