penulis adalah penulis gagal di Fizzo, alasan-nya karena memang tulisan ane sebagai tamatan ngecrot ceritanya terlalu vulgar bagi Fizzo. Dari pada ceritanya di fizzo tidak berkembang dan tidak bisa di apa-apakan. Ane posting di sini sekaligus meminta saran dan komentar para suhu di sini kalau masih ada para suhu yang berseliweran dan bergentayangan di sini.
SINOPSIS:
Langit mendung disebabkan gumpalan awan gelap sementara di kejauhan kilat mendahului badai yang berjalan di belakangnya memberi tanda kepada penghuni kolong langit. Bahwa di bawah langit ini, pertempuran besar, baru saja selesai dan bau asap mesiu dari meriam yang sudah ditembakkan memenuhi ruang udara dan lubang-lubang di tanah menunjukkan jejak kematian peluru meriam yang ditembakan. Kuda, tentara, dan kereta kuda berserakkan menggambarkan hebatnya pertempuran antara tentara kekaisaran ottoman dan pasukan kerajaan Inggris di Mesir. Bau kematian menarik burung nasar beterbangan di angkasa siap berpesta pora, langit mendung itu disebabkan hujan yang baru berhenti sehingga jalan becek menyebabkan beberapa roda kereta kuda terjebak dalam kubangan lumpur. Sore itu jenderal Tom Wellington pemimpin pasukan Inggris bersama beberapa staf militer Inggris akan mengadakan perundingan dengan pihak ottoman turky di bawah komandan ottoman Piali Pasha. Jenderal Wellington di temani juga analis strategi militernya, yang memberi analisa berdasarkan berbagai informasi intelijen yang diperolehnya, memberikan kemungkinan dan pendekatan yang mungkin terjadi, dan analis ini sangat akurat dalam memberikan informasi dan prediksi berdasarkan informasi tersebut, karena ia memiliki kemampuan membaca pikiran lawan. Nama analisnya adalah Mayor John Cook, JOHN COOK mengamati perundingan dari jauh membaca pikiran Piali Pasha dan ketiga Jenderalnya, jika manusia berkata jujur maka ia tidak akan menyembunyikan sesuatu dalam hatinya, dan berkata sebaliknya di dalam pikirannya, itulah yang dilakukan Piali Pasha dan ke tiga Jenderalnya, mereka merencanakan sesuatu yang berbeda dari yang mereka ucapkan, “lain di mulut lain di hati” John tersenyum tipis dikejauhan mendegar isi kepala orang-orang Tuky ini. Tidak lama kemudian kedua belah pihak berdiri dan berjabat tangan kemudian berpisah. saat Jenderal Wellington berjalan melewati John yang dengan sigap memberi hormat kemudian mengikuti sang Jenderal Wellington.
“Bagaimana menurut mu Mayor?” Tanya Jenderal Wellington.
“Mereka berbohong Jenderal, mereka berpikir akan menyerang kita sehabis doa pagi atau yang mereka sebut sholat subuh,” kata John.
“Apakah kau yakin?” Tanya Jenderal Wellington lagi.
“Setidaknya itu yang dipikiran Piali Pasha dan tiga orang jenderalnya, Jika 4 orang berpikir sama, maka itu hampir pasti Sir,” jawab John pada Sir Jenderal Tom Wellington.
“Ya Tuhan…mereka mencoba memperdaya kita agar kita lengah.” Kata Jenderal Wellington yang tiba-tiba berhenti berjalan dan berpikir sambil melihat John.
“Kemampuan mu makin berkembang dan kau berencana mundur dari militer dan kembali ke Inggris?“ Tanya Jenderal Wellington pada John lagi kemudian kembali berjalan. Tampaknya ia sedikit keberatan dengan rencana John untuk mengundurkan diri dari tentara kerajaan Inggris.
“Ya jenderal saya merasa sudah cukup mengabdi kepada negara dan saya kini ingin kembali dan menjadi seorang pengusaha,” kata John menjelaskan.
“Kalau begitu saya akan memberi mu libur sebelum kau pulang ke Inggris,” kata Jenderal Wellington yang tidak bisa ditolak John Cook. Semacam sogok’kan agar jangan dulu mengundurkan diri, para tentara sudah tahu dengan kebiasaan Jenderal Wellington ini.
“Bagaimana ia tahu pikiran Piali Pasha dan ketiga Jenderalnya?” Tanya seorang staf kepada teman-temannya yang mengikuti Jenderal Wellington di belakang Mayor John Cook.
“Diam bodoh itu namanya sihir, bahkan dia tahu kita lagi membicarakan dia sekarang,” kata seorang di antara mereka. Dan John Cook tiba-tiba menoleh ke belakang menatap mereka dengan tatapan tajam sambil berjalan membuat mereka merasa ketahuan bercampur ketakutan, dan berhenti terdiam kaku melihat John, yang kemudian tersenyum melihat mereka. Kemudian John berlari mendahului Jenderal Wellington membukakan pintu kereta kuda memberi hormat, lalu Jenderal Welington masuk dan kereta kuda berlalu pergi, meninggalkan garis depan bersama pasukan pengawalnya. Saat pagi sehabis sholat subuh pasukan ottoman Turky menyerang namun malam sebelumnya, John Cook dan kepala intelijen kapten Jim Scott telah memberikan brifing kepada para komando lapangan bahwa orang Turky akan menyerang pagi antara jam empat sampai jam 5 pagi, sehingga mereka telah siaga. Berapa pasukan yang terlibat baik jumlah, maupun jenis pasukan, seperti pasukan elit janisari ottoman Turki, infantri, Sipahi dan kavaleri berkuda ottoman. Semua secara terperinci disampaikan John bersama kepala intelijen Jenderal Wellington yaitu Kapten Jim Scott yang juga kawan baik John Cook. Berkat informasi intelijen yang akurat, maka serangan ottoman bisa di antisipasi dengan baik oleh pihak Inggris, sehingga menimbulkan kerugian yang besar di pihak ottoman.
“Tarik Pasukan mundur,” kata Piali Pasha saat melihat dua pertiga pasukannya yang diperintahkan menyerang Terpaksa dipukul mundur, juga banyak yang tewas. kemudian PiaIi Pasha berjalan masuk ke dalam tendanya. Sekarang sisa sepertiga pasukannya yang hampir sama banyaknya dengan pasukan pihak Inggris harus bertahan, ia tidak mau menyerang dan akhirnya kalah sehingga mereka akan dikejar dan dibantai di sepanjang jalan oleh kavaleri Inggris. Oleh karena itu Piali Pasha meminta pasukan yang menyerang mundur. Ia kemudian marah-marah kepada para jenderalnya.
“Demi Allah, pasti ada pengkhianat diantara kita, pasti ada mata-mata Inggris di antara kita,” kata Piali Pasha kesal dan menghamburkan benda-benda diatas mejanya dan jatuh ke lantai. Piali Pasha kemudian berjalan keluar tendanya di jam dua Siang. Tampak di mata Piali Pasha pasukannya yang menyerang dalam kondisi sekarat. Ada yang ditandu, dipapah rekannya dan pincang berjalan mundur membelakangi medan pertempuran. Dari pos pengamatan pihak Inggris; Jenderal Wellington mengamati dengan teropong.
“Perintah Jenderal?” Tanya kolonelnya.
“Tidak perlu menyerang balik, sebab mereka masih punya pasukan cadangan yang menyerang kita tadi pagi adalah dua pertiga pasukan mereka. Masih ada sisa pasukan mereka untuk mengantisipasi serangan kita dan belum bertempur sama sekali dan masih Fresh, segar.” Kata Jenderal Wellington dari pos pengamatan pasukan Inggris kemudian menuruni tangga, Wellington tahu menyerang pasukan yang segar bugar dengan pasukan yang keletihan bukan rencana baik, itu sama saja menembak kaki sendiri.
“Lagi pula kolonel, pasukan kita keletihan setelah bertempur dari pagi dini hari sampai siang ini.” Lanjut Wellington. Keesokkan harinya pasukan Turky yang dipimpin Piali Pasha memilih mundur ke Tripoli, Libya. Beberapa hari kemudian John Cook dan Jim Scott diberi liburan ke tepi sungai Nil makam ratu Firaun, seperti janji jenderal Wellington, sebuah Makam yang baru ditemukan, mereka bertugas menjaga Keamanan dan keselamatan bagi para arkeologi sekaligus berlibur. Selain mereka berdua yang mengundurkan diri karena sudah bertahun-tahun di militer, ada lagi seorang lagi kawan mereka juga berasal dari IPSWICH TOWN, yang juga seorang dokter militer bernama James Furian. Ia juga ingin berhenti karena Wellington tidak menyukainya, karena Dr James Furian ini pernah mengebiri anjing Wellington yang galak sehingga menjadi anjing jinak. Ketiganya sudah seminggu lebih dari dua minggu rencana mereka berlibur di tepi sungai nil di mana makam ratu Firaun berada, dan siang itu dua wanita kakak beradik datang mengunjungi makam itu dan mengaku sebagai orang ITALIA. Malamnya Jim sudah berada ditendanya dengan sang kakak beradu bibir dan kelamin di dalam tenda, itu tujuan wanita ini sebenarnya mengalihkan pehatian Jim supaya adiknya bisa membongkar makam dan mencuri perhiasan makam ratu firaun. Kemudian para pekerja lokal beterbangan ke udara dan jatuh ke tanah, saat wanita muda berusia delapan belas tahun menerbangkan mereka dengan ilmu sihirnya. John Cook yang mendengar keributan dari dalam tendanya, keluar dan datang menemui wanita muda ini, pria tiga puluh dua tahun itu yang sudah bertempur bersama pasukan Inggris sejak usia enam belas tahun di buat terangkat selutut melayang, namun hanya sebentar kemudian mau menerbangkannya seperti warga lokal penggali makam tadi, namun hanya pakaian John saja yang terlepas dari tubuhnya, membuat wanita muda ini kaget. John Cook kembali menginjakkan kakinya ke tanah berjalan dalam keadaan bugil menuju sang wanita muda ini dan dengan kekuatan pikirannya juga membuat pakaian wanita muda ini terbang, robek terpisah dari tubuhnya seperti yang dilakukan wanita muda ini pada dirinya. Wanita muda ini mundur, menutupi alat vitalnya dengan kedua tangannya. Wangi parfum wanita perawan ini seketika menyerbak dari tubuhnya.
