Perkenalkan namaku adalah Edwin, seorang laki-laki yang kini telah menginjak usia 35 tahun. Telah berkeluarga dengan seorang perempuan cantik bernama mirna, usia kami hanya terpaut 1 tahun saja. Yang mana artinya saat ini mirna istriku berusia 34 tahun. Dalam kehidupan berkeluarga saat ini kami telah dikaruniai dua orang buah hati yang kini telah tumbuh di usia 8 dan 6 tahun. Aku menikahi istriku mirna di usiaku 25 tahun. Yang mana aku dan mirna telah berpacaran sejak dari kami kuliah, Kami berdua berkuliah di kota yang sama saat itu. Karena memang mirna adalah orang kota sedangkan aku adalah seorang pemuda desa yang hanya berkuliah di kota saja. Namun hubungan kami sempat berpisah setelah lulus kuliah, karena harus kami berpisah jarak. Saat itu mirna yang baru lulus memutuskan untuk bekerja di rumah sakit di kota itu, karena memang orang tuanya tinggal disana, sedangkan aku memutuskan untuk pulang kampung dan bekerja di perkebunan, sesuai dengan jurusan kuliahku juga.
Saat itu berkuliah dikota jauh dari pantauan orang tua dan keluarga membuat hidupku menjadi sangat bebas, aku yang tinggal di kos-kosan tak jarang membawa mirna untuk datang ke tempatku saat itu. Tentu saja saat berada disana kami sering melakukan hal-hal yang mengasikan bagi kami dalam berpacaran. Awalnya hanya cumbu-cumbu biasa, kemudian akhirnya sampai kami melakukan hubungan badan. Aku dan mirna masih sama-sama belum pernah melakukannya saat itu. Yang mana artinya kami sama-sama menjadi yang pertama bagi kami.
Aku merasa sangat bahagia berpacaran dengan mirna saat itu, selain karena ia sosok yang baik dan pengertian dia juga memiliki paras yang cantik juga manis. Dan yang tak kala membuat aku semakin bahagia dan nikmat adalah body yang dimiliki mirna, ia memiliki bentuk badan yang sangat aduhai semenjak dulu. Semua kebahagian itu terus aku rasakan, sampai kami sekarang ini telah berumah tangga. Kini mirna semakin pandai dalam memuaskan suami, di tambah dengan badan nya yang semakin montok dan berisi.
Susu mirna yang kini semakin besar dan montok di tambah dengan bulatan bokong nya yang padat dan montok. Seakan menjadi magnet yang tak pernah bosan aku nikmati. Apalagi setelah melahirkan anak kedua kami, aku merasa badan istriku semakin montok saja dan juga ia pintar dan Hot saja dalam melayani aku. Kami juga tergolong pasangan yang sangat menikmati seks, bagi kami itu adalah segalanya dalam hubungan rumah tangga kami. Sehingga berbagai macam variasi bercinta telah kami lakukan.
Hingga pada tahun ke 10 pernikahan kami berlangsung, terjadilah sebuah peristriwa yang memilukan. Dan dalam cerita ini, aku akan menceritakan tentang sebuah kisah yang memilukan itu, yang baru-baru saja ini terjadi menimpa kehidupan rumah tangga kami yang sudah di lalui 10 tahun lamanya. Sebelumnya tentulah hal ini sama sekali tidak pernah terbayangkan akan terjadi dalam kehidupan rumah tangga kami.
Mengingat sebelumnya keluarga kecil kami adalah keluarga yang sangat bahagia. Hidup berkecukupan, memiliki anak-anak yang sehat, pintar dan lucu. Ditambah dengan penghasilanku yang sehari-hari kini telah berganti profesi sebagai seorang penjual ayam potong mampu memenuhi segala kebutuhan keluarga kami. Bahkan usaha yang aku dirikan sebelum menikah ini telah mampu membuat aku membeli mobil dan sebidang tanah di desa kami. Yang mana tanah tersebut kini telah berdiri rumah diatasnya, yang kami bangun setelah 3 tahun usia pernikahan kami. Dengan semua apa yang telah aku capai, akhirnya setalah istriku hamil anak pertama kami aku memintanya untuk berhenti bekerja.
