Perkenalkan namaku Hasriana biasa dipanggil ana, aku adalh ibu rumah tangga yang mempunyai satu anak laki-laki yang masih berumur 1 tahun, suamiku bernama firman kesharinya sibuk di bengkel motornya sndri yang berada tepat di depan rumah kami, Aku seorang ibu rumah tangga berumur 25 thn, kesharinya menggunakan jilbab lebar dengan tinggi 160cm,kulit putih bersih,dengn lesung pipi yang mnhiasi wajahku, sdngkan suamiku laki-laki umur 28 gagah tinggi 170cm, berkulit putih dan hidung macing, kami adalah keluarga yang sangat bahagia sampai pada suatu kejadian yang membuat rumah tanggaku berada di ambang kehncuran. Seblum menikah kami sempat menjalin hubungan selama 1 tahun cukup singkat tetapi itu suda bisa membuatku menirima lmranya, awal pertemuan kami dimulai saat dia mngntar keluargnya untuk mndftr di unversitas yang aku tempati, saat itu dia kebingungan untuk mencari tempat pndftran,disaat aku sedang duduk2 mnhoreksi propsalku dia datng bertnya padaku. Firman : dek numpang nannya! Aku : iya kak knpa? Firman : dimna ya tempat pndftran untuk mahasiswa baru. Itulah awal kami bertemu dan sekalian berknalan krna pendftran yang bebrblit2 dia meminta no wa aku untuk mngifokan jika ada informasi tentang pendftran, krna sy pikir unutuk mnolong dari carnya dia srpetinya laki- laki yang baik jadi tdak ada slahnya untuk memberikan no ku. Dari situlah kami mulai slaing komonikasi orang asik dan wawsnya luas dan dari situ pula aku tau bahwa dia adlah sarjna teknik mesin, dia memberinkan dari mnytakn persanya kepadaku setelah sekitar 1 biln kami rutin berkomonikisi aku mntimnya dengan hati yang gembira, setelah 1 thn kmi mnjlin hbngn dia mnguttkn niatnya untuk melamar aku, kebtuln kami berda di kabupaten yang sama hingga tidak terlalu sulit orang tuaku untuk mnerima lamrnya, Setelah saat itu kami saah mnjadi spsang suami istri,seblmnya kami berdua bersal dari kampung yang merantau kekota untuk melnjutakan pnfidikn setalah kmi mnikah karnah sushnya mncari pekerjaan untuk jurusan suamiku akhirnya dia membuka bengkel di depan rumah orang tuanya yang ada di kampung, sebnrnya aku ingin ikut mambntu suamiku utnk mnacri pekrjaan karena sy juga adalah sarjana ekomi tetapi suamiku mnyarnkan aku untuk mnjadi ibu rumah tangga. Suda setahun suamiku mnjlnkan usaha bengkelnya di kampung dengan pnghsiln yang seadnya ada teman suamiku yang mnyrankan dia untuk kekota krna labuh mudah untuk mngmbanhkn ushanya dan dari pnghsiln yang kami dapat Salma ini cukup dibantu dari msing2 keluarga akhirnya kami memberikan diri untuk membuka bengkel kota. Dari kpindahn kami itulah awal dari sumber kenhncuran rumah tanggaku. Sudah 1 bulan kami melalui hri2 di kota ini,kami menyewa 1 ruko yang berda tepat di pinggir jaln poros, bngkel sumiku tepat di depan rumah karna aku suda tidk terlalu repot lagi mnjaga ankkku yg suda berumur 2 tahun aku membantu suamiku dengan membuka warung2 di samping bengkelnya, dari pngsilnya yang lumayan dia mngnjurkn aku untuk tidak usah mncari pekerjaan diluar rumah sebagia istri yang baik aku harus mnruti keinginan sumiku, Sehari2 sumiku memprbaiki motor pelnggan dan disaat plnngan menunggu perbaikan motrnya merka kadng meminta dibikin kan mnuman dari warung itu pnghsilnya tidak bnayak tp adalah untuk bisa ditabung yang lbih pntingnya aku juga mempunyai ksibukn sendri. Semenjak bengkel suamiku mulai rame dia suda kewlahn untuk mengerjakan motor pelnggan sehingga kadang ada motor yang harus di tinggalin di bengkel aku mngnjurkn untuk mncari anggota yang bisa membantunya. Siang itu sekitar jam 16.00 ada seorang laki2 yang berumur skitr 48 tahunan berbdn besar dengan penampiln yang seprtinya tidak terurus, dia dtang sambil mndorng motrnya yang mogok, dia duduk di depan warung smabil menunggu giliran motrnya diperbaiki, dia selalu melihatku dengan tatapan yang aneh sehingg aku agak segan untuk mntpnya ktika motrnya sdng diperbiki rupnya ada alat yang mesti diganti tetapi alat itu tdak ada dibngkel sumiku , akhirnya sumiku keluar untuk mncrikan alatnya di bengkel lain, saat itu suda TDK ada lagi pelnggan tinggal bapak2 itu krna jam menunjukan suda jam 17.00 ktika sumiku keluar mncari alat bapak2 itu bru mulai berbicara kepda dia bertnta tentang sputar bngkel awalnya aku agak risih tetapi karna pmbwsnya yg sopan dan ilmu tetng bengkelnya yg luas akhirnya aku juga ikut meladeni pmbcrnyya, hingga aku utrakn bahwa sumiku butuh anggota yang bisa membantunya, dari pmbcrnku itu dia cukup senang mndngrnya, diapun memprknlkn dirinya kepadaku smabil mnjulurkn tangnya tp karena aku memng tdak terbiasa bersntuham dengan yang bukan mahram aku hanya mnundukn keplku sja diapun memklumnya, dari sorot mimik wajahnya aku melihat malah semngit semangat atas apa yg aku lakukan padanya, namnya pak Sano, bersal dari daerah timur dengn badan besar,hitam dia sangat pandai bercerita sehingga waktu 30 menit suamiku mncari alat motr tdak tersa. Saat sumiku suda dtng dan lngsung memprbaiki motrnya tdak butuh waktu yg lama akhirnya motrnyapun suda bisa digunakan, dia pun berbncng2 dengn sumiku dan membyrnya lalu pamit pulng sambil melihat ke arahku. Bersambung..