Polisi sahabat masyarakat, menjadi dambaan setiap Kapolres di mana saja. Jika rakyat – polisi mau bersahabat niscaya cara-cara pemberantasan kejahatan menjadi lebih muda. Cuma mayoritas rakyat masih takut pada polisi. Maklum sejak kecil mereka dididik untuk takut pada hamba wet ini. Contoh soal, bila ada anak nangis melulu orangtuanya sering mengancam: “Diam nggak, nanti saya panggilkan polisi!”
Tapi beda dengan Ny. Helin dari Desa Fafinesu Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Dia pada polisi tak pernah takut, ketika ketemu Briptu Tomi misalnya, Helin malah senyum-senyum, lalu bergelayut manja. Lalu bila situasi mantap terkendali, keduanya pun masuk kamar dan berhubungan intim bak suami istri. Di sini oknum polisi Briptu Tomi bukan saja sebagai pelayan masyarakat, tapi juga merangkap pelayan syahwat masyarakat.
Warga sekitar rumah tak ada yang tahu permainan ini, karena mereka juga tak pernah curiga sampai sejauh itu. Maklum, Domingus, 35, suami Helin bersahabat baik dengan oknum polisi Briptu Tomi. Dalam alam pikiran Domingus dan juga para tetangga berikutnya, tak mungkinlah polisi yang pelayan masyarakat itu akan tega menggunting dalam sarung.
Tomi dan Domingus memang tinggal dalam kampung yang sama. Begitu akrabnya mereka, ketika mau melayat warga meninggal saja, keduanya berangkat bersama-sama, sebagaimana yang terjadi beberapa hari lalu. Di rumah duka keduanya ngobrol-ngobrol dengan pelayat yang lain, membicarakan ini itu sesuai apa yang sedang menjadi perbincangan rakyat.
Cuma anehnya, ketika Briptu Tomi sudah terlepas dari perhatian Domingus, mendadak dia hilang bagaikan ditelan bumi. Nggak tahunya, diam-diam oknum polisi ini menyelinap dan kembali ke rumah Domingus, untuk menemui Helin. Keduanya lalu masuk rumah, kunci pintu dan asyiklah berdua-dua di ranjang penuh gairah sambil mendesah ah ah ah…….
Di kala keduanya masih berpacau dalam birahi, Domingus di rumah duka mendadak merasa tak enak perasaan. Ada sesuatu yang mengganjal dalam kalbunya, sehingga dia pulang lebih cepat. Dia mau pamitan juga pada Briptu Tomi, ternyata lelaki itu sudah tidak di tempat. Pikirnya, dia sudah pulang duluan.
Nggak tahunya, ketika Domingus tiba di rumah, dia menjadi curiga karena pinti dikunci dari dalam dan diketuk-ketuk tak ada jawaban. Saat dia mengintip, ya ampuuun, dia melihat diseberang sana istrinya sedang kelonan mesra dengan Briptu Tomi. Agaknya pertempuran sudah selesai, sehingga acara selanjutnya tinggal “minggu tenang”.
Suami cap apapun pasti akan marah. Maka Domingus lalu mengajak para tetangga untuk menggerebek pasangan mesum itu. Tak ayal lagi oknum polisi ini tak bisa berkutik ketika disergap penduduk, begitu juga Ny. Helin. Cuma perempuan ini lebih lincah. Begitu penjagaan agak lengah, dia kabur mengungsi ke rumah saudaranya. Tinggal oknum polisi ini yang tengah menjalani pemeriksaan di instansinya sendiri. Jika terbukti telah “ukur badan” (berzina) dengan bini orang, bisa dikenakan tindakan tegas.
Istilahnya kok ukur badan, karena tubuhnya dipas-pasin, ngkali ya? (BP/Gunarso TS)