Mas teguh waktu itu adalah seorang duda yang memiliki satu anak yang berusia dua tahun. Istrinya meninggal karena melahirkan anaknya tersebut. Dan saat itu kata ayahku dia meminta istri dari salah satu santri nya. Mungkin karena melihat masa depan Mas Teguh yang cukup baik, ayahku malah menyodorkan aku untuk dinikahi Mas Teguh. Walaupun saat itu aku baru menginjak usia 15 tahun.
Aku masih ingat, saat itu aku masih belia, payudaraku masih baru menyembul dan bulu bulu vagina ku masih jarang. Siklus mens ku pun masih belum teratur. Saat ayahku bilang akan menjodohkanku, sebetulnya aku bingung dan belum mengerti artinya. Sehingga, karena aku di didik untuk patuh, aku hanya diam tanda mengiyakan saja apa yang di titahkan ayahku.
Aku bertemu mas teguh sehari setelah ayahku mengatakan hal tersebut. Mas teguh saat itu berusia 27 tahun, dan terlihat tampan juga gagah. Dengan seragam kesatuannya, badan yang bidang dan kekar membuatnya menarik perhatianku yang baru puber ini. Aku sebenarnya senang akhirnya, meskipun perasaan masih campur aduk akan apa yang sebenarnya akan terjadi kemudian.
Aku? Punya suami? Ah belum terbayang saat itu.. bagaimana caranya berumah tangga pun aku tak tahu, apalagi soal seks. Aku yang dibesarkan di lingkungan pesantren tidak tahu menahu tentang yang namanya seks. Yang aku tahu hanya harus menjaga kemaluanku agar tetap bersih dan terawat. Itu yang diberitahukan ibuku setelah aku mengalami menstruasi pertamaku.
Setelah perkenalan pertama itu, berbagai pertemuan aku keluargaku dan juga keluarga mas teguh dilakukan. Aku sebenarnya belum terlalu mengerti,hingga akhirnya aku di tanya apakah aku bersedia dinikahi mas teguh. Aku hanya diam dan menunduk saja. Lalu ayahku bilang diam pertanda setuju. Akupun saat itu setuju saja karena tidak tahu apa artinya juga. Hanya aku sadar bahwa aku akan berkeluarga.
Mas Teguh jadi sering mendatangi rumahku dan mengobrol denganku. Aku masih malu malu, dan tak banyak bicara. Mas teguh cuma bertanya tanya tentang seputar aku dan kegiatan juga hobiku. Aku menjawab malu malu diselingi senyum dan hati yang campur aduk. Pernah satu kali aku berdua mengobrol dengan mas teguh di depan rumah, dan memuji kecantikanku yang saat itu memakai jilbab krem dan gamis bunga bunga.
“Ade cantik sekali malam ini dengan pakaian ini.. mas jadi ingin nikmatin kamu” ucap mas teguh. Aku merasa berbunga bunga sama seperti gamisku saat disanjung cantik. Namun aku juga bingung maksud mas teguh yang ingin menikmati ku.
“Makasih mas.. maksudnya menikmati gimana mas?” Tanyaku heran.
“Ya menikmati semuanya kamu.. termasuk vagina kamu.. nanti mas ajarin ya.. mungkin Ade belum ngerti.. tapi kalau akan jadi suami istri harus tahu ilmunya..” kata mas teguh
Aku masih belum mengerti maksud nya..aku hanya bilang oh saja karena mungkin mas teguh jauh lebih mengerti soal berumah tangga karena pernah menikah. Meskipun ada yang masih mengganjal dalam hati bahwa dia ingin menikmati vaginaku juga. Saat itu aku hanya tahu vagina adalah alat untuk pipis. Belum mengerti maksud bahwa mas teguh bisa menikmatinya. apakah maksudnya dia ingin meminum pipiku atau bagaimana aku tak mengerti. Aku yang dari kecil terus bersama ibu dan santri putri, tak tahu menahu soal lelaki.
