Cerita Sex Terbaru | Melika adalah sosok wanita yang aku kenal baru saja namun aku langsung terpukau dengan
kecantikan wajahnya. Selain cantik Melika juga dikenal sebagai wanita yang ramah dan mudah
bergaul, jadi Melika mempunyai banyak teman. Namun temannya sebagian besar adalah laki-
laki. Melika sendiri denganku juga sangat akrab sekali meskipun belum lama mengenalku. Dan
aku pun sedikit merasa suka dengan kecantikan Melika.
Melika selain cantik dia juga memiliki tubuh yang sangat ideal untuk seorang cewek. Tingginya 168cm dengan berat badan
57kg sehingga badannya terlihat langsing. Tubuh Melika juga dihiasi dengan dua buah
payudaranya yang gak begitu besar namun padat serta kebulatan pantat Melika membuat para
lelaki selalu melongok ketika melihatnya.
Semakin lama aku semakin dekat dengan Melika, namun sayangnya Melika adalah kekasih
temanku yang namanya Hadi dan sebentar lagi mau bertunangan. Namun meskipun Melika sudah
mau tunangan, Melika tetap akrab dengan teman-teman cowoknya termasuk aku. Dan rasa sukaku
kepada Melika tak pernah hilang. Ku selalu berharap agar hubungan Melika segera kandas dan
tidak jadi menikah. Harapanku suka kepada Melika sHadikit menemui jalan, karena sekarang
aku semakin dekat dengan Melika akibat JOB yang kita kerjakan bersama.
JOB yang kita kerjakan bersama membuat aku selalu bersama Melika dan mendapatkan momen
berdua dengan Melika. Dan aku pun sHadikit demi sHadikit menunjukan rasa sukaku kepada
Melika, dan ternyta Melika pun juga menanggapi rasaku dengan sua juga. Sampailah suatu
hari aku melihat Melika sedang duduk dan aku lihat Melika sedang memandangi HP nya secara
serius. Itu membuatku penasaran dan aku langsung menuju ketempat Melika duduk dengan
mengendap-endap karena aku ingin tau apa yang dilihat oleh Melika. Dan ternyata Melika
sedang membaca cerita Sex dislah satu blog. Dan aku pun langsung mengagetkan Melika
“Oooowhh…kamu suka baca begituan ya??” tanyaku mengagetkan Melika. Dengan sekejap Melika
langsung menutup HP nya dan “Kamu kok tiba-tiba disini, emang kamu dar mana, kok aku gak
tau kedatanganmu Fand??” tanya Melika dengan terkejut.
“Udah deeeh gak usah malu-malu, lanjutin aja bacanya” ujarku. “Enggak aahh ada kamu” balas
Melika. “Gak papa kok, kadang aku juga suka baca yang begituan kok” ucapku. “Aaahhh kamu
ternyata sama aja Fand..Fande…” kata Melika. Emang kalau baca aja, nanti kalau sudah sange
kamu ngapain Mel??” tanyaku. “Ya gak ngapa-ngapain to Fand, ya mau ngapain lagi” jawab
Melika. “Aaaahhh yang bener, cewek kalau sange kan biasanya minta diEntot Mel??” cetusku
sambil mendekatkan tubuhku kepada Melika. “Iyhaa bener juga siiih kata kamu Fand” jawab
Melika sambil tertawa. Dan kemudian Melika mengatakan sesuatu yang sangat mengagetkan
hatiku.
“Kamu udah punya pacar Fand..?” tanya Melika.
“Eh, belom.. nggak laku Mel.. mana ada yang mau sama Aku..?” jawabku sHadikit berbohong.
“Ah bohong Kamu Fand..!” ucap Melika sambil mencubit lenganku. Seerr..! Tiba- tiba aliran
darahku seperti melaju dengan cepat, otomatis adikku berdiri perlahan- lahan, aku jadi
salah tingkah. Sepertinya si Melika melihat perubahan yang terjadi pada diriku, aku
langsung pura-pura mau mengambil minum lagi, karena memang minumanku sudah habis, tetapi
dia langsung menarik tanganku.
“Ada apa Mel..? Minumannya sudah habis juga..?” katak u pura-pura bodoh.
“Fand, Kamu mau nolongin Aku..?” ucap Melika seperti memelas.
“Iyaa.., ada apa Mel..?” jawabku.
“Aku.., Aku.. pengen bercinta Fand..?” pinta Melika. “Hah..!” kaget juga aku mendengarnya,
bagai petir di siang hari, bayangkan saja, baru juga satu jam yang lalu kami berkenalan,
tetapi dia sudah mengucapkan hal seperti itu kepadaku.
