12 Mei 2015 Aku Bertanya tanya dan mengenang kembali mengenai kejadian di dalam mobil dengan lelaki yang aku kencan baru baru ini… Ya, suasana di kantor seperti terbakar api, semua kena marah akibat gagalnya transaksi yang uda disiapkan berbulan bulan ini. Bos dan dewan direksi marah besar … Ah…sepertinya aku masih bermimpi…seperti mimpi di siang bolOng mengenai kejadian itu. Aku ingat matanya yang menggoda dan mempesona, meskipun mata kita orang Asia jarang bersinar mempesona seperti orang Eropa, matanya yang bulat besar justru sangat membuatku terpesona dan membuatku terhipnotis. Pupil matanya yang hitam bulat bersinar sinar setiap kali dia berbicara tentang hal yang disukainya ataupun setiap kali dia menatapku, seperti saat dia menginginkan ku, atau saat dia menarik ku mendekat dan mencium ku , Lidahnya terasa besar dan memberi ke nikmatan dalam kuluman nya. Bibirnya penuh dan merekah, sangat menggoda dan membuatku ingin melumat nya tanpa melepaskannya. Belum pernah kupikir kubegitu terpesona kan dngan bibir seorang pria dengan seperti . Tapi dengan ciuman yang diberikannya, yang lembut namun melumat habis bak orang kelaparan dan dari ciuman itu dari setelah aku dipaksa sampai aku menikmati nya, sangat menakjubkan… Harus ku akui aku menikmati tautan dan lumatan bibirnya yang merah merekah, yang menyedot dan melumat habis bibir dan lidahku, dan setelah bibir dan lidah kami berpadu. Setiap kali dia tersenyum , dia terlihat sangat bahagia, sangat persis seperti seorang anak laki laki, sangat lembut mempesona. Dia sangat langsing, dengan tubuh tinggi tegap, dibandingkan aku yang lebih chubby namun padat berisi. “ciuman mu sangat menggairahkan , kau sangat hebat.” katanya setelah ciuman kami yang pertama. Aku masih ingat dengan pandangan nya, dengan tatapan matanya, dia tidak yakin akan kelanjutan ini dan yang kurasakan adalah perasaan yang ingin lebih dalam…ingin merasakan lebih dan ku kira dia juga merasakan hal yang sama. Kami berada di gang di belakang mobilnya, setelah dia menarik ku dan memeluk ku . Dia melepaskan Tangannya yang melingkari bahuku, kita kucing melepaskan diri, dan memeluk pinggang ku, memegang ku supaya aku tidak menghindar. Aku sebenarnya ingin menghindar, bukannya aku ga mau, hanya karena kami ada di gang sempit yang bisa dilihat orang lain. Kami kemudian berciuman dengan mesra kalau tidak dikatakan buas karena saling melumat bibir dan lidah. Air liur dan saliva saling perpindahan malam itu. Dia mendekati dan memeluk ku erat, melumat bibirku yang kurelakan dilumat nya. Tanganku tidak diam, aku menarik rambut dan kepalanya mendekati ku, Tangannya perlahan merayap turun, melepaskan ikat pinggang dan celana ku, menyelipkan tangannya ke bokongku. Tangannya sibuk memegang dan meremas bokongku, ketika aku menyelipkan Tanganku ke celananya , Aku kepengen tau dan berpikir “apakah ini area sensitif nya ?” “apa kah dia akan senang aku menyentuhnya?”