Ridho tidak menjawab, malah
mengeluarkan tetek mamanya dari
atas daster mamanya yang longgar
dan dengan cepat Ridho mengulum
tetek mamanya. Pentil yang hitam
dan besar itu berada di mulur Ridho. “Sayang…” Lara mendesis. Ridho
lagi-lagi tak menjawab. Dia nyonyot
pentil tetek lara dengan rakusnya.
Malah tangannya sudah bekerja
dengan cepat melepas kancing
demi kancing daster mamanya sampai lepas semua. Ada tujuh
buah kancing besar di depan daster
mamanya. Kini daster itu sudah
terkuak dan tubuh mananya yang
sawo mateng itu sudah terbentang.
“Lho.. mama mau diapai, kok sampai telanjang begini sayang?”
kata mamanya mengelus rambut
Ridho. Lagi-lagi Ridho tidak
menjawab pertanyaan mamanya.
Dia terus menjilati leher mamanya
dan turun ke perut mamanya lalu lidahnya bermain-main di pusat
mamanya. Tanpa sadar Lara menggelinjang.
“Ikh… kamu kenapa nakal banget
sih sayang…” kata Lara mendesis
kenikmatan. Bahkan dia mulai lupa
kalau yang melakukan itu adalah
anak kandungnya. Dan… Mulut Ridho sudah menjilati bulu-
bulu vagina Lara dan menghirup
aroma mesum dari bulu-bulu vagina
Lara. Perlahan, Ridho menurunkan
celan dalam mamanya dan Lara
mengangkat pantatnya untuk memudahkan Ridho menurunkan
celana dalamnya. Ridho mulai
mengerti, kenapa mamanya
mengangkat pantatnya. Berarti
mamanya menyetujuio apa yang
dia lakukan. “Kamu kok telanjangi mama sih
sayang…” Lara lagi-lagi mendesis.
Saat itulah Ridho mempermainkan
lidahnya di liang vagina Lara yang
sudah mulai berlendir. Lara yang
berusia 39 tahun itu mulai mengangkangkan kedua kakinya
lebar-lebar dan Ridho semakin asyik
menjilati vagina mamanya. Ridho tidak diam. Apa yang dia
pelrjari dari BF dia praktekkan
kepada mama kandungnya yang
sejak dia SD menginginginkan
bersenggama dengan mamanya.
Baginya mamanya adlah wanita tercantik di dunia dan sangat
memanjakannya. Ridho
mengalihkan jilatan lidahnya ke
lubang dubur mamanya. Saat itu
Lara menggelinjang. Dia protes,
walau dia merasa nikmat sekali. “Duh.. sayang. Jangan dong. Kan
jorok…” dia mendesis dan
emncengkram rambut Ridho. Lagi-
lagi Ridho tidak menjawab. Dia
terus menjilati dubur mamanya dan
memutar-mutar lidahnya di lubang duburnya itu. Lala tak mampu lagi
menyembunyikan rasa nikmatnya.
Malah kini dia sudah mendesis-desis
dan dia mulai menceracau. Duh…
nikmat sayang.. duh.. kamu nakal
sayang… terusin sayang dan banyak ceracau lainnya. Ridho mulai melepas jilatannya dan
mulai menindih mamanya. Saat
itujuga dengan cepat Lara
menangkap kontol anaknya dan
menuntunnya ke lubang vaginanya.
“Ayo cucuk sayang. Jangan siksa lagi mama. Ayo sayang…”
Ridho pun menusuk luibang vagina
mamanya dan slep, kontolnya
langsung memasuki vagina yangh
basah dan becek. Vagina itu
mengeluarkan bunyi setiap kali ditarik dan dicucuk. Lara memeluk Ridho dari bawah
dan ridhoi mulai terus menjilati leher
mamanya dengan lembut dan
sesekali mengecupkan bibirnya.
Lara terus menceracau dan
meminta gaar Ridho mempercepat tusukannya.
