– Cerita ini rawan macet.
– Cerita ini hanyalah fantasi dari seorang penulis yang baru belajar menulis, jadi mohon maaf kalau masih banyak kesalahan dalam membuat cerita ini.
– Cerita ini terinspirasi dari sebuah sinetron.
– Sedikitpun saya tidak bermaksud menyinggung siapapun di dalam cerita, kalau sekiranya tulisan saya menyinggung kalian, mohon di maafkan.
Para Pencari Kenikmatan
Episode 1 di bawah
Seorang hansip tampak sibuk berkeliling kampung sembari mengawasi keadaan yang tampak sepi. Setelah yakin di sekitarnya dalam keadaan aman, sang hansip segera masuk kedalam mushola. Sementara itu di dalam mushola Bang Jack sedang tertidur lelap.
Sang hansip berbadan kurus ceking itu menggelengkan kepalanya, ketika melihat Bang Jack yang tengah mengigau tidak jelas.
“Aarrrtt… Aaarrtt….”
“Bang… Bangun bang… Bangun.” Panggil Udin si Hansip.
“Eh…” Kaget Bang Jack.
“Subuh bang subuh… Ayo bangun, molor Mulu kayak kebo.” Ucap Udin sembari menyeringai kearah Bang Jack yang baru saja terjaga dari tidurnya.
“Astaga… Ane mimpi buruk Din.” Ujar Bang Jack.
“Ada-ada aja Lo Bang…” Udin menggelengkan kepalanya.
————
Di depan gerbang sebuah lembaga permasyarakatan tampak tiga orang mantan narapidana baru saja keluar menjalankan hukuman mereka dari penjara.
“Akhirnya kita harus berpisah sampai di sini.”
“Gak kerasa sudah lima tahun gue di tahan di sini, akhirnya bebas juga.”
“Oke bro, semoga kita bisa bertemu kembali, hahaha…”
Setelah berbincang-bincang sebentar, mereka memutuskan untuk membubarkan diri, kembali ke hidupkan mereka masing-masing
———–
“Jucki….”
“Ampun Mak… Ampun!” Jucki bersembunyi di balik pohon pisang yang tumbuh di sekitar rumah kontrakan Emaknya.
“Gak usah pulang lo… Malu-maluin Mak Lo Juk!” Bentak seorang wanita paruh baya sembari melemparkan beberapa perabotan rumah tangga.
“Maafin Juki Mak, Juki kangen sama Emak…”
“Sana pergi Lo Jucki, Mak gak punya anak seorang perampok…”
“Jangan usir Jucki Mak…. Itu fitnah yang di sebarkan orang-orang buat ngejelekikn Juki Mak.”
“Bohong, Mak gak percaya lagi sama lo.”
“Sumpah Mak, Juki cuman seorang pencopet.”
“Sama aja kriminal, pergi lo.”
“Jangan usir Juki Mak.”
“Pergi… Mak bilang pergi….” Si Mak kembali melempar ember kearah Juki, hingga Juki akhirnya menyerah membujuk Maknya, dan pergi pontang panting menghindari setiap lemparan ember kearahnya.
——–
Sementara itu di tempat yang berbeda, nasib Barong hampir sama dengan nasib Juki. Seorang pria berkumis tebal mendorong Barong hingga terjungkal menabrak tumpukan kardus. Barong berusaha kembali berdiri, dengan wajah ditekuk.
Pria tersebut melipat kedua tangannya di depan dadanya, sembari memandangnya dengan tatapan melotot penuh amarah.
“Maafin saya Bang…”
“Maaf… Maaf… Kenapa Lo nyanyi di penjara? Noh liat, teman-teman Lo jadi ketangkep satu persatu, semua itu gara-gara elo…” Ujarnya marah.
“Saya di bius Bang.”
“Alasan aja Lo… Sana pergi Lo dari sini, cari kerja tempat lain, nyusahin gue aja Lo.” Usirnya.
Barong menghela nafas berat. “Bang… Kalau gue gak boleh kerja lagi ke sini, gue mau kerja di mana Bang.” Ujar Barong frustasi.
“Percuma gue sekolahin Lo tinggi-tinggi sampe SMP.”