. Di saat yang sama, dia menurunkan celananya, memperlihatkan penisnya yang sudah ereksi kencang , Penisnya sangat senang melihat ku menyentuhnya. sama seperti aku juga senang melihat penis besar yang membuatku terangsang dan ingin melumat ya. Jadi ketika dia bertanya apakah aku senang dengan penisnya, aku hanya menjawab ” aku suka penis yang tanpa bulu.” “maaf ya say, aku tidak tau kalau kamu kebih suka yang di shave” Dia meminta maaf karena tidak tau dan tidak mencukur bulunya. tapi aku tidak peduli… penisnya terlihat sangat kencang dan membuatku terangsang sekali, ditambah erangan ya ketika Kusentuh kepala penisnya dan kuraba kumainkan lubang seninya. Dia menarik ku dan mencium ku lagi, dan ketika lidah kami bertautan, kuaelipkan jari ku diantara kedua pelurunya, dan mulai meremas nya seperti meremas kantong teh. Dia melepaskan ciuman kami dan mulai mengerang kenikmatan, “agrhhhh…Dont stop babe…arghhhhh…..” erangnya dalam kenikmatan, dan tatapan matanya yang menikmati remasanku membuatku tambah terangsang. Aku bisa merasakan vagina ku basah dan berdenyut ingin Disentuh. Kami saling bertukar tatapan mata dan kemudian dia kembali mengerang kenikmatan. Aku menggeser tangan kiriku ke penisnya dan mulai mengocok ya, dengan maju dan mundur dan meremas kepala penisnya, membuatnya sampai ke ujung kenikmatan dunia. Dia melesak dan meledak…kocokan Tanganku cepat dan pelan membuatnya orgasme dan penisnya menyemburkan cairan sperma kental, dan membasahi Tanganku, meluber hingga ke bulu-bulu pubisnya. “maafkan aku ya say…” “aku belum pernah keluar secepat ini, kocokan mu sungguh luar biasa” “aku belum pernah merasakan kenikmatan yang seperti ini.” ujarnya sambil tersenyum kecil. “ah..*** apa beb, aku senang kamu meniktmatinya.” ujar ku padanya. Dia meminta maaf lagi karena dia tidak biasanya keluar dengan begitu cepat. Buat Aku tidak masalah, yang terpenting adalah aku bisa membuatnya menikmati permainan ku dan membuatnya kehilangan kontrol atas dirinya. Menurutnya, dia belum pernah diremas zakarnya dan diperlakukan seperti itu . Dia sangat manis, apalagi ketika dia meminta maaf, seperti aku berkuasa atas dirinya. Aku mengatakan aku juga sangat menikmati permainan ini dan sebenarnya aku masih sangat terangsang dan ingin melumat penis nya dan ingin merasakan penisnya berlabuh dalam vagina ku. Sayangnya malam semakin larut dan terdengar suara penjaga ronda.. Kami harus mengakhiri malam itu tanpa berhubungan. Aku masih penasaran dengan penis besarnya itu dan masih ingin merasakannya di dalam liang vaginaku… Kumenanti hari itu terlaksana.
Malam Minggu …Hmmm …. Aku sudah lama tidak bertemu kekasihku Jordan, terus terang aku sangat merindukannya. Merindukan goyangannya, Aku masih bisa mengingat setiap hentakan tubuhnya, setiap kali dia dan penisnya menghujam vaginaku… Ah…mengingat itu saja sudah membuat Aku terangsang dan ingin segera bertemu dengannya. Malam Minggu, setelah berjalan keliling mall, kami putuskan untuk nonton film, Hmmm… “mau nonton film apa sayang?” tanya Jordan padaku. “ah…yang ini sudah, coba ohhh…ini bagus , pierce Brosnan, milla jovovic..yang ini aja babe.” kataku sambil menunjuk film Survivor. Setelah membeli tiket dan popcorn, kami pun masuk ke theater. Film dimulai…adegan pembuka dengan menampilkan milla jovovic sebagai petugas kedutaan. Jordan meletakkan lengannya di pundak ku, seiring itu tangannya mulai menyusuri pundak ku, turun hingga ke pinggang ku. Aku menggeser bokong ku lebih mendekat kepadanya, sehingga Jordan lebih leluasa memeluk ku. Jordan menyusupkan tangannya ke dalam rok bunga ku, tangannya mulai meraba pahaku, menyusuri setiap jengkal pahaku hingga ke selangkanganku. Dia