Setelah sekian lama hanya menikmati konten yang ada dan numpang berkarya di beberapa thread orang, akhirnya hari ini Pecah Telor dengan membuat cerita di SF-Fiksi. Semoga bisa agan-agan, suhu-suhu, dan guru besar semprot menerima thread alakadarnya ini.
Disebuah kamar tampak dua orang insan manusia terduduk menghadap sebuah jendela, larut dalam kebersamaan mereka. Namun . . . “Ahhh……kakhh!” cicit seorang gadis cantik yang duduk dipangkuan seorang pria, “Kenapa?” jawaban singkat dari sipria, “Ihhh pake nanya lagi!” dengan ketus sigadis menjawab “Abis kamunya gak jelas, bilang dong kenapa kamunya sayang?” ledek sipria yang semakin giat melakukan kegiatan didada sigadis “Katanya mau bantuin aku belajar, terus tangan kamu ngapain naik-naik ke dada aku?” Tanya sigadis “Gapapalah biar aku konsen bantuin belajarnya ehehehe” jawaban singkat penuh arti dari sipria tanpa menghentikan ministrasinya didada sigadis tersebut, Perbuatan membuat sigadis menoleh kebelakang melihat pria yang sedang meremas buah dadanya itu. “Pasti itudeh alasannya”, Jawab si gadis dengan raut ngambek yang dibuat-buat seraya membuang muka, sebuah gesture yang hanya meningkatkan nafsu sipria, dalam hati sipria berkata “Imut kali kau my little usagi”. “Tapi kamu sukakan?” ledek sang pria membuat sigadis mulai tersipu dan menunduk malu, “Licik ih . . . ! gimana aku bisa jawab itu” batin sang gadis penuh konflik, “Tuhkan beneran suka” ledek sipria pada gadis cantik yang mulai bangkit birahinya. “Blush” sigadis mulai merutuki dirinya karena begitu mudahnya ia dibuat tersipu, “Jadi?” Tanya sipria yang dikuti dengan remasan lembut, “Ahh ……..” desah sigadis yang makin larut oleh nafsu percumbuan itu,
*CUP*
kecupan ringan di pundak sigadis, kembali membuatnya menoleh. Reaksi yang memberi kesempatan bagi sipria untuk menangkap Bibir ranum sigadis, Cluuphh . . . . . cluphph . . . . . . cluph . hanya suara itulah yang terdengar selama dua insan yang tengah mengadu lidah mereka dengan mesranya, kecupan yang semula ringan mulai mendalam dengan beradunya lidah keduanya. Tanpa henti sipria terus meremas payudara yang terasa begitu pas ditangannya itu. Hingga, “Puahhhh . . . . .” menipis sudah kadar oksigen dirongga paru-paru keduanya, hingga mengharuskan terpisahnya kedua bibir mereka. “Ha . . . ha . . . ha . . .” bunyi nafas tak beraturan mereka, Cluphhhh . . . . . Slurpppp . . . . Slurrrrppppppsss . . . . . Cluppphhhsss suara dua bibir yang kembali beradu, risih dengan posisi duduk sigadis yang memunggunginya, sipria mulai menggerakan tangannya dan memposisikan tubuh sigadis agar menyamping dipangkuannya. Sebuah gerakan yang disambut dengan dikalungkannya kedua tangan sigadis keleher sipria yang tengah mencumbunya itu. sekian lama percumbuan itu kembali menghabiskan persedian oksigen paru-paru mereka, kembali memaksa keduanya untuk melepaskan tautan bibir mereka. Dengan mesranya, sipria kemudian mengarahkan kedua tangan ajaibnya ke pinggang sigadis dan mulai membelai dan meremas pinggang ramping tersebut. “Ekhhh . . . . .” jerit sigadis saat sipria tiba-tiba mengangkat tubuhnya dan menghadapkannya kearah wajah pria