Nama ku Reza aku adalah seorang anak tunggal yg lahir dari keluarga yg bisa di bilang cukup berada. Aku di anugrahi otak yg encer serta keinginan yg mau bekerja keras. Bahkan di tak lama setelah kuliah aku di terima di sebuah perusahaan energi plat merah, yg gaji nya kurasa sangat amat cukup untuk memenuhi kebutuhan ku.
Satu kekurangan ku ya itu di karenakan sifat ku yg suka bekerja keras dan bersungguh2 dalam bekerja hingga aku seperti tidak sempat mencari seorang pendamping. Hingga di suatu waktu orang tua ku memperkenalkan ku ke seorang gadis cantik dan indah, Anissa nama nya. Ia adalah anak dari teman ayah ku.
Saat pertama kali ku di kenalkan kurasa aku langsung jatuh hati padanya, senyum nya, suara nya, tingkah laku nya, sikap nya semua yg keluar dari Anissa membuat ku jatuh kepayang.
Hingga akhir nya aku pun meminang nya, semua berjalan baik dan tampak lancar hingga tiba malam pertama kami. Entah kenapa saat semua acara selesai dan kami pamit masuk ke dalam kamar untuk istirahat wajah Anissa (istriku) tampak murung dan sedih.
Ku mendekati nya lalu mencoba menyentuh tangan nya, spontan ia pun menangis tersedu sedu. Ia bercerita bahwa sebenar nya ia mau menerima pinangan ku, Krn rasa bakti nya kepada orang tua nya sehingga ia tak sanggup menolak nya terlebih di saat itu Anissa ternyata telah memiliki seorang kekasih, Satrio nama nya kekasih yg sangat ia cintai.
Ia bercerita panjang lebar kepada ku seraya meminta maaf ke pada ku.
Lalu apa yg ku rasa.. tentu saja sakit dan kecewa tp rasa cinta ku kepada nya lebih besar sehingga ku coba memaafkan nya. Ku meminta kepada nya untuk mencoba menjalani hubungan pernikahan ini lebih dahulu mungkin se iring berjalan nya waktu , ia akan menumbuhkan menerima ku lalu tumbuh benih2 cinta nya dan perlahan melupakan sosok Satrio pujaan hati nya saat ini.
Ternyata dugaan ku salah 3 bulan kami bersama bahkan aku belum sekali pun berhubungan badan layak nya suami istri pada umum nya, aku mencoba menuruti ke inginan nya Krn ia berkata belum siap untuk itu dan selalu saja mulai menangis setiap kali ku coba memeluk bahkan sekedar mencium nya.
Rasa sakit ku, kecewa ku, marah ku kalah dengan rasa cinta dan sayang ku kepada nya sehingga ku menuruti nya untuk tak meniduri nya sampai saat ia siap.
Hingga akhir nya aku tidak ingin menahan nya lebih lama lagi di sisi ku Krn tak tega melihat air mata di setiap kali ia tidur bahkan tiap kali ia berdoa sehabis ibadah nya ia selalu meminta untuk keadilan bagi hati nya.
Akhir nya ku pulangkan ia (Anissa) orang yg amat ku cintai kepada orang tua nya, ku jelaskan seluruh cerita nya kepada orang tua nya, mereka tampak kaget dan malu setelah mengetahui apa yg terjadi tap aku berusaha untuk meyakinkan orang tua nya agar jangan terlalu marah kepada nya (Anissa) mungkin memang kami yg tidak di takdirkan berjodoh.
Beberapa tahun Setelah cerai aku sama sekali sudah tidak mendengar cerita tentang Anissa sama sekali karena aku Menenggelamkan diri ku oleh pekerjaan ku, dan lagi sekarang aku juga sibuk mengurusi perkebunan tembakau yg blum lama aku beli di suatu daerah dekat kampung nenek ku. Walau belum seberapa tapi tampak nya hasil perkebunan tembakau ku telah menghasilkan cerutu berkualitas internasional Krn aku menjaga betul kualitas dari daun daun tembakau terbaik hasil panen perkebunan ku dan beberapa membeli dari petani tembakau sekitar.
“Uh akhir nya libur akhir tahun… Setelah audit tahunan selesai aku ingin sekali berkunjung ke desa nenek ku sekalian meninjau perkebunan tembakau ku, sekalian mencari jodoh kali aja kan ada kembang desa yg nyancol.. hahhahaa..” Ucap ku penuh semangat.
Setelah membereskan pakaian ku dan segala keperluan , aku pun pamit kepada ayah dan bunda ku. Setelah iku u tancap mobil ku dengan penuh semangat..
Cukup lumayan jarak antara tempat tinggal ku dan kampung halaman nenek ku (Mungkin hampir jarak jakarta bandung). Tentu saja nenek dan kakek ku sudah tiada jadi aku akan tinggal di bangunan yg mereka tinggalkan tentu saja sudah lama aku renovasi dengan model yg aku inginkan (tentu saja kepemilikan nya sudah atas nama ku Krn bangunan ini sudah ku beli dari ahli waris nya “ayah ku” tentu nya).
“Aaaaaahhhh akhir nya sampaaaaii jugaaaaaaaa..” ucap ku seraya meregangkan badan ku yg cukup pegal di rasa.
“Ttiiinnn” klakson mobil ku.
“Owlah den sudah sampai toh, ayo masuk masuk den, sebentar saya bukakan gerbang nya dulu…” Ucap pak Samsul orang yg menjaga kediaman ku.
“Ayo den.. sini saya bawakan semua barang barang nya biar saya rapihkan langsung ke kamar den Reza..” ucap nya ramah dan cekatan.
Aku pun masuk kedalam sembari melihat2 kediaman ku dan sekitar nya. Saat ku sedang sedikit berkeliling area villa ( sebut aja villa ya Krn memang jarang di huni datang kalau mau ngurus perkebunan dan liburan saja) tiba tiba pak Samsul memanggil.
“Den kamar nya sudah siap.. klo Aden mau langsung istirahat bisa, makanan juga sudah siap JD kalau Aden lapar tinggal makan saja” ucap pak Samsul.
“Oh ia pak Samsul.. terima kasih ya..”ucap ku.
“Ya sudah den Krn semua sudah saya siapkan saya akan langsung pulang ya den.. kalau perlu apa apa tinggal kabari saya saja ya den” ucap pak Samsul pamit.
“Baik pak terima kasih ya atas bantuan nya” ucap ku.
Saat saya atau keluarga tidak ke villa ini pak Samsul lah yg akan menempati nya untuk menghindari dari aksi maling. Tp jika saya atau keluarga datang pak Samsul akan kembali kerumah nya tentu dya akan lebih dahulu mempersiapkan segala sesuatu keperluan villa ini lebih dahulu.
Saat ku mau menutup gerbang usah mengantar kepergian pak Samsul, lewat seorang wanita yg tampak sedang membawa aneka kue, seperti nya dagangan wanita itu.
“ANISSA” ucap ku.
Belum sempat ku merespon ia telah berlalu cukup jauh.
“Heh aneh kenapa wajah wanita itu sepintas mirip Anissa” fikir ku
“Aaah mana mungkin, ini kan sudah beda kota dengan rumah nya” ucap ku mencoba menepis dugaan ku.
Setelah itu terasa mengganjal di pikiran ku, nanti akan ku cari tahu wanita itu Anissa atau hanya sekedar mirip…