meraba dan meremas hingga tangannya mendapatkan apa yang dicarinya, namun Jordan tertegun sejenak, “babe, kamu ga pakai CD ya?” tanyanya sambil tersenyum kecil. “iya, spesial buat mu malam ini.” sahut ku sambil mulai menciumi bibirnya. Aku melumat bibirnya dengan mesra, lidah kami bertautan, bergerak saling mendorong mengait. Tangan Jordan perlahan menggesek vagina ku yang sudah mulai basah. Aku bisa merasakan jarinya menyibak Bibir vagina ku, perlahan jarinya memasuki liang vagina ku. Perlahan dia mulai menstimulasi klitoris ku, “ahhhh…babe ….” aku mengerang kenikmatan. Jarinya sungguh ahli dalam merangsang klitoris ku, diusap dan ditekan lembut sambil di gesek… “ahhh….sayang….enaaaakkk…” kuerang tertahan Karena kami berada di tempat umum. “enak ga sayang?” bisik Jordan di telinga ku. “Hmmm…” aku hanya bisa mengangguk kan kepala ku sambil memejamkan mataku. Aku bisa merasakan vagina ku sangat basah dan aku sungguh sangat terangsang sekali. Ingin ku masukkan penis Jordan ke dalam vagina ku. Ini sungguh menyiksaku. Nikmat yang harus ditahan. Aku menciumi nya dengan ganas, seakan ingin memuaskan dahaga ku, tangannya masih memainkan klitoris ku, sedang tangannya yang lain mulai menjelajahi payudara ku, diremas nya payudara ku, dimainkannya puting susu ku… “babe…ahhhh” desisku tertahan. “enak sayang?” bisik Jordan “babe, aku ga tahan lagi…” desis ku sambil mengerang tertahan. aku sungguh tidak tahan. Aku sungguh Tersiksa dengan keadaan ini. Rasanya aku ingin segera membuka celana nya, memegang penisnya dan ingin memasukkannya ke dalam vagina ku yang sudah basah dan bergairah. Jordan sangat ahli dalam menstimulasi klitoris ku, dia bosa menstimulasi klitoris ku dari arah Depan, menggesek jarinya ke daerah sensitif Dengan arah berputar sebelum memasukkannya kedua jarinya ke dalam liang vagina ku yang sudah basah. Aku bisa merasakan suatu sensasi yang luar biasa dan tidak ingin dia berhenti sampai di situ. Aku meletakkan Tanganku ke atas celananya. Aku kesulitan membuka celana nya. “ah…sialan celana jeans mu babe, susah untuk membukanya.” bisik ku pada Jordan. “bentar babe.” kata Jordan sambil menggeser bokongnya. Aku menyusupkan Tanganku ke dalam celana nya, menggenggam penisnya yang sudah tegang. Kurasakan ada cairan membasahi Tanganku, ya, Jordan juga sudah terangsang. “babe, aku kepengen junior mu masuk”. Bisik ku padanya. “nanti sayang, bentar lagi.” ujar Jordan Tangannya masih memainkan klitoris ku dan … “ahhhhhh….” aku hanya bisa mengerang tertahan, merasakan kenikmatan orgasme oleh jari jordan. “babe…ohhhh….ahhh…” aku hanya bisa menggelinjang dan menjepit tangan dan jari Jordan. Sungguh nikmat tapi juga takut, takut ketahuan orang di sebelah kami. Aku hanya berpikir apakah orang yang duduk di sebelah kami tau akan semua aksi kami yang Sedang kami lakukan… To ne continued… …to be continued