Mirna yang sebelumya bekerja di rumah sakit di kota, setelah aku berencana untuk mengajak ia menikah, akhirnya memutuskan untuk pindah bekerja di sebuah RSUD di tempat kami tinggal saat ini. Mirna adalah seorang bidan dlam kesehariannya. Ia sangat menikmati pekerjaannya, karena baginya menolong orang adalah sesuatu yang membanggakan bagi dirinya. Tetapi setelah kami menikah dan karena memperhitungkan waktu bekerja istriku yang kadang harus bekerja pada malam hari, di tambah jarak antara rumah kami dan tempat ia bekerja memakan waktu sampai 45 menit. Maka aku meminta istriku untuk mempertimbangkan lagi soal pekerjaannya itu. Di tambah saat ini istriku sedang dalam kondisi mengandung anak pertama kami. Setalah melalui pembicaraan yang panjang, akhirnya di sepakati, istriku memilih untuk menuruti apa keinginanku untuk ia tidak lagi bekerja.
Semua keputusan itu kami ambil karena didukung dengan penjualan ayam yang aku kelolah semakin berkembang pesat. Selain memasok ke banyak rumah makan, pece lele dan juga tak jarang orang yang akan mengadakan hajatan selalu memesan ayam dalam jumlah banyak kepadaku. Hampir setiap warga yang akan mengadakan hajatan selalu memesan ayam kepadaku, karena memang di desa kami hanya aku satu-satunya yang mendirikan usaha ini.
Semua perkembangan usahaku itu tentu di dukung dengan semangat yang selalu diberikan istriku sejak awal. Bahkan sebelum kami menikah, ia mendukung keputusanku beberapa tahun sebelum aku merencanakan akan menikahi dia, aku memutuskan untuk resign dari pekerjaanku sebelumnya. Yang mana sebelumnya aku bekerja sebagai seorang asisten di sebuah perkebunan sawit swasta. Walapun keputusanku itu sempat di tentang oleh keluargaku. Mereka mengatakan percuma saja aku harus menempuh pendidikan sampai ke bangku kuliah, kalau akhir-akhirnya hanya bekerja menjual ayam saja. Tetapi karena pergaulan yang lumayan baik dengan orang-orang di sekeliling kami, aku yang saat itu masih bekerja di perkebunan sempat ditawarkan awalnya oleh salah seorang bos ayam besar di kampung sebelah kami yang bernama pak prapto.
Ia menawarkan aku untuk mencoba peruntungan berjualan ayam di kampung kami. Menurut pandangannya aku adalah sosok yang tepat untuk menjadi partner dengan dia dalam pemasaran ayam potong miliknya. Saat ini ia memiliki banyak kandang ayam yang tersebar di beberapa tempat, bahkan ada juga yang berdiri di desa kami. Ia mengatakan sulit untuk mencari orang yang bisa di percaya dalam hal pembayaran, karena sistem yang ia jalankan, kita mengambil dulu ayam kepadanya baru kemudian di setor kepadanya 3 hari kemudian.
Aku yang saat itu telah memiliki tabungan selama bekerja, merasa memiliki modal dan tertarik dengan apa yang ia tawarkan. Mulanya aku mencari beberapa tempat untuk memasarkan di Kabupaten kota. Agak sulit memang, karena setiap rumah makan biasanya telah memiliki langganan. Tetapi karena semangat yang ada pada diriku aku tidak begitu saja menyerah. Sampai akhirnya beberapa minggu setelah aku menyebar brosur usaha ayam potong milikku, aku mulai mendapatkan pesanan pertamaku. Saat itu aku langsung mengabarkan kepada pak prapto, bahwa aku memesan kepadanya 100kg ayam potong pertama untuk hari ini. Dan pesanan itu langsung aku bayar Cash padanya.
