Kembali ke Memey (gak ke laptop, ntar disangka niru2 tukul lagi). Dia memang anak orang kaya. Tinggal disatu kota di jatim, tidak sebesar Malang sih, tapi cukup punya potensi. Almarhum bapaknya punya diler mobil, yang sekarang diteruskan kokonya Memey. Ibunya mengelola cafe dan satu supermarket. Kebetulan kota dimana Memey tinggal belon diserbu hypermarket2 besar yang pelan2 akan membunuh semua supermarket yang kecil karena kalah bersaing dalam soal harga jual. Karena ada warnet, pengelolaan cafe diserahkan ke Memey. Masih ada adik lelaki yang masih di smu. Karena dah punya usaha Memey katanya sibuk sekali, tetapi dia masih bisa chat dengan aku dengan menggunakan fasilitas warnetnya. Cafenya karena sudah jalan maka pengelolaannya diserahkan kepada manajer yang selama ini mengelola cafe itu, sehingga Memey bisa lebih konsentrasi ke warnetnya. Dia senang baca cerita2 dewasa, dan itu juga yang memperkenalkan aku dengan dia. Karena sudah lama chatting, dia sudah mulai open ke aku. Kita chat macem2, dari yang umum2, terus ke soal minta advis mengelola bisnisnya sampe soal ngesex. Dia pernah ngesex dua kali dengan cowoknya yang sekarang dah jadi mantan. Cowok itu juga yang memrawani dia dan memperkenalkan dia ke nikmatnya ngesex. Ketika aku nanya, kok dah diprawani terus udahan, dia jawab abis cowoknya gak mo usaha, maunya nyender ke Memey terus. Aku tanya lagi, gak nyesel dah diprawanin terus putus. Dia bilang enggak, malah dia bilang dia terlambat diprawaninnya dibanding temen2nya. Temen2nya umumnya sejak smu dah gak pada prawan sedang dia setelah lulus kuliah. Umurnya baru 22, masi abege juga sih. Aku tanya lagi nikmat gak ngesex, dia bilang yang kedua nikmat banget. Terus gak pengen lagi sekarang, karena dah lama juga dia putus sama cowoknya. Dia bilang pengen banget. Aku tanya lagi terus kalo pengen gitu gimana nyalurinnya. Dia bilang pake dildo, temennya di spore yang beliin. Aku to the point aja ma dia, aku nanya mo ngerasain aku punya, gede dan panjangnya gak kalah ma dildonya. dia terkejut mendengarnya, bukan karena tawaranku, tapi karena aku bilang punyaku sebesar dildonya. Dia gak percaya. aku buktikan dengan mengirimkan foto punyaku yang sedang ngaceng sempurna. Dia bilang pengen deh ngerasain kemasukan yang gede kaya aku punya. Dia ngundang aku dateng kekotanya, ntar mau diajak ke vilanya. Di vila itu dia kehilangan keprawanannya dan yang kedua dia melakukan dengan cowoknya di hotel diluar kota. Wah memang tajir ya keluarganya, punya usaha banyak, ada vila juga lagi. aku jadi kepengen banget ketemu dia. Dia cuma mengirimkan fotonya pake baju pesta model kemben, kelihatannya sih toketnya montok. Dia cantik, kulit putij dan matanya sipit, maklum ja amoy. Ketika aku minta oto nudenya dia bilang gak punya, liat langsung ja di vilanya. Aku jadi penasaran deh ma ajakannya yang agresif itu. Aku bilang mesti cari waktu kalo aku tugas ke Surabaya, nanti diusahakan untuk mampir ke kotanya.