Aku dan Jordan keluar dari bioskop menuju sebuah bar terdekat. Vaginaku masih basah oleh cairan nikmat, kenikmatan yang diberikan oleh jari tangan Jordan. “sayang, kita cari minum ya.” ajak Jordan. “he emm…” aku hanya menggangguk kecil. Masih membayangkan kenikmatan tadi. Aku masih bisa merasakan sensasi tadi yang menginginkan lebih lagi. “babe, aku kepengen junior mu di dalam ku…” ujar ku pada Jordan. “iya, aku juga kepengen denganmu, tapi kita cari minum dulu ya sayang.” kata Jordan. “babe….cdku ketinggalan di bioskop….xixixi…”aku ketawa cekikikan. “iya ya…aku lupa….dingin ga babe?” tanya Jordan. “tar kuhangatin ya sayang…” kata Jordan sambil tersenyum kecil. Kami sama sama masih ingin malam itu berlanjut…tidak ingin malam itu berlalu begitu saja. Alkohol, nafsu dan libido ku membuatku bergairah. Setelah keluar dari bar, kami berjalan menuju taman. Brrrr…angin yang berhembus sangat dingin. “babe…dingin nih…” kataku sambil aku mendekatkan badanku ke Jordan. Aku memeluk lengan kanannya dan berharap dia memeluk aku. Dia memeluk ku dan sembari berbisik, “dingin ga babe?” “iya babe, dingin, vagina ku juga kedinginan.” “bentar, kita cari tempat yang enak ya…” bisik Jordan sambil mencari tempat. Aku hanya menggangguk kecil sambil berharap bisa cepat merasakan penis Jordan. Sensasi bir berpadu dengan nafsu dan libido ku, mengusir segala dingin yang datang. Keinginan merasakan kenikmatan dan nafsu mengalahkan segalanya. Meskipun taman diterangi banyak cahaya, tapi ada beberapa area yang cukup remang yang membuat mataku harus menyesuaikan pandangan. Aku sebenarnya juga agak ngeri dengan suasana malam di taman, yang sepi, tapi setelah melihat beberapa pasangan sedang duduk memadu kasih, aku jadi agak tenang. Kami berjalan melewati sepanjang kekasih yang sedang berciuman mesra. Ku perhatikan tangan sang pria sedang meremas payudara kekasihnya. Membuat nafsuku semakin menjadi jadi. “sayang….kamu kepengen ga aku gituin juga.” goda Jordan. “ihhh….kamu kan tau aku masih kepengen…” aku tertawa kecil sambil mencubit kecil pinggangnya. “ouch…say, jangan disitu dong…” “junior ku masih kepengen merasakan tangan mu say.” bisik Jordan. Menambah gairah ku. Setelah melewati beberapa pasangan yang sedang asyik dengan urusan mereka, kami terus menyusuri jalan setapak, menuju tempat yang agak tinggi, cukup jauh dari gerbang dan orang orang. Kami menemukan kursi dan tempatnya agak tersembunyi. Cocok untuk kegiatan yang akan kami lakukan. “say, disini aja ya.” kata Jordan. “iya…aku uda ga tahan nih babe …”ujar ku. Aku meletakkan tas pinggang ku di kursi kemudian meletakkan sebelah tanganku di atas pahanya dan sebelah lagi di pipinya, aku mulai menciuminya. Bibir dan ludah kami bertemu. Lidah kami saling bertautan, saling mengait dan saling mendorong bertukar cairan. Aku menghisap dan menyedot lidahnya, bibirnya dan Jordan juga mengulum lidahku, bibir bawah ku. Jordan memegangi wajahku dengan kedua tangannya, dia menciumiku dengan penuh gairah …bibir dan lidah saling beradu. Aku meriah posisi ku, aku duduk di atas Jordan, merasakan celananya yang sudah penuh menggosok vaginaku. Aku menciuminya,kedua Tanganku memegangi kepalanya, jari jariku membelai rambut nya. Tangan Jordan mulai menyusuri pahaku, naik ke Bokong ku, meremas dan meremas bokongku dengan kedua tangannya, jarinya menyusuri hingga ke sela bokong ku dan menggelitik ku. Titik sensitif ku yang membuat ku cepat terangsang dan Jordan paham betul dengan apa yang dia lakukan. Aku tidak mengenakan celana dalam, jadi Jordan bisa menggoda vagina ku dengan penisnya yang terbungkus celana. Aku sangat bernafsu malam itu. Aku melepaskan ciuman ku. “babe….???” Jordan keheranan aku melepaskan ciumanku yang bergairah. Aku tidak berkata apa apa, aku melepaskan