Waktu pendekatan yang singkat berakhir dengan sesi lamaran. Aku bertunangan dengan mas teguh di usia belia ini. Cincin sudah melingkar di jariku dan tinggal menghitung hari sampai pernikahanku dengan mas teguh digelar. Berbagai persiapan dilakukan dan aku juga diminta memilih berbagai busana dan dekorasi untuk pernikahan.
Sampai suatu waktu mas teguh datang ke rumahku dan meminta ke ayahku untuk membawaku membeli hantaran dan pakaian untukku setelah menikah nanti. Ayahku tak pikir panjang membolehkanku dibawa mas teguh ke mobilnya menuju kota untuk berbelanja. Aku ya senang senang saja, dengan polosnya membiarkan mas teguh membawaku.
Di jalan aku dan mas teguh ngobrol ngobrol tentang apa keinginan yang ingin aku beli. Aku saat itu berjilbab lebar berwarna maroon dengan gamis hitam dan duduk didepan bersama mas teguh. Mas teguh tanya tanya tentang dalaman nya mau warna apa dan ukuran berapa.
“Aku kurang tahu mas.. kalau tidak salah 32A” kataku saat ditanya ukuran bh ku.
“Oh masa sih dek..sini mas coba ukur” dengan tiba tiba mas teguh memegang susu ku.
Aku refleks menahan tangan mas teguh karena kaget saat tangannya memegang payudaraku.
“Loh kenapa de.. mas kan tunangan kamu..udah boleh megang kamu kok.. bahkan mas udah boleh pake kamu loh de.. dosa loh kalau nolak calon suami” katanya.
Aku yang masih polos sebenarnya belum tahu apa yang seharusnya dilakukan setelah bertunangan. Namun saat mas teguh bilang dosa kalau menolak, aku jadi takut. Kemudian membiarkan mas teguh dengan bebas memegang payudaraku saat menyetir.
Aku membiarkan mas teguh yang mulai meraba raba susuku yang masih sedikit menyembul. Sesekali mas teguh meremas gundukkan susuku yang menyembul sedikit.
“Iya kecil susu kamu de..” saat mas teguh masih meraba susuku. Perasaan ku aneh..mukaku panas,rasanya malu namun ada perasaan nikmat saat susuku diremas mas teguh. Aku hanya membiarkan dan sedikit memejamkan mata saat mas teguh meremas payudaraku pelan.
Tak lama kemudian, mas teguh menurunkan tangannya dan mulai meraba bagian selangkanganku.
“Vaginanya pasti masih sempit ya de” tanya mas teguh.
“Nggak tahu mas..” jawabku menggeleng lemah.
“Naikin de..buka celana dalamnya..mas mau periksa vagina kamu” katanya santai.
Aku agak kaget dan masih bingung harus gimana. Akhirnya karena ingat takut dosa menolak keinginan calon suami aku mulai menaikkan gamisku perlahan.
“Malu mas..” kataku
“Nggak usah malu dek..vagina kamu tuh udah milik mas sekarang..dan sekarang mas mau periksa milik mas.. ayo buka mumpung belum sampe” katanya dengan santai sambil menyetir dan membantuku menaikkan gamisku.
“Nah gitu sayang” katanya saat aku mulai menaikkan gamisku dan terlihatlah celana dalam hijau muda dengan motif bunga mini tepat diatas belahan vaginaku.
“Mulusnya paha kamu sayang..untung udah jadi milik mas..” kata mas teguh.
“Tapi Zahra malu mas, belum pernah” jawabku.
“Gapapa sayang.. sekarang gak boleh malu..nanti juga mas pake setiap hari kok..mungkin hari ini juga mas mau pake kayaknya..” ucap mas teguh.
“Iya mas..” sambil perlahan aku memelorotkan celana dalamku hingga lutut.