Sampe akhirnya kesempatan itu datang. Aku bilang mo mampir ke warnetnya saja. Dia bilang menjelang tutup aja, jadi bisa langsung jalan ke vilanya. Malem2 gitu gak apa, tanyaku. Gak apa, kan ada aku, itu jawabnya. Agresif banget kan. Aku drive sendiri dari Surabaya menuju kekotanya, jauh juga sih, palagi kluar Surabaya dah macet. Baiknya aku dah dikasi arahan oleh temenku gimana keluar kota surabaya menghindari macet parah di Lumpindap di Porong itu. Ada 4 jam dengan berhenti2 baru aku nyampe di depan cafenya. Dah ampir jam 9 malem. Aku langsung menuju ke warnetnya. Lumayan besar warnetnya, mungkin ada 20an komputer disana, dipojok aku liat sesosok prempuan cantik bermata sipit. Pasti itu Memey, dia lagi asik brosing rupanya. “Ci, mo internetan”. Dia menoleh ke aku, trus menunjuk ke komputer no 20, yang posisinya deket dengan mejanya. Dia gak nyangka bahwa itu aku. Aku liat fasilitas komputernya, ada fasilitas ngobrol sesama pengguna warnet. aku coba klik yang judulnya komputer utama yang aku duga yang dipake Memey. Kusapa dia: Malem cantik. Dia menoleh ke arahku, kemudian mengirim message balik ke komputerku: Om siapa. Wah dah lupa ya, jawabku, kan kita dah lama janjian mo ke vila. Dia berbinar2 memandangku, O om…. (dia menyebut namaku). bentar agi tutuk kok om. Gak masalah, jawabku, aku drive dari surabaya. Nanti jalan pake mobilku aja ya, kamu yang unjukin jalannya. Oke om, ntar mobil Memey biar dibawa pulang ma sopir, jawabnya. Gak pulang gak ditanyain mamanya, tanyaku lanjut. Gak, Memey dah bilang kok mo ke vila ma temen2. kan weekend. Ma temen2, tanyaku, perginya ramean? Ya gak lah om, itu kan alesan ke mama ja. Berdua ja ma om, asik
kan. Memang selama ini dia memanggil aku om kalo chatting, maklum usiaku jauh diatas umurnya.
Setelah dia menutup warnetnya pada waktunya, dia mengajak aku makan dulu di cafe disebelah warnetnya. Cafenya masi rame, maklum deh saat itu weekend. “Aku bayar ya”. “Gak usah lah om”. “Janganlah, masak gratisan. Vilanya dah gratis”. “ya terserah om deh”. Karena aku mo bayar dan aku memang laper banget, aku pesen ja semua yang aku pengen makan, termasuk mionuman energi yang dicampur es batu. “Buat doping ya om”, aku tersenyum ja mendengarnya. Memey juga pesen makanan dan minuman. “Mey, bener nih mo ajak aku ke vila kamu”. “Ya bener lah om, Memey dah pengen banget ngerasain punya om. Ampir saben malem Memey make dildo sembari ngebayangin dienjot ma om”. “O gitu ya, ntar deh di vila kamu bisa ngerasain nikmatnya maen ma aku”. Eh lupa Lumpindap itu Lumpur Indah Permai.
Selesai makan, kita berangkat ke vilanya. Mampir di supermarket 24 jam (bukan ibunya punya) deket cafe untuk beli makanan dan minuman ringan. Di vila gak ada persediaan makanan apa2 katanya. Aku juga isi full tank supaya mobil siap dipake kemana aja. Dia memakai celana ketat dan tanktop yang juga ketat, tokednya ngintip dari belahan dada tank topnya yang rendah. “Wow, seksi sekali kamu Mey, belum apa2 aku sudah mulai ngaceng nih”, katanya ketika aku masuk kemobil, dia duduk disebelahku. mobil pun meluncur ke arah luar kota. waktu dah mendekati tengah malam. Tadi aku menikmati sekali makanan di cafenya, sehingga tak terasa waktu lewat begitu cepat. “Vilanya jauh mey?” tanyaku. “Kenapa, udah nggak sabar ya. Nggak jauh kok paling sejam lebih sudah nyampe”, jawabnya menggodaku. Sepanjang perjalanan aku ngobrol saja dengan dia. Dia menanggapi obrolanku dengan santai juga, kadang tanganku mengelus pahanya. “udah gak tahan ya om”, godanya lagi sambil membiarkan tanganku mengelus2 pahanya. Rabaanku rupanya semakin lama membuat dia semakin napsu. Dibukanya pahanya agak lebar. Melihat dia mengangkangkan pahanya, tangganku bergerak ke atas ke selangkangannya.