“Bang…”
“Pergi loh…” Pria tersebut mencabut goloknya.
Alhasil Barong langsung lari rerbirit-birit sangking takutnya terhadap pria tersebut.
———-
“Abang…” Panggil seorang wanita.
Chelsea tersenyum menyambut seorang wanita yang baru saja membukakan pintu rumahnya. “Apa kabar Marni?” Tanya Chealse.
“Alhamdulillah baik Bang, kok Abang ada di sini? Bukannya Abang masih di penjara.” Tanya Marni.
“Abang baru keluar Marni.”
“Ooo… Silakan duduk Bang.” Ujar Marni mempersilahkan mantan Suaminya untuk duduk di teras rumahnya, yang dulu mereka tempati bersama.
“Terimakasih Marni…”
“Hmmm… Abang kesini mau apa ya?” Tanya Marni heran melihat mantan Suaminya yang datang kerumahnya.
Chelsea menghela nafas pelan. “Kedatangan Abang ke sini mau minta maaf. Abang mau kita rujuk Marni.” Pinta Chealsea kepada mantan Istrinya.
“Maafin Marni Bang.”
“Maksud Marni.”
“Maaf Bang, tapi Marni sudah gak bisa lagi kalau Abang minta rujuk.” Jawab Marni, dari wajahnya ia terlihat murung, dan menyesal.
“Kenapa Marni, Abang masih cinta sama Marni.” Chelsea menggenggam tangan Marni.
Buru-buru Marni menarik tangannya dari genggaman Chelsea. “Maaf Bang Chelsea, sebenarnya Marni sudah menikah lagi Bang.” Jawab Marni, ia takut kalau nanti mantan Suaminya marah.
“Hah… Kamu serius Marni?” Chelsea tampak kaget.
“Iya Bang, Marni serius.”
“Kapan?”
“Waktu Abang di penjara.” Jawab Marni.
Chelsea menepuk jidatnya. “Marni… Marni… Kenapa Marni gak bilang ke Abang?” Tanya Chelsea.
“Udah kok Bang.”
“Kapan?”
“Marni sudah sms Abang sepuluh kali, tapi SMS-nya pending terus Bang, kebiasaan hpnya Abang matiin.” Jawab Marni polos.
“Marni… Marni… Abang di penjara mana boleh Bawak Hp, Abang ini penjahat biasa, bukan koruptor..” Kesal Chelsea, ia tidak menyangka kalau wanita yang pernah mengisi hidupnya telah menikah kembali.
“Maafkan Marni Bang.” Mereka kembali berdiam diri. “Bang, Marni bikinkan minuman dulu ya.” Ujar Marni, lalu Marni segera meninggalkan mantan Suaminya yang masih tampak murung, ia sangat terkejut mendengar cerita mantan Istrinya yang telah menikah kembali.
Sejenak Chealse teringat saat awal pernikahan mereka dulu, semua tampak indah, membuatnya ingin sekali mengulanginya. Ia menyesal karena telah mengecewakan Istrinya dulu.
Ia melihat sekitar komplek rumah Istrinya yang tampak sunyi, dan tanpa sadar ia mendengar bisikan syetan di telinganya yang membuatnya bergairah.
Melihat suasana sepi yang sangat mendukung, Chelsea segera menyusul masuk kedalam rumah mantan Istrinya, tak lupa ia mengunci pintu rumah yang dulu ia tinggali bersama Marni.
Marni yang sedang membuatkan minuman untuk mantan Suaminya, tidak menyadari kalau Mantan Suaminya sedang menyusul dirinya.
Wanita berusia 27 tahun itu tampak mengingat-ingat kembali momen bahagia saat masih hidup bersama Chelsea. Satu hal yang tidak bisa ia lupakan dari Suaminya, yaitu kejantanan Suaminya yang selalu mampu membuat birahinya terpuaskan.
“Seandainya saja Mas tidak di penjara! Huh… Marni masih sangat mencintaimu Mas.” Gumam Marni, yang tanpa sadar di dengar oleh Chelsea.
Dari belakang tiba-tiba Chelsea memeluk Marni, membuat Marni tersentak kaget, bahkan gelas yang saat ini sedang ia aduk nyaris jatuh. “Jangan Bang…” Tolak Marni, ia hendak melepas tangan Suaminya.