bra ku, Menariknya lepas dari bajuku. Nah…tanpa bra dan tanpa celan dalam. Sekarang perhatian ku sudah sepenuh nya untuk Jordan. Aku kemudian berjongkok di Depan Jordan , melepaskan celananya hingga turun ke mata kakinya. Aku melihat penisnya yang sudah tegak tegang bergairah. Suatu pemandangan yang luar biasa. Aku memegang penisnya yang panjang ke dalam mulutku. Membungkusnya dengan bibirku, menyedot nya dan memberikan kenikmatan di penisnya. Aku bisa mendengar Jordan mengerang kenikmatan. Aku menyedot dan menjilati batang penisnya, kemudian aku mulai memainkan zakarnya, meremas ringan dan menyedot kedua zakarnya sambil mengocok penisnya. “arkkkhhhh….babe…” “arkkkkkkhh….nikmat babe …” Jordan terus mendesah kenikmatan dan aku tidak berhenti untuk itu. Aku memainkan zakarnya sambil jariku menggelitik lubang anusnya. Mulutku menghisap dan menyedot kepala penisnya. Aku bisa mendengar Jordan merintih dan mengerang kenikmatan. Aku menusukkan lidahku ke lubang kecil di kepala penisnya, lubang yang memberikan kenikmatan ketika cairan sperma menyembur. Aku terus menjilati batang penisnya, kemudian turun lagi ke zakarnya, aku menyedot zakarnya bergantian, kemudian naik lagi. Penisnya basah oleh air liur ku bercampur dengan cairan penisnya. Aku kemudian berdiri dan duduk di atas Jordan. Tanganku memandu penisnya yang sudah tegak tegang ke dalam vagina ku yang sudah basah. Aku bisa merasakan penisnya menekan dinding vagina ku, berusaha menembus bagian terdalam liang vaginaku. Aku merasakan kenikmatan begitu Jordan mulai memompa penisnya di dalam vaginaku. Kenikmatan yang menghentak, dengan irama pelan dan cepat bagaikan irama samba. Jordan memompa dan aku mengikuti irama permainannya. Bokongku naik dan turun mengikuti irama Jordan dan tidak ingin penisnya lepas dari vaginaku. Sembari memompaku dengan irama teratur, Jordan menciumi payudara ku, menghisap dan menyedot puting susu ku, bergantian dari kiri ke kanan dan kanan ke kiri. “babe….nikmat…arkkkkhhhh..” aku hanya bisa mengerang kenikmatan. “babe….” “ayo sedot terus…” Jordan menyedot puting ku, mengulum dan menjilati ya, menggigit kecil areola susu ku. Tangannya meremas payudara ku dan sebelah tangannya lagi memegangi bokongku. Kocokan penisnya sungguh luar biasa. Aku merasakan sensasi kenikmatan yang lain dari biasanya. Aku merasakan penisnya mengocok liang vagina ku dengan tempo yang cepat. Bleep…bleerepp….suara penis dan vagina yang basah berpadu. “babe….nikmat…” Jordan mendesah kenikmatan. Tiba tiba Jordan menghentikan semua kegiatannya. “ada yang datang say…rapikan cepat…”ujar Jordan sembari menurunkan aku dari pangkuannya. Aku juga mendengar langkah kaki mendekat. Kami tergesa gesah merapikan pakaian kami. Penjaga taman berjalan melewati kami, tidak memperhatikan apa yang telah terjadi. Sialan pikir ku, aku baru saja merasakan kenikmatan dan sedang menuju puncak orgasme tapi harus berhenti. Nafasku masih memburu, aku merasakan keinginan ku untuk berhubungan masih tinggi. Aku masih ingin jordan junior di dalam vagina ku. “ayo sayang, kita cari tempat lain.” ajak Jordan. “bentar babe…”ujar ku sambil merapikan bajuku dan memasukkannya bra ku ke dalam tas pinggang ku. Kami kemudian berjalan menyusuri kembali jalan setapak arah kami datang. Kami menemukan bangku kosong yang agak