tersebut. Berdebar, hanya kata itulah yang bisa menjelaskan suasana hati mereka, hingga kedua mata itu saling bertemu. Saling tatap, antara sigadis dengan sipria terjadi. Membuat keduanya hanyut dalam romansa itu. “Ahem . . .” sebuah deheman dari sipria mengakhiri kontes menatap mereka. “Hihihihih . . . . .” diiringi tawa renyah dari sang gadis. “Hei . . . aku buka bajunya boleh yah” pinta sipria tersebut. anggukan lemah, hanya itu yang mampu gadis itu lakukan untuk menunjukan kesediaannya. Sreet . . . . ., disingkaplah kaus berwarna coklat itu dengan sigap. Menunjukan buah dada berkulit putih tanpa cacat berbalut BH dengan warna putih dengan tali dibagian depan. “Ish . . . Ish . . . Ish . . . gak nyangka aku, kalo kamu punya yang model kaya gini hehehehe” ledek sipria sambil tertawa ringan. “Hihihihi buat koleksi . . . .” kikih sigadis. Gemas dengan jawaban sigadis, sipria kembali melahap bibir sigadis untuk kesekian kalinya hari itu. Sementara ciuman mereka makin dalam, diarahkan tangan kanan pria itu ke bongkahan dada sebelah kiri, sedangkan yang kiri mulai meraba pinggang sigadis bersiap untuk meremas pantat yang begitu bulat dan penuh itu. Semakin kuat sipria meremas kedua bongkahan daging itu, yang meningkatkan intesitas desahan nikmat sigadis. “Akhhhhh….“,desah sigadis ketika tangan pria tersebut meremas payudara kirinya cukup keras, menimbulkan seringai diwajah pria itu. Melihat keadaan sigadis semakin terlena, sipria mulai menarik tangan kirinya dari pantat sigadis dan mulai naik menyusuri tulang punggung menuju payudara kanan sigadis, meremas kedua bongkahan tersebut dengan telaten. Membuat sipria tidak tahan untuk segera menenggelamkan wajahnya diantara lembah dua gunung yang masih terlindung Bh itu. “Empuknyaa . . . . . ehihihihihi . . . . .” hati sipria kegirangan. “Akhhh . . . . Ukhkhkk . . . . . Uhmmm . . . . .” racau sigadis ketika merasakan nafas hangat sipria di area sensitifnya. Puas menghirup aroma tubuh sicantik. Sipria mulai mengecup bagian atas dada sigadis. Sementara tangannya mulai melepas tali pengikat BH sigadis, membuat sigadis memundurkan tubahnya agar sipenjantan semakin mudah melakukan aksinya. Disingkaplah penopang buah dada itu kesamping, memberikan pemandangan indah untuk dinikmati oleh mata sipria, yang kembali terkagum akan bentuknya yang begitu indah, bulat, penuh, dengan kulit putih dan puting merah mudanya yang menegang karena nafsu. “Dek, gak peduli berapa kalipun aku mainin dada kamu, bentuknya selalu membuatku kagum dan terlena”, puji sipria yang membuat sigadis tertawa dan menjawab “Gombal nih . . . . mesti ada maunya!”, ledek sigadis terkekeh mendengar jawaban gadisnya itu, “Heheheheh . . . . keemut boleh yah?” pinta pria itu, yang dijawab dengan sebuah anggukan. Dijilatnya puting kanannya, semantara yang kiri kembali diremas. *Sluurrrppph . . . . Slurppph . . . . Slurrrrpph* begitulah suara yang timbul akibat hisapan kuat pria itu pada payudara yang tengah ranum-ranumnya itu. “Auchhh kenceng benget ngisepnya, mana lagi sensitive pula . . . . . Ughhh . . .” batin sigadis imut itu. Seakan mengerti isi batin sigadis, sipria semakin kuat