“Wangi parfum mu sangat menggoda dan familiar,” kata John.
“Sebab ini bau parfum bunga dan bunga mawar ini hanya tumbuh di Inggris, dan kau orang Inggris tidak tahu itu !” kata Wanita ini yang mulai panik dan mundur sampai bersandar di dinding makam tidak bisa menghindar, tangan kanannya menutupi payudaranya dan tangan kirinya menutupi selangkangannya.
“Ini adalah malam Ulang tahun ku satu desember, dan kau adalah hadiah ulang tahun ku.” Kata John kemudian mendorong wanita muda ini ketika ia mau maju, sehingga kembali bersandar ke dinding makam di dalam goa dengan saling berhadapan. Kaki kiri wanita itu di angkat ke bahu John dan John mendorong ke arah dinding makam sampai ia semakin sulit bergerak. Tangan kanan John membawa tangan kiri wanita muda itu ke atas kepalanya menempel didinding makam. Tangan kiri John membawa tangan kanan wanita ini juga ke atas dinding makam di atas kepalanya. Kemudian kedua tangan wanita itu disatukan dan ditahan dengan kiri John. Sehingga sekarang tangan kanan John terbebas.
“Saya akan “menggenjot” mu dengan ganas,” kata John sambil menjilati leher wanita ini sampai ke belakang telinganya dan dengan tangan kanan John yang terbebas. Ia mengarahkan rudalnya yang sudah tegang berurat menuju sasaranya, keris bertemu sarungnya, dan setelah digesek-gesek mencari sasaran. Seketika itu juga Rudal John didorongnya melesat masuk membelah Goa kenikmatan wanita muda ini yang belum pernah di terobos rudal pria manapun. Wanita mudah itu memekik seperti lolongan serigala dimalam bulan purnam, darah kemudian merembes turun ke paha kanan wanita itu sampai ke betis, akibat dari selaput darah di goa kenikmatan wanita itu di terobos rudal tumpul John, merobek paksa selaput darah wanita muda cantik ini.
“Ah… aw..aw!” Pekik wanita muda itu merasa sakit akibat terjangan rudal John Cook ke dalam goa kenikmatannya, mengisi penuh setiap sudut rongga-rongga sampai ke dinding goa kenikmatan wanita ini. Anehnya setiap wanita ini meronta karena rasa sakit, rasa sakit di goa kenikmatan ini makin hilang berganti kenikmatan dan rangsangan seperti sengatan listrik yang membangkitkan gairah, seperti memanggil: “ayolah gerakkan tubuh mu”. Kemudian perlahan irama dibangun antara mereka berdua, akibat gesekkan kelamin menimbulkan rangsangan pada dua insan ini. Dari mulut si wanita kini mulai terdengar lenguhan kenikmatan, dan dari mulut John mulai terdengar erangan nikmat penuh birahi sampai keduanya berguling-guling di lantai makam dengan tetap beradu mekanik dengan liar. Wanita muda ini tidak malu-malu lagi membalas setiap aksi John dengan Reaksi-nya mengimbangi dan menciumi John dengan penuh nafsu. Pertempuran kemudian berlanjut lagi di tenda John. Membuat wanita muda dan John sama-sama terkulai lemas tak berdaya, ketika ayam jantan telah berkokok tiga kali.
Itu juga yang menjadi pertanyaan John yang baru bangun dari tidurnya sambil mencukur jenggot dan jambangnya.
“Ohh…Ya..Terus Pascall…setubuhi saya lebih keras Pascall !” Ucap seorang wanita yang tengah bercumbu dengan pria bernama Pascall ini.
“Oh…! enak sekali punya mu… Mrs Cook” Balas Pascall Aubrey anak pengusaha kaya raya yang bergelar Sir, Sir Thomas Aubrey. Tidak lama kemudian bersahut-sahutan lenguhan mereka, “oh..oh…oh…oh..!” kedua insan ini tengah dilanda birahi mengayuh sampan ke hulu, ke puncak kenikmatan. Mrs Cook di atas ranjang membelakangi Pascall dalam posisi menungging bertumpu dengan kedua lutut dan kedua tangannya di atas ranjang, roknya tersingkap ke atas dan celana dalamnya sudah tergeletak di lantai. sedangkan Pascall dari belakang sibuk melakukan penetrasi kepada Mrs Cook dari belakang dengan kedua tangannya memegangi pingang Mrs Cook. Keduanya terus mengayuh kenikmatan sampai Pascall dan Mrs Cook sama-sama mencapai puncak birahi dan meletupkan lahar panas birahi keduanya bercampur di dalam rahim Mrs Cook. Pascall menarik rambut Mrs Cook dan menanamkan rudalnya dalam-dalam kemudian dengan lenguhan keras menumpahkan sisa cairan cintanya mengosongkan tangki penampungannya ke dalam rahim Mrs Cook. Perbuatan mereka adalah cinta terlarang sebab wanita ini adalah Sisilia Cook, istri John Cook yang dinikahinya empat tahun lalu bekas pelayan di rumahnya, yang kini tengah berselingkuh dengan Pascall Aubrey, anak pengusaha kaya Thomas Aubrey. Thomas Aubrey di ketahui memiliki empat anak kembar atau dua pasang, Pascall dan Petter juga Paul dan Patrick. Tidak lama kemudian Pascall Aubrey menarik celananya naik dan mengaitkannya. Sedangkan Mrs Cook memakai celana dalamnya yang tadi dilepaskan tanpa melepaskan blus yang ia kenakan, naik mengikuti kakinya melewati roknya ke atas dan tersembunyi di balik roknya.
“Sampai ketemu hari senin sayang” kata Mrs Cook mencium kekasih gelapnya kemudian keluar dari hotel yang jadi satu dengan bar itu. Ada sepasang mata yang menyaksikan sambil merapikan meja bar di pagi itu hari Jum’at. Pagi itu bar belum dibuka, bar dan hotel ini bernama Heaven Dream milik Pascall Aubrey yang merupakan modal dari Ayahnya, Thomas Aubrey. Beberapa waktu berselang John Cook sudah berjalan sambil mengisap rokok dipipa rokoknya, ia akan sarapan dirumah ayah ibunya sebab di rumah mungilnya tidak ada pelayan dan istri yang bekas pelayan juga tidak bisa diandalkan, anaknya Damian juga tidur bersama neneknya di sana, meski kamarnya sendiri ada di rumah John. Setelah sarapan jam Sembilan pagi ia duduk di teras samping rumah orang tuanya membaca koran di pertengahan menuju akhir tahun 1778 atau dua tahun setelah koloni Inggris, yaitu Amerika Serikat merdeka dari Inggris.
“Kau sudah bangun dan sekali lagi kau kesiangan dasar pemabuk“kata istrinya yang baru datang, yang kemudian memicu pertengkaran di antara mereka berdua.
“Saya kesiangan karena saya bekerja keras sampai malam dan bukan karena minuman keras atau mabuk, dan kau wanita macam apa yang bisa menghilang hampir setiap pagi tanpa memberitahukan suaminya kemana ia pergi” ucap John Kesal yang akhirnya di lerai Madam Eve, ibu John dan Mrs Cook berjalan masuk.
“Dada” ucap Damian anak laki-laki John yang berlari memeluknya menghilangkan kekesalan diwajahnya menyambut anak dua tahun-nya ini dengan senyuman.
“Mungkin karena jarak usia kalian terpaut Jauh, sehingga komunikasi yang dibangun sangat tidak lancar, kau empat puluh lima tahun sementara ia dua puluh tahun, ada jarak dua puluh lima tahun di antara kalian” kata Madam Eve mencoba memberi nasehat pada anak tertuanya. Setelah itu mereka berbincang dengan anaknya yang tetap di pangkuannya.
“Ke nenek dulu nak” kata John, memberikan Damian ke ibunya, yang kemudian pamit pada ibunya menuju industri kecilnya.
“Pagi bos” kata Jim teman baiknya yang kini bekerja sama, 70:30 bagi hasil usaha mereka. 70 % milik John dan Jim 30 % merangkap manager untuk dua belas pekerjanya. Sedangkan John selaku pemilik saham mayoritas, juga bertugas melakukan tender dan mencari pembeli, jadi pekerjaan yang benar-benar berat di masa booming industri atau revolusi Industri saat itu.
“Pagi Bos” ucap Jim kembali membuyarkan lamunan John.
“Panggil saja John dan kau juga pemilik di sini lagi pula kita sudah puluhan tahun kenal Jim” Ucap John.
“Kalau saya memanggil mu John, mereka akan ikut memanggil mu John juga” kata Jim menunjukkan kepada sebelas karyawan di belakangnya.
“Maka biarlah begitu, lagi pula yang bekerja di sini kebanyakan masih saudara mu atau masih saudara ku, jadi biarkan saja mereka memanggil nama ku” kata John.
“Itu perintah Jim!” kata John menegaskan bergaya militer.
“Kita bukan di militer lagi John, namun saya anggap itu perintah dari bos kepada bawahan” kata Jim kemudian berbalik ke arah para pekerja di belakangnya dan berkata:
“Semuanya dengar hari ini semuanya tidak boleh memanggil kepada pria di belakang saya ini dengan sebutan bos tetapi John atau Mr Cook, apakah semuanya Jelas!” tegas Jim kemudian berbalik menghadap John lagi.
“Jelas, sangat jelas” kata seorang pekerja yang sibuk memalu besi panas kemerahan dari bara api, John hanya menggaruk kepalanya yang mulai beruban.
“Hey bos ohh sorry John, ada yang ingin ku bisikan pada mu” kata Jim.
“Katakanlah Jim” Ucap John sambil membakar rokok di pipanya dan menawarkan pada Jim yang mengambilnya kemudian membakar rokoknya dengan bara besi panas.
“Saya punya sepupu yang bekerja di hotel dan bar Heaven Dream” Kata Jim sambil menghisap rokoknya.
“Terus!” ucap John sambil menyembulkan asap rokok dari hidungnya.
