Cerita Seks – Abangku Yang Mabuk Merenggut Keperawananku – Saya ialah* cewek yang cukup* cantik sebab* saya mempunyai* hidung yang mancung dengan mata yang kecil dan lentik. Payudara saya lumayan* besar guna* cewek berumur 16 tahun ketika* itu. Saya tidak memiliki* pacar sebab* saya hendak* belajar giat agar* saya dapat* bersekolah di Philadelphia, United States sesudah* saya lulus SMA nanti.
Saya mempunyai* kakak laki-laki yang usianya 2 tahun di atas saya. Namanya ialah* Herry Susanto (Nama belakangnya bukan nama family* saya sebab* nama belakangnya ialah* karangan saya saja). Dia satu sekolah dengan saya sampai-sampai* tiap hari Herry tidak jarang* kali* menemani saya di sekolah. Saya tidak pernah beranggapan* kenapa dia sampai mengerjakan* perbuatan maksiat tersebut* terhadap saya lagipula* saya ialah* adik perempuannya satu-satunya.
Saat tersebut* kami berdua sedang cuti* setelah 2 minggu menjalankan ujian eskalasi* kelas. Saya masih ingat sekali bahwa hari kejadian itu ialah* hari senin. Saat tersebut* saya sedang nonton VCD Donald Duck dan Mickey Mouse. Ketika saya sedang menyaksikan* film tersebut, tiba-tiba saya inginkan* pipis sampai-sampai* saya meninggalkan TV guna* cepat-cepat pergi ke kamar mandi sebab* saya tidak inginkan* ngompol di sofa di mana saya sedang tiduran sebab* saya dapat* dimarahi mama nantinya.
Saya lari ke kamar mandi dan langsung pipis. Itulah kekeliruan* saya yang fatal sebab* saya lupa memblokir* pintu. Sewaktu saya sedang pipis, kakak saya Herry datang tergopoh-gopoh. Saya yakin sekali bahwa Herry pasti berakhir* memakai putaw atau jenis drugs yang lain sebab* saya sering menyaksikan* dia teler kalau berakhir* pakai obat. Herry menyaksikan* saya sedang pipis dan saya tidak mempedulikan* saja saat* dia masuk ke kamar mandi sebab* saya tidak terdapat* perasaan curiga pada dia.
Ketika dia masuk, tiba-tiba dia mengunci pintu kamar mandi dan tiba-tiba dia menyerang tubuh saya yang saat tersebut* sedang pipis. Saya kaget dan berkeinginan* berteriak namun* dengan cepat Herry memblokir* mulut saya dan menakut-nakuti* mau membunuh saya bila** saya berteriak. Saya langsung menangis sebab* saya tidak mengerti mengapa* kakak saya tega mengerjakan* perbuatan bejad untuk* saya.
Saya hanya* menangis saja menonton* Herry membuka pakaian dan celana dalam yang saya kenakan. Setelah saya tidak menggunakan* busana apa-apa lagi, Herry langsung menciumi puting susu saya dengan ganasnya sedangkan* jari-jarinya memainkan klitoris saya.
Saya masih menangis sebab* saya masih tidak memahami* tetapi di beda* pihak, saya mulai merasakan* permainan kakak saya sebab* saya kadang-kadang mendesah di tengah tangisan saya, lagipula* saya sempat menikmati* pipis sejumlah* kali saat* Herry mulai menjilati liang kemaluan saya dan memainkan lidahnya di dalam lubang kemaluan saya.
Saya yakin dia menelan seluruh* cairan kewanitaan saya. Perasaan saya saat tersebut* tidak karuan sebab* saya mulai menyukai* permainannya dan sekaligus benci dengan sikapnya yang sudah* memperkosa saya.
Herry terus menjilati kemaluan saya dan saya telah* 2 kali merasakan hendak* pipis namun* saya tidak mengerti mengapa* saya hendak* pipis saat* dia menjilati kemaluan saya, saya merasakan kesenangan* yang maha dasyat. Tiba-tiba saya menyaksikan* Herry mulai membuka pakaiannya dan mulai mempersiapkan batang kemaluannya yang telah* mengacung sempurna.
