Mohon maaf apabila penulisan dan ceritanya banyak kekurangan.
PART 1
Namaku Anna, 35 tahun sudah memiliki 2 anak perempuan usianya 10 dan 8 tahun. Suamiku bernama Hari, 38 tahun, direktur di salah satu perusahaan asing. Aku sendiri seorang ibu rumah tangga, tapi aku juga punya usaha butik yang memproduksi dan menyewakan dress khusus wedding. Usaha ini ku kelola sendiri karena memang dulu pernah sekolah di bidang fashion. Sudah hampir 5 tahun butik ini beroperasi dan cukup banyak memiliki banyak pelanggan loyal. Lokasinya cukup dekat dengan rumah tinggal kami, jadi aku cukup flexibel untuk menghandle nya dari rumah.
Secara fisik aku cukup menarik, dengan tinggi 160cm dengan ukuran 36B, cukip proporsional bagiku. Kulitku tergolong cukup putih meskipun aku keturunan jawa, dengan aktifotas olahrga yoga dan berenang rutin, badanku maaih cukup kencang dan terjaga, kalau wajah cukup cantik lah ya, mirip2 artis.
Mas Hari punya face yang cukup tampan dan kulitnya putih, dengan tinggi 175cm dan perawakan yang slim, nggak kalah lah dengan artis-artis ibukota.
Hari Rabu menunjukkan pukul 7 malam, traffic ibukota yang luar biasa macetnya. Aku ingin segera cepat sampai rumah dan membersihkan badan setelah seharian keliling kota untuk mencari bahan2 yang diperlukan butik.
Aku(A) : Pak, mampir ke butik sebentar ya. Taruh barang dulu terus balik ke rumah. Aku sudah capek keliling seharian.
Tarno (T) : Iya bu.
A: Mbak, ada yang dicari lagi nggak buat kebutuhan rumah?
Yus (Y): sudah nggak ada bu, sudah dapat semuanya tadi.
A: Rani, Rena, ada yang mau dicari lagi?
Rani: Nggak ada ma, langsung pulang aja. Bosen seharian belum pulang pulang dari sekolah.
Pak Tarno dan Mbak Yus adalah suami istri yang bekerja sebagai driver dan pembantu di rumah kami. Pak Tarno sudah ikut keluarga suami hampir 20 tahun lamanya, sejak masih melajang hingga akhirnya menikah dengan Mbak Yus, lalu mereka ikut bekerja dengan suami karena orang tua suami sudah tidak ada semua.
Usia Pak Tarno sekitar 45 tahun, badannya tegap lengannya berotot namun agak buncit di bagian perutnya, dan warna kulit gelap kecoklatan, wajahnya agak sangar mirip agen penagih hutang. Mbak Yus sendiri usianya sekitar 40 tahun, badannya mungil, tapi terlihat wajahnya masih cukup cantik dan terawat. Mereka punya 1 anak yang sudah dewasa, dan saat ini menjadi TKI di negara korea, sudah hampir 2 tahun tinggal di sana.
Sedangkan Pak Tarno dan Mbak Yus, lebih sering tinggal di rumah kami meskipun mereka juga memiliki rumah sendiri di perkampungan dekat komplek kami. Pak Tarno sangat loyal kepada Mas Hari suamiku, karena memang daridulu sudah diberikan fasilitas dan jaminan untuk semua anggota keluarganya.
Sesampainya di rumah langsung aku memebrsihkan diri, kuganti bajuku dengan daster tipis yang lebih nyaman.
Segera ke dapur untuk menyiapkan makanan untuk Mas Hari. Karena sepertinya dia sudah datang, karena terdengar suara gerbang dibuka.
S: Selamat malam ma (sambil mengecup keningku). Mana anak anak?
A : Ada tuh di kamar pada mau tidur?
S: Menu hari ini apa?
A: Menu makan malam atau menu yg lain nih? (Sambil mengelus burungnya)
S: Ahh mama ya makan dong, kalau ini disimpan besok saja ya, hari ini capek banget, meeting dari pagi (sambil meremas dadaku)
A: Ihh papa tumben diajakin nggak mau. Yaudah besok ya, mama siap dilahap.