“Sepupu ku bilang istri mu sering masuk ke hotel bertemu Pascall Aubrey pemilik Heaven Dream kemudian beberapa menit keluar dari sana, apakah kau mengetahuinya?” Tanya Jim
“Apa?” Ucap John sedikit kaget.
“Kau tidak mengetahuinya?” Tanya Jim balik, sebab ia tahu John punya kemampuan membaca pikiran orang yang di sebut telepati. Namun John hanya mengangguk tanda ia tidak tahu.
“Kau punya kemampuan penyihir yang membaca pikiran orang, kenapa tidak kau gunakan?” Tanya Jim kembali.
“Pelankan suara mu dan mari kita bicara di dalam” kata John yang kawatir masalah keluarganya didengar anak buahnya dan juga ia akan dituduh penyihir. John Cook kemudian berjalan masuk diikuti rekannya Jim Scott berjalan masuk keruangan-nya. John kemudian mengambil sebotol Sotch yang tinggal setengah dan menuangkan dalam dua gelas dan memberikan satu gelas kepada Jim dan meletakkan asbak rokok di antara mereka kemudian mempersilahkan Jim untuk duduk.
“Jadi sudah enam kali dalam dua minggu ini istri mu bertemu Pascall di hotelnya; satu minggu tiga kali, yaitu hari senin, rabu dan jum’at ini yang ke enam” Kata Jim.
“Dari mana kau tahu hari ini istri ku bertemu Pascall di hotel?” Tanya John.
“Salah satu karyawan kita melihat istri mu berjalan ke sana meski menggunakan cadar, dan lagi pula saya melihat istri mu baru pulang tadi, berani taruhan gaji sebulan istri mu dari sana” kata Jim menjelaskan.
“Ok kita taruhan, nanti dengar apa kata sepupu mu yang kerja di hotel nanti sore, dan tolong bilang yang melihat Sisilia masuk ke hotel tadi siapa namanya?” Tanya John pada Jim.
“Nathan!” jawan Jim.
“Ya, tolong bilang ke Nathan untuk merahasiakan ini” kata John.
“Baik kawan, lagi pula gunakan kekuatan penyihir mu untuk memastikan” kata Jim memberi saran.
“Bilang saja BP Jim jangan bilang kekuatan sihir” Protes John yang tidak suka dibilang kekuatan sihir.
“BP?” Tanya Jim.
“Baca Pikiran” jawab John.
“Oh ya.. gunakan kekuatan BP mu itu” kata Jim.
“Jim, saya selalu berhati-hati menggunakannya dan secara tersembunyi, lebih utama saya gunakan kekuatan BP dalam bisnis untuk memperoleh tender atau negosiasi harga, sebab saya tidak mau orang tahu dan menuduh saya sebagai penyihir” kata John.
“Namun akan ku coba sebab memang tidak ada alasan untuk tidak menggunakannya dalam situasi ini” lanjut John sambil menegak habis minumannya.
“Tolong kontrol emosi mu dan berhati-hati kawan, sebab masalah pernikahan itu bukan masalah yang mudah tetapi rumit” ucap Jim yang juga menegak habis minumannya.
“Mohon maaf Jim tolong kau tangani di sini sebab saya ada misi baru” ujar John yang bangkit berdiri di ikuti Jim.
“Misi?” Tanya Jim.
“Misi BP Jim” ucap John mengingatkan.
“Oh… ya, lakukan bro” balas Jim tanda ia setuju.
“Andai saja saya punya kemampuan seperti itu” kata Jim namun John membalas:
“Kau juga kemampuan spesial yang tidak di miliki orang lain di dunia ini, sedangkan yang saya miliki, ada beberapa orang yang punya kemampuan seperti ini. lagi pula kau hidup bahagia dengan istri dan kedua anak mu, sedangkan saya diterpa isu perselingkuhan ini” jelas John panjang. Apakah kemampuan Spesial Jim tidak disebutkan yang nantinya akan kita di ketahui.
“Bagaimana kabar James?” Tanya Jim.
“Terakhir ku dengar ia bekerja di rumah sakit Jiwa” kata John.
“Tepat dengan kemampuan dan bidangnya” kata Jim.
“Apakah dia masih mencari adiknya yang hilang sejak masih remaja lima belas tahun?” kata Jim melanjutkan.
“Saat adiknya hilang ia mendapat kabar saat kita di mesir, dan masih mencarinya sampai saat ini, sebab hanya adiknya, satu-satunya keluarga yang ia miliki sampai saat ini. Kabarnya adiknya melarikan diri bersama kekasihnya” Kata John
James Furian teman mereka berdua adalah dokter di militer Inggris, adiknya Marry Furian melarikan diri dengan pacarnya dari panti asuhan lima belas tahun yang lalu, ayah James adalah kawan baik Damian Cook; ayah John, dan juga ayah Jim; Pastor Adam yang sekarang tinggal juga di gereja di Ipswich Town. Sampai saat ini James tidak tahu bahwa nama John Cook diambil dari nama John Furian, ayah James. Ayah dan ibunya dibunuh saat ia masih berusia sepuluh tahun, tepat ketika ibunya melahirkan adik perempuannya, sedangkan ibu James adalah kawan baik Mrs Cook saat itu yang sekarang dipanggil Madam Eve. James dan adiknya dibesarkan oleh Pastor Adam ayah Jim yang juga mengelola panti asuhan Gereja di kota mereka, Ipswich. Dan dari panti asuhan itulah adik James Furian, Maria Furian melarikan diri.
Jim sebagai intelijen yang ahli dalam penyamaran juga mengusai beberapa bahasa, sedangkan John adalah ahli Strategi dan analis militer dan ketiganya selama bertugas di bawah komando jenderal Wellington. Kedua temannya menganggap James seorang gay karena pernah tidur dengan laki-laki di India. Mungkin karena wanita tidak ada di medan perang sampai terong makan terong. Namun yang unik dari James adalah kekuatan natural penyembuhnya, meski orientasi sexualnya tidak natural. Semua kekuatan pikiran tidak akan berguna jika berada di dekat James. Karena kekuatan inilah James sangat cocok bekerja di rumah sakit dan menjadi seorang dokter. Luka tembak hanya sekejap disembuhkan namun dalam proses ini, ia perlu waktu mengembalikan tenaga yang memakan waktu lima belas sampai dua puluh menit. Dalam sehari terbatas menyembuhkan pasien, dan jika pasien sudah mati, maka ia tidak bisa menghidupkan kembali.
“Pasti banyak orang-orang seperti kau di rumah sakit jiwa yang tidak bisa menggunakan kekuatan mereka” kata Jim tentang tempat kerja James.
“Apakah maksud mu itu berarti saya juga gila!” Ucap John ketus.
“Bukan gila, orang-orang yang bisa BP seperti kau” kata Jim menjelaskan maksudnya. Kita kemudian di bawa ke rumah sakit jiwa tempat James bekerja. Pasien rumah sakit jiwa akan bersikap normal dan kejiwaan mereka tidak terganggu jika dekat James, namun akan sebaliknya jika James menjauh. Rekan-rekan dokter dan perawat merasakan keanehan ini namun mereka tidak bisa menjelaskan fenomena ini.
“Stop bergelantungan seperti monyet Dereck dan kau bukan serigala Omar” kata James mendekat dengan meja obat yang di doronganya untuk memberikan obat kepada para pasien, sementara hari itu perawat yang membantunya berhalangan hadir sehingga ia harus melakukan semuanya sendiri. Ketika James kembali ke ruangan perawat, Dereck kembali bergelantungan di jendela dan omar melolong seperti serigala dan menggigit kaki kursi; seperti serigala menerkam tumit mangsanya dari belakang.
Kita kembali ke John untuk pertama kali menggunakan kekuatan pikirannya pada istrinya setelah masa-masa pendekatan dahulu sebelum menikahi istrinya, yang seorang pelayan di rumahnya. John membuka pikirannya sebab tidak menggunakan kekuatan pikiran seperti mengurung diri kita dalam sebuah ruangan gelap dan sempit. Ada kelegaan di mana ia membiarkan kekuatan pikirannya bebas bekerja, mendengar suara isi hati manusia lain di sekitarnya yang terdengar bising seperti kerumunan orang banyak berbicara, namun hanya perlu memusatkan perhatian kepada orang yang anda tuju. Kali ini orang yang dia tuju adalah istrinya sendiri, lagi pula menggunakan kekuatan pikiran adalah kodrat lewat kelebihan yang dianugerahkan pada orang-orang seperti dirinya. John berjalan masuk dari teras samping tempat ia tadi duduk dan berbicara dengan ibunya, menuju teras depan sementara anaknya yang berusia dua tahun sedang bermain di halaman di atas rumput di temani Katrine pelayan sekaligus baby siter anaknya, juga Ibunya Madam eve yang sibuk dengan taman bunganya.
“Jadi di mana Sisilia” Tanya John dalam hati, ia pun berdebar untuk waktu yang sangat lama, ia harus menggunkan kekuatan pikirannya pada istrinya. Istrinya duduk di teras depan melihat ke anaknya namun anehnya John merasakan pikiran istrinya ke tempat lain. Raut wajah John mulai berubah terkejut melihat apa isi pikiran istrinya. Bagaimana istrinya membayangkan ia dan Pascall berciuman, kemudian bercinta dengan liar, penuh birahi tadi pagi, sambil istrinya menyentuh leher dan bibirnya sambil mengingat rangsangan yang Pascall berikan, membuat ia bergairah dan nafasnya mulai tidak teratur, denyut-denyut nadi dan jantungnya bergerak cepat.
“Kau lebih Hebat dari suami ku” Gumam istrinya pelan yang tentu saja John dibelakangnya mendengar dan menyadari ini. Sisilia istrinya kemudian memejamkan matanya mencoba meresapi dan menghayati kenikmatan saat Pascall melakukan penetrasi ke liang senggamanya tadi pagi di hotel, sambil Pascall memegang pinggangnya dari belakang. “Ohhh…!” Lirih Sisilia istrinya, John membaca pikiran Istrinya, ingin memasuki pikiran istrinya dengan menegur dengan suara dalam pikiran istrinya namun ia memilih untuk mengatakannya langsung:
“Apakah dia sehebat itu sampai kau membayangkan dan berkata ia lebih baik dari ku, nama pria ini Pascall bukan?” Tanya John kepada istrinya yang membuyarkan lamunannya.