Aku mulai mengelus selangkangannya dari luar. “Wow rasanya, Memey sudah gak sabar lagi untuk dien tot. CD Memeylangsung lembab nih om”. Rupanya baru dielus dari luar celananya aja, cairan no noknya dah membanjir. “Udah napsu banget ya Mey, aku juga sudah napsu, masih jauh gak”. “sebentar lagi sampe kok om”. Kami sampe ke vilanya, Memey memberi aku kunci gembok pager vilanya. Aku turun dari mobil, membuka gembok dan pintu pagernya. Balik ke mobil dan mobil memasuki gerbang vilanya. vilanya tidak terlalu besar, sebuah vila yang sangat asri. Halamannya mengelilingi bangunan vila model country. “Gak ada yang nungguin Mey”. “ada om, setan he he”. “Setannya pasti dah pergi, aku kan rajanya setan dan mau pesta disini ma ratu segala setan”. “Ih…” katanya sembari mencubit pinggangku. Aku langsung menurunkan tas2 belanjaan di supermarket, memey menurunkan tas kecil dari mobil. “Bawa apaan sih”. “Keperluan prempuan lah om, baju ganti buat besok pulang”. “O, cuma semalem toh, kirain mo seminggu disini”. “Ntar lagi deh om, om sering2 ja nengokin Memey, ntar bisa sering2 ke vila bareng Memey”.
Setelah beristirahat sejenak Memey mengajakku melihat2 vilanya. Dihalaman belakang ada kolam renang kecil yang dinaungi oleh rimbunnya pepohonan yang ada. Tembok tinggi menghalangi pandangan orang luar yang mau mengintip ke dalam.”Mau berenang?” tanyanya. “Malem gini, apa gak dingin, besok aja ya”, jawabku. “Ya udah dikamar aja ya”, dia menggandengku masuk ke kamar. Dia langsung saja melepas tanktopnya, kemudian kulepas celana ketatnya. Pakaian diletakkan di kursi rias yang ada didepan meja rias. Ranjangnya besar. Aku melotot memandangi tubuhnya yang hanya berbalut daleman bikini. Karena CDnya mini, jembutnya yang lebat berhamburan dari bagian atas, kiri dan kanan CDnya. aku membuka pakeanku, sehingga hanya memakai CD. kon tolku sangat menonjol, karena sudah ngaceng, tercetak jelas di CDku. “Om gede banget ya punya om, pantes om pake id di situs konged, baru ngeh Memey sekarang artinya konged”, katanya membelalak melihat tonjolan di cd ku. “Mang artinya apa?” “kon tol gede, punya om bener2 gede, panjang lagi”. Aku menghampiri dia dan memeluknya.
Bibirnya kucium, lidah kami saling berbelit. ikatan branya kulepas, kemudian meremas2 tokednya sambil memlintir pentilnya. Segera pentilnya menjadi keras. “tokedmu kenceng ya Mey, pentilnya gede.”, kataku. Dia diam saja sambil menikmati remasan tanganku. kon tolku yang keras menekan perutnya. “om, ngacengnya sudah keras banget”, kataku. Dia langsung telentang diranjang, aku berbaring disebelahnya, bibirnya kembali kucium dengan penuh napsu dan aku kembali meremas2 tokednya sambil memlintir2 pentilnya. “Isep dong om..” pintanya sambil menyorongkan tokednya itu ke wajahku. Langsung tokednya kuisep dengan penuh napsu. pentilnya kujilatinya. “Ohh.. Sstt..” erangnya keenakan. Aku mulai mengelus jembutnya yang nongol keluar dari CDnya, jari kususupkannya ke dalam CDnya. Jariku langsung menyentuh belahan bibir no noknya dan kugesek-gesekkan dari bawah ke atas. Gesekannya selalu berakhir di it ilnya sehingga menimbulkan kenikmatan yang luar biasa. no noknya langsung berlendir. “Oo.. Ooh! Uu.. Uuh!” desahnya sambil menekan tanganku yang satunya untuk terus meremas-remas tokednya. Dia sungguh sudah tidak tahan lagi, “om, Memey udah gak tahan nih”. Tali ikatan CDnya di kiri dan kanan pinggangnya kugigit dan kutarik dengan gigi sehingga terlepas. Kedua kakinya kukangkangkan sehingga tampak jelas bulu jembutnya yang lebat. Aku kembali meraba dan mengelus no noknya. Aku menyelipkan jariku ke belahan no noknya yang sudah basah dan menyentuh dinding dalam no noknya. “om..! Aduuh! Memey sudah enggak tahan, udah pengen dimasukkin”, pintanya. Bukannya langsung memenuhi permintaannya malah aku beralih menggosok-gosok it ilnya. “Aduuh! om..nakal!” serunya.