“Ka.., Kamu..?” ujarku terbata-bata. Belum juga kusempat meneruskan kata- kataku,
telunjuknya langsung ditempelkan ke bibirku, kemudian dia membelai pipiku, kemudian dengan
lembut dia juga mencium bibirku.
Aku hanya bisa diam saja mendapat perlakuan seperti itu. Walaupun ini mungkin bukan yang
pertama kalinya bagiku, namun kalau yang seperti ini aku baru yang pertama kalinya
merasakan dengan orang yang baru kukenal. Begitu lembut dia mencium bibirku, kemudian dia
berbisik kepadaku.
“Aku pengen bercinta sama Kamu, Fand..! Puasin Aku Fand..!” Lalu dia mulai mencium
telinganku, kemudian leherku, “Aahh..!” aku mendesah.
Mendapat perlakuan seperti itu, gejolakku akhirnya bangkit juga. Begitu lembut sekali dia
mencium sekitar leherku, kemudian dia kembali mencium bibirku, dijulurkan lidahnya
menjalari rongga mulutku. Akhirnya ciumannya kubalas juga, gelombang nafasnya mulai tidak
beraturan. Cukup lama juga kami berciuman, kemudian kulepaskan ciumannya, kemudian kujilat
telinganya, dan menelusuri lehernya yang putih bak pualam. Ia mendesah kenikmatan.
“Aahh Fand..!” Mendengar desahannya, aku semakin bernafsu, tanganku mulai menjalar ke
belakang, ke dalam t- shirt-nya. Kemudian kuarahkan menuju ke pengait BH-nya, dengan
sekali sentakan, pengait itu terlepas.
Kemudian aku mencium bibirnya lagi, kali ini ciumannya sudah mulai agak beringas, mungkin
karena nafsu yang sudah mencapai ubun- ubun, lidahku disedotnya sampai terasa sakit,
tetapi sakitnya sakit nikmat.
“Fand.., buka dong bajunya..!” katanya manja.
“Bukain dong Mel.., ” kataku. Sambil menciumiku,
Melika membuka satu persatu kancing kemeja, kemudian kaos dalamku, kemudian dia lemparkan
ke samping tempat tidur. Dia langsung mencium leherku, terus ke arah puting susuku. Aku
hanya bisa mendesah karena nikmatnya,
“Akhh.., Mel.” Kemudian Melika mulai membuka sabukku dan celanaku dibukanya juga. Akhirnya
tinggal celana dalam saja. Dia tersenyum ketika melihat kepala kemaluanku off set alias
menyembul ke atas.
Melika melihat wajahku sebentar, kemudian dia cium kepala kemaluanku yang menyembul keluar
itu. Dengan perlahan dia turunkan celana dalamku, kemudian dia lemparkan seenaknya. Dengan
penuh nafsu dia mulai menjilati cairang bening yang keluar dari kemaluanku, rasanya nikmat
sekali. Setelah puas menjilati, kemudian dia mulai memasukkan kemaluanku ke dalam
mulutnya. “Okhh.. nikmat sekali, ” kataku dalam hati, sepertinya kemaluanku terasa
disedot-sedot.
Melika sangat menikmatinya, sekali- sekali dia gigit kemaluanku. “Auwww.., sakit dong
Mel..!” kataku sambil agak meringis. Melika seperti tidak mendengar ucapanku, dia masih
tetap saja memaju- mundurkan kepalanya. Mendapat perlakuannya, akhirnya aku tidak kuat
juga, aku sudah tidak kuat lagi menahannya, “Mel, Aku mau keluar.. akhh..!” Melika cuek
saja, dia malah menyedot batang kemaluanku lebih keras lagi, hingga akhirnya,
“Croott.. croott..!” Aku menyemburkan lahar panasku ke dalam mulut Melika. Dia menelan
semua cairan spermaku, terasa agak ngilu juga tetapi nikmat. Setelah cairannya benar-benar
bersih, Melika kemudian berdiri, kemudian dia membuka semua pakaiannya, sampai akhirnya
dia telanjang bulat.
Kemudian dia menghampiriku, menciumi bibirku. “Puasin Aku Fand..!” katanya sambil memeluk
tubuhku, kemudian dia menuju tempat tidur. Sampai disana dia tidur telentang. Aku lalu
mendekatinya, tubuhnya yang elok, kuciumi bibirnya, kemudian kujilati belakang telinga
kirinya. Dia mendesah keenakan, “Aahh..!” Mendengar desahannya, aku tambah bernafsu,
kemudian lidahku mulai menjalar ke payudaranya.