“Ayo sayang, cepat dikit, mama
udah mau sampai ni. Ayoooo
doooong…” Ridho dengan cepat mengocok
kontolnya di dalam vagina
mamanya dan kemudian dia
menekan sejauh mungkin kontolnya
ke dalam vagina mamanya, lalu
crooooottt…. crooottt… croottt… Spermanya lepas beberapa kali dan
sangat kental. Mamanya
menjepitkan kedua kakinya ke
pinggang Ridho dan mendesah.
“Mama sampai sayaaaaanngg…”
Dia peluknya Ridho sekuat tenaga. Semakin lama pelukannya semakin
melemah dan keringatnya meleleh
di sekujur tubuhnya. Dia mengelus
kepala Ridho yang aktif fitness di
sebuah club.
“Sayang… terima kasih. Mama seumur hidup tak pernah
mengalami seperti ini,: bisiknya
sembari mengelus kepala Ridho
dengan kasih sayang. Ridho diam
saja dan tersenyum sembari
mengatur nafasnya. “KIta akan lanjutkan terus ya ma,
setiap kali ada kesempatan.” kata
Ridho.
“Ikh.. kamu maunya. Tapi ok lah,
kita harus rahasiakan ya sayang…”
kata Lara. Ridho tersenyum dan mengangguk, lalu memeluk Lara
dengan kasih sayang pula.
mengeluarkan tetek mamanya dari
atas daster mamanya yang longgar
dan dengan cepat Ridho mengulum
tetek mamanya. Pentil yang hitam
dan besar itu berada di mulur Ridho. “Sayang…” Lara mendesis. Ridho
lagi-lagi tak menjawab. Dia nyonyot
pentil tetek lara dengan rakusnya.
Malah tangannya sudah bekerja
dengan cepat melepas kancing
demi kancing daster mamanya sampai lepas semua. Ada tujuh
buah kancing besar di depan daster
mamanya. Kini daster itu sudah
terkuak dan tubuh mananya yang
sawo mateng itu sudah terbentang.
“Lho.. mama mau diapai, kok sampai telanjang begini sayang?”
kata mamanya mengelus rambut
Ridho. Lagi-lagi Ridho tidak
menjawab pertanyaan mamanya.
Dia terus menjilati leher mamanya
dan turun ke perut mamanya lalu lidahnya bermain-main di pusat
mamanya. Tanpa sadar Lara menggelinjang.
“Ikh… kamu kenapa nakal banget
sih sayang…” kata Lara mendesis
kenikmatan. Bahkan dia mulai lupa
kalau yang melakukan itu adalah
anak kandungnya. Dan… Mulut Ridho sudah menjilati bulu-
bulu vagina Lara dan menghirup
aroma mesum dari bulu-bulu vagina
Lara. Perlahan, Ridho menurunkan
celan dalam mamanya dan Lara
mengangkat pantatnya untuk memudahkan Ridho menurunkan
celana dalamnya. Ridho mulai
mengerti, kenapa mamanya
mengangkat pantatnya. Berarti
mamanya menyetujuio apa yang
dia lakukan. “Kamu kok telanjangi mama sih
sayang…” Lara lagi-lagi mendesis.
Saat itulah Ridho mempermainkan
lidahnya di liang vagina Lara yang
sudah mulai berlendir. Lara yang
berusia 39 tahun itu mulai mengangkangkan kedua kakinya
lebar-lebar dan Ridho semakin asyik
menjilati vagina mamanya. Ridho tidak diam. Apa yang dia
pelrjari dari BF dia praktekkan
kepada mama kandungnya yang
sejak dia SD menginginginkan
bersenggama dengan mamanya.
Baginya mamanya adlah wanita tercantik di dunia dan sangat
memanjakannya. Ridho
mengalihkan jilatan lidahnya ke
lubang dubur mamanya. Saat itu
Lara menggelinjang. Dia protes,
walau dia merasa nikmat sekali. “Duh.. sayang. Jangan dong. Kan
jorok…” dia mendesis dan
emncengkram rambut Ridho. Lagi-
lagi Ridho tidak menjawab. Dia
terus menjilati dubur mamanya dan
memutar-mutar lidahnya di lubang duburnya itu. Lala tak mampu lagi
menyembunyikan rasa nikmatnya.