Dia pun semakin tidak karuan, diremasnya kon tolku yang sudah keras sekali dari luar CDku. tokednya yang sudah keras sekali terus saja kuremas2, demikian juga pentilnya. “Ayo dong
om dimasukin, Memey sudah benar-benar enggak kuu.. at!” rengeknya lagi. Kemudian kumasukkan jariku ke dalam no noknya yang sudah basah kuyup. Dengan tanpa menemukan kesulitan jariku menyeruak masuk ke dalam no noknya. no noknya masih terasa sempit sekali, namun dalam kondisi basah seperti ini, no noknya menjadi mudah dimasuki jariku. no noknya langsung kukorek2, dindingnya kugaruk-garuk. Benjolan seukuran ibu jari yang tumbuh di dalam liang no noknya kumainkan dengan ujung jari hingga badannya tiba-tiba menggigil keras dan digoyang-goyangkannya pantatnya mengikuti permainan ujung jariku.
Aku menelungkup diselangkangannya dan langsung mengulum bibir no noknya. Cairan yang membasahi sekitar selangkangannya kujilati dan setelah bersih aku kembali mengulum bibir no noknya. Kemudian giliran it ilnya mendapat giliran kukulum dan kulumat dengan mulut. Jari tanganku kembali menyeruak masuk ke dalam no noknya, dia benar-benar hampir pingsan dibuatnya. Tubuhnya kembali terguncang hebat, kakinya jadi lemas semua, otot-otot perutnya jadi kejang dan akhirnya dia nyampe, cairan no noknya yang banjir kutampung dengan mulut dan tanpa sedikit pun merasa jijik kutelan semuanya. Dia menghela napas panjang, aku masih dengan lahapnya melumat no noknya sampai akhirnya selangkangannya benar-benar bersih kembali. no noknya terus kuusap2, demikian juga it ilnya sehingga napsunya bangkit kembali. “Terus om.. Enak..” desahnya. “Ayo dong om.. Memey udah nggak tahan”. tetapi aku masih tetap saja menjilati dan menghisap it ilnya sambil meremas2 toked dan pentilnya.
Aku melepaskan CDku, kon tolku yang besar dan lumayan panjang sudah ngaceng keras sekali mengangguk2. Dia kunaiki dan segera aku mengarahkan kon tolku ke no noknya. Perlahan kumasukkan kepala kon tolku. “Enak om..” katanya dan aku sedikit demi sedikit meneroboskan kon tolku ke no noknya yang sempit. no noknya terasa sesek karena kemasukan kon tol besar, setelah kira-kira masuk separuh lebih kon tolku mulai kuenjot keluar masuk. “Terus om.. kon tol om enak” erangnya keenakan. “Cuma enak Mey”. “enak buanget om”. Aku terus mengenjot no noknya, dia menyorongkan dadanya ke mulutku. Pentilnya kuhisap.