Mas teguh melihat kemulusan area selangkangan dan pahaku untuk pertama kalinya. Pertama kali pula aku membuka celanaku didepan laki laki. Aku malu bukan main,tapi karena mas teguh calon suamiku menginginkan, aku membiarkannya.
“Ahh mulusnya vagina kamu de.. setelah nikah kita bikin bayi di vagina kamu ya de.. sekarang tapi mas pengen pake sebentar yah..” katanya.
Kalimat bahwa mas teguh akan bikin bayi di vaginaku masuk pada akalku yang polos ini, karena aku tahu bahwa dengan menikah nantinya akan punya keturunan. Namun aku belum mengerti maksud mas teguh ingin pakai aku sebentar. Namun mungkin mas teguh lebih tahu soal ini. Jadinya aku hanya mengiyakan saja apa yang dia katakan.
“Iya mas..” kataku sambil menaikkan kembali celana dalamku.
Namun, tiba tiba mas teguh mencegahnya.
“Jangan dulu de.. Ade tahan aja gamisnya biar ga turun keatas..”
Kemudian mas teguh mengambil ujung gamisku dan mengisyaratkan agak aku memeganginya. Kemudian mas teguh meraba vaginaku dengan pelan.
Kakiku menahan agar vaginaku tidak terbuka. Aku sangat merinding waktu itu. Berusaha mencerna apa yang sedang mas teguh lakukan ke vaginaku.
“Buka de..kakinya agak ngangkang mas ngelus aja kok..”
Akupun perlahan membuka kakiku..dan membuat celana dalamku yang tersangkut di lutut jadi meregang.
Perlahan tangan mas teguh yang kekar dan kasar meraba bagian sensitifku dan membelai belai belahan vaginaku. Sungguh pengalaman pertama yang membuat hatiku dagdigdug serta membuat seluruh badanku panas bukan main. Ini pertama kalinya seorang laki laki memegang vaginaku. Aku yang baru puber ini tentu sangat menjadi bergairah juga karena belaian mas teguh di area belahan vagina ku yang mulus dan putih dengan bulu halus yang masih jarang.
“Ahh..mas..” desahku saat tangan kiri mas teguh menekan salah satu jarinya di belahan vaginaku dan mengorek clitorisku.
“Mhhh..memeknya sempit de.. pasti bakalan nikmat banget kalau mas pake..” iapun kemudian meneruskan aktivitasnya mengobel ngobel vaginaku dengan jari tengahnya.
“Annghh..mas” perasaan ku jadi semakin aneh..merasa bergairah dan ingin sesuatu yang aku tidak tahu.. rasanya ingin ada yang memenuhi rongga vaginaku yang mulai berkedut kedut ini. Aku tak tahu ini apa artinya, mas teguh memang sudah pengalaman dan pandai membuatku jadi seperti ini.
“Ah mas gak tahan de.. kita nyari hotel aja ya..”
Aku hanya mengangguk dan tidak tahu apa artinya.
Mas teguh kemudian membelokkan mobilnya dan mencari hotel terdekat. Untuk apa? Tidak tahu..yang aku tahu mas teguh ingin menikmatiku katanya. Dan aku harus patuh tidak boleh menolak. Mungkin mas teguh ingin lebih santai memainkan vaginaku di hotel. Karena mengoreki vagina saat menyetir mungkin tidak nyaman. Ah apa aja lah yang penting calon suamiku ini senang,batinku.
Tibalah kami di salah satu hotel berbintang dan kulihat cukup mewah. Aku belum pernah ke hotel, jadi aku juga excited akan pengalaman pertama ini. Setelah mas teguh ngobrol di resepsionis, dengan membawa kartu kunci hotel mas teguh menggandengku naik ke lift. Aku dagdigdug..masih belum tahu apa yang terjadi.
Di kamar..mas teguh segera mengunci dan menggendongku ke atas kasur.
“Ade nikmati aja ya.. mungkin agak sakit awalnya..tapi mas janji bakal pelan pelan.. nantinya bakal enak kok” ujarnya saat tubuhku dibaringkan di pinggir kasur.