Malah kini dia sudah mendesis-desis
dan dia mulai menceracau. Duh…
nikmat sayang.. duh.. kamu nakal
sayang… terusin sayang dan banyak ceracau lainnya. Ridho mulai melepas jilatannya dan
mulai menindih mamanya. Saat
itujuga dengan cepat Lara
menangkap kontol anaknya dan
menuntunnya ke lubang vaginanya.
“Ayo cucuk sayang. Jangan siksa lagi mama. Ayo sayang…”
Ridho pun menusuk luibang vagina
mamanya dan slep, kontolnya
langsung memasuki vagina yangh
basah dan becek. Vagina itu
mengeluarkan bunyi setiap kali ditarik dan dicucuk. Lara memeluk Ridho dari bawah
dan ridhoi mulai terus menjilati leher
mamanya dengan lembut dan
sesekali mengecupkan bibirnya.
Lara terus menceracau dan
meminta gaar Ridho mempercepat tusukannya.
“Ayo sayang, cepat dikit, mama
udah mau sampai ni. Ayoooo
doooong…” Ridho dengan cepat mengocok
kontolnya di dalam vagina
mamanya dan kemudian dia
menekan sejauh mungkin kontolnya
ke dalam vagina mamanya, lalu
crooooottt…. crooottt… croottt… Spermanya lepas beberapa kali dan
sangat kental. Mamanya
menjepitkan kedua kakinya ke
pinggang Ridho dan mendesah.
“Mama sampai sayaaaaanngg…”
Dia peluknya Ridho sekuat tenaga. Semakin lama pelukannya semakin
melemah dan keringatnya meleleh
di sekujur tubuhnya. Dia mengelus
kepala Ridho yang aktif fitness di
sebuah club.
“Sayang… terima kasih. Mama seumur hidup tak pernah
mengalami seperti ini,: bisiknya
sembari mengelus kepala Ridho
dengan kasih sayang. Ridho diam
saja dan tersenyum sembari
mengatur nafasnya. “KIta akan lanjutkan terus ya ma,
setiap kali ada kesempatan.” kata
Ridho.
“Ikh.. kamu maunya. Tapi ok lah,
kita harus rahasiakan ya sayang…”
kata Lara. Ridho tersenyum dan mengangguk, lalu memeluk Lara
dengan kasih sayang pula.
Ridho tidak menjawab, malah
mengeluarkan tetek mamanya dari
atas daster mamanya yang longgar
dan dengan cepat Ridho mengulum
tetek mamanya. Pentil yang hitam
dan besar itu berada di mulur Ridho. “Sayang…” Lara mendesis. Ridho
lagi-lagi tak menjawab. Dia nyonyot
pentil tetek lara dengan rakusnya.
Malah tangannya sudah bekerja
dengan cepat melepas kancing
demi kancing daster mamanya sampai lepas semua. Ada tujuh
buah kancing besar di depan daster
mamanya. Kini daster itu sudah
terkuak dan tubuh mananya yang
sawo mateng itu sudah terbentang.
“Lho.. mama mau diapai, kok sampai telanjang begini sayang?”
kata mamanya mengelus rambut
Ridho. Lagi-lagi Ridho tidak
menjawab pertanyaan mamanya.
Dia terus menjilati leher mamanya
dan turun ke perut mamanya lalu lidahnya bermain-main di pusat
mamanya. Tanpa sadar Lara menggelinjang.