Nih pa makan dulu. Trus mandi dan istirahat (sambil menyodorkan soto ayam dan teh hangat)
S: Mama nggak makan?
A: Sudah tadi sama anak2 di Mall.
Semenjak kelahiran anak kedua kami memang intensitas kegiatan seksual kami lebih menurun. Tapi tetap rutin, paling tidak seminggu sekali, dan yang terpenting stamina mas Hari tetap prima dan selalu bisa memuaskanku. Karena hampir setiap pagi Mas Hari menyempatkan untuk jalan ataupun jogging di sekitar komplek.
Indra (I) : Pak permisi, ini barang dari kantor ditaruh sebelah mana?
Tiba-tiba Indra datang membawa kardus besar. Indra adalah driver pribadi suamiku, sudah hampir 1 tahun ikut suamiku. Umurnya kalau tidak salah masih 28 tahun, perawakannya tinggi dan tegap mungkin sekitar 180 cm, rambutnya cepak klimis seperti security bank bank ternama, kulitnya coklat sawo matang, tergolong cukup good looking untuk seorang driver.
Suamiku memang menuntut pegawai di rumah untuk selalu merawat diri, hingga pembantu kami pun (Mbak Yusi) dituntut untuk bisa berpakaian yang layak meskipun hanya bekerja di rumah, supaya tampilan tetap fresh dan wangi.
S: Taruh ruangan kerja saja ndra.
I: Siap pak.
A: Mas Indra sudah makan? Kalau belum ambil di dapur langsung ya.
I: Iya bu, nanti saja setelah saya selesaikan pindah barang dan cuci mobilnya.
A: Nanti kalau kurang lauknya, minta tolong Mbak Yus untuk goreng telur ya.
I: Iya bu, terima kasih. (sambil beranjak pergi melanjutkan pekerjaannya)
S: Ma, besok papa mau ke bali ada meeting dengan beberapa vendor. Indra juga ikut.
A: Hah, naik mobil?
S: Ya enggak, naik pesawat. Cuma Indra aku ajak untuk nyetirin di sana sama untuk nemenin juga.
A: Ihh papa ke bali nggak ngajak2?
S: kan anak2 sekolah, disuruh bolos? Papa seminggu lho.
A: biar di rumah aja dulu, nanti weekend biiarin nyusul sama Pak Tarno. Kita honeymoon dulu. Gimana? (Sambil pasang wajah genit dan manja)
S : Yee, papa kan mau kerja di sana.
A: Ya nanti aku jalan jalan sendiri juga nggak masalah, kinta jemput temen2 yang tinggal di denpasar. Mama ikut ya??? Pleaseee…
S : Ya udah. Sekarang mama cari tiket ya buat besok bertiga. Sekalian cari villa ya, besok ke Denpasar dulu, weekend kita pindah ke daerah Jimbaran.
A: Horeee…Thankyou papa sayang (beranjak dari meja makan mencari hp untuk segera book tiket dan villa)
Setelah 1 jam browsing2, akhirnya mendapatkan tiket untuk jam 12 siang besok.
Aku pesan villa di denpasar yang tidak terlalu besar karena cuma untuk bertiga, lalu untuk di Jimbaran aku cari yang cukup besar untuk menampung sekeluarga.
A: Pa tiket dan villa nya sudah dapat
S: Oke maa, segera packing ya, nanti kopernya taruh aja di dekat kulkas biar besok dimasukkan mobil sama Pak Tarno
Setelah packing untuk kami berdua selesai, ternyata sudah jam 12 malam, badan mulai terasa lelah. Kulepas bh ku, menuju ranjang dan langsung ku tarik selimut untuk beristirahat di samping Mas Hari yang sudah todur daritadi.
Kamis pukul 6 pagi, aku bergegas ke dapur untuk segera menyiapkan sarapan, hal yang biasa aku lakukan setiap hari, meskipun ada pembantu, tapi aku cukup menilamti kegiatan memasak sarapan untuk keluarga.