“Iya mas..” hanya itu yang keluar dari mulutku. Aku yang masih memiliki sisa birahi saat dikoreki mas teguh tadi sangat menantikan aktivitas itu kembali.
“Ayo dek buka celana dalamnya lagi..naikin gamisnya” kata mas teguh.
Akupun segera menuruti perintahnya. Dan memejamkan mata, berharap dan ingin menikmati kembali belaian tangannya di vaginaku. Akupun sedikit membuka selangkanganku mempersilakan mas teguh mengulangi kegiatan tadi di vaginaku.
Tak lama kemudian ada sesuatu yang mendekat dan mulai menempel di vaginaku. Bentuknya hangat licin basah dan keras keras lembek serta kasar.
“Ahhhh” aku menggelinjang saat benda itu menyapu belahan vaginaku. Aku kaget apa yang menyapu dengan nikmatnya itu.. akupun segera melihat ke selangkanganku dan melihat kepala mas teguh ada diantaranya.
Mas teguh kulihat menjilati vaginaku dengan lembut. Akupun buru buru menahan kepalanya agar mas teguh tidak melanjutkan aktivitasnya.
“Ahh masss.. jiji mas..kenapa tempat pipis Zahra dijilat..ahh” aku menahan kepalanya.
“Diem sayang…nikmati aja…mas pengen jilatin memek kamu..” ujarnya sambil membuka selangkangan ku dan menjilat jilat vaginaku lagi.
“Ahhhhhh..” akhirnya karena tenaga nya yang kuat.. aku membiarkan vaginaku di jilati mas teguh.
Memang benar aku harusnya menikmati saja apa yang dilakukan..toh aku takut dosa kalau menolak keinginan mas teguh. Lagian aku juga merasa enak.
Akhirnya aku kembali membaringkan badanku sambil sedikit memperbaiki jilbabku, serta terus menikmati jilatan mas teguh di lubang pipisku.
“Ammhhh..slllpphhh..ssllppphhh..spphh..” mas teguh dengan rakus menjilati vaginaku.
Aku hanya bisa mendesah dan menggelinjang menikmati aksinya itu. Pengalaman pertama dijilati ini adalah sesuatu yang sangat asing bagiku.
“Angghhh…mashhhh…ahhhh….ohhh…” aku mendesah.
“Mas mau pake dulu ya de..” kata mas teguh sambil menurunkan celana jeans nya..dan memelorotkan celana dalamnya.
Menyembullah batang penis mas teguh yang sangat besar dan panjang. Baru kali ini aku melihat penis orang dewasa. Ternyata bentuknya agak mengerikan. Tegak hitam,berurat dengan pangkal yang penuh dengan bulu hitam.
Perlahan mas teguh mendekatiku.
“Ahh mas udah lama nggak pake memek.. mas mau langsung masukin yah.. rindu ngentotin cewe..” katanya kepadaku dengan senyum yang aneh.
Perasaan ku dagdigdug antara takut dan juga sangat bergairah tapi ngeri juga melihat penis tegaknya yang kini dekat dengan selangkangan ku. Apalagi mas teguh bilang ingin memasukkannya. Memasukkan kemana? Ke vaginaku?? Ah aku tak bisa membayangkan.
“Mas mau apa mas?” Saat mas teguh merengkuh tubuhku dengan badannya yang kekar dan pantatnya yang telanjang mulai menempatkan posisi didepan vaginaku.
“Mas mau bikin kamu melayang..ngentotin kamu de..” katanya setengah berbisik di telinga ku yang tertutup jilbab. Sambil kemudian batangnya yang keras mulai menyentuh belahan vaginaku dan menyundul nyundul masuk ke belahannya.
“Ahh.. mas.. apa mau dimasukin itunya mas? Ahh” aku panik meronta namun tenaga mas teguh sangat kuat dan membuatku tak berdaya.