Belum berapa lama dienjot, aku mengajak tukar posisi. Sekarang dia yang diatas, diarahkannya no noknya ke kon tolku yang tegak menantang. Dengan liar dia kemudian mengenjot tubuhnya naik turun. tokednya yang montok bergoyang mengikuti enjotan badannya. Aku meremas tokednya dan menghisap pentilnya dengan rakus. “om.. kon tol om besar, keras banget..”, dia terus menggelinjang diatas tubuhku. “Enak Mey?’ tanyaku. “Enak om..en totin Memey terus om..” Aku memegang pinggangnya yang ramping dan menyodokkan kon tolku dari bawah dengan cepat. Dia mengerang saking nikmatnya. Keringatnya menetes membasahi tubuhku. Akhirnya, “Memey nyampe om” jeritnya saat tubuhnya menegang merasakan nikmat yang luar biasa. Setelah itu tubuhnya lunglai menimpa tubuhku. Aku mengusap-usap rambutnya sambil mencium bibirnya.
Setelah beberapa saat, kon tolku yang masih ngaceng kucabut dari dari no noknya. Dia kutelentangkan, dan aku naik ke atasnya. Kembali no noknya kujilati. Kedua lututnya kudorongkan sedikit ke atas sehingga bukit no noknya lebih menungging menghadap ke atas, pahanya lebih kukangkangkan lagi, dan lidah kujulurkan menyapu celah-celah no noknya. Lidah kujulurkan dan kugesekkan naik turun diujung it ilku. Dia hanya bisa merasakan nikmatnya sambil meremas-remas kon tolku dengan penuh nafsu. Cairan lendir yang keluar kembali dari no noknya dengan lahap kuhisap. Aku terus mencium dan melumat habis bibir no noknya. lidahku menjulur masuk ke dalam no noknya dan sempat menyentuh dinding bagian dalamnya. Saking dalamnya mulutku menekan no noknya, hidungku yang mancung menempel dan menekan it ilnya. Dia kembali merasakan kenikmatan lebih, apa lagi saat wajah dengan sengaja kugeleng-gelengkan ke kiri dan ke kanan dengan posisi hidungku tetap menempel di it ilnya dan bibirku tetap mengulum bibir no noknya sambil lidahku terus mengorek no noknya. Dia tak kuasa membendung napsuku. “Oocch! om.. Teruu.. Uus! Memey nyampe lagi om”, suaranya semakin parau saja.
Digoyangkan pantatnya mengikuti irama gesekan wajahku yang terbenam di selangkangannya. Dijepitnya kepalaku dengan pahanya, badannya menggigil hebat bagaikan orang kejang. Dia menarik nafas panjang sekali, semua cairan no noknya kuhisap dan kutelan dengan rakus sekali hingga habis semua cairan yang ada di sekitar no noknya. Aku tetap dengan asyiknya menjilati no noknya. Kemudian jilatanku naik ke atas, ke arah perutnya. Lidahku bermain-main dipusarnya, sambil meraba dan meremas kedua tokednya, jilatanku juga semakin naik menuju tokednya.
Jengkal demi jengkal jilatanku semakin naik. Mulutku sudah sampai ke dadanya. Kini giliran tokednya kujilati, lidahku kini menari-nari di ujung pentilnya. Aku meraba-raba selangkangannya juga, menggesek-gesek it ilnya hingga no noknya basah lagi, nafsunya naik kembali. Sementara tangan kiriku tetap meremas tokednya dan tangan kanan tetap bergerilya di no noknya, aku kini mencium dan melumat bibirku. Dibalasnya lumatan bibirku dengan penuh nafsu, dijulurkannya lidahnya masuk ke rongga mulutku. kuhisap lidahnya, secara bergantian aku juga menjulurkan lidah ke dalam mulutnya dan dibalas dengan hisapan pula.