Dengan masih mengenakan daster tanpa bh dibaliknua ku segera menyiapkan bahan masakan.
Aku siapkan nasi goreng sajalah batinku, yang cepat dan gampang.
Tiba-tiba bagian belakang dasterku disingkap dan pantatku diremas dengan kencang.
A: Aaaaaaau…(aku berteriak)… Ihh papa, bikin kaget aja, pagi2 main remas.
S: Semalam bilang mau dilahap pagi ini, hahaha
A: Ya kali mau melahap mama di dapur.
S: (mengihraukan perkataanku sambil melanjutkan meremas pantatku dari belakang)
A: Hei nanti ada orang lihat gimana?
S: Tenang aja tadi Mbok sama Pak Tarno pamit ke pasar dulu, Indra cuci mobil kita semua. Anak2 masih tidur kan? (Lanjut meraba lalu pindah meremas remas payudaraku dari luar baju tidurku)
Suamiku terus melanjutkan aksinya sambil mendaratkan ciuman yang penuh nafsu.
Aku membalas ciumannya dengan agresif.
Lidah kami saling beradu sampai mungkin sekitar 5 menit. Gairahku lagi tinggi setelah seminggu lebih tidak berhubungan karena tamu bulanan.
Mas Hari langsung membalik badanku mengangkatku ke atas meja dapur sambil terus melanjutkan ciuman penuh nafsunya.
Aku hanya pasrah dengan apa yang Mas Hari lakukan.
Tangannya sudah berada di dalam dasterku, terus bergerilya hingga meraih payudara kiriku yang memang tidak mengenakan bh. Hingga dasterku tersingkap ke bagian perut.
CD putihku dan perutku akan terlihat jelas apabila ada orang lain berada di dekat kami.
Vaginaku terasa mulai mengeluarkan cairan, dan sepertinya CD ku jg mulai basah.
Penis Mas Hari yang tersembunyi dari boxer longgarnya, sudah tegang dari pagi. Penisnya punya ukuran standard utntuk orang indo sekitar 14-15cm lah, tapi memang bentuk diameternya agak gemuk, itu sudah cukup membuatku melayang. Penisnya yang keras sesekali menyenggol bagian bibir vaginaku dari luar CDku.
Aku mulai mendesah, karena tangannya juga mulai memelintir puting kiriku.
“Pak, kopernya su…” “Ohh maaf pak!”
Indra tiba2 datang begitu saja. Dia begitu kaget melihat kami berdua sedang bercumbu di atas meja. Dia langsung spontan berbalik badan dan pergi ke ruang sebelah.
Aku yakin dia melihat CD ku yang terpampang jelas ini, dan mungkin bagian perut dan sebagian bawah payudaraku.
Aku spontan berdiri dan segera merapikan bajuku.
I: Maaf maaf pak bu, saya tidakk sengaja, ini kopernya semua sudah bisa dimasukkan mobil? (Sambil berteriak dari ruang sebelah)
Saya tadi disuruh Pak Tarno masukkan koper2nya yg di sebelah kulkas ke mobil.
S: Iya nggak apa2, masuk sini sudah selesai kok.
I: maaf pak, saya tidak tahu dan kalau ada ibu juga.
A: Iya nggak masalah mas, anggap angin lalu. Silahkan dilanjutkan mas beres2 kopernya.
I: Iya bu, permisi ya pak, bu, (berbegas dengan cepat membawa koper2 ke dalam mobil)
A: Ihh, Indra ini gangguin orang aja (bisikku ke mas Hari)
S: Hahaha, dia dapat tontonan gratis orang ciuman.
A: Yee, dpaat tontonan daleman mama juga ini, daster mama kesingkap.
S: Yaudah anggap amal, hehe. Ya kali aku marahin. Dia juga nggak salah.
A: ihh papa (sambil kusentil batang penisnya yang sudah loyo lagi)
S: Ya sudah mainnya dilanjut nanti di Bali aja ya ma, papa mau mandi, mama lanjutin masaknya gih, laper (sambil mengecup bibirku dan beranjak pergi)
Bersambung….