“Kau…. Sejak kapan kau disitu dan Saya tidak …apa..?” ucap Mrs Cook gelagapan dan terbata-bata.
“Saya berani bertaruh, di selangkangan mu sudah basah akibat birahi” kata John kesal.
“Tidak, apa yang kau bicarakan” Kata Mrs Cook berusaha mengelak.
“Kau menghayal tentang seorang pria bernama Pascall dan nama saya bukan Pascall dasar kau sundal!” ucap John kesal. Ingin John menampar istrinya namun ada anak dan ibunya. John kemudian ingat pengalamannya, bahwa di militer menggunakan kekuatannya ini untuk saat yang tepat, dan ia tidak ingin membuat tindakan ceroboh. “mulai sekarang, saya akan coba menyelamatkan pernikahan saya, namun saya akan siap untuk kemungkinan buruk yang terjadi” pikir John dalam hati dan dengan tatapan muak pada istrinya ia berjalan pergi.
“Apakah ia mendengar apa yang saya ucapkan dari belakang? atau dia bisa membaca pikiran saya” pikir Mrs Sisilia Cook dalam hatinya saat John sudah masuk ke dalam rumah. “mama-mama!” kata Damian Cook anaknya yang berlari ke arahnya di kejar Katrine membuyarkan lamunan-nya kembali.
“Ini sepupu ku Thomas” kata Jim.
“Kau bukan Thomas Aubrey ayah Pascall, bukan ?” Tanya John yang dijawab dengan senyuman kemudian berkata:
“Thomas Scott bukan Aubrey, Mr Cook” kata Thomas menjulurkan tangannya dan mereka berjabat tangan.
“Ceritakan dengan singkat dan jelas” kata Jim langsung To The Point.
“Tadi pagi pukul 07:30 sampai 08:20 Mrs Cook bertemu Mr Pascall Aubrey dikamar nomor dua belas lantai dua” Kata Thomas.
“Apa kau tahu yang mereka lakukan di dalam?” Tanya John.
“Jika anda menempelkan telinga pada pintu atau dinding kamar, maka anda akan bisa mendengar suara Orang bercinta Mr Cook” kata Thomas menjawab Pertanyaan John, John berpikir sejenak.
“Terima kasih” ucap John sambil memberikan Tip pada Thomas dan hendak pergi.
“Tunggu” kata Jim menahan tangan John yang akan berdiri dan dengan ekor mata menunjuk kepada Pascall yang baru turun dari lantai dua kamarnya.
“Ada yang harus saya kerjakan di London Ron, saya akan kembali minggu malam atau senin dini hari” Kata Pascall kepada Ronnie, manager sekaligus bartender bar dan hotel Heaven Dream. John dan Jim yang tadi menundukkan wajah mengangkat mukanya memperhatikan Pascall pergi, John bangkit berjalan cepat ke Jendela dan melihat sang kusir dan lambang kereta kuda berupa segitiga dengan kepala serigala menonjol keluar dari dalam segitiga itu.
“Jadi itu Pascall Aubrey” ucap Jhon menutup korden jendela yang dibukanya untuk mengintip keluar.
“Ya itulah Pascall Aubrey” ucap Jim sambil menegak habis Scotch di gelasnya, kemudian keduanya pergi setelah membayar minuman mereka.
“Apa yang akan kau lakukan ?” Tanya Jim ketika keduanya berjalan keluar bar
“Sejujurnya Jim….” kata John kemudian diam dan berhenti berjalan sambil berpikir.
“Saya tidak tahu harus berbuat apa” lanjut John, kemudian mereka berjalan lalu berpisah ke tempat tinggal masing-masing.
“Jalan hidup seseorang memang sulit ditebak dan setiap orang punya masalah dan kesulitannya sendiri. Mungkin saya harus sabar dan harus berpikir matang untuk mengambil keputusan yang tepat” Pikir John. Sampai di rumah Ibunya, ia mendapat surat yang di bukanya dan berbunyi:
“Datang ke London segera” dari Sir Thomas Wellington Mentri pertahanan kerajaan Inggris. Ia kembali ke kantornya, membereskan surat-surat dan pekerjaan di sana kemudian kembali ke rumahnya, mempersiapkan pakaian di dalam koper kecilnya dan terdengar bunyi ketukan di pintu kamar.
“Ya! Siapa” Tanya John.
“Kristine tuan, makan malam sudah siap” Kata Kristine melihat John tengah mengepak pakaian.
“Terima kasih Kristine, namun saya harus ke London segera dan beritahu Madam Eve.” Kata John berjalan keluar di ikuti Kristine, ia langsung naik ke kereta kuda dan sang kusir bernama Dev langsung memacu keretanya menuju London.
“Di dalam kereta John memikirkan apa yang mengganggu di dalam pikirannya: “jika yang ke tiga ini berhasil, kita benar-benar akan memiliki keuntungan yang melimpah dan benar-benar tidak tersentuh…!”
“Apa yang ketiga ? yang berhasil ? “pikir John mengingat saat ia membaca pikiran Pascall.
“Mungkinkah Thomas Aubrey akan mendapat tender lagi seperti ia merebut tender pembuatan senjata api dan tanpa menyisakan beberapa ribu atau beberapa ratus pucuk senjata api buat perusahan lain termasuk perusahan ku ini”, pikir John. Thomas Aubrey menggunakan kekuatan uang untuk menyogok birokrat dan beberapa Jenderal, sehingga ia yang memenangkan tender itu, dan John harus menerima kekalahan ini meski ia bertugas lama di militer, punya koneksi bagus namun; “keuangan yang maha kuasa”, uang yang berbicara sehingga ia hanya dapat tender untuk terali atau jeruji penjara dengan kunci dan gemboknya. Itulah yang sedang dikerjakan karyawannya tadi pagi di tempat kerjanya. Pekerjaan yang tinggal sebulan lagi selesai dan jika ia tidak mendapat proyek baru maka para pekerjanya akan akan kembali ke rumah masing-masing membuat barang murah seperti cangkul, pisau, parang, arit jerami dan barang kecil lainnya yang akan bersaing dengan industry kecil atau pandai besi lokal.
”Kali ini, siapa yang disogok Thomas Aubrey untuk memenangkan tender sehingga anaknya senang tadi sore” pikir John. Lalu kita beralih ke makan malam di rumah Madam Eve.
“Kau tidak mencari tahu ke mana suami mu, dan tampaknya kalian sudah saling tidak mempedulikan satu sama lainnya” Kata Madam eve pada Mrs Cook, saat makan malam yang hanya ada tiga orang, Madam Eve, Mrs Sisilia Cook, dan Mark Cook adik Bungsu John yang baru tiba setelah tiga minggu melaut.
“Dia mungkin masih di tempat kerja Madam” kata Mrs Cook.
“Kau tidak diberitahu suami mu bahwa ia pergi ke London?” Tanya Madam Eve pada Mrs Sisilia Cook istri John.
“Tidak Madam, John tidak memberitahukan pada saya” Kata Mrs Cook merasa malu karena ia tidak tahu dan merasa tidak di hargai oleh suaminya.
“Kau kenal Pascall Aubrey?“ Tanya Madam Eve tiba-tiba yang membuat Mrs Cook kaget.
“Eh..oh ya… saya tahu namanya dari cerita orang-orang dia pemilik bar dan hotel Heaven Dream” Kata Mrs Cook menjawab sedikit terlihat gugup.
“Kenapa tiba-tiba tua Bangka ini menanyakan Pascall Aubrey pada saya” pikir Mrs Cook, ini adalah kesalahan sebab:
“Dan menantu ku yang cantik, apakah kau berpikir dan menyebut saya tua bangka dalam hati mu ?” Tanya Madam Eve.
“Tidak….tidak Madam, kenapa Madam bisa berpikir begitu ?” kata Mrs Cook pakai jurus balik tanya kepada mertuanya.
“Maafkan Sisilia, kalau tua bangka ini membuat mu kesal” ucap Madam Eve menyindir menantunya. Mrs Sisilia Cook langsung berhenti makan dan terdiam kaku.
“Keluarga ini benar-benar aneh, tadi sore anaknya seperti mengetahui pikiran ku, kini ibunya” Pikir Sisilia Cook yang kembali melakukan kesalahan yang sama dan tampaknya belum sadar juga.
“Mark apakah kau tahu pepatah mengatakan Like the parents Like The Sons ?”, Anak sama seperti orang tuanya ?” Tanya Madam eve kepada anak bungsunya Mark, yang sebenarnya menyindir Mrs Sisilia Cook dengan tatapan tajam Madam Eve padanya, Mrs Sisilia semakin kaget dan sekarang merasa ketakutan. Dari sini kita tahu bahwa; John tidak tahu ibunya, Madam Eve bisa telepati sebab ia, Madam Eve mengetahui isi hati Mrs Cook.
“Tentu saja tahu Ibu” kata Mark yang tidak tahu maksud ibunya, sehingga dapat disimpulkan kembali adik bungsu John ini tidak bisa telepati. Madam Eve kemudian memanggil Paul kepala pelayan dan Istrinya Yohana, Kristine anaknya dan Isabella adiknya yaitu para pelayan untuk makan bersama saat Mrs Cook yang sedikit ketakutan pamit pergi tidur berpapasan dengan Paul, Kristine, Yohana dan Isabella. Mrs Cook kelihatan angkuhnya dengan mereka padahal ia adalah mantan pelayan juga di rumah ini.
“Ingin ku tarik rambutnya dan meninju muka wanita jalang itu” kata Isabella pelayan yang merawat Mr Damian Cook yang terkena stroke dari sepuluh tahun lalu kepada Kristine dan Yohanna ibunya, membuat mereka tertawa ceki-kikan.
“Uncle Dev?” Mark bertanya.
“Ke London tuan muda, mengantar tuan John” kata Paul menuangkan minuman pada gelas Mark dan Madam Eve.
“Kenapa Ibu buat Sisilia kesal ?” Tanya mark.