Perlahan ada semacam benda tumpul lembut namun keras mulai menyeruak belahan vagina sempitku. Perih rasanya saat perlahan benda itu mulai masuk liang vaginaku yang tak pernah terjamah siapapun.
“Ahhhh…perihh masss” aku meringis perih dibagian vaginaku dan air mataku mulai berlinang. Aku tak menyangka seperih ini ketika ada benda masuk ke vaginaku.
“Aghhh…sempit memek kamu dek.. cepet keluar kayaknya mas..agghh..” mas teguh menekan pantatnya sambil memelukku erat kemudian mencium bibirku dengan ganas seiring dorongan penisnya melesak masuk vaginaku secara penuh.
“Agghhhhmmmmmmhhhhsspphhhh sakitthhhmassshhh” aku mengerang kesakitan saat penis mas teguh memenuhi rongga vagina perawanku.
Setelah berhasil masuk kurasakan mas teguh mengeluarkan dan memasukkan kembali penisnya di liang vaginaku. Vaginaku masih terasa perih meskipun agak mereda dan jadi lebih geli.
“Aghh..aghh..Ade memek kamu nikmat de..ahh.ahh..” kulihat mas Teguh mendongakkan kepala dan merem melek seiring naik turun pantatnya agar penisnya keluar masuk vaginaku.
Aku hanya meringis dan jadi sedikit menikmati penisnya di vaginaku yang jadi sangat sensitif. Waktu itu aku tak tahu apa gerangan perasaan sakit dan nikmat ini. Juga aku tak mengerti kenapa mas Teguh seolah sangat menikmati memasukkan penis tegaknya ke vaginaku yang lama lama semakin lancar.
“Ahh..masshh..udah mas.. vagina Ade sakit..” desahku dengan perasaan campur aduk yang disisi lain sebenarnya ingin mas Teguh tetap meneruskan aktivitas nya di vaginaku.
Mas teguh kurasakan semakin mempercepat genjotannya keluar masuk vaginaku, payudaraku diremas semakin keras dan mulutku dipagut dengan rakus. Hampir aku sulit bernafas dan perasaan nikmat jadi menjalar ke seluruh tubuhku.
Seolah tensi kenikmatan yang kurasakan semakin naik meningkat. Detak jantungku semakin menderu, mas Teguh semakin keras mengaduh dan mengocok keras ditengah eranganku yang meminta untuk mas teguh berhenti.
“Agghh aghhh..sempit bgt enak..ahh ahh ahh.. mas mau keluarin..agghh.. mas mau keluarin di dalam aja di memek Ade..uughhh” mas teguh mendengus dan semakin semangat mengocok penisnya di vagina sempitku.
“Maaasssss uuuuuuhhhhhhhh” kenikmatan menjalar di sekujur tubuhku terutama dibagian vaginaku yang sedang mas teguh nikmati.
“Ahhh Ade..Ade..mas keluarrr..argghhhhh aahhhhh..mmmmmsspphhh” mas teguh memelukku erat dan ganas mengemut bibirku.
Kurasakan beberapa kali semprotan hangat di dalam vaginaku dan kehangatan itu langsung menjalar ke seluruh badanku. Aku mendongak menikmati gelombang ini, entah bagaimana aku menggambarkannya. Yang jelas seperti seluruh anggota badan terpisah dari tubuh ini.
Aku terkulai lemas ditindih mas teguh yang menekan kuat pantatnya di selangkanganku. Mataku tenggelam keatas, vaginaku berkedut, dan aku merasa seperti melayang.
Mas teguh mengecup keningku, dan terkulai disamping sambil mengemut susuku, dan memainkan vaginaku yang mengeluarkan lelehan cairan putih dari mas teguh.
Sungguh aku tak mengerti aktivitas ini apa, yang jelas itulah waktu dimana perawanku terenggut oleh calon suamiku mas teguh.