jauh dari jalan setapak dan agak remang remang. Aku segera melepaskan celananya, menggenggam penisnya yang memang sudah tegang, mengocok nya, naik turun. “arkhhhhhh….”desah Jordan sambil duduk membetulkan posisinya. Aku kemudian duduk di pangkuan Jordan, berhadapan dengan Jordan,seperti posisi sebelumnya. Jordan membalikkan aku, sehingga aku duduk membelakangi Jordan. Aku mengarahkan penisnya ke dalam vagina ku yang sudah haus akan belaian penisnya. Aku memompa naik dan turun, merasakan sensasi yang berbeda. Tangan kiri Jordan meremas payudara ku, dan tangan kanan Jordan mulai mengerayangi bagian luar vaginaku. Tangan nya mencari sesuatu dan menemukannya. Splat…splat…suara bokongku beradu dengan pangkal pahanya. Aku memompa naik dan turun merasakan kenikmatan, mengatur iramaku. Jari Jordan mulai memainkan klitoris ku, menggosok maju mundur, atas dan bawah. Suatu sensasi luar biasa berpadu dan aku bisa merasakan vaginaku menjepit penisnya. “babe…terus….arkhhhhhh….” aku mengerang dan mendesah. “jangan berhenti babe….” “terus…..” “iya…arkhhhh…..” Jordan juga mengerang kenikmatan. Suara kami berpadu dengan suara malam ditemani bunyi jangkrik dan binatang malam. Aku menikmati bahwa aku memegang kendali atas Jordan, bahwa aku mengatur tempo permainan dan aku merasa puas merasakan suatu sensasi yang lain. Penisnya lepas keluar dari vaginaku saat aku memompa naik dan cepat. Penis orang Asia memang kurang panjang dibanding orang Eropa. Aku harus beberapa kali memasukkan penisnya kembali ke dalam vaginaku. Akhirnya aku membalikkan badanku dan berhadapan dengannya. Aku memompa cepat dan melihat wajah Jordan yang merintih kenikmatan. “arkhhhhj…….” “terus sayang….terus…..”Jordan mendesah kenikmatan. Aku merasakan penisnya mengocok ngocok liang vaginaku. Aku pun melepaskan bajuku agar Jordan lebih leluasa menciumi payudara ku. Jordan menciumi kedua payudara ku, bergantian dan mengulum puting susu ku. Jordan menyedot dan menghisap puting ku, menjilati daerah sensitif di areola puting ku. “arhkkkkk….sayang jilat terus…”aku mendesah kenikmatan. Nafas kami berpadu, berat dan memburu…mengikuti irama goyangan ku. Aku bisa merasakan nikmat dan nikmat…ahhhhh… Aku mencapai orgasme ku kedua malam itu. “babe…aku keluar ….”aku mengerang dan menjerit kecil. Aku orgasme. “sayang, tahan bentar….aku juga mau keluar…”Jordan mengerang tertahan. Aku merasakan semprotan cairan hangat dalam vaginaku. Cairan kenikmatan dan perasaan ini sukar untuk digambarkan. Kurasakan cairan spermanya membasahi liang vaginaku, bercampur dengan cairan vagina ku, meleleh hingga keluar. Jordan memompa aku terus dan aku menjepit pinggulnya dengan kedua pahaku. Kami sama sama orgasme. Kami berciuman, saling menggoda kisah dan bibir . Bertukar cairan liur. Aku kemudian turun dari pangkuannya. “ada yang datang sayang…cepat rapikan..” kata Jordan sambil membetulkan celananya. Aku mengambil dan memakai bajuku dan merapikan rok ku. Penjaga taman melewati kami lagi. Kami pun beranjak dan pergi meninggalkan taman dengan senyum kepuasan. Kepuasan bahwa kami berdua mendapat apa yang kami cari dan bisa saling menikmati. Segera setelah itu, Jordan mengantar ku pulang. Aku menciumnya mesra, dan melepaskan nya malam itu dan menantikan hari berikutnya untuk bertemu lagi. Aku menantikan hari itu lagi.