“Aku juga mencintaimu Marni, maafkan Abang.”
“Bang… Hmmppss…!” Tiba-tiba Chelsea sudah menyergap bibir Marni. Ia melumat lembut bibir Marni sembari meremas lembut payudara Marni.
“Aahkkk… Aaahkk…” Desah Marni di sela-sela pagutannya..
Perlahan tapi pasti benteng pertahanan Marni mulai kendor, sisa-sisa cintanya terhadap Chelsea dan gairahnya yang selama ini menggantung akibat ketidak mampuan Suaminya yang baru dalam memuaskan hasrat birahinya yang besar.
Sadar kalau mantan Istrinya sudah dalam keadaan setengah sadar, Chelsea semakin meningkatkan rangsangannya. Jemari Chelsea menyusup masuk kedalam sela-sela kaos yang dikenakan Marni, terus naik menuju payudaranya. Lalu dia meremas lembut payudaranya Marni dari balik bra-nya.
“Aaahkk… Aaahkkk…”
“Kamu cantik sekali Marni, Abang kangen sama kamu Marni…” Rayu Chelsea, sembari menciumi tengkuk Marni yang mulus.
Chelsea memutar tubuh Marni, lalu membantu Marni untuk duduk di meja dapur. Marni berusaha menahan kaosnya yang hendak di buka Chelsea, dia menggelengkan kepalanya, tapi tatapan Mantan Suaminya, membuatnya bimbang antara mempertahankan kesucian pernikahannya, atau hanyut akan belaian mantan Suaminya.
Godaan demi godaan yang di lancarkan Chelsea perlahan semakin melunturkan kesetiaannya terhadap Suaminya yang baru.
Perlahan dia berhasil membuka kaosnya Marni, lalu dia menyingkap bra hitam yang di kenakannya, dan tampak payudara Marni berukuran 36B melompat keluar, membuat kedua bola mata Chelsea berbinar, sudah lama sekali ia tidak melihat puting mantan Istrinya.
“Indah sekali putingmu Marni.” Puji Chelsea.
Dia meremas lembut payudara Marni, lalu dia mendekatkan wajahnya ke payudara Marni. Dengan perlahan ia mencucup puting Marni yang sudah sangat ia rindukan.
Perlahan ia menghisap lembut puting Marni yang mulai mengeras, menandakan kalau ia terangsang.
“Aaahkkk… Aaahkk… Bang… Berhenti.”
Sluuuuppss… Sluuuuuppss…. Sluuuuppss…
Chelsea menyingkap rok panjang yang di kenakan mantan Istrinya, hingga tampak tungkai kaki Marni yang putih mulus. Perlahan, Chelsea menjamah kulit mulus Marni, membuat bulu kuduk Marni berdiri.
Setengah mati Marni berusaha menahan roknya yang sedikit tersingkap. “Jangan Bang, Marni gak mau…” Tolak Marni.
“Kenapa Marni, Abang sangat mencintaimu.”
“Sadar Bang, kita bukan Suami Istri lagi.” Kata Marni, memohon.
“Abang sayang sama Marni.”
Semakin lama rok Marni tersingkap semakin tinggi, hingga menampakkan paha mulusnya. Dan semakin tinggi, celana dalam Marni semakin terlihat.
Kini Chelsea dapat melihat celana dalam Marni yang berwarna cream. Segaris senyuman di bibir Chelsea ketika melihat celana dalam mantan Istrinya yang kini telah basah, menandakan kalau mantan Istrinya kini sudah benar-benar berada di dalam genggamannya.
Cup… Cup… Cup…
Chelsea mengecup paha Mulus Marni, membuat Marni makin tidak kuat.
Tanpa sadar tangan Marni semakin mengendor dan semakin pasrah roknya di angkat. Sementara ciuman Chelsea semakin tinggi, hingga akhirnya bibirnya mendarat di celana dalam Marni.
“Oughkkk… Aaahkkk… Abang Chelsea…” Teriak Marni.
“Wangi sekali memekmu Marni.” Puji Chelsea.