“De, sekarang Ade sudah resmi jadi milik mas.. nanti setelah nikah kita bakal sering kaya gini.. gimana, nikmat kan sayang?” Ucap mas teguh kepadaku yang terkulai.
Aku hanya mengangguk lemah, mencoba mencerna situasi yang sangat asing ini. Disatu sisi kenikmatan tadi memang sangat luar biasa, di sisi lain aku merasa takut sedih malu dan berbagai perasaan campur aduk lainnya.
Cukup lama aku melamun dengan jilbab dan gamis yang sudah acak acakan, serta bagian bawah yang naik keatas memperlihatkan selangkanganku yang mulus dan vagina dengan bulu yang jarang.
Air mataku berlinang dengan perasaan campur aduk, hingga mas teguh memintaku untuk merapikan pakaian dan mengajak berbelanja.
“Siap siap de..kita beli kebutuhan kamu.. yang tadi jangan bilang bilang dulu ke bapak atau ke ibu ya..kita surprise aja setelah nikah..” kata mas teguh yang juga merapikan pakaian dan memakai kembali jeans nya seolah tak pernah terjadi apa apa.
Akhirnya kita pun keluar, aku lebih sering melamun dan agak kurang mood untuk pilih pilih kebutuhanku. Akhirnya mas teguh yang belikan semua, termasuk memilih dalaman yang akan kupakai nanti setelah menikah.
Seminggu kemudian mas Teguh menikahi ku, setelah ijab kabul aku menangis dan mas teguh menggandeng tanganku erat. Pernikahan yang indah dan membuatku bahagia.
Ditengah-tengah resepsi, saat kami ganti baju mas teguh tiba tiba menyandarkan ku ke tembok, tanpa ba-bi-bu, mas teguh menaikkan gaunku, memelorotkan celanaku dan memasukkan penisnya ke vaginaku.
Mas teguh menggenjot genjot keras penisnya ke vaginaku, aku hanya mendesah pelan takut ketahuan, namun mas teguh seperti tanpa beban menikmati vaginaku lagi. Itulah persenggamaan pertamaku setelah ijab kabul dan kedua setelah vaginaku diperawani mas teguh.
Saat mas teguh masih menggenjot penisnya dari belakang, kulihat ibuku tak sengaja membuka tirai dan kaget atas kegiatan kami. Aku langsung melepas dan merapikan gaunku. Namun ibuku langsung keluar lagi dan menutup tirai seperti kaget.
Aku dan mas teguh saling beradu mata, namun mas teguh bilang..”nggak apa apa kan sudah suami istri” ujarnya. Aku sedikit merasa bersalah dan juga tenang saat mas teguh bilang seperti itu.
Kemudian mas teguh kembali memintaku menungging dan menikmati vaginaku lagi hingga spermanya tumpah di dalam vaginaku.
Setelahnya aku kemudian menghampiri ibuku dengan hati yang sangat berdebar dan setengah ingin menangis.
“Ibu..maafkan Zahra ya” kataku sambil memeluk ibuku.
“Nggak apa apa nduk..kalian kan sudah suami istri, jadi wajar masmu ingin berhubungan suami istru denganmu.. ibu yang minta maaf, harusnya ibu ketuk dulu.. gimana nduk rasanya diwajibin suamimu? Jangan ditolak ya nduk..dosa.. kapan aja suamimu mau, kamu pasrah saja layani kebutuhan suamimu” Kata ibuku tersenyum dan tenang.
Ucapan itu jadi membuatku tenang, aku tak menjawab hanya memeluk ibuku erat.
Setelah resepsi pernikahan, mas teguh sempat menyenggamaiku lagi pada malam hari. Dan kami sebagaimana suami istri lainnya jadi sering bersenggama dan akhirnya membuatku jadi kecanduan penis mas teguh di vaginaku.
Hingga tahun ke 19 pernikahan kami, tak terhitung lagi berapa kali kami menikmati persetubuhan.
Bersambung di page berikutnya…