Mendapat perlakuan seperti itu, Bunga (18) mengadukan tindak kekerasan seksual yang baru menimpanya ke polisi. Dengan menangis sesenggukan, Bunga mengaku dirinya digilir empat pemuda berandal di sebuah kebun cokelat tak jauh dari permukiman penduduk di Kecamatan Andreapi, Polewali Mandar, Senin malam.
Ceritanya bermula ketika Bunga diajak Randi jalan-jalan ke sebuah pasar malam di Polewali Mandar. Randi adalah pemuda yang baru sebulan dikenalnya. Keduanya pun membuat janji untuk bertemu di Pantai Bahari, Polewali. Dari sana Randi kemudian berjanji akan mengajak Bunga jalan-jalan ke pasar malam di Polewali.
Sesampai di lokasi, ternyata Randi tidak masuk ke lokasi pasar malam. Kepada Bunga, Randi mengatakan ingin mengajak Bunga ke rumah salah seorang sahabatnya. Bunga pun tidak curiga.
Namun, perjalanan ternyata makin jauh meninggalkan permukiman warga. Saat itulah Bunga mulai menangkap firasat buruk. Dugaan Bunga terbukti. Dia bukannya dibawah ke rumah temannya, melainkan digiring ke sebuah kebun cokelat. Lokasinya sekitar 2 kilometer dari permukiman penduduk di Kecamatan Andreapi, Polewali. Di tempat ini Bunga dipaksa melayani nafsu bejat Randi.
Rupanya Randi tak sendirian. Ada tiga teman lainnya, yaitu Icang (20), Ula (23), dan Memet (21). Mereka bertiga diduga sudah menunggu sebelum kedua pasangan baru ini tiba di lokasi kejadian. Seperti sekenario cerita yang sudah direncanakan bersama, semuanya berjalan mulus.
Seusai Randi melampiaskan nafsu bejatnya, ketiga rekannya tadi yang diduga sudah mengintip dari jarak dekat tiba-tiba menyergap kedua pasangan ini. Agar sandiwaranya tidak terbongkar, Randi seolah-olah tak mengenal ketiga rekannya yang menyergap seusai menodai pacar barunya dengan cara paksa. Ketiga rekan Randi seolah-olah menangkap basah Randi dan Bunga yang berbuat mesum di tengah kebun. Namun, bukannya melaporkan tindakan asusila ini ke polisi, ketiganya malah minta “jatah”.
Bunga sempat memberontak, tetapi apa dayanya. Ketiga pemuda itu pun dengan leluasa melampiaskan nafsu bejatnya hingga Bunga pingsan.
Sadisnya, Bunga yang tidak berdaya malah ditinggal seorang diri pada malam yang gelap gulita di kebun cokelat oleh para begundal itu. Dengan setengah sadar, Bunga kemudian berusaha berjalan tertatih-tatih mendekati permukiman penduduk sebelum akhirnya mendapat pertolongan warga setempat.
Dari kesaksian warga, Bunga baru tahu bahwa pemuda yang baru sebulan pacaran dengannya itu sengaja menyerahkan mahkotanya kepada para pemuda lain dengan cara paksa.
Di hadapan polisi, Bunga menangis sesenggukan menceritakan nasib tragis yang dialaminya. Bunga mengaku tak menyangka pemuda yang dikenalnya dermawan dan suka menolong itu ternyata pria bejat yang tega menyerahkan dirinya kepada orang lain.
“Saya tidak sangka Pak, Randi yang tampak sopan dan solider itu rupanya pria bejat,” ujar Bunga kepada petugas.
Bunga mengadu dan meminta belas kasihan kepada petugas agar Randi dan tiga rekannya yang telah menyusun sandiwara jahat di depan matanya itu bisa ditangkap dan dijerat hukum. Bunga mengaku bersumpah tak akan memaafkan. Dia mendesak polisi agar segera menangkap para pelaku karena identitas dan alamat rumah pelaku diketahui warga setempat.