Setelah perjalanan udara yang lancar, Akhirnya kita tiba di pusat kota denpasar melalui jalur darat.
Trafficnya lumayan padat karena mungkin ada di peak season, dan cuacanya begitu panas. Kita memggunakan mobil yang difasilitasi oleh rekanan bisnis Mas Hari.
Kita mampir di suatu kompleks pertokoan untuk membeli makanan, perlengkapan dan juga baju renang untukku selama di Bali.
A: Mas Indra, ikut aku ya buat bawain barang belanjaan..
I: Iya bu..
A: papa nggak ikut?
S: Enggak deh ma, di mobil aja sambil ini dengerin seminar online (Menatap layar tabletnya dengan serius)
A: Okee..mau nitip apa?
S: Nggak ada..
Setelah berkeliling untuk membeli makanan ringan dan juga minuman seperti soda hingga wine. Aku menuju toko yang menjual berbagai baju pantai. Aku memilih 2 bikini untuk bereneng di villa, modelnya two-pieces satu bikini dengan warna putih dengan motif strip hitam, dan satu lagi berwarna kuning.
A: Mas Indra, sini sebentar ini yg putih dan kuning bagus mana?
I: Waduhh, sama aja kayaknya bu..hehe
A: Ahh dimintain pendapat malah bingung..
I: Kalau buat ibu kayaknya cocok2 aja semua. Kan badannya ibu sudah bagus, jadi semua warna dan model akan terlihat cocok .
A: Yee, malah gombal gombal. Yaudah kubeli dua duanya aja..
I: Hehehe, iya bu
Sesampainya di villa, Mas Hari dan Indra menurunkan barang dan langsung berangkat lagi untuk bertemu dengan vendor. Aku tetap tinggal di villa, sambil berkuliling melihat isi villanya.
Villa yang kutempati kali ini tidak terlalu besar, memliki 2 kamar tidur, ruang tamu, dapur dan area outdoor untuk berenang dan bersantai. ada 2 kmar mandi, Kamar mandi berada di kamar kami dan yg kedua berada di dekat area kolam renang.
Kamarku dengan mas Hari adalah yang besar, memiliki kasur King Size, TV besar dan juga kamar mandi outdoor dengan bathtub.
Sedangkan kamar Indra ternyata cukup kecil, malah seperti kamar kos-kosan karena kasurnya kecil ukuran single bed. Tapi dalamnya begitu nyaman karena ada pendingin ruangan dan juga kipas angin. Hanya saja tidak memiliki kamar mandi, tv dan tidak ada pintu di kamar ini, hanya ada kelambu yang terlihat sedikit transparan.
Kedua kamar ini memiliki akses langsung ke area kolam renang, jadi terdapat sliding door besar di setiap kamar.
Di ruang tamu ada sofa dan TV besar, dan dibagian dapur alatnya cukup lengkap dan terdapat meja makan yang tidak terlalu besar.
Cukup lah untuk singgah sehari saja dan dekat dengan tempat meeting Mas Hari.
Sudah mulai gelap, tapi udaranya masih cukup terasa panas, membuatku begitu gerah.
Kuputuskan untuk berenang dan mencoba bikini yang barus saja kubeli.
Ternyata bagian top bikininya sedikit kekecilan, sehingga payudaraku tampak sedikit sesak. Agak terlalu seksi juga ternyata. Tapi ini kan di bali, dan juga di private villa, jadi tidak masalah pikirku.
Ada sekitar satu jam aku berendam dan berenang mondar mandir, sambil sesekali menikmati wine di pinggir kolam. Mungkin karena efek alkohol dari wine, libido tiba tiba naik, ini karena juga percumbuan dengan Mas Hari yang tertunda kemarin.
Aku sempat berpikir untuk bermasturbasi. Tapi aku mengurungkan niat.
Nanti malam sajalah aku ajak bertempur Mas Hari.