Kujilati putingnya yang sebelah kiri, sedangkan tangan kananku meremas payudaranya yang
sebelah kiri, sambil kadang kupelintir putingnya. “Okkhh..! Fandi sayang, terus Fand..!
Okhh..!” desahnya mulai tidak menentu. Puas dengan bukit kembarnya, badanku kugeser,
kemudian kujilati pusarnya, jilatanku makin turun ke bawah. Kujilati sekitar pangkal
pahanya, Melika mulai melenguh hebat, tangan kananku mulai mengelus bukit kemaluannya,
lalu kumasukkan, mencari sesuatu yang mungkin kata orang itu adalah klitoris.
Melika semakin melenguh hebat, dia menggelinjang bak ikan yang kehabisan air. Kemudian aku
mulai menjilati bibir kemaluannya, kukuakkan sHadikit bibir kemaluannya, terlihat jelas
sekali apa yang namanya klitoris, dengan agak sHadikit menahan nafas, kusedot klitorisnya.
“Aakkhh.. Fand.., ” Melika menjerit agak keras, rupanya dia sudah orgasme, karena aku
merasakan cairan yang menyemprot hidungku, kaget juga aku. Mungkin ini pengalaman
pertamaku menjilati kemaluan wanita, karena sebelumnya aku tidak pernah. Aku masih saja
menjilati dan menyedot klitorisnya. “Fand..! Masukin Fand..! Masukin..!” pinta dia dengan
wajah memerah menahan nafsu. Aku yang dari tadi memang sudah menahan nafsu, lalu bangkit
dan mengarahkan senjataku ke mulut kemaluannya, kugesek-gesekkan dulu di sekitar bibir
kemaluannya.
“Udah dong Fand..! Cepet masukin..!” katanya manja. “Hmm.., rupanya ni cewek nggak sabaran
banget.” kataku dalam hati. Kemudian kutarik tubuhnya ke bawah, sehingga kakinya menjuntai
ke lantai, terlihat kemaluannya yang menyembul. Pahanya kulebarkan sHadikit, kemudian
kuarahkan kemaluanku ke arah liang senggama yang merah merekah.
Perlahan tapi pasti kudorong tubuhku. “Bless..!” akhirnya kemaluanku terbenam di dalam
liang kemaluan Indri. “Aaakkhh Fand..!” desah Melika. Kaget juga dia karena sentakan
kemaluanku yang langsung menerobos kemaluan Melika. Aku mulai mengerakkan tubuhku, makin
lama makin cepat, kadang- kadang sambil meremas- remas kedua bukit kembarnya. Kemudian
kubungkukkan badanku, lalu kuhisap puting susunya.
“Aakkhh.., teruss.., Sayangg..! Teruss..!” erang Melika sambil tangannya memegang kedua
pipiku. Aku masih saja menggejot tubuhku, tiba- tiba tubuh Melika mengejang,
“Aaakkhh…!” Ternyata Melika sudah mencapai puncaknya duluan. “Aku udah keluar duluan
Sayang..!” kata Melika. “Aku masih lama Mel.., ” kataku sambil masih menggenjot tubuhku.
Kemudian kuangkat tubuh Melika ke tengah tempat tidur, secara spontan, kaki Melika
melingkar di pinggangku.
Aku menggenjot tubuhku, diikuti goyangan pantat Melika. “Aakkhh Mel.., punya Kamu enak
sekali.” kataku memuji, Melika hanya tersenyum saja. Aku juga heran, kenapa aku bisa lama
juga keluarnya. Tubuh kami berdua sudah basah oleh keringat, kami masih mengayuh bersama
menuju puncak kenikmatan. Akhirnya aku tidak kuat juga menahan kenikmatan ini.
“Aahh Mel.., Aku hampir keluar.., ” kataku agak terbata-bata.
“Aku juga Fand..! Kita keluarin sama- sama ya Sayang..!” kata Melika sambil menggoyang
pantatnya yang bahenol itu.
Goyangan pantat Melika semakin liar. Aku pun tidak kalah sama halnya dengan Melika,
frekuensi genjotanku makin kupercepat, sampai pada akhirnya,
“Aaakkhh…!” jerit Melika sambil menancapkan kukunya ke pundakku.
“Aakhh, Melika.., Aku sayang Kamuu..!” erangku sambil mendekap tubuh Melika. Kami terdiam
beberap saat, dengan nafas yang tersenggal-senggal seperti pelari marathon.
“Kamu hebat sekali Fand..!” puji Melika.
“Kamu juga Mel..!” pujiku juga setelah agak lama kami berpelukan. Kemudian kami cepat-
cepat memakai pakain kami kembali karena takut adik tunangannya Melika keburu datang.