“Ikh… kamu kenapa nakal banget
sih sayang…” kata Lara mendesis
kenikmatan. Bahkan dia mulai lupa
kalau yang melakukan itu adalah
anak kandungnya. Dan… Mulut Ridho sudah menjilati bulu-
bulu vagina Lara dan menghirup
aroma mesum dari bulu-bulu vagina
Lara. Perlahan, Ridho menurunkan
celan dalam mamanya dan Lara
mengangkat pantatnya untuk memudahkan Ridho menurunkan
celana dalamnya. Ridho mulai
mengerti, kenapa mamanya
mengangkat pantatnya. Berarti
mamanya menyetujuio apa yang
dia lakukan. “Kamu kok telanjangi mama sih
sayang…” Lara lagi-lagi mendesis.
Saat itulah Ridho mempermainkan
lidahnya di liang vagina Lara yang
sudah mulai berlendir. Lara yang
berusia 39 tahun itu mulai mengangkangkan kedua kakinya
lebar-lebar dan Ridho semakin asyik
menjilati vagina mamanya. Ridho tidak diam. Apa yang dia
pelrjari dari BF dia praktekkan
kepada mama kandungnya yang
sejak dia SD menginginginkan
bersenggama dengan mamanya.
Baginya mamanya adlah wanita tercantik di dunia dan sangat
memanjakannya. Ridho
mengalihkan jilatan lidahnya ke
lubang dubur mamanya. Saat itu
Lara menggelinjang. Dia protes,
walau dia merasa nikmat sekali. “Duh.. sayang. Jangan dong. Kan
jorok…” dia mendesis dan
emncengkram rambut Ridho. Lagi-
lagi Ridho tidak menjawab. Dia
terus menjilati dubur mamanya dan
memutar-mutar lidahnya di lubang duburnya itu. Lala tak mampu lagi
menyembunyikan rasa nikmatnya.
Malah kini dia sudah mendesis-desis
dan dia mulai menceracau. Duh…
nikmat sayang.. duh.. kamu nakal
sayang… terusin sayang dan banyak ceracau lainnya. Ridho mulai melepas jilatannya dan
mulai menindih mamanya. Saat
itujuga dengan cepat Lara
menangkap kontol anaknya dan
menuntunnya ke lubang vaginanya.
“Ayo cucuk sayang. Jangan siksa lagi mama. Ayo sayang…”
Ridho pun menusuk luibang vagina
mamanya dan slep, kontolnya
langsung memasuki vagina yangh
basah dan becek. Vagina itu
mengeluarkan bunyi setiap kali ditarik dan dicucuk. Lara memeluk Ridho dari bawah
dan ridhoi mulai terus menjilati leher
mamanya dengan lembut dan
sesekali mengecupkan bibirnya.
Lara terus menceracau dan
meminta gaar Ridho mempercepat tusukannya.
“Ayo sayang, cepat dikit, mama
udah mau sampai ni. Ayoooo
doooong…” Ridho dengan cepat mengocok
kontolnya di dalam vagina
mamanya dan kemudian dia
menekan sejauh mungkin kontolnya
ke dalam vagina mamanya, lalu
crooooottt…. crooottt… croottt… Spermanya lepas beberapa kali dan
sangat kental. Mamanya
menjepitkan kedua kakinya ke
pinggang Ridho dan mendesah.
“Mama sampai sayaaaaanngg…”
Dia peluknya Ridho sekuat tenaga. Semakin lama pelukannya semakin
melemah dan keringatnya meleleh
di sekujur tubuhnya. Dia mengelus
kepala Ridho yang aktif fitness di
sebuah club.
“Sayang… terima kasih. Mama seumur hidup tak pernah
mengalami seperti ini,: bisiknya
sembari mengelus kepala Ridho
dengan kasih sayang. Ridho diam
saja dan tersenyum sembari
mengatur nafasnya. “KIta akan lanjutkan terus ya ma,
setiap kali ada kesempatan.” kata
Ridho.
“Ikh.. kamu maunya. Tapi ok lah,
kita harus rahasiakan ya sayang…”
kata Lara. Ridho tersenyum dan mengangguk, lalu memeluk Lara
dengan kasih sayang pula.
Yach… Begitulah