“Mungkin sebaiknya kau tidak tahu” kata Madam Eve.
“Ia selingkuh” kata Kristine cepat pada Mark disebelahnya, yang kebingungan mencari jawaban dari Madam Eve dan Kristine dengan menatap keduanya bergantian.
“Kristine !!!” Langsung di tegur ayahnya Paul.
“Maaf ayah, Madam Eve, saya sangat kesal pada Sisilia, meski ia adalah teman saya dulu, sebab saya tahu ia sering ke Heaven dream menemui seseorang, karena saya mengikutinya dari belakang” kata Kristine.
“Siapa yang menyuruh mu ke sana bukankah kau harus bekerja di sini?” ucap Paul kepala pelayan yang marah pada putrinya Kristine.
“Paul, saya yang menyuruhnya mengikuti Sisilia” kata Madam Eve yang membuat Paul mengerti dan tidak jadi memarahi anaknya dan kemudian melanjutkan makan.
“Ehhh… Kristine cantik, saya mungkin akan membawa mu berlayar, melaut jika kau menceritakan dengan detail sekarang” kata Mark yang tahu Kristine sangat ingin berlayar, dan Kristine dengan antusias menceritakan secara detail bagaimana ia setiap hari senin, rabu dan jumat mengikuti Mrs Cook ke Heaven Dream yang sudah berlangsung dua minggu ini.
“Kau juga harus menceritakan siapa pacar mu juga di sana, harus jujur dong!” kata Madam Eve menggoda Kristine yang ketahuan Pacaran, membuat ia mengakui mempunyai pacar Thomas Scott sepupu Jim Scott yang bekerja di Heaven Dream membuat suasana makan malam menjadi ramai karena perdebatan di antara mereka. Ketika Paul, ayah Kristine dan Mark tidak setuju Kristine pacaran sedangkan Madam eve, Yohana istri Paul dan Isabella setuju Krsitine pacaran. Namun mana ada pria bisa menang debat lawan wanita apa lagi dengan perbandingan 3:2 untuk ke unggulan wanita, jangan pernah berdebat dengan wanita, itu salah satu pelajaran dalam novel ini buat para pria, sebab pria manapun tidak akan menang debat jika lawannya adalah wanita.
“Malam tuan Cook, silahkan masuk” kata pelayan yang berusia di atas enam puluh tahun itu, ia sudah kenal dengan John dan mempersilahkan dia masuk.
“Apakah orang tua itu belum tidur steven?” Tanya John sambil membuka mantel dan topinya dan meletakkan di gantungan di belakang pintu ruang tamu.
“Sir Wellington selalu tidur jam dua malam dan bangun Jam enam pagi Mr Cook” ucap Steven sang pelayan.
“lagi pula orang tua selalu susah tidur di waktu malam” kata Steven yang juga tidak muda lagi usianya.
“Tolong tunggu sebentar tuan Cook” kata Steven mempersilahkan John duduk kemudian menuju ruangan Sir Tom Wellington. Tidak lama kemudian ia kembali dan berkata:
“Sir Wellington menunggu anda di ruangannya” kata Steven menuntun John ke sana dan membukakan Pintu dan John masuk.
“Bagaimana perjalanan mu dari Manchester?” Tanya Sir Wellington.
“Ipswich town Sir”, Ralat John.
“Oh iya, saya lupa keponakan saya Jenny berasal dari sana, jadi saya menyebutnya, lupa kau berasal dari Ipswich John” kata Wellington sang mentri pertahanan ini.
“Berapa Jam perhalanan dari Ipswitch” Tanya Wellington
“Tiga sampai empat jam Sir” ucap John.
“Terakhir kali kita bertemu tiga tahun lalu dan selama ini kita hanya berkomunikasi dengan surat, bukan begitu John” Tanya Sir Wellington.
“Kali ini anda benar dan terima kasih informasi anda untuk tender-tender proyek militer dan pertahanan meski sebagian besar saya tidak mendapatkan proyek-proyek itu” kata John.
“Proyek apa saja yang kau dapatkan” Tanya mantan jenderal ini.
“Hanya proyek kecil seperti membuat terali penjara beserta pintu, kunci dan sebagainya” Kata John.
“Saya membawa contoh rancangan meriam saya yang kalah bersaing sebulan lalu dengan buatan Thomas Aubrey, sebab Meriam saya mampu menembak 800-1000 meter dengan akurat di banding buatan Thomas Aubrey yang cuman 200-300 meter. Meski perbedaan jarak tembak hampir tiga kali lipat, tawaran saya harus kalah” kata John.
“Benarkah! kata Sir Wellington meminta berkas John, berjanji akan mempelajarinya.
“Apakah kau tahu kenapa saya memanggil mu ke sini?” Kata Sir Wellington.
“Tidak Sir, saya tidak tahu” jawab John singkat.
“Saya kira kau sudah menggunakan kekuatan pikiran mu untuk mengetahui kenapa saya memanggil mu” kata Sir Wellington.
“Jika anda mengijinkan maka saja akan melakukannya” kata John.
“Ijin diberikan,” kata Sir Wellington dan suasana diam sekitar setengah menit.
“Jadi karena itu, masalah perampokkan anda memanggil saya dan kenapa saya yang dipanggil dan bukannya polisi yang menangani kasus ini?” Tanya John.
“Baik John dengar ini,” kata Wellington.
“Dalam tiga bulan ini telah terjadi tindakan kriminal dalam negri yang tidak bisa dipecahkan polisi. Yaitu terjadi dua perampokkan, emas, uang dan berbagai harta dalam bentuk lukisan dan artefak berharga di dua Bank berbeda, Bank Birmingham dan Cambrige” kata Sir wellington sambil menuangkan Rum ke dalam dua gelas.
“Semua pelabuhan sudah tiga bulan ini diawasi, kalau-kalau mereka membawa barang rampokkan keluar Inggris” kata Wellington
“Kenapa saya ingin kau ke sini, sebab dalam dua kasus itu penjaga Bank dilumpuhkan dengan cara yang aneh dan tidak biasa, sampai koran-koran memberitakan dua penjaga diserang penyihir dan membobol Bank. Beberapa penjaga Bank yang juga polisi mati dalam cara yang aneh” kata Sir Wellington.
“Cara aneh bagaimana?” Tanya John.
“Ada yang saling tembak sampai mati dan ada yang duduk bersama-sama dalam jarak dekat saling menusukkan pedang ke tubuh lawan sampai sama-sama mati” kata Sir Wellington sambil menunjukkan sketsa yang di gambar dengan pensil pada berkas laporan. John mengamati beberapa sketsa sampai ia melihat posisi dua polisi penjaga Bank yang tewas saling tikam dalam posisi duduk.
“Posisi ini, dua pria saling menikam sampai tewas dan memegang bahu lawannya, terlalu rapi dan sempurna jika ini dipaksakan mereka melakukannya dalam keadaan sadar. Dan pasti mereka akan memerlukan banyak orang untuk melakukannya jika memaksa kedua orang polisi mati dengan cara ini, dan tujuannya untuk apa mereka melakukannya?“ Kata John menjelaskan.
“Lagi pula satu-satunya alasan mereka bisa melakukan ini jika kedua polisi ini tidak sadar atau dalam pengaruh seseorang” Kata John.
“Mereka hanya membutuhkan waktu kurang dari dua puluh menit untuk menguras isi Bank” kata Sir Wellinton pada John yang masih sibuk membaca berkas perampokkan Bank.
“Jadi akan membuang-buang waktu jika memaksa dua orang itu saling menikam dalam keadaaan sadar, jadi pasti dalam keadaan tidak sadar atau dalam pengaruh seseorang” Kata Wellington.
“Yang perlu anda lakukan sebagai saran saya adalah mengarahkan opini publik bahwa ini bukan penyihir atau ilmu sihir tetapi orang yang mengusai semacam Hipnotis yang mempengaruhi pikiran polisi penjaga Bank, sehingga mereka bisa merampok Bank dengan leluasa. Tujuan untuk mengarahkan opini publik agar rakyat tidak main hakim sendiri kepada orang yang dicurigai penyihir, padahal mungkin mereka bukan pelaku dari perampokkan ini. Sekaligus memberikan peringatan kepada para pelaku, sekarang pihak keamanan sudah tahu orang seperti apa yang melakukannya” kata John menjelaskan.
“Dari beberapa laporan polisi yang selamat, mereka dengan sukarela membuka pintu dan membiarkan para perampok masuk, sebelum mereka dibuat tidak sadarkan diri, entah dibuat pingsan atau tertidur. ini jelas hiptotis yang mampu menghipnotis lima sampai sepuluh orang sekaligus, Jadi publik harus tahu siapa yang merampok, polisi juga tahu siapa yang mereka hadapi dan penjahatnya akan makin was-was untuk beraksi lagi” ucap John melanjutkan.
“Menurut laporan ini, pintu brankas dirusak dengan kekuatan super yang menarik pintu brangkas baja terbuka, karena pintu baja itu merenggang dan terbuka paksa.” Kata John kembali melanjutkan.
“Itu butuh kekuatan besar untuk melakukannya” kata John.
“Kau bisa memberi Contoh ?” Tanya Mr Wellington kemudian John melihat tongkat besi di perapian ruang kerja Mr Wellington yang digunakan untuk mendorong kayu atau membongar bara api di perapian. Dengan kekuatan telekinetik John menerbangkan besi ke depan Sir Wellington di antara dirinya dan Sir Wellinton, kemudian membuat besi itu terlipat menjadi dua dan terkepang seperti rambut wanita yang dikepang, dan jatuh ke atas meja di antara Mr Wellington dan dirinya.
“Bagus John, kau baru saja menunjukkan diri mu pantas menerima tugas ini” kata Sir Wellington.
“Tugas apa, sir” Tanya John.
“Kau akan menangani kasus perampokkan ini sampai tuntas” kata Wellington.
“Ada dua syarat jika anda ingin saya menangani kasus ini” kata John, setelah ia berpikir sejenak.
“Baiklah sebutkan dua syarat itu” kata Wellington setelah berpikir sebentar juga.
“Saya harus mendapat kontrak pembuatan meriam baru untuk militer, berkasnya sudah ada di tangan anda, itu syarat pertama” kata John.