Aku membetulkan posisi sehingga berada di atasnya, kon tolku sudah mengarah ke hadapan no noknya. Dia merasakan sentuhan ujung kon tolku di no noknya, kepala kon tol ku terasa keras sekali. Dengan sekali dorongan, kepala kon tolku langsung menusuk no noknya. Kutekan sedikit kuat sehingga kepala kon tolku terbenam ke dalam no noknya. Walau kon tolku belum masuk semua, aku merasakan getaran-getaran dari otot no noknya berdenyut, cairan yang membasahi no noknya membuat kon tolku yang besar mudah sekali masuk ke dalam no noknya hingga dengan sekali dorongan lagi maka kon tolku masuk kedalam sarangnya, blee.. ess.. Begitu merasa kon tolku sudah memasuki no noknya, kubalik badannya sehingga kembali dia berada di atas tubuhku, didudukinya batang kon tolku yang cukup panjang itu. Digoyangkannya pantatnya dan diputar-putarkan, dikocok naik turun hingga kon tolku keluar masuk no noknya, aku meremas-remas kedua tokednya. “Goyanganmu asik banget Mey, katanya baru dien tot 2 kali”. “Iya om, nyontoh yang di film bokep. Lebih nikmat rasanya ngen tot dengan posisi Memey diatas karena Memey bisa mengarahkan gesekan kon tol besar om ke seluruh bagian no nok Memey termasuk it ilnya”. Kini giliranku yang tidak tahan lagi dengan permainannya, aku menggelengkan kepalaku menahan nikmat, dan sebentar lagi rasanya akan ngecret. Aku ngasi tau dia bahwa aku dah ampir ngecret. “Kita nyampe sama-sama..om”, rintihnya sambil mempercepat kocokan dan goyangan pantatnya. “Aa.. Aacch!” diapun nyampe lagi, bibir no noknya berkedutan hingga meremas kon tolku. Bersamaan dengan itu pejuku menyembur dengan dahsyatnya dan bercampur menjadi satu dengan lendir no noknya. Karena posisinya berada diatas, maka cairan kenikmatan itu mengalir keluar merembes melalui kon tolku sehingga membasahi selangkangannya, banyak sekali dan sedikit lengket-lengket agak kental cairan yang merembes keluar itu tadi. Kami berdua akhirnya terkulai lemas. “om, pinter banget sih ngerangsang Memey sampe berkali2 nyampe, udah gitu kon tol om kalo udah masuk terasa sekali gesekannya, abis gede banget sih”, katanya. “no nokmu juga nikmat sekali Mey, peret banget deh, kerasa sekali cengkeramannya kekon tolku”, jawabku sambil memeluknya.
Setelah deru napas mereda aku mengajaknya mandi. “Kita mandi sama-sama yuk!” ajakku, “Badanku lengket karena keringat”. Kami menuju ke kamar mandi beriringan sambil berpelukan, bertelanjang bulat. Kamar mandinya tidak besar namun cukup bagus, ada ruangan berbentuk segi empat di dalam kamar mandi, bentuknya kira-kira seperti lemari kaca. Kami berdua masuk ke dalamnya dan menyalakan shower, aku dan dia saling bergantian menggosok tubuh kami, demikian pula saat menyabuni tubuh kami lakukan bergantian, saling raba, saling remas, bibir kami saling pagut. Dia menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku yang kusambut dengan hisapan, dan secara bergantian pula kujulurkan lidahku ke dalam mulutnya. Diapun menyambutnya dengan lumatan. Rabaan tanganku berpindah ke tokednya. Kuremas-remasnya tokednya yang mulai mengencang lagi pertanda napsunya bangkit lagi. Diapun tidak mau kalah, diraihnya kon tolku yang kembali sudah berdiri tegak dan dikocok-kocok lembut. Ujung kon tolku sesekali menyenggol bagian depan pangkal pahanya. “Om kuat banget sih, barusan selesai ngecret di no nok Memey sudah ngaceng lagi”.
