Di siang hari yg sangat terik itu, berjalanlah seorang pria yg sedang membawa cangkul di pundaknya. Tujuannya hanyalah satu, untuk menggarap lahan yg ada sekitar 1km dari rumahnya. Meski hari sangatlah panas, tp tubuh pria itu sudah terbiasa dengan terpaan panas, terbukti dr kulitnya yg sudah gelap.
Sesampainya di gubuk di dekat lahan sawah yang hendak ia garap, ia menaruh bawaannya yang lain, bekal makanan di rantang dan air minumnya. Ia pun mengambil caping yang ada di gubuk itu dan memakainya sebagai tameng dari teriknya sinar matahari.
“Hmm… kyknya cuma tinggal dikit aja, ntar bs pulang cepet nih…” kata pria itu saat melihat lahan yang sudah dikerjakannya dari kemarin.
Selain dirinya, terkadang ada buruh lain yg juga mengerjakan ladang ini, tapi kali ini adalah gilirannya untuk bekerja disini. Walau berat, tapi uang hasil garapan lahan ini bisa menambah penghasilannya dr lahannya sendiri.
Tanpa banyak bicara, dimulailah pekerjaan siang itu.
Setelah sekitar 3 jam bekerja, pria itu pun kembali ke gubuk untuk makan dan minum, juga untuk beristirahat sblm pulang kerumah, dia merasa lega karena pekerjaannya sudah selesai skrg.
Tapi saat ia sudah mendekat di gubuk itu, dia lihat ada orang lain yg sedang tertidur di gubuk itu.
Yah, bukan hal yang aneh juga, toh gubuk itu memang sering dipakai orang berteduh saat terik atau hujan.
Saat pria itu sudah tiba di gubuk itu, barulah dia sadar bahwa yg sedang tiduran di gubuk itu adalah seorang perempuan.
Perempuan itupun juga sadar petani yg dari tadi bekerja di ladang itu datang ke gubuk itu.
“Sore pak”, sapa perempuan itu sambil kini duduk dan menaruh tas yang dibawanya di sampingnya.
“Sore juga neng, lagi apa neng?”, tanya pria itu penasaran.
Dengan agak canggung perempuan itu menjawab, “Anu, istirahat aja pak, capek habis jalan tadi”
Pria itu pun heran, perempuan yang di depannya ini sangatlah cantik dan kulitnya pun putih mulus, kok malah jalan di desa seperti ini”Emang si eneng mau kemana? Kok bawa2 tas gedhe gitu?”
Perempuan itu terlihat tidak nyaman dg pertanyaan ini,”Anu… Saya belum tahu pak…”
“Lho? Kok belum tahu neng?”, tanya pria itu heran.
Sebelum bisa menjawab pertanyaan pria itu, terdengar suara perut keroncongan.
“Eh, maaf pak”, kata perempuan itu malu2 sambil memegang perutnya.
Pria itu teringat dia membawa bekal makan sebelum bekerja dan mengambil rantangnya itu, “Lapar ya neng, silahkan makan aja neng. Bapak masih kenyang”.
Meski awalnya malu2, tp perempuan itu pun menerima pemberian pria itu dan langsung makan dengan lahapnya.
Setelah selesai makan, perempuan itupun berterimakasih kepada pria itu, “Terimakasih banyak pak, dari kemarin saya belum makan. Oh ya, nama saya Nesa pak”
Pria itu pun menerima jabat tangan Nesa, “Saya Paijo neng. Kok eneng bisa dr kemarin belum makan?”
Nesa pun menjelaskan kondisinya kepada pak Paijo. Nesa diusir dari rumahnya karena orangtuanya mengetahui hubungannya dengan pacarnya, dan pacarnya justru meninggalkannya setelah ia diusir dr rumah.
Meski masih ada beberapa pertanyaan di benak pak Paijo tanyakan tp pak Paijo bertanya hal lain,”Lha nanti eneng tidur dimana?”
“Belum tau pak, beberapa hari ini saya tidur di mushola setelah uang saya habis, beli makan juga sudah tidak bisa”
“Kalau di rumah bapak aja gimana neng? Daripada di sini, dah mulai malem juga neng”, entah karena kasihan atau karena terpesona dengan penampilan Nesa yang cantik dan pastinya seksi meski tubuhnya tertutup jaket yang agak tebal.
“Beneran boleh pak? Terimakasih banget pak! Saya sudah takut tadi gk lihat ada tempat yg bs buat tidur nanti”
“Hehe boleh aja neng, ini bapak dah mo pulang jg, yuk neng”
Nesa pun langsung memakai tasnya lagi dan berjalan bersama pak Paiji sembari membawakan rantangnya yg isinya sudah dia makan tadi. “Saya aja yang bawa pak, skalian nanti saya cuci”
Meski agak jauh dari rumahnya, saat menjelang maghrib mereka sudah sampai di rumah pak Paijo.