Ia memberikan harga 23rb kepadaku dan aku menjualnya di harga 28brb kepada rumah makan tersebut. Artinya aku mendapatkan untung 5rb perkilo nya. Setelah di potong upah untuk membersihkan ayam tersebut aku masih bisa mengantongi untung bersih 3rb. Saat itu aku merasa sangat senang karena bisa memiliki penghasilan lain dari pekerjaaku saat ini. Sampai kemudian dengan berbagai macam inovasi yang aku kembangkan akhirnya aku mendapatkan makin banyak pemesanan. Yang mana itu semua membuat penghasilanku semakin bertambah, namun ada hal yang aku korbankan dari semua itu. Tentu saja fokusku terhadap perkebunan menjadi berkurang.
Beberapa kali aku mendapatkan teguran dari manajer tempat aku bekerja, aku masih saja bisa beralasan. Tetapi setelah semakin lama, aku semakin sibuk saja dengan usaha baruku dan aku merasa sepertinya usaha penjualan ayam ini lebih menjanjikan untukku, tentu ini adalah usahaku sendiri karena tidak harus bekerja dengan tuntutan target. Aku bisa merencanakan semuanya sendiri.
Hingga akhirnya pada suatu hari aku mendapatkan teguran keras dari manajer, karena tidak berhasil mencapai target produksi dan ada informasi bahwa yang datang kepadanya bahwa sekarang aku lebih sibuk mengurus usahaku sendiri ketimbang fokus dengan target perusahaan. Dengan segala pertimbangan akhirnya aku mengajukan resign dari tempat aku bekerja.
Sekarang aku telah benar-benar fokus dalam usahaku dalam memasarkan ayam potong. Pemesanan semakin banyak masuk kepadaku dan pak prapto sebagai pemasok ayam kepadaku merasa sangat senang dengan apa yang telah aku capai. Ia mengatakan bahwa ia tidak salah memilih aku sebagai pertnernya. Selain karena ia telah lama meneganal aku, ia juga mengatakan bahwa aku dengan semua yang ada pada diriku tentu saja akan mampu menjalankan apa yang ia inginkan sebagai partnernya. Semua pujian itu tentu saja ia berikan kepadaku karena aku tidak pernah telat menyetorkan uang kepadanya.
Tetapi setelah sekian lama aku menjalankan usaha ini, lebih kurang 9 tahun aku telah berjualan ayam potong.
Pandemi covid-19 datang mendahului, saat itu tentu saja hal ini berpengaruh pada hasil penjualanku. Pesanan menurun begitu juga dengan omsetku, namun aku masih bisa bertahan dengan semua kondisi ini. Karena di dukung dengan tabungan yang masih kami miliki walaupun saat ini istriku tidak lagi bekerja. Ia hanya fokus merawat anak-anak kami saja saat ini.
Setelah semakin lama penjualanku makin berkurang, hal itu di tambah lagi dengan adanya orang yang mulai mencoba peruntungan yang sama denganku saat ini di desa kami. Akibatnya pesanan orang untuk hajatan yang biasanya selalu datang kepadaku kini mulai terbagi dua, warung pecelele yang biasanya memesan padaku juga banyak yang tutup, begitu juga dengan beberapa rumah maka yang berlangganan memesan ayam kepadaku mulai macet dalam pembayaran.
Hal ini tentu membuat aku harus putar otak dan mencari solusi dari permasalahan ini. Namun untungnya pak prapto yang notabene sebagai bos atau juga juragan ayam tempat aku mengambil ayam dapat memahami kondisi aku saat ini. Ia memberikan keringanan kepadaku untuk membayar seadanya saja dulu dengan kondisi saat ini.