Dia menyibak celana dalam Marni, hingga bibir kemaluan Marni yang berbulu lebat dan tampak berlendir terhampar di hadapannya. Sebuah ladang yang sudah lama tidak ia sentuh, kini ada dihadapannya.
Ia menghirup aroma kemaluan Marni yang sangat menyengat, membuat dada Chelsea bergemuruh.
Sluuuppss… Sluuuupss… Sluuupsss….
Chelsea menjilati bibir kemaluan Marni, yang kian banyak mengeluarkan lendir kewanitaannya. Sementara jarinya menggosok clitorisnya.
“Aahkkk… Aaaahkk… Aaahkk…”
Lidahnya menari-nari di bibir kemaluan Marni, menusuk masuk kedalam memek Marni, mengorek-ngorek liang memek Marni, membuat mantan Istrinya merem melek keenakan merasakan sapuan lidah Chelsea.
Sluuuupss… Sluuuuuppss… Sluuuuppss…
Kedua jari Chelsea menusuk kemaluan Marni, mengoreknya hingga pantat Marni tersentak-sentak, sanking nikmatnya.
“Bang… Marni sampe Bang….” Erang Marni.
Tubuh Marni tersentak-sentak, seiring dengan ledakan orgasme yang ia dapatkan.
Seeeeeeeeeeeeerrr….
“Oughkkk…” Erangnya.
Mata Marni merem melek, menikmati sisa-sisa orgasme yang baru saja ia dapatkan.
————
Chelsea menurunkan Marni dengan perlahan, hingga Marni berlutut di hadapannya. Dengan perlahan Chelsea membuka celananya, dan mengeluarkan penisnya yang berukuran besar, berurat dan tampak sangat menantang sekali.
Tentu saja Marni masih ingat apa yang harus ia lakukan saat ini, karena dulu ketika mereka menikah, mereka sering melakukannya.
Walaupun masih ada keraguan di hatinya, tapi Marni memberanikan diri menyentuh penis mantan Suaminya. Perlahan ia mengocok penis Chelsea yang ukurannya lebih besar di bandingkan milik Suaminya yang sekarang.
“Aaahkk… Nikmat sekali Marni.”
Dia mengecup lembut kepala penis Chelsea, lalu menjilatinya dengan perlahan.
Perlahan ia membuka mulutnya dan melahap penis Suaminya, dia menghisap penis Suaminya dengan rakus, hingga membuat tubuh Chelsea gemetaran menahan rasa nikmat dari mulut Marni.
Karena tidak ingin keluar lebih cepat, Chelsea kembali membantu Marni berdiri, ia memutar tubuh Marni hingga membelakanginya. Dengan perlahan Chelsea menuntun penisnya di depan lipatan memek Marni yang tampak merekah indah.
“Jangan Bang… Jangan…” Tangan Marni menghalangi laju penis Chelsea.
“Gak apa-apa sayang, nanti juga enak.” Bujuk Chelsea.
Perlahan ia menekan penisnya hingga dengan perlahan menusuk masuk kedalam vagina Marni, membuat tubuh Marni kembali menegang.
Tubuhnya menegang nikmat, merasakan penis mantan Suaminya yang sangat keras.
“Aaahkk… Aaahkk….”
“Nikmat sekali memekmu Marni, Aahkk… Kontol Abang rasanya di hisap oleh memekmu Marni.” Racau Chelsea keenakan.
“Bang… Oohkkk… Abaaang… Jangan Bang, keluarkan kontol Abang… Dosa Bang…”
“Nikmatin aja Marni.”
Ploookkkss… Plooookkss… Ploookkss…
Sembari mencengkram pantat Marni, sembari terus menghentak pinggulnya, menghujami vagina Marni dengan kontol besarnya yang berotot. Dan senjatanya ini yang dulu membuat Marni selalu ngulet-ngulet setiap malam di dalam kamarnya.
Dan kali ini ia kembali merasakan rasa nikmat itu, membuatnya tak bisa berhenti untuk terus mendesah, menikmati penis mantan Suaminya.
“Aaahkkk… Bang, Marni gak kuat….”
Tangan Chelsea meraih payudara Marni. “Abang juga Marni… Kita bareng sayang.” Racau Chelsea.
Croooootss… Croooootss… Croooootss…
Seeeeeeeerrrr….