“Maaf ya neng, rumah bapak udah kecil jauh pula”, kata pak Paijo sambil membuka pintu di rumah yang terbuat dari kayu ini.
Rumah pak Paijo memang tidaklah jelek, meski hanya ada 1 kamar, 1 ruang tamu dan dapur dan kamar mandi, tapi masih sangatlah layak ditinggali. Meski di kanan dan kirinya hanya ada pepuhonan dan jarak ke tetangganya agak jauh, tapi setidaknya listrik menyala di rumah ini.
Tapi bagi Nesa, punya tempat berteduh sudah sangatlah bisa di syukuri, “Gk ah pak, rumahnya bagus kok”
Keduanya pun masuk ke dalam rumah dan Nesa meletakkan tasnya di kursi di ruang tamu. “Anu pak, ini di cuci dimana ya pak?”
“Oh dibelakang aja neng, di dapur ada tempat cuci”
Nesa pun langsung berjalan ke belakang rumah dan terdengar mencuci rantang tadi.
“Gile, mimpi apa gw semalam, bisa ada cewek cakep nginep di rumah gw”, kata pak Paijo sambil meminum teh yang ada di meja.
Tak berapa lama Nesa pun kembali ke ruang tamu, “Anu pak, saya boleh mandi dulu gk pak?”
“Oh iya neng silahkan, kamar mandinya di luar neng, di belakang rumah”
Nesa pun dg cepat membuka tasnya dan mengeluarkan handuk yang tipis tapi cukup besar dan kemudian bergegas untuk mandi.
“Pantesan putih mulus tu cewek, mandi nya pasti rajin banget. Kasihan jg klo gk bs dirawat tu tubuhnya”, gumam pak Paijo sambil menyalakan TV dan duduk di tikar yang ada di depan tv.
Setelah sekian saat, Nesa pun kembali ke dalam rumah, dengan balutan handuk tadi.
Mata pak Paijo terbelalak, tubuh Nesa tercetak dengan jelas di balutan handuk itu. Tubuhnya yang tinggi, seksi itu di dukung dengan tonjolan bukit di dadanya yang benar2 menantang. Mungkin ukuran cup D, pikir pak Paijo dengan seketika. Tubuhnya yang masih agak basah membuatnya benar2 terlihat erotis. Mulut pak Paijo melongo melihat pemandangan yang sangat merangsang nafsunya itu.
“Eh maaf pak, tadi saya lupa bawa baju ganti, saya numpang ganti di kamar bapak boleh pak?”
Setelah beberapa saat, pak Paijo pun tersadar dan berkata,”Umm Bo.. Boleh neng”
Nesa pun tersenyum dan mengambil tasnya dan ke kamar pak Paijo.
“Buset, jantung gw ampe berhenti. Seksi banget tu cewek”, kata pak Paijo sambil mengelus2 dadanya.
Meski berusaha menenangkan diri, tapi pikiran2 kotor terus bermunculan di pikirannya. Yah memang sudah bertahun2 sejak dia berhubungan badan, dan skrg kontolnya benar2 berdiri keras di dalam celananya.
Pak Paijo kembali di kagetkan saat Nesa kembali ke ruang depan dan duduk di dekatnya,”Terimakasih banyak pak, sudah dibolehin tidur disini pak”
“oH.. Ohh gk apa2 neng, bapak malah seneng rumah gk sepi”
“Lho, emang istri bapak kemana?”, tanya Nesa penasaran.
“Saya duda neng, ditinggal istri sm anak…”, jawab pak Paijo.
“Maaf pak sudah nanya yg gk sopan gini”, kata Nesa.
“Oh gk apa2 neng, dah lama juga kok, saya dah gk ngerasa gimana2 lg hehe”
Nesa pun jd merasa lbh baik karena tidak menyinggung tuan rumah,”Hehe, gk nyari lg aja pak?”
“Ah si eneng nih, umur segini dah susah neng nyari istri”, jawab pak Paijo sambil tertawa.
“Emang umur bapak brp?”, tanya Nesa penasaran.
“48 neng”, kata pak Paijo. Pak Paijo pun maklum saat Nesa kelihatan bingung atau kaget mendengar jawaban itu karena penampilan pak Paijo memang terkesan lbh tua dr umurnya. Tubuhnya agak kurus meski berotot, rambutnya sudah agak botak dan mulai beruban, kulitnya hitam dan sudah agak keriput karena bertahun2 bekerja dibawah sinar terik mentari. Orang bisa saja berpikir dia sudah berumur 60 tahun. “Haha, kelihatan dah kyk kakek2 ya neng?”, kata pak Paijo sambil tertawa.