menghisap mereka bergantian dan diselingi dengan sebuah gigitan, “Akhhh . . . . jangan digigit dong, mbekas nanti” rengek manja sigadis berponi yang baru melewati masa Sweet 17thnya beberapa bulan yang lalu itu. “Hehehe . . . . kamu bilang gitu? Tapi kok banjir gini punya kamu?” ledek sipria sambil melepas dada sigadis yang sudah basah oleh liurnya itu dan melongok kearah pangkal paha sigadis yang begitu basah. “Ah … ah …. Ah . . . salahnya siapa coba, udah tau nipple aku super sensitife masih dimainin“ jawab sigadis disela desahan manjanya, yang kembali dijawab dengan kekehan pelan sipria, sebelum kembali menghisap kedua buah surga itu. “Ah . . . . Ah . . . . Uh . . . ah . . . . . uh . . . . ughhh . . . . . . “ desahan sigadis makin menjadi tanda ia mulai tak dapat menahan birahinya. Mendengar itu, sipria semakin semangat melakukan hisapan dan remasannya. Kanan kiri bergantian tak ada yang terlewat dari hisapan kuatnya. Hanyut oleh birahinya, mulut sigadis mulai terbuka, membuat lidahnya yang panjang terjulur seakan mengundang sipria untuk kembali mengadu lidah mereka berdua. Sebuah uandangan yang tidak dilewatkan oleh sipria, yang menyambutnya dengan lidahnya sendiri. beradu kembali lidah kedua insan tersebut, diselingi dengan bercampurnya ludah masing-masing yang tanpa ragu dihisap oleh keduanya. Tangan sipria tanpa henti meneruskan aktifitas didada lawannya, “Ahmhmhmh . . . . Ahmmm . . . . . Uhmmmmm” membuat desahan tertahan sigadis semakin kuat menggema dimulut sipria. Puas dengan mulut sigadis sipria kembali memainkan payudara yang sedari tadi hanya dimainkan kedua tangannya itu. “Ahhhh ….. Ahhkkhkk . . . . . Ukhhh . . . . “, desahan yang semula tertahan oleh mulut sipria, kini menggema dipenjuru kamar sigadis. Merasakan birahinya semakin tinggi, sipria menurunkan tangan kanannya kepangkal paha sigadis dan menyapa liang surgawinya dengan rabaan halus diluar CDnya yang banjir oleh cairan surgawinya itu. *Sqouelch . . . . .squoeueelccccchhhh . . . . . squellllchhhhh . . . .* bunyi jari jari sipria yang memainkan bibir bawah sigadis. “Ahhhh . . . Auhhhhh . . . Uahhhh . . .” desahan sigadis semakin kuat karena diserang dari dua arah, hingga membuat pertahanan sigadis makin melemah, hingga sigadis mulai meracau tidak jelas. “Arghhhh . . . gak kuat, gak kuuuaattt mau . . . . . . keluarrrgggghghhh …” pekik sigadis. Seakan mengerti derita yang dialami sigadis, sipria memutuskan untuk memberikan dorongan terakhir dengan sebuah gigitan ringan disertai pilinan pada puting merah muda sigadis cantik itu. “Jangan ditahan yang, lepaskan!” ujar sipria yang dijawab dengan lengkingan “Akhhhhh” *Syurrrr . . . . Syurrr ….. Syurrrrr* jerit sigadis bersamaan dengan lepasnya orgasme yang begitu nikmat itu. Terkekeh melihat sigadis yang terbuai dalam kenikmatan sipria pun bertanya “Feeling good, baby?” “Hah . . . ha . . . hahh . . . “ hanya suara nafas tak beraturan sang gadis yang baru mereguk kenikmatan tersebutlah jawaban yang diterima sipria. “Jawab dong, cantik!” ledek sipria penuh tawa. Tersipu, sigadispun hanya bisa mengangguk lemah mengiyakan. Membuat sipria tertawa karena sifatnya itu.