“Ok dan syarat kedua” Tanya Wellington.
“Saya butuh save house untuk bekerja dan akan merekrut orang-orang yang membantu saya tanpa bisa anda tolak” kata John.
“Ok namun pastikan Inspektur Jack ada dalam tim mu, sebab ia bekerja keras di kasus ini namun tidak menemukan para pelaku dan dia akan menunjukkan save house sebagai tempat kerja mu besok” Kata Wellington.
“Anda setuju? kita deal Sir ?” Tanya John.
“Saya setuju persyaratan mu dan sekarang kau istirahatlah dan besok kau akan ditemui inspektur Jack dan cepat bawa orang-orang pilihan mu ke sini, dan kalau boleh saya tahu siapa mereka” Tanya Sir wellington.
“Dua orang untuk sementara yaitu Jim Scott dan James Furian” ucap John.
“Ah dokter gila itu lagi ada dalam tim mu” kata Sir Wellington mengomentari James yang pernah mengebiri anjingnya di Mesir. Sebelum John pamit pergi, Sir Wellington berkata; pada saat kasus petama terjadi tiga bulan lalu, Wellington sudah memerintahkan polisi mengawasi John, karena mengira John pelakunya. Namun kasus kedua terjadi hari Jumat sebulan kemudian, dan polisi melaporkan kau dan Jim lembur mengerjakan proyek jeruji kalian untuk penjara yang pertama, sebab seminggu lagi harus selesai di kerjakan.
“Kalian bekerja sampai malam.” Ucap Sir Wellington dan John membenarkan informasi itu.
“Boleh saya membawa berkas-berkas perampokkan ini” Tanya John yang langsung di serahkan Wellington saat itu juga.
“Saya juga membaca berita di koran beberapa bulan lalu, perampokkan di mana para penjaga Bank ada yang terbunuh oleh para pelaku yang di duga sebagai penyihir, namun di dalam koran tidak dijelaskan bagaimana posisi mereka mati hanya menyebutkan mereka dibunuh dengan sihir” Kata John.
“Lagi pula polisi buntu, sebab anda mengarahkan mereka kepada saya sebagai pelakunya, Polisi seharusnya mengikuti petunjuk, bukan asumsi” Kata John.
“Saya tahu itu John, tetapi tidak ada petunjuk yang polisi temukan” Kata Sir wellington beralasan, kemudian Orang tua ini berjalan bersama John mengantarnya ke pintu depan dan John pun pamit.
“Satu lagi John tangkap mereka dengan bukti yang cukup yaitu barang rampokkan mereka, minimal kembalikan sebagian besar harta itu, atau sepertiga, maka saya pastikan kontrak itu langsung kau terima” Kata Sir Wellington.
“Saya akan berusaha sekuat tenaga Sir, sebab ini menyangkut usaha dan masa depan saya dan keluarga, juga keluarga mereka yang bekerja dengan saya. Terima kasih atas bantuan anda” kata John memberi hormat ala militer.
“Turunkan tangan mu, saya bukan Jenderal lagi” kata Sir Wellington namun tetap menerima hormat ala militer, kemudian mereka berjabat tangan lalu ia keluar rumah Sir Wellington. Tidak lama kemudian, kusir kereta, Dev datang membawa John pergi bermalam di hotel yang tidak jauh dari sana. Hanya sepuluh menit dengan kereta, John dan Dave sudah tiba di hotel Five Star. John meminta Dev Istirahat di hotel, dan pagi hari baru pulang ke Ipswich Town. Ia kemudian menyalakan rokoknya di malam yang dingin ketika rombongan kereta lewat, dua kereta dengan kabin dan tiga kereta tanpa kabin yang ada belasan orang di dalamnya, muncul dari kejauhan. Bunyi langkah kuda menuju ke arah John, ketika kereta kuda pertama lewat, John mencium bau wangi parfum wanita, bunga yang familiar namun John lupa warna dan nama bunganya. Ia kemudian teringat di kebun Ibunya ada di depan rumahnya bunga itu selalu mekar di musim semi. Ketika kereta pertama berlalu ia melihat, kepala serigala putih, begitu juga kereta kedua ada kepala serigala putih di belakang di bawah jendela untuk melihat ke belakang. Dan kemudian tiga kereta berikutnya lewat.
“Apakah kau mengenali kereta itu” Tanya John pada pelayan hotel yang datang mengambil kopernya.
“Tidak tuan” kata pelayan hotel itu. John berjalan masuk mengikuti sang pelayan, memesan makanan bersama Dev yang sudah bisu sejak lahir, mereka berdua makan. Ketika makan John mulai sadar dan teringat bau parfum ini sudah pernah dan lama sekali tidak di ciumnya sejak bertahun-tahun yang lalu, sampai ia mencium lagi bau wangi itu di taman ibunya, bercampur dengan wangi bunga-bunga lain.
Pukul 02:30 karyawan hotel mengantar John ke kamarnya dan Dev di sebelahnya. John yang gampang tidur asal kena bantal langsung terlelap hanya mantel dan topinya yang dilepas selebihnya ia tertidur dengan pakaian lengkap termasuk sepatu.
Pagi-pagi jam 06:00 ketukan di pintu rumah Sir wellington dan memang itu Jam bangunnya.
“Pagi Steve” kata orang itu.
“Pagi Inspektur Jack” jawab Steven pelayan Mr Wellington pada pria berkumis tebal; inspektur Jack.
“Kami perlu memberitahukan Sir Wellintong ada perampokkan baru di Bank British tadi malam.” Kata Inspektur Jack.
“Oh silahkan masuk dan biar saya memberitahukan Sir Wellinton,” kata Steve membiarkan pintu terbuka dan menuju kamar Sir Wellington namun pria itu sudah muncul bersama istrinya Madam Wellington.
“Ada perampokkan baru Sir menurut Inspektur,” kata Steven, ketika pria tua itu duduk di ruang tamu.
“Sial dia tidak memberitahukan hotel mana dia menginap,” Gumam Sir Wellington, Inspektur tampak kebingungan.
“Inspektur saya minta maaf, saya tidak tahu di hotel mana ia menginap setelah hampir jam dua malam ia dari sini. Jadi cari di hotel terdekat tamu hotel yang bernama John Cook, dan bawa Ia ke tempat kejadian perkara, TKP dan Inspektur… kau juga masuk dalam tim yang dibentuknya, jadi kusus dalam kasus perampokkan ini, dia bosnya. Itu yang pertama.” Kata Sir Wellington kemudian minum kopi dan mempersilahkan inspektur Jack dan dua rekannya ikut duduk dan minum.
“Yang kedua kau sediakan save house hari ini dan yang ketiga, dua orang anak buah mu ini, pergi ke Ipswich Town dan jemput James Furian dan Jim Scott. Jim Scott terlebih dahulu dijemput dan harus dibawa ke TKP. Dan jangan kaget kalau John Cook berkata bahwa; mayat-mayat jangan dipindahkan sampai Jim Scott tiba, ikuti saja perintahnya.” Kata Sir Wellington.
“Kalian dengar perintah itu,” kata Inspektur kepada dua anak buahnya.
“Sabar inspektur ini kopi yang enak dan rotinya juga” kata dua pria itu bersamaan kemudian makan dengan terburu-buru dan menghabiskan kopi mereka dan segera pergi. Butuh satu jam menyisir hotel-hotel sampai menemukan hotel Five Star tempat John menginap. Ketiga inspektur Jack dan petugas hotel mengetuk pintu kamar tempat John menginap, ia masih terlelap dan mendengkur dengan keras. Karena tidak bangun-bangun inspektur memberi kode membuka pintu dengan kunci master dan inspektur Jack masuk dan membangunkan John.
“Siapa kau.” Tanya John yang merasa terganggu tidurnya oleh Inspektur Jack.
“Kau pasti John Cook,” kata Inspektur Jack, ketika John bangkit dan mencuci mukanya dan membersihkan wajahnya dengan handuk.
“Ya, dan kau pasti inspektur Jack.” Kata John. John sudah membaca pikirannya bahwa ada perampokan baru, namun ia tahu, ini polisi kolot dan kaku, ia akan langsung mencurigai Jack, kalau dia langsung bilang tahu ada perampokan jadi John pura-pura tidak tahu.
“Ada yang begitu penting sampai kau menggangu tidur ku?” Tanya John pada Jack.
“Perampokan baru,” kata Jack dengan gestur mengajak John keluar untuk menuju TKP. John langsung Cek Out hotel karena langsung membawa tas pakaiannya dan tas kerjanya, dua tangannya menenteng Tas, kemudian inspektur Jack meraih paksa tas pakaiannya dan menyerahkan kepada anak buahnya dan menyuruh ia mengantar ke save House yang terletak di Guildhal hanya beberapa meter dari markas kepolisian London.
“Dan jangan kawatir tentang dua teman mu akan dijemput, sebab Sir Wellington sendiri yang meminta tadi” kata Jack. Mereka berjalans ambil Jack menjelaskan tentang kasus yang terjadi mulai perampokan pertama di Bank Birmingham sampai yang baru terjadi di Bank British ini.
“Ini Banknya, British Bank.” Tanya John, ketika mereka telah sampai dan John melihat ke belakang kira-kira empat ratus sampai empat ratus lima puluh meter dari hotel tempat ia menginap, hanya berjalan lurus.
“Kenapa kau melihat ke belakang” Tanya Jack.
“Sangat dekat dengan hotel saya menginap semalam” kata John. Ia kemudian masuk cepat ke dalam dan melihat dua korban yang saling menikam di dekat meja kasir. Ia melihat dan mengestimasi waktu kematian dari jasad Korban.
“Jam dua sampai jam empat pagi waktu kematiannya,” pikirnya dalam hati kemudian mencatatnya.
“Tolong jangan pindahkan mayat-mayat sampai Jim Scott tiba.” Kata John.
“Ahh kami sudah di beritahu Sir Wellington tentang si Jim ini, tampaknya Wellington sangat mengenal kalian.” Tanya Jack.
“Ia yang memimpin kami selama bertahun-tahun di milliter.” kata John yang kemudian di pahami Jack.
“Ada Penjaga yang selamat?” Tanya John pada Jack.