Selang beberapa menit, Mas Hari datang dan langsung menuju kolam renang.
S: Halo Ma! Bosen ya sendirian di sini?
A: Enggak kok, nyantai aja ini berenang daritadi.
S: Papa ikut berenang ya (sambil segera mencopot seluruh pakaiannya, hanya menyisakkan boxer putihnya, lalu melompat ke arahku yang sedang berada di tengah kolam)
A: Ihh papa, semangat banget lompatnya.
S: Iya ada cewek seksi di kolam, ya papa langsung semangat.
A: Idih gombal!! Indra mana kok nggak keliatan?
S: Ada tuhh di dalem nonton tv kayaknya. Eh tu bikini sesak amat kayanya, kegedean isinya kayaknya. Jadi pengen pegang. Hahaha
A: Udah keburu melahap ya. Ayo kita balapan renang dulu, nanti silahkan melahap ini. (Sambil membuka sebagian bikini dan menunjukkan kedua putingku yang berwarna pink kecoklatan dengan sekejap, dan menutupnya kembali)
S: Woww mauuuu…Siaappp!!
cukup lama kami berenang dan bermain air sambil saling menggoda, seskali Mas Hari meraba raba payudara dan kubalas mencubit cubit penis nya yang ternyata sedikit mulai keras. Tiba-tiba Mas Hari keluar kolam, melilitkan handuk di badannya, sambil berlari-lari. Ternyata perutnya mulas ingin segera ke kamar mandi dengan memberikan kode menunjuk ke arah perut dan pantatnya.
Akupun juga memutuskan untuk mengakhiri berenang.
A : Mas Indra!! Mas Indra!!
I: Iya bu (bergegas keluar ke arah kolam renang)
A: Tolong ambilkan handuk baru di kamar mandi ruang tamu ya.
I: Ohh iya bu sebentar
I: Bu ini handuknya (sambil mengampiriku yang beranjak naik melalui tangga kolam)
A: Iya terima kasih mas
I: Bu maaf anu, anu itu, anu itu keliatan.. (Sambil menunjuk ke arah payudaraku dengan memalingkan wajah tapi sesekali mencuri pandang ke arahku)
A: Astaga!! (puting kananku ternyata menyembul dari bikiniku yang agak sesak ini, mungkin karena tadi bermain2 dengan Mas Hari)
A: Aduh keliatan… (segera ku betulkan posisi bikiniku)
I: Maaf ya bu, maaf ya bu…saya tidak sengaja..
A: Halah nggak apa2 mas, kan bukan kamu yang salah juga. Nggak sengaja tiba2 keluar. Sini handuknya pinjam, aku kedinginan..
I: Iya bu, saya permisi dulu..
A: (dapat tontonan gratis terus ini si Indra, batinku)
Ada perasaan aneh dan sedikit bergairah ketika bagian private ku dilihat oleh Indra, tapi ku anggap biasa, namun memang baru pertama kali ini aku berpakaian lebih terbuka daripada di rumah, yang biasanya mungkin memakai daster atau babydoll tipis. Semua pegawai di rumah memang kami anggap sebagai keluarga sendiri dan kami mencoba akrab dan dekat dengan mereka.
Ahh sudahlah, aku biarkan pikiran ini berlalu. Sambil ku pesan makan malam via online, karena hari ini memang lagi malas untuk keluar.
Setelah aku selesai mandi ku kenakan babydoll tipis, bagian bawahnya agak pendek tapi bagian dadanya masih cukup tinggi, jadi tidak terlalu vulgar kalau di lihat. Kalau sudah malam dan di rumah, aku jarang sekali memngenakan bh, hanya cd saja dengan daster atau babydoll.
Kami bertiga makan bersama di meja makan. Aku perhatikan Indra masih agak canggung ketika melihatku, mungkin dia masih merasa bersalah akan kejadian tadi.
Aku mencoba basa basi supaya suasana tidak terlalu kaku lagi.
A: Kamu sudah punya pacar aba belum sih Mas Indra?
I: Eh,,belum bu..