Kuarahkan kon tolku ke belahan bibir no noknya. kugesek- gesekkan ujung kon tolku ke belahan bibir no noknya. Kutempelkan ujung kon tolku ke ujung it ilnya dan kugesek-gesekkan naik turun. Kini no noknya kembali mengeluarkan cairan bening. Lalu aku mematikan shower lalu duduk di toilet. Dia kupangku dengan posisi memunggungiku. kon tolku yang sudah ngaceng keras kembali kumasukkan ke dalam no noknya. Awalnya agak sulit juga kon tolku masuk kedalam no noknya. Tetapi dengan sedikit bersusah payah akhirnya ujung kon tolku berhasil menyeruak ke dalam no noknya yang dibantu dengan sedikit menekan badannya kebawah, dan diangkatnya kembali pantatnya hingga lama kelamaan akhirnya berhasil juga kon tolku amblas semua ke dalam no noknya. Dengan posisi begini membuatnya harus aktif mengocok kon tolku dengan cara mengangkat dan menurunkan kembali pantatnya, sehingga no noknya bisa meremas dan mengocok-ngocok kon tolku. kon tolku terasa sekali menggesek-gesek dinding bagian dalam no noknya. Saat dia duduk terlalu ke bawah, kon tolku terasa sekali menusuk keras no noknya, nikmat yang kurasakan tidak dapat kulukiskan dengan kata-kata lagi. no noknya semakin lama semakin basah sehingga keberadaan kon tolku dalam no noknya sudah tidak sesesak tadi. Kini dia pun sudah tidak kuat lagi menahan napsunya. Dia tidak mampu lagi mengangkat dan menurunkan pantatnya seperti tadi, kini dia hanya bisa terduduk dalam posisi kon tolku masih tertancap di dalam no noknya. Digoyang-goyangkannya saja pantatnya sambil duduk di pangkuanku. Aku sedari tadi asyik meremas kedua tokednya. pentilnya kucubit dan kupilin-pilinnya sehingga menimbulkan sensasi tersendiri baginya. Aku tidak mampu bertahan lama merasakan goyangan yang dia lakukan. “Aduuh..! Mey, hebat banget empotan no nok kamu! Aku hampir ngecret nich!” seruku sambil tetap memilin pentilnya. “Kita keluarin sama-sama yuk!” sahutnya sambil mempercepat goyangannya.
Aku sudah benar- benar tidak mampu bertahan lebih lama lagi hingga kudorong dia sedikit ke depan sambil aku berdiri, sehingga posisinya menungging membelakangiku, tetapi kon tolku masih menancap di dalam no noknya. Aku berdiri sambil mengambil alih permainan, aku mengocok-ngocokkan kon tolku keluar masuk no noknya dalam posisi doggy style sambil memegangi pinggulnya. “Aa.. Aacch!” kini gilirannya yang menyeracau tidak karuan. Aku merasakan kedutan-kedutan di dalam no noknya, sehingga akhirnya pejuku rupanya langsung muncrat keluar memenuhi no noknya. Bersamaan dengan itu, dia pun mengalami hal yang serupa, kurasakan kedutan no noknya berkali- kali saat dia nyampe. Kami nyampe dalam waktu hampir bersamaan hingga no noknya kembali penuh dengan cairan birahi kami berdua, saking penuhnya sehingga tidak tertampung seluruhnya. Cairan kami yang telah tercampur itu, meleleh keluar melalui celah no noknya dan merembes keluar. Kami pun melanjutkan mandi bersama-sama bagaikan sepasang pengantin baru. Setelah selesai mandi dan mengeringkan tubuh kami masing-masing dengan handuk, dengan bertelanjang bulat kami menuju ke ranjang. Karena lelah, akhirnya kamipun tertidur.
Tidak tahu berapa lama aku tertidur, tiba2 aku terbangun karena merasa kon tolku ada yang mengelus2 sehingga mulai mengeras lagi. Aku terbangun dan melihat Memey sedang duduk disebelahku dan sedang mengelus2 kon tolku. “Belon puas ya Mey”. “Subuh2 gini bangun Memey pengen lagi deh om”. Luar biasa ni amoy, napsunya gak ada matinya. Bener juga kata orang, pempuan yang jembutnya lebat banget gak puas2, pengennya berkali2 baru terkapar. Aku gak mau kalah, lalu meremas2 tokednya. “Om, aah”, napsunya makin meninggi. Sambil meremas tokednya, aku menjilati seluruh tubuhnya, mulai dari dahi sampai ujung kaki. Kujilati tokednya, kusedot pentilnya sampai dia gemetar saking napsunya. kedua pahanya yg mulus itu kubuka sambil kuelus2 dengan satu tangan masih meremas tokednya. Setelah itu no noknya kujilatin dengan lidahku yg kasar. Bukan hanya bibir no noknya aja yang kujilati, tapi lidahku juga masuk ke no noknya, dia jadi menggelinjang nggak terkontrol, wajahnya memerah sambil terdongak keatas.