Sekilas tentang sosok pak prapto, ia adalah seorang laki-laki yang sudah berusia senja. Saat ini usianya telah menginjak 58 tahun, namun tetap terlihat kokoh dan tampak muda. Karena hidupnya selalu senang dan suka menyenangkan diri. Pak prapto adalah sosok yang sangat senang hiburan, ia selalu menghadiri acara dangdutan atau apapun itu yang ada banyak wanitanya. Jika sedang di acara dangdutan pak prapto paling senang berjoget dan menyawer biduan dengan uangnya.
Bahkan tak jarang pak prapto sengaja pergi ke kota, hanya untuk berkaraoke saja dan berjoget dengan wanita-wanita LC. Semua itu ia lakukan untuk menyenangkan dirinya dengan banyaknya uang yang ia miliki. Dengan kondisi yang tengah sulit seperti sekarang pun ia masih rutin melakukan hal itu, tentu saja karena tabungan yang sudah cukup dan juga banyaknya aset yang ia miliki tidak akan membuat ia menjadi khawatir.
Kembali ke cerita kondisiku saat ini, kini jumlah setoran macetku kepada pak prapto semakin membengkak. Memahami kondisi yang tidak baik ini aku segera mencari solusi, akhirnya aku memutuskan untuk meminjam bank. Agar aku bisa melunasi semua setoran yang tidak bisa aku bayarkan kepadanya.
Pak prapto menyarankan agar aku bersabar saja, dan terus berusaha untuk mencari cara untuk keluar dari kondisi terpuruk ini. Bahkan ia sempat menyarankan supaya aku sesekali harus menyenangkan diriku juga. Sama halnya dengan dirinya, ia mengajak aku ke kota untuk berkaraoke dan berjoget dengan wanita-wanita muda dan cantik. Menurut pak prapto jika hati senang pikiran pun menjadi tenang dan solusi akan datang.
Akhirnya aku mencoba untuk mendengar saran darinya, aku coba untuk ikut dengannya pergi ke kota. Aku beralasan kepada istriku untuk bertemu dengan beberapa pemilik rumah makan dan akan pulang larut malam. Istriku tidak menaruh curiga kepadaku karena memang selama ini aku tidak pernah berbuat hal-hal yang mengecewakan dia.
Bahkan pada saat sebelum menikahi dirinya dahulu, ada sebuah kejadian yang seharusnya bisa saja aku meninggalkan dia dan berpaling. Saat ia sempat putus dengan aku yang pulang ke desa tempat kami tinggal sekarang. Ia sempat memiliki seorang pacar selama kami berpisah itu, yang mana pacarnya tersebut menurut pengakuan istriku pernah sampai 3x menikmati tubuhnya. Semua pengakuan itu ia beri tahukan kepadaku saat kami telah kembali berpacaran dan kembali melakukan persetubuhan. Saat itu ia sudah bisa memberikan cupangan merah pada dadaku. Lalu aku menanyakan hal itu darimana ia belajar hal itu, setelah terus aku mendesaknya, akhirnya ia mengakui bahwa ia telah melakukan hal itu bersama laki-laki lain.
Dengan pertimbangan itulah sampai hari ini istriku begitu percaya dan selalu menuruti semua apa yang aku katakan. Ia merasakan ketulusan cintaku kepadanya.
Kembali ke cerita bersama pak prapto di kota, disana ternyata pak prapto benar-benar sangat berbeda dengan pak prapto yang aku kenal di tempat kami. Biasanya kalau acara dangdutan ia hanya memberikan saweran saja, tetapi saat disini ia bertindak dengan sangat liarnya bahkan setelah pulang nya, ia sempatkan untuk bertemu dengan wanita itu di hotel terlebih dahulu. Aku yang saat itu di tawarkan olehnya untuk memesan kamar juga, dengan halus menolaknya. Tentu saja aku belum terbiasa dengan hal-hal yang demikian.
Bersambung….