“Bil, boleh yah?” pintaku dengan penuh harap pada gadis cantik bernama Nabilah Ratna Ayu Azalia itu, ya kalian tidak salah baca. Gadis cantik dipangkuanku ini memang si Queen Usagi Nabilah Ayu, “Engga ah, capek . . . ntar malah gak makin gak konsen akunya“ jawabnya santai. Membuatku tertunduk sambil menunjukan ekspresi kekecawaan, Karena aku tidak dapat merengguk kenikmatan dari tubuh indah bahan delusi semua VV.O.T.A seluruh dunia. “Ugghhhhh . . . . mana bisa aku nolak kalo dia udah masang wajah seperti itu” aku tahu dia pasti membatin kalo aku make trik wajah melas yang lebih ampuh dari wajah melas Flint Rider ini. “Hufft . . . . Sekali aja yah …” jawabnya pasrah. Membuat raut kecewa diwajahku berubah menjadi raut kebahagian yang penuh kemesuman yang akan membuat mentorku, Sang Guru Jiraiya menangis bangga . “Hehehehe . . . You’re the best honey. . .” jawabku. Yang kukuatkan dengan kecupan manis di kening berponinya itu. “Yadeh . . . tapi inget sekali aja, awas kalo kebablasan. Gak bakal aku kasih lagi” ancammya dengan wajah yang sengaja dibuatnya seseram mungkin, hal yang membuatku sedikit geli dengan wajahnya yang tidak mengintimadasiku sama sekali. “Iya . . . . Dedek Kinci” ledekku dengan nada sedikit kumanjakan. “Let’s Feel good together, Baby” bisiku mesum ketelinganya yang kuakhiri dengan kecupan dibelakang daun telinganya itu. Kugunakan tangan kiriku untuk menarik wajahnya mendekat agar bisa kupagut sepuasnya. sementara kugunakan yang satunya untuk kembali menggelitik kulit pinggangnya yang mulus itu. *Cup . . . Cup . . . Slurrpppp* suara lidahku yang beradu dengan lidahnya yang begitu panjang itu. Kutekan kepalanya makin dalam, membuat ciuman kami makin dalam. “Uhmmm . . . Ahmmmm . . . . Uhmmmmhhh . . . .” hanya itu suara yang mampu keluar dari mulutnya yang tersumpal lidah kami berdua. Kuteguk liurnya yang manis, begitupun ia yang juga meneguk miliku. Kurasakan pangkuan bergesekan dengan pangkal pahanya yang banjir oleh cairan cintanya. “Puahhhh . . .” kulepas pagutanku setelah kurasakan nafasnya yang makin pendek. Kucium hidung mancungnya seraya kugerakan tanganku yang tadi hanya bermain dipinggangnya keatas menuju bagian paling sensitifnya. Bagian tubuh yang merupakan salah favoritku, karena selalu berhasil membuatnya hanyut dalam nafsu. “Achhhhhhh . . . . . .” desahnya ketika kuremas dada kirinya lembut, membuatku semakin bersemangat melakukannya. Bersamaan dengan itu, mulai kuserang leher jenjangnya dengan kecupan dan hisapan lembut. Apakah kugigit juga leher jenjang itu? No . . . No . . . No . . . takan sebodoh itu diriku untuk meninggalkan jejak percumbuan yang begitu jelas, dan MEMBUATKU menjadi sasaran AMUKAN MENGERIKAN para V.O.T.A garis keras yang lebih berbahaya dari ormas-ormas anarkis itu, “Well . . . HELL NO!” Let us PLAY on the safe side, brother. “Ahmmmm . . . . remes sayang . . uhmm . . . remes terus . . . Uaaachhhh” pinta Oshi dari 2-Juta umat itu. Permintaan yang kubalas dengan tambahan tangan kiri dan mulutku yang mencaplok payudara indah itu dengan lahap. *Slurrpppp . . . . . Slurppppppp . . . . . Slurppppp* suara yang mendominasi atmosfer ruangan yang terasa begitu panas bagiku kini. Uggghhhh . . . . Melihatnya mendesah penuh nafsu membuatku ingin membuatnya merasakan kenikmatan yang lebih besar lagi. “Mnnnnhhh . . . . jilat sayangg . . . . teruzzzz jilaattt . . . .” desahnya semakin parau. Kujilat puncak kemerahan yang menegang karena nafsu itu, kuvariasikan jilatanku bergantian. Kanan dan kiri, tak satupun dari payudara indahnya yang kulewatkan. “iyah . . . trusss. . . . gantian . . . . kanannya . . . . jilatin kenceng , , , , ,” “Sayang . . . . . Ahhhhhhh . . . . . . .“ di tekannya wajahku kedadanya dengan tangan kananya sambil terus mengacak-acak rambutku dengan ganas, kubalas dengan kuarah tanganku ke vaginanya dan kugesek pelan dari luar CD yang sudah basah oleh orgasmenya. Kunaikan intesitas seranganku ditoketnya dengan mulai menghisap kuat-kuat putting-putingnya, Kuputuskan untuk melakukan lebih dengan menyusupkan tanganku kedalam CDnya, lalu kumainkan bibir bawahnya yang halus. Kugesek dengan cepat membuatnya mulai menggelinjang makin liar. “Arrrrrggggghhh . . . .” jeritnya ketika telunjukku mulai kutusukan keliang surgawinya itu, tusukan pelan dan cepat bergantian membuatnya semakin kacau. Tak puas dengan satu jari kucoba masukan jari kedua membuatnya menggila “AH. . . . . ah . . . . . .ah . . . . .uhmmm. . . .. . ahmmm . . . . pelanin sayanghhh ahhh . . . ” pintanya. Kuturuti permintaannya, namun mulai kutambahkan tanganku yang lain untuk mencari klitorisnya. Kucari benda kecil pembuat nikmat itu. Hingga akhirnya kutemukan klitorisnya dan kugaruk dengan kuku jariku “Sayaaanmgggggggg . . . . . . . sakit . . . ahhh . . .jangan dicakar . . . ahhhhh . . ahhh . . .. . “ rengeknya disela sela keisenganku menggaruk klitorisnya dengan tiba-tiba. Membuatku muali memilin klitnya dengan dua jariku sementara kubuku resleting celanaku. *Sreets* kubuka resleting celanaku dan kulepaskan tangannya dari leherku, kuarahkan tangan kecilnya ke kontolku yang masih terlindung CDku. Kuarahkan tangannya agar mulai mengurut penisku dengan lembut. Tiba tiba “ARrrrrrgggghhhh . . . . .asem maen Ugghhhh remes aja uhhhh” jeritku diantara hisapan dan garukanku ketika ia meremas batangku kuat. Membalas semua ledekanku dengan serangan tiba-tiba. Jeritan yang dibalasnya dengan tawa kecil meledek keadaanku. “Iyyyahhhh . . . jangan uhhhhh . . . . . . dicupanghhhh toketnyaaahhh sayangg . . . . “ pintanya yang tak kuturuti. Bicara tentang balas dendam yang manis. “Bil . . . argghh . . . terusin . . . sayang” pintaku ketika agar dia meningkatkan intensitas serangannya dengan mengeluarkan batangku dari sarangnya dan mulai mengocoknya pelan dengan tangan halusnya. *Sleeppp . . . Slep . . . . Sleppp* *Squelllchh . . . squelch . . . Slichh* suara yang dihasilan kemaluan yang kami mainkan penuh nafsu. Ugghhhh . . . enak banget kocokanmu sayang. Tak tahan dengan kegiatan ini, kulepas CD putihnya dan kugesekan kepala penisku ke belahan vaginanya, menghasilkan desahan nikmat “Achhhh . . . Uchhh . . . uachhhh . . . .gesek sayang, trus sayang . . . yang kencenghhh . . . .sayanghhh” jeritnya disela gelinjangan nakalnya, setelah kurasa siap. Akupun memosisikan diriku untuk mulai percintaan ini. “Siap siap yah sayang” ujarku seraya mengarahkan penisku kelubang vaginanya.