Melihat napsunya sudah naik, aku minta dia mengocok kon tolku, “Dikocok Mey”. Dia nurut saja dan mengocok kon tolku dengan gemas, makin lama makin besar dan panjang. “Mey diemut dong”, kataku keenakan. Dia mencoba memasukkan kedalam mulutnya dengan susah payah, karena besar sekali. jadi dijilati dulu kepala kon tolku. Aku mendesah2 sambil mendongakkan kepala. “Kenapa om”. “Enak banget, terusin Mey, jangan berhenti”, ujarku sambil merem melek kenikmatan. Dia teruskan aksinya, dia jilatin kon tolku mulai dari kepala kon tolku sampai ke pangkal batang, dia terusin ke biji pelirku, semua dia jilatin. Dia coba untuk memasukkan kedalam mulutnya lagi, udah bisa masuk, udah licin terkena ludahnya. Aku memegangi kepalanya dengan satu tangannya sambil memaju-mundurkan pantatnya, mengen toti mulutnya. gerakannya semakin lama semain cepat.
Tiba2 dia menghentikan gerakannya. kon tolku dikeluarkan dari mulutku. Dia menaiki tubuhku dan mengarahkan kon tolku ke tokednya. “Om, mo ngerasain breast fucking gak”. Apaan tuh”. “Dijepit pake toked Memey”. Aku iyakan aja usulnya. dia kemudian menjepit kon tolku di antara tokednya sambil digerakkan maju mundur. “Ahh.. Enak Mey. Diemut enak, dijepit toked juga enak”. Dia terus menggoyang tokednya sambil meremas kon tolku maju mundur merasakan kekenyalan tokednya. Sampai akhirnya “Aduh Mey, sebentar lagi aku mau ngecret, keluarin di mulut kamu ya”. “Jangan om, di no nok Memey saja, lebih nikmat kan”, jawabnya.
Memey kutelentangkan, akupun naik keatasnya sambil mengarahkan kon tolku ke no noknya. Aku mulai memasukkan kon tolku yang besar dan panjang itu ke no noknya. n tol semakin kudorong masuk, sampai dia merem melek keenakan ngerasain no noknya digesek kon tolku. Aku mulai menggerakkan kon tolku keluar dan masuk dino noknya yang sempit itu. Dia gerakkan pantatnya kekanan dan kekiri, mengikuti gerakan kon tolku yang keluar masuk, wuihh tambah nikmat. Tubuhku berada diatas tubuhnya yang putih mulus, bergoyang-goyang maju mundur, aku memperhatikan kon tolku sendiri yang sedang keluar masuk di no noknya.
Selang beberapa saat, aku mengajak ganti posisi, dia pasrah aja. Dia kusuruh nungging dan aku menyodokkan kon tolku dari belakang ke no noknya. “Ennngghh…” desahnya tak keruan. Sambil menggoyang pantatku maju mundur, aku memegangi pinggulnya dengan erat, aku merasa nikmat yang luar biasa. Aku menggenjot no noknya dari belakang seperti itu, makin lama makin keras sehingga akhirnya dia nyampe lagi “Om, enjot yang keras, nikmat sekali rasanya”, jeritnya. Aku mengenjot kon tolku lebih cepat lagi dan kemudian pejuku muncrat didalam no noknya berulang-ulang, tetep aja banyak. ‘crottt, croooth.., crooootttthh…’ Setelah istirahat beberapa saat, aku bertanya, “Gimana Mey? tetep enak kan?”. “Enak sekali om, ruar biasa deh rasanya, nikmat sekali, no nok Memey sampe sesek kemasukan kon tol om, abis gede banget sih”, jawabnya. Aku mencabut kon tolku yang sudah lemes dari no noknya. kon tolku berlumuran pejuku dan cairan no noknya. saking banyaknya ngecretin pejuku dino noknya. aku yang kelelahan dan terkapar diranjang, dia juga gitu. Tak lama kami berdua terlena kembali