“Ah gak ah pak”,jawab Nesa agak canggung, dia jelas berpikir bahwa pak Paijo kelihatan seperti kakek2.
“Lha eneng sndiri umurnya berapa sih? Kyknya masih SMA nih?”
“Hehe, saya udah kuliah pak, baru 19 tahun”, kata Nesa sambil mengeringkan rambutnya yang masih agak basah.
“Oh iya neng, saya mandi dl aja ya neng”, kata pak Paijo teringat dia blm mandi.
“Oh iya pak”, kata Nesa.
Tak lama, setelah pak Paijo mandi, saat dia kembali ke ruang depan dia melihat Nesa sedang menata jaketnya di tikar di depan tv.
“Lho, lagi apa neng?”, tanya pak Paijo penasaran.
“Oh ini pak, nanti jaketnya buat bantal tidur”
“Wah jangan neng, nanti bapak saja yg tidur disini, ada kasur lagi kok neng di belakang, nanti bapak gelar di sini buat bapak tidur. Eneng tidur di kamar bapak aja nanti”
“Kan saya numpang pak, masak tidur di kamar yg punya rumah”, kata Nesa merasa tidak enak kalao pak Paijo yg malah tidur di lantai dan bukannya di ranjang.
“Kasihan neng kalau eneng di lantai gini, bapak mah dah biasa neng.”, kata pak Paijo memaksa.
Entah karena refleks atau apa, Nesa pun berkata,”Nesa mau tidur di kamar bapak kalau bapak jg dikamar pak”.
Pak Paijo kaget mendengar jawaban itu, di benakpak Paijo mau menolak jg, Nesa benar2 menawan dan kesempatan emas seperti ini hampir mustahil datang. “Eh eneng mau? Di kamar saya cuma ada satu ranjang aja lho neng”
“Eh nggg, nggak apa2 deh pak. Kalau bapak gk keberatan aja”, kata Nesa malu2.
Paijo agak senang, bisa dekat2 dg gadis secantik dan se seksi Nesa, “Oh ya gk lah neng, lha eneng gk apa2 tidur sm bapak2? Hehe”
“Hihi, ya gk lah pak. Bapak kan baik, Nesa yakin bapak gk akan apa2in Nesa kan?”
“Haha ya gk lah neng”, dan memang pak Paijo orang yg tidak akan melakukan hal2 macam itu, setidaknya sampai sekarang…
Dan malam itu pun menjadi godaan yang besar bagi pak Paijo, sudah hampir 20 tahun dia tidak tidur dg wanita, atau bahkan perempuan, apalagi yang secantik dan se seksi Nesa. Rasanya tidur disamping bidadari, sama sekali tidak bisa tidur.
Saat melirik ke arah Nesa yg tidur disampingnya dengan nyenyak, pak Paijo hanya bs menahan tonjolan di celananya. Bagaimana tidak, Nesa tidur membelakanginya dengan hotpants yang mencetak jelas bentuk bokongnya yang sudah pasti kenyal kalau di remas2.Kaos yg dipakainya td jg sangat menunjuka bentuk tubuhnya yg seksi, membuat pak Paijo berfantasi bisa meremas2 dan menjilati kedua payudara yg besar dan berisi itu. Tubuhnya yang putih dan mulus itu membuat pak Paijo berimajinasi bisa menciumi seluruh tubuh Nesa. Dan bibirnya, bibir pink yg penuh itu pasti lembut kalau dilumat.
Pak Paijo benar2 tersiksa oleh fantasi dan birahinya sendiri malam itu, hanya bs mengelus2 tonjolan di celana supaya sabar dan tidak membutakan akal sehatnya. Pak Paijo masih sayang nyawa dan gk mau masuk penjara gara2 nafsu sesaat.
Tapi akhirnya hari pun berganti juga, meski kurang tidur tapi pak Paijo sudah harus bangun di saat subuh untuk mengurus rumah.
Pak Paijo berjalan perlahan2 supaya Nesa tidak terbangun dr tidurnya. Setelah itu, pak Paijo mulai menyapu rumah dan menanak nasi dan membuat teh untuknya dan Nesa nanti. Saat pagi menjelang, pak Paijo pun mulai menggoreng tempe untuk lauk sarapan.
Mendengar suara tempe digoreng, Nesa pun terbangun dan berjalan ke dapur.
“Eh, neng Nesa sudah bangun? Tunggu bentar ya neng, sarapannya sudah mau siap”, kata pak Paijo sambil menggoreng tempe.
“Wah pak, saya jadi gk enak nih. Saya malah bangunnya siang gini. Kira2 ada yg bs saya bantu pak? Mungkin nyapu2 gt?”, kata Nesa.