“Ada tiga orang tetapi mereka Shock dan diam seperti orang linglung,” kata Jack membuat John kaget.
“Total sepuluh orang Polisi Watch night, polisi penjaga malam, lima tewas, dua kritis dan tigayang jadi gila ini.” Kata Jack menunjuk tiga orang yang duduk dengan tatapan kosong. John mendekat kepada ke tiga orang ini.
“Mungkin mereka shock sampai gila karena di sihir oleh penyihir.” Kata Jack berbisik pada John.
“Penyihir…penyihir itu…“ tiba-tiba ketiga penjaga itu takut secara bersamaan seperti melihat penyihir itu nyata, membuat polisi-polisi yang hadir ikut ketakutan.
“Bawa mereka ke dokter jiwa,” kata Jack namun di cegah John.
“Dengar semua dan kau juga Jack, perampok ini membuat seolah-olah penjaga ini bertemu penyihir sehingga mengaburkan penyelidikan polisi. Perampok ini hanya orang biasa seperti anda dan saya, hanya saja mereka di beri kemampuan untuk mengendalikan pikiran. Jadi ketiga orang ini tidak apa-apa hanya tersugesti oleh para pelaku sehingga mereka kelihatan seperti orang gila karena bertemu penyihir.” Kata John dengan suara lantang.
“Mereka tidak bisa dimintai keterangan kami sudah mencobanya tadi,” kata salah seorang polisi namun kemudian Jack memberi perintah untuk ikuti saja, sebab ia juga tidak percaya John bisa mendapat informasi, ia hanya mematuhi perintah Mr Wellington. Begitu orang pertama duduk dan hanya bertatapan dengan John Kurang dari satu menit, orang itu kemudian tersadar kemudian menoleh kiri kanan, melihat tangannya dan tampak kebingungan.
“Sudah siang?” Tanya orang itu kebingungan, polisi-polisi langsung kaget dan semua menatap John tidak percaya. Ada yang bergumam “Ilmu sihir macam apa ini“. Ada yang bilang hanya penyihir yang bisa membebaskan orang yang terkena mantra sihir.” Begitu gumam para polisi yang menyaksikan kejadian ini.
“Miles kau baik-baik saja” Tanya Inspektur Jack.
“Ya inspektur, apa yang terjadi?” Tanya Miles kembali pada inspektur Jack.
“Kapan terakhir kali kau bisa ingat.” Tanya inspektur Jack.
“Seorang pria turun dari kereta dan bertanya tentang alamat hotel namun setelah itu entah mengapa ia bisa masuk ke dalam Bank dan kami sendiri yang membukakan pintunya, setelah ia masuk itulah saya tidak ingat lagi sampai kemudian tersadar di depan pria ini.” Ucap Miles menunjuk John.
“Satu lagi pertanyaan, apakah kau melihat penyihir.” Tanya John.
“Tidak tuan saya tidak melihat penyihir atau orang itu penyihir saya juga tidak tahu,” kata penjaga itu, kemudian John menatap Jack dan para polisi yang lain seakan berkata “tidak ada penyihir”.
“Next, berikutnya!” kata John merasa tidak mendapat informasi berharga dari orang pertama dan meminta orang berkutnya didudukkan di kursi. Dan kembali orang kedua akhirnya sadar namun sama saja jawabannya dengan yang pertama, mereka bahkan tidak mengingat wajah orang ini, karena masih menggunakan penutup kepala dan sedikit gelap malam itu. Begitu juga dengan orang ketiga sama saja.
“Apakah ada diantara kalian yang yang mencium bau, atau melihat siapa yang yang membawa kereta atau apa saja yang kalian bisa ingat dan kenali.” Tanya John. Ketiganya hanya berkata mereka mencium bau harum seperti bunga.
“Apakah kalian tahu bau harum bunga apa itu?” Tanya John.
“Saya tahu bunga itu adalah mawar yang tumbuh di musim semi, yang di sebut bunga mawar musim semi (middlemist’s red)” kata seorang dari ketiganya.
“Dari mana kau tahu itu bunga mawar musim semi?” Tanya Inspektur Jack.
“Sebab sekarang musim semi dan bunga itu lagi mekar-mekarnya dan saya setiap hari melihatnya di teras rumah mu inspektur Jack,” kata seorang dari antara mereka, sementara Inspektur Jack jadi kelihatan bodohnya tentang bunga dan memang ia tidak tahu sama sekali tentang bunga.
“Seperti apa warnanya.” Tanya inspektur Jack bersemangat tiba-tiba.
“Seperti mawar namun warnanya merah muda ada dua pot, posisinya paling di dalam dari pagar rumah anda, Inspektur.” Kata Polisi penjaga Bank itu. Inspektur Jack melihat jam dan berkata kepada anak buahnya:
“Kalian bertiga tunggu di sini, kau, kau dan kau, kalian bertiga ikut saya, sebab istri saya baru pulang dua jam lagi, kita bawa bunga itu dengan potnya ke sini dan jangan sampai ketahuan istri saya.” Kata inspektur Jack mengajak ketiganya pergi. John kemudian masuk melihat tiga penjaga yang saling menembak. Kemudian brangkas yang dirusak paksa. Tidak ada jejak yang ditinggalkan bahkan penjaga yang saling menembak dengan senjata mereka sendiri.
“Memang bersih tanpa jejak, jadi tidak heran polisi kesulitan memecahkan kasus ini, padahal mereka lebih ahli dari orang lain termasuk saya,” pikir John. Tidak lama kemudian Inspektur Jack dengan ke tiga polisi tadi datang dengan kereta kuda membawa dua pot bunga mawar musim semi dan meminta ketiganya menciumnya. Dan ketiganya langsung mengingat baunya, bukan ketiganya saja tetapi John langsung mengingat bunga itu juga yang ditanam ibunya di Ipswich Town dan ketika ia mencium bau bunga itu, sama persis dengan bau parfum wanita yang melewatinya dengan kereta kuda di depan hotel Five Star tadi malam atau pagi dini hari. John langsung mengingat dua kereta berkabin dan tiga kereta barang tanpa kabin mengikuti dari belakang dengan beberapa pria duduk di atasnya.
”Jasad dua polisi menunjukkan jam kematian di jam dua pagi, tiga orang penjaga juga mencium bau parfum wangi mawar musim semi, maka dapat saya pastikan kereta bergambar serigala kepala putih itu adalah kereta para pelaku,” pikir John. Informasi ini tidak ia sampaikan kepada polisi termasuk inspektur Jack, sebab pengalaman militer, pasti ada mata-mata di antara kedua belah pihak.
“Jika mereka tahu kita mencari kereta kuda itu, maka mereka kan menghilangkan jejak dan merubah kereta itu” Pikir John dalam hatinya.
“Kalian bertiga bawa kembali bunga itu ke rumah saya sebelum istri saya pulang.” Kata inspektur Jack.
Sambil menunggu Jim, mereka berbincang memang tidak banyak yang memakai parfum itu tetapi sulit juga menemukan, mereka telah mencari toko-toko yang menjual parfum itu. Dan membuat List pembelinya yang berjumlah serratus dua puluh lima orang dan semuanya wanita dalam satu tahun ini. lima jam kemudian setelah menunggu sambil berbicang, antara Jack dan John di hari sabtu satu Siang Jim tiba dan turun dari kereta.
“Ah…. Mereka tidak bilang kau di sini John.” Kata Jim.
“Inspektur Jack, ini Jim Scott dan Jim ini Inspektur Jack Collumn,” kata John saling memperkenalkan mereka berdua yang berjabat tangan.
“Urusan pekerjaan sudah ada sepupu mu Martin yang akan menangani, jadi kita tidak perlu kawatir.” Kata Jim pada John, yang di jawab John dengan anggukkan.
“Pasti ada yang penting sampai kau memaksa ku ke sini.” Kata Jim
“Kau tidak diberitahu Polisi yang menjemput mu?” Tanya John.
“Mereka tidak boleh mengatakan apapun John.” Kata inspektur Jack menjelaskan.
“Biar Inspektur Jack sekarang menjelaskan kepada mu Jim, dan Jim tunggu saya sebelum kau menyentuh mereka.” Kata John saat inspektur Jack dan Jim berjalan ke dalam sambil dijelaskan kasusnya kepada Jim. John kemudian memperhatikan dari jauh secara tersembunyi, bahwa seseorang dari dalam kereta sedang memperhatikan mereka di antara kereta-kereta kuda yang parkir di tepi jalan. John kemudian berjalan ke samping Bank agar bisa mendekati kereta dari belakang. John kemudian berjalan mendekat saat tinggal tiga meter ia mencium bau bunga mawar musim semi itu lagi dan kereta itu menjauh dengan lambang segitiga dan kepala serigala putih mencuat dari dalamnya.
“Hai PRIA CII… lama tidak bertemu.” Gumam wanita di dalam Kereta itu.
“Alangkah bodohnya saya, karena malam segitiga yang berwarna hitam tidak kelihatan dan hanya kelihatan kepala serigalanya” Pikir John mengingat malam kejadian saat Ia di depan hotel Five Star melihat kereta itu lewat. John kemudian berjalan ke dalam sambil berpikir; segita putih dan kepala serigala itu juga ada di kereta yang dinaiki Pascall saat pulang ke London juma’at Sore. John kemudian berhenti dan merinding mengingat pikiran Pascall yang ia coba baca saat jum’at sore itu; “apakah Pascal terlibat?” namun ia akan memikirkan nanti sebab Jim pasti sudah menunggunya di dalam.
“Akhirnya kau datang John dan kita bisa mulai” kata Jim kemudian melepas sarung tangan-nya.
Sebaiknya kau mencatat setiap ucapan Jim, Jack,” kata John kepada Jack.
“Benar ada sepuluh penjaga dan pelaku yang masuk enam orang menggunakan tutup kepala dan jubah hitam panjang. Jim mulai menyentuh benda-benda dan setiap orang dan pelaku yang menyentuh benda akan dilihat oleh Jim, ia adalah seorang Psikometri, yang tidak bisa dikendalikan oleh telepati atau di buat illusi namun pikirannya dapat di baca tetapi tidak bisa dikendalikan. Dua orang yang saling tikam ini diperintahkan oleh wanita pengendali pikiran seperti John.” Kata Jim. Membuat Jack menatap curiga pada John yang kura-kura dalam perahu alias pura-pura tidak tahu.