Setelah aku menolak ajakan dengan halus ajakan dari pak prapto untuk ikut memesan kamar, saat itu aku beralasan sangat pusing sekali. Dan juga ia mengetahui hal bahwa aku tidak biasa dengan minuman yang aku konsumsi seperti malam ini, tentu ia memakluminya dan dan mengatakan agar menunggu ia sebentar saja di parkiran hotel. Sekitar 1 jam aku menunggu disana, akhirnya pak prapto telah keluar dari dalam dan berjalan mengarah ke mobil.
“Okee ayok pulang kita win”
Ucap pak prapto ketika masuk kembali ke dalam mobil.
“Masih bisa bawa mobil kan kamu?”
Lanjut pak prapto.
Aku: aman pakk masih bisa,, cuman paling agak pelan aja.
Pak prapto ; aman lah itu,, santai aja, gak ada yang harus di buru-buru juga.
Aku: iyaa pakk.
Setelah berbincang sejenak, akhirnya kami kembali melanjutkan perjalanan untuk pulang. Selama perjalanan tampak pak prapto mulai terlelap dan akhirnya ia tertidur di mobil, saat itu untung aku masih bisa fokus membawa mobil sampai dengan selamat menuju kediaman pak prapto kembali.
Aku; pak udah sampe ni.
Ucapku membangunkan pak prapto yang masih tertidur.
Lumayan puas ia tertidur karena perjalanan kami kurang lebih memakan waktu sekitar 2 jam perjalanan.
Pak prapto: ohhh..iyaa..iyaa.. kamu pulang bawa aja mobilnya. Udah malam, motor kamu biar di ambil besok aja.
Aku: iyaa pak.
Setelah pak prapto turun dari mobil aku langsung kembali menggunakan mobilnya menuju rumah. Setelah tiba dirumah aku segera kekamar mandi membersihkan badanku, dan tak lupa aku menggosok gigi agar tidak tercium oleh istriku bau alkohol pada diriku. Kemudian aku masuk kedalam kamar dan menemukan istriku yang masih tertidur. Tampak ia sangat seksi malam itu, tidur hanya dengan mengenakan pakaian tipis tanpa bra di baliknya.
Aku yang tidak tahan melihat hal itu, langsung mendaratkan tanganku pada payudaranya yang montok itu.
“Mmmhhhh”
Erang istriku menggeliatkan badannya, sambil tangannya memegang payudaranya.
Istriku: ihhh..ayahh ngagetin bunda dehh..
Aku: hmmm seksii banget sihh sayangg…dingin gini ayah jadi pengen..ayokk bun..
Mendengar hal itu, dengan sedikit malas istriku bangkit dari posisi berbaringnya.
Istriku: lupa yaa kalo bunda lagi halangan yaa…
Aku: ohh iyaaa nda..ayah lupa..
Istriku: yaudahh sini,,bunda enakin pake ini aja.
Ucap istriku sambil menutup mulutnya dan tersenyum genit menggoda.
Mulustrasi.
Kemudian setelah itu istriku langsung memegang kontolku dari balik celanaku.
“Lembek ni ayah, katanya pengen..mmhhh”
Ucap istriku. Lali ia lanjutkan dengan menurunkan celana beserta celana dalamku.
Saat ia temukan temukan kontolku yang masih belom bangun, langsung saja ia hisap kontolku dan ia masukan kedalam mulutnya. Ia masukan penuh dan ia lumat kontolku yang belum tegang itu.
“Ohhhh…ahhhhh..ngilu bunda..mmmhh”
Istriku melakukanya dengan sangat ahli dan ganas sekali. Sehingga tak sampai 5 menit kontolku telah memuncratkan sperma di dalam mulutnya.
“Glekkk..glekkk..”
Istriku menelan habis spermaku yang tumpah di mulutnya.
“Udahh tidur yukk yah, udah malem banget ini”
Ucap istriku. Kemudian ia langsung berbaring dan menarik selimut untuk kami berdua. Kami pun tertidur malam itu.