“Oh gk apa2 neng, tadi saya sudah beres2 rumah juga. Udah, eneng mandi dulu aja, trus makan”
Meski merasa tidak enak, tp Nesa pun mandi juga.
Setelah mandi, Nesa dan pak Paijo makan bersama.
“Maaf neng, bukannya bapak gimana2, tapi bapak cuma penasaran aja. Kan eneng diusir dr rumah, trus rencananya mau apa neng?”
Wajah Nesa jd agak kelam, Nesa mulai takut memikirkan masa depannya, dia hanya lulusan SMA skrg meski sebelumnya sedang kuliah, tapi sekarang dia sudah tidak punya siapa2 yg bs membantunya. Untuk skrg, ada tempat bernaung saja sudah sangat bs disyukuri, tp dia jg sadar tidak mungkin menumpang dan bergantung kepada orang lain.
“Anu… Itu, saya belum tahu pak, Saya mau cari kerja tp belum tahu gmn, saya mau nyari tempat tinggal jg blm tahu gimana. Maaf pak kalau merepotkan”, kata Nesa sungkan.
“Waah gk gitu neng, bapak seneng kok neng bisa bantu neng Nesa. Tenang aja neng, pelan2 aja, pasti nemu jalan kok neng”, kata pak Paijo meyakinkan Nesa.
“Terimakasih banyak pak, saya bantu2 dirumah ya pak. Kan gk enak kalau saya malah enak2 dirumah pas bapak kerja.”
Hari itu pun pak Paijo kembali bekerja, dia punya lahan kecil di dekat rumahnya dan dia tanam dengan jagung dan sayuran lain yang bisa dia jual atau makan sendiri. Setelah itu pak Paijo mencari kayu di hutan untuk dijual juga sampai sore. Nesa sempat menawarkan bantuan, tapi pak Paijo tolak karena hutan terlalu berbahaya buat Nesa, yah mubazir lah kulit halus gt disuruh kerja kasar.
Di malam harinya, seperti sebelumnya pak Paijo masih sulit tidur. Skrg mencium bau wangi Nesa sudah cukup untuk membuat nafsu birahinya naik. Setelah bangun, pak Paijo lgsg bergegas ke kamar mandi. Selain mandi, Pak Paijo berfikir harus melepaskan nafsu ini karena benar2 sudah gk nahan lagi. Yah, bukan pertama kalinya toh pak Paijo ngocok kontolnya sndiri, yg penting puas dan aman. Daripada buang2 uang buat “jajan” yg blm tentu aman jg.
Kali ini Nesa bangun agak lebih cepat, sempat agak bingung karena tidak ada suara apapun seperti biasa. “Hmm, apa pak Paijo dah keluar rumah yah?”
Tanpa pikir panjang, Nesa mengambil handuk dan bergegas ke kamar mandi.
Saat Nesa membuka pintu kamar mandi yng sedikit tertutup, sungguh kagetnya Nesa melihat pak Paijo ada di dalam kamar mandi. Tapi bukannya mandi atau malah buang hajat, pak Paijo sedang mengocok kontolnya yang sudah ereksi.
“Aduh maaf pak!”, kata Nesa saat menyadari apa yg dia lihat dan lgsg menutup pintu. Nesa jg bs melihat pak Paijo kaget saat pintunya terbuka td dan terdengar kelabakan di dalam kamar mandi.
Tak lama, pak Paijo kembali membuka pintu dan menatap Nesa yang terlihat ketakutan. Nesa ketakutan karena merasa sudah tidak sopan sudah melihat pak Paijo sedang ngocok. Sedangkan pak Paijo jd panik karena tamu cantiknya itu melihatnya saat dia sedang melakukan hal yg tidak seharusnya dilihat org, kalau saja yg dilihat itu saat ia melakukan hal lain mungkin pak Paijo tak akan sepanik ini.
“Maaf pak, Nesa gk tahu bapak ada di dalam pak”, kata Nesa sambil menunduk karena takut melihat reaksi pak Paijo.
“Aduh, itu neng, saya yg minta maaf neng. Neng Nesa liat yang barusan neng”, kata pak Paijo sambil agak mengusap2kan tangannya di celana.
Suasana jadi agak canggung sekarang, keduanya saling diam karena tak tahu harus apa skrg. Tp pak Paijo pun berkata terlebih dahulu, “Anu neng, kalau mau mandi silahkan neng”.
Meski agak canggung, tp Nesa menerima tawaran pak Paijo, “Oh iya pak”.
Bidadari pembawa kebahagiaan
Halo gans, saya newbie yg dah lama menikmati cerita2 panas di berbagai sumber. Kali ini pengen share cerita aja yg baru aja saya bikin. Mohon maaf kalau mungkin masih banyak kekurangan, karena masih belajar nulis jg.
Singkat kata, silahkan dibaca dan dinikmati.