”Jim bodoh kenapa samakan dengan saya T0L0L!”Umpat John dalam hati.
Jim melanjutkan; “Wanita ini dan ia merasa bergairah ketika kedua pria ini saling menikam didada dan darah muncrat, ada semacam hasrat sexual yang muncul ketika ia melihat kedua pria ini saling tikam. Pintu baja menuju pintu terali ini dirusak oleh kekuatan besar dari pria tua mungkin di atas enam puluh tahun atau juga mungkin di atas tujuh puluh tahun yang melakukan ini. Tiga pria ini di buat saling menembak oleh satu pria yang memberi illusi. Satu pria muda kembali ke keluar saat ini, darah ini dari pria pemberi ilusi yang tertembak di lengan kiri oleh salah satu dari dua polisi yang tiba-tiba muncul. Keduanya kemudian di buat saling menembak oleh pria tua; yang sekarang merusak pintu terali hancur seperti jerami ditiup angin dan brangkas akhirnya di robek seperti pisau roti membelah mentega. Pria yang tadi keluar kembali dengan beberapa orang yang akan mengangkut isi brangkas keluar. Sang wanita berjaga di dalam sedangkan tiga pria, yaitu pria yang tertembak, satu pria muda menuntun pria tua keluar. Kini tinggal sang wanita dan pria yang membawa para pengangkut harta ini mengawasi. Hanya beberapa menit mereka selesai dan keluar pergi.” Kata Jim.
“Ah kalian sudah di sini,” kata James yang kemudian dikenalkan kepada inspektur Jack, biar saya tebak, ada hipnotis, ada telepati, ada ilusionis ada …saya tidak tahu yang ini,” kata James menunjukkan brangkas yang baru ia sadari.
“Itu kekuatan super namanya telekinetik, tetapi James, dua polisi sekarat, kami membutuhkan kau menyembuhkan mereka dan membawa mereka keluar segera, dengan di kawal inspektur Jack. Dan Inspektur Jack pastikan kau lihat James menyentuh mereka,” kata John.
“Bagaimana mereka dibawa pulang hari ini kalau mereka koma.” Tanya Jack.
“Lihat saja Jack dan ikuti dia, jangan lupa kau tanyakan apakah mereka juga mencium bau mawar musim semi dan Jack jangan lupa membeli bunga mawar merah tujuh sampai delapan batang,” kata John mengingatkan, membuat James dan Jack berpandangan untuk siapa bunga mawar itu.
“Mayat-mayat sudah boleh dipindahkan Jack,” lanjut John yang kemudian petugas polisi mengevakuasi mayat-mayat polisi, teman-teman mereka. John dan Jim menunggu di Guildhal, tempat save House mereka, hanya sebentar berjalan kaki sebab dekat kantor polisi.
Sampai rumah sakit James masuk mengenakan masker ia beralasan tidak ingin dikenali.
“Saya dokter militer dulu Jack, yang kau lihat ini tolong kau rahasiakan, banyak prajurit kita di militer dulu yang sebenarnya sudah mati. namun kau akan lihat kenapa mereka, ada yang masih hidup sampai saat ini. Asal jangan sampai mati dulu kedua polisi itu, kalau sudah mati maka itu urusan Tuhan.” Kata James.
“Keduanya tidak mungkin selamat sebab tertembak di kepala,” kata dokter jaga.
“Kami hanya melihat kondisi mereka dokter dan ingin mengetahui dari mana arah tembakan ke kepala mereka,” kata Jack beralasan dan terus memaksa masuk kemudian menutup paksa ruangan kedua polisi yang tertembak. James kemudian menyentuh kedua polisi yang tidur berseberangan dan dua peluru keluar dari kepala dan jatuh ke lantai, kemudian ia membuka ikatan perban di kepala mereka dan luka tembak di kepala kembali sembuh. Ia terduduk lemas kehilangan banyak tenaga, kedua polisi ini masih tertidur diam namun ketika James merasa tenaganya sudah pulih, ia bangkit mengambil air dan menyiramkan di wajah kedua polisi ini dan mereka pun bangun. Kemudian mereka berempat berjalan keluar, dokter dan perawat melongo melihat kejadian ini.
“Cepat masuk ke dalam kereta,” ucap James. Sampai dalam kereta Daniel dan Alex nama kedua polisi itu ditanyai Jack, Mereka mengatakan mereka mencium bau parfum bunga mawar musim semi. Dan sang wanita melepas Hoodie yang menutupi kepalanya, rambutnya hitam ada tusuk konde berwarna kuning ke emasan di kepalanya, dan wanita itu memakai topeng merah yang sama dengan warna lipstiknya, topeng yang menutupi mata sampai ke hidung.
“Dari mana saja kalian berdua dan baru muncul ketika mereka sudah di dalam Brangkas.” Tanya Jack.
“Kami sedang main catur, ketika dengar pintu baja terbanting ke lantai, kami tahu ada yang tidak beres kemudian meraih pistol kami dan bersembunyi.” Namun wanita ini seperti tahu ada yang bersembunyi dan membuka hoodienya, penutup kepalanya dan melihat sekeliling merasa ketahuan kami keluar dan saya menembak seorang berhodie lalu tiba-tiba kami saling mengarahkan pistol dan menembak kepala masing-masing. “Cerita Alex.
“Itu yang kami lihat terakhir kali, saat saling menembak,” kata Daniel menambahkan.
“Kami berdua bujang, tinggal; satu apartemen,” kata mereka dan kemudian Jack dan James memandang mereka.
“Tidak tidak, kami bukan pasangan homo kalau itu yang kalian kira, kami tinggal satu apartemen supaya patungan biaya sewanya,” kata mereka seperti mengetahui maksud tatapan James dan Jack. Mereka berdua kemudian turun di dekat apartemen mereka dan akan menyusul ke Guildhal setelah berganti pakaian. John kemudian menggambar ruangan di mana sang kusir melihat melalui jendela, sang kusir dengan penumpang misterius di dalamnya tadi siang di TKP Bank British yang dirampok. Kemudian ia mengingat pikiran Pascall kemaren Sore;
“Jika yang ke tiga ini berhasil, kita benar-benar akan memiliki kekayaan yang melimpah dan benar-benar tidak tersentuh…!” itu pikiran Pascall kemudian ia masih menunggu dua polisi yang ia tugaskan sendiri, yang ia sudah baca pikiran mereka adalah polisi jujur memberi mereka tip, uang saku dan meminta mereka mencari informasi tentang lambang kereta itu.
Mrs Vicky adalah pelayan di save house dan save house ini rumah milik paman Inspektur Jack yang beberapa bulan meninggal sehingga kosong sekarang, Jack sebagai pewaris menyewakan dan Sir Wellington menyewanya atas nama kementerian pertahanan untuk pekerjaan John dan tim-nya memecahkan kasus ini. Akhirnya inspektur Jack dan James tiba, kemudian seorang petugas datang melapor dengan berbisik kepada inspektur Jack kemudian pergi. Karena ada James yang menetralkan semua kekuatan pikiran, John tidak bisa membaca apa yang sedang dibicarakan Jack dan petugas itu.
“Kami sudah mencari tahu ke rumah sakit dan dokter-dokter membuka klinik, yang kami ketahui jika ada seseorang yang tertembak di lengan dan bahu pagi hari atau lewat jam dua malam datang ke tempat mereka. Namun sampai saat ini tidak menemukan petunjuk.” Kata Jack kemudian duduk.
“Apakah kita bisa menyusun kronologinya sekarang.” Tanya Jack.
“Kita ikuti prosedur dan cara kerja polisi Jack, meski saya yang memimpin kau yang mengarahkan prosedur polisi-nya sebab itu sudah terbukti bertahun-tahun bukan.” kata John.
“Silahkan mulai,” kata John dan kembali Jack mengulang mulai lelaki sang penghipnotis masuk menghipnotis tiga polisi penjaga, diikuti lima orang menurut penglihatan Jim pada dua mayat yang saling menikam di bawah kendali sang wanita yang mendalikan mereka, sampai masuk ke dalam, pintu baja di robek seperti kertas, seorang di antara mereka tertembak di lengan kiri dan si pria tua membuat kedua polisi yang bernama Daniel dan Alex ini tertembak, sebab mereka sudah hadir saat Jack menceritakan dan melanjutkan:
“Pintu terali rubuh seperti jerami ditiup angin kemudian brangkas baja dengan pintu hitam bulat besar, terbelah dengan mudah seperti pisau roti membelah mentega. Kemudian proses pengangkutan harta dan barang berharga dilakukan oleh lima belas sampai dua puluh orang, sehingga berjalan dalam waktu singkat kemudian para perampok ini pergi, selain para pekerja yang tidak diketahui wajahnya, mereka yang berhoodie atau penutup kepala sengaja menyembunyikan wajah mereka, sepertinya mereka semua menggunakan topeng kecuali penghiptnotis yang berjaga di depan,” demikian Jack menjelaskan secara singkat.
“Jadi intinya ada enam orang dan dua diantaranya telepati dan telekinetik seperti John yaitu wanita dan si pria tua,” kata James membuat inspektur Jack curiga kepada John.
“Jika bertemu mereka terutama wanita dan pria tua itu jangan melawan tanpa ada saya atau John” kata James.
“Benar sebaiknya kalian menghindar saja, sebab saya sendiri jika satu lawan satu masih cukup imbang atau menang, tapi jika dua lawan satu itu menyulitkan dan bisa membahayakan,” kata John menambahkan.
“Kita tunggu Officer Brian dan Victor datang sebab mereka ku beri tugas dan mereka juga masuk Tim ini” kata John. Tidak lama kemudian dua petugas polisi itu tiba.
“Lambang yang anda lihat Mr Cook adalah lambang perusahan pembuat kereta Thomas Aubrey dan perusahan itu kurang laku, karena keretanya terlalu mahal dan setelah kami cek, hanya lima yang terjual itupun semuanya ke anak-anak dan Mr Thomas Aubrey sendiri” kata Officer Brian.