Herry langsung menciumi saya dan saya cuma dapat* berkata, “Jangan.. jangan..”, namun* Herry diam saja dan mulai memasukkan batang kemaluannya ke dalam liang kesenangan* saya. Saya tahu saya masih perawan makanya saya meronta-ronta saat* dia inginkan* memasukkan batang kemaluannya. Saya menampar pipinya namun* dia justeru* membalas tamparan saya sampai-sampai* saya menjadi paling* takut masa-masa* itu.
Akhirnya saya hanya* diam saja seraya* menangis sedangkan* Herry mulai menunjukkan* batang kenikmatannya ke dalam liang kemaluan saya. Ketika batang kemaluan Herry mulai masuk ke dalam kemaluan saya, saya menikmati* sakit yang amat paling* tetapi saya tidak dapat* melakukan apa-apa sebab* saya paling* ketakutan lagipula* saya tahu dia dalam pengaruh obat, jadinya dia tidak menyadari bahwa dia sedang menyetubuhi adiknya sendiri.
Di ketika* Herry mulai memainkan batangannya di dalam lubang kesenangan* saya, saya menikmati* ada cairan darah perawan yang terbit* dari liang senggama saya yang telah* dirobek oleh kakak saya sendiri. Saya tiba-tiba menjadi tidak mengerti sebab* saya mulai menyenangi* goyangan batang kemaluannya di dalam liang kesenangan* saya sebab* secara otomatis saya mulai bergoyang-goyang mengekor* irama batang kemaluan Herry di dalam liang senggama saya walaupun saat tersebut* saya masih menangis. Herry mendekap* tubuh saya seraya* terus menggenjot tubuh saya.
Selama 20 menit Herry tetap menggenjot tubuh saya dengan tubuhnya dan batang kenikmatannya yang tertanam di dalam liang kemaluan saya. Saya mulai menikmati* bahwa saya hendak* pipis namun* kali ini saya menikmati* sesuatu yang belum pernah saya rasakan sebelumnya namun* rasanya enak sekali dan saya sama sekali tidak memahami* apa tersebut* tetapi saat* saya menerbitkan* cairan nikmat saya, saya berteriak dan mendekap* kakak saya erat-erat.
Rupanya batang kemaluan kakakku kelihatannya* tertanam lebih dalam lagi di liang kesenangan* saya sampai-sampai* dia sepertinya menerbitkan* cairan dari dalam batang kelaminnya dan mengairi* lapisan kemaluan saya. Setelah itu, herry mencungkil* pelukan saya serta menarik keluar* batang kemaluannya dari dalam liang kesenangan* saya dan lantas* meninggalkan saya seorang diri.
Saya masih sempat menyaksikan* ada cairan bekas Herry yang masih menetes dari dalam lubang kemaluan saya. Saya melulu* diam dan tiba-tiba saya menangis sedih sebab* harga diri saya sudah* dirusak oleh kakak saya sendiri. Sejak saat tersebut* saya mulai membenci laki-laki, namun* saya mulai mengenal seks sebab* ketika saya hendak* sekali menikmati* pipis nikmat, saya selalu mengerjakan* masturbasi di kamar mandi atau bahkan di kamar istirahat* saya.
Tapi pastinya* saya tidak jarang* kali* melakukannya bila** tidak terdapat* orang di rumah. Sejak saat tersebut* saya membenci kakak saya dan masing-masing* kali ada pria* yang mengupayakan* mendekati saya, saya tidak jarang* kali* mengolok-oloknya dengan ucapan-ucapan* yang kasar sampai-sampai* satu persatu dari mereka menjauhi saya. kisah* perkosaan.
Sekarang saya sedang di* Philadelphia dan tidak sedikit* teman saya yang menuliskan** bahwa saya ini tergolong* cewek bebal* karena saya selalu menampik* cowok baik-baik yang cakap dan pandai dan tersebut* tidak terjadi sekali..
Saya memang membenci laki-laki namun* saya bukan lesbi sebab* ketika saya menghindari seluruh* laki-laki di dalam hidup saya, terdapat* seorang lesbi yang mendekati saya dan saya pun* menghindarinya. Akibatnya persahabatan kami menjadi renggang dan dia mulai meninggalkan saya. Saya melulu* dapat menjangkau* orgasme saat* saya mengerjakan* masturbasi saat* saya sedang mandi atau sebelum tidur.
Jadinya tersebut* membuat saya berpikir, mengapa* saya butuh* laki-laki bila** saya dapat* memuaskan nafsu saya sendiri.