“Ughhhhhh . . . .” desahku ketika kepala penisnya mulai membelah liang surgaku, kukuatkan diriku untuk beberapa saat sambil menunggu saat kami akan bersatu kembali. “Ahhhhhh . . . sempit sekali sayang” pujinya padaku ketika ia berhasil memasukan kepala penisnya kevagina sempitku ini. *Cup* diciumnya keningku penuh sayang dan berucap “Sakit gak ?” pertayaan yang kujawawab dengan gelengan kepala dan ciuman dibibirnya, tanda agar ia melanjutkan penetrasinya. “Lanjutin yah” ucapnya bersamaan dengan dilesakannya seluruh batang penisnya ke vaginaku. Hingga hanya rasa penuh dan nikmat yang memenuhi seluruh vaginaku. Didiamkannya sejenak sambil terus menciumi seluruh wajahku, kening pipi, hidung, hingga akhirnya ia kembali memagutku dengan semangat. Kubalas pagutannya dengan semangat pula, kujulurkan masuk lidahku yang panjang itu dan disambutnya dengan libatan dan hisapan kuat digigitnya pula dengan mesra, kuabsen seluruh rongga mulutnya dan keteguk liurnya. “Uhmmmm . . . . uhmm. . Uhmmm . . Uahmmm . . . . Uhhmmmmm” desahku yang tertahan dimulutnya, ketika ia mulai memajumundurkan pinggangnya pelan menggesek liang vaginakus dengan lembut. “Ahmmmppp . . . .” desahnya ketika kukuatkan jepitanku vaginaku membuatnya langsung membalasnya melesakan penisnya menghantam cervikku. “Ughhhhhh dalam sekali . . . penisnya dalam sekali” dapat kurasakan seringaiannya lewat ciumanku. Genjotannya mulai cepat setelah saling ledek tadi. “Uhhmmmmm . . . . Puah” dilepasnya pagutanku dan mulai bermainlah tangannya kembali didadaku membuatku kembali menggelinjang liar dan mendesah keras “Achhh . . . trus sayang . . . sodok sayang . . . yang dalamm . . . sayanggg . . . . ahhhh . .uhh . .ahhh” desahku yang dibalas dengan genjotan yang makin cepat. *Plok . . plok . . . plok. . . .plok . . .* suara yang muncul dari aduan kelamin kami terdengar merdu dan menggairahkan “Ughhh . . . sempitin lagi sayang . . . . sempitin lagihh . . ughh”pintanya ketika kugerakan otot vaginaku menghimpit burungnya dengan keras. *cleph . . . .clepphhh. . . . slep* suara vagina basahku yang dibentur kuat oleh penis perkasa itu. “sayang . . . uh . . uh . ..amhh . . .jilat putingku sayang . . . biar makin enak sayang . . .” pintaku disela desahku yang makin cepat, permintaan yang langsung dituruti dengan dilahapnya seluruh toketku *Slurppp . . Slurpppp . . slurppsss* suara yang dihasilkan dari mulutnya membuat birahuku makin tinggi. Tak puas hanya menghisap buah surga itu, ia mulai meremas yang satunya sambil mulai mengigit yang lain. “Achhh . . .” jeritku ketika ia mencupang dadaku untuk kesekian kalinya hari ini. Meninggalkan bekas kemerahan yang seakan menjadi tanda bahwa aku miliknya seorang. Sebuah tanda yang sebenarnya ingin sekali kutunjukan pada semuanya, persetan dengan VV.O.T.A ku. Namun aku tidak ingin membuat priaku ini terbunuh karena amukan mereka. “Ahmmm . . . Ehmm , , , Uhmmm . . . . “ desahku semakin kuat ketika ia mulai memainkan jarinya diklitorisku. Membuat tubuh mungilku mengejang hebat karena nikmat yang kurasa. “Sayanggg . . teruss . . gesek . . iya . . .gesek . . .itilku sayang . . . gesekkk . . ughhhhh” membuatnya semakin gencarmenggosoknya membuatku semakin liar menaik turunkan tubuhku dan menggoyangkan pinggulku seirama penisnya itu. Tubuhku semakin melayang ringan oleh nafsuku ini, vaginaku semakin berkedut tanda akan adanya badai orgasme menhayutkanku. Kujeritkan “Ughhhh Sayang uhhhh . . . . mau keluar . . . . . dedek klinci ayu . . . mau keluar . . .ach. . .. “ pompaanku masih kuat mamun kurasakan penis belum ada tanda orgasme. Inginku buat ia merasakan hal yang sama hingga mulai kumainkan kembali otot vaginaku membuat ia menjerit “Achhhh . . . dedek ayu nakal . . . .main licik” akhh. . . semakin dalam dan cepat dan tusukannya hingga mulai membelah mulut rahimku masuk semakin dalam. “dalem banget sayanghh. . . .ahhhhhhh . .kencwngin sayang . . . .dedek ayu mau keluarggggg” *plok.plok.plok.plok.plok.syurrrrr.syurrrr.squirt…..squirrrrttttt* kekeluarkan cairan cintaku membasahi batang perkasanya itu hingga ia “Arghhh ughh. . . aku keluarghhh . . .aghhh . . .” *Crotttt . . . crot . . . crot . . . crottttt* semburan sperma panasnya lansung mengisi seluruh Rahim dan menghangatkan perutku membuat Rahim sensitifku mengirimkan sinyal sinyal nikmat keseluruh tubuhka dan membuatkn orgasme kembali “Achhhhh . . . . . . crett. . . . crettt . . . crettt.. . . .” membuat cairan cinta kami bercampur didalam rahimku. “Ah . . ah . . aghhh . uh. . .” deru nafas kami masih tidak beraturan, benar benar orgasme yang indah hari itu. Kugerakan pinggul berusaha memeras semua spermanya membuatnya mendesah “Argghhh . . enak bil . . .ngiluuuu . .” kuhentikan gerakanku ketika kurasakan penisnya berhenti berkedut dalam rahimku. “ha . . ha . . .ha. . . puaskan sayang?” tanyaku padaka “kekasih”ku ini. Pertayaan yang diajwab denga sebuah pagutan mesra. “The best lah sayang . . . .”jawaban yang membawa senyum kewajah letihku. Tapi . . . . . “Kak ?” tanyaku ketika kurasakan batang itu belum menyusut dalam vaginaku “Apa dedek klinciku yang cantik” jawabnya mesra kujawab dengan menunjuk penisnya yang basah oleh airan cinta kami berdua itu dan berkata “belum turunyah burungnya kak?” seperti dugaanku jawabannya hanya gelengan kepala dan dipompanya kembali penis itu membuatku pasrah memulai pergumulan kami kembali, “yah . . . tidak seburuk kelihatannya, lagipula aku juga menikmatinya” hingga kubalas pompaannya dengan kembali kugerakan pinggulku memburu nikmat hingga lelah menjemput.
Nabilah P.O.V End To be continued . . . (perhaps)
Mungkin ane lanjutin kalo respon bagus, cuman masalahnya udah banyak thread Member JKT di SF-Fiksi. Namun, seperti kata salah satu member, membuat cerita pake karakter mereka termasuk gampang dapat imaginasinya. Maklum banyak pilihannya . Disclaimer: Cerita terinspirasi dari sebuah manga dengan tambahan bumbu sana-sini, mulustrasi ane dapet dari google. A/N: Maaf kalau ada typo dan bagian yang kurang jelas (Maklum NOOB). Kritik dan Saran yang membangun sangat diterima. Tebak-tebakan boleh asal jangan rusuh kaya anggota ORMAS. “Always respect the Rules and the people” And like some wise semproter always said “Keep coli and hamburkan Mani”