A: Emang nggak nyari? atau nggak ada yang deketin gitu?
S: Dia jual mahal kayakanya ma..hahaha
I: Hehe, enggak pak, saya memang cari yang serius aja, sudah nggak tertarik kalau cuma main-main saja.
A: Wah bijak sekali kamu..Hahaha
I: Bukan begitu bu, masih agak trauma saya, ditinggal nikah sekitar 2 tahun lalu
A: Ohh, kasihan sekali yaa, sabar ya mas
S: sudah lama dia kurang kasih sayang ma..Hahahaha (kami tertawa terbahak-bahak, suasana mulai cair kembali tidak tampak rasa canggung dari Indra)
S: Eh ndra, nanti setelah makan tolong pijetin ya, seperti biasanya
I: Siap pak
Mas Hari memang suka sekali pijat kadang bersamaku di tempat refleksi atau di rumah dengan Indra, apalgi karena aktivitas nya cukup padat beberapa tahun terakhir.
Setelah selesai makan aku dan mas Hari ke kamar tidur dan Indra menuju ruang tamu untuk menonton tv.
A: Ehh pa, aku mau cerita…
S: Apaan ma?
A: Jadi tadi pentil mama nggak sengaja dilihat Indra..
S: Haah, emang dia ngintip mama?
A: Enggaak, tadi pentil mama nyembul gitu gara gara papa pegang susu mama, mama nggak sadar ternyata ada bikininya ada yang melorot.
S: Hahahahaha,
A: eeee, malah ketawa..
S: Dapat tontonan gratis diaa dari mama..
A: Yeee ya kan mama juga nggak sadar … tapi papa nggak marah kan?
S: Ya enggak lah, selama mama nggak sedih dan nggak masalah, papa juga nggak masalah kok. Ya udah tolong panggilin Indra ma, suruh mijetin papa keburu papa ngantuk.
A: Oke pa..
A: Mas, Mas! dipanggil bapak but mijetin dia
I: Iya bu, sebentar saya ambil lotionnya dulu.
Sambil membawa beberapa botol dan handuk kecil, bergegas dia menuju kamar kami. Aku melanjutkan langkahkua ke arah dapur, karena teringat masih ada wine yang sudah aku buka saat bereenang tadi. Aku menikmati lagi wine hampir sekitar 1 gelas penuh. Alkohol dari wine membuat gairahku semakin menjadi-jadi, aku sedikit tipsy sambil tanganku masuk ke dalam celana dalamku meraba2 klitorisku, cd ku mulai agak basah karena cairan muali keluar dari liang vaginaku.
Ahhh….aku mendesah pelan. Ingin rasanya aku bermasturbasi.
tapi aku sadar kembali aku masih berada di dapur. Nanti sajalah, batang Mas Hari masih lebih nyaman daripada bermain sendiri.
Karena bosan, aku menuju kamar tidur menemani mas Hari yang sedang dipijat. Baru pertama kali aku melihat suamiku dilihat dipijat Indra.
Mas Indra dengan tengkurap mengenakan boxernya dan hanya bagian pantat dan paha tertutup handuk kecil. Sepertinya Indra sudah cukup terlatih dalam melakukan pijatan. Runtut dan teratur dari ujung kaki ke punggungnya. Tangannya yang cukup kekar sepertinya punya power yang cukup untuk membuat relaks otot-otot mas Hari, tidak seperti tanganku yang mungil, kadang malas kalau memijat mas Hari karena ototnya terasa keras bagiku.
Aku naik ke ranjang, dan duduk di samping mas Hari sambil menutup area pahaku dengan selimut..
A: Wihh enak sekali dipijat..
S: Enak dong..mama mau dipijat juga?
A: enggak ahh, tangannya mas Indra besar nanti sakit semua..
S: Dia terlatih lho, bisa menyesuaikan keinginan..(sambil menikmati pijatan Indra, menutup matanya. sepertinya mas Hari sudah mulai mengantuk)
A: Ahh takut sakit semua besok nggak jadi jalan2..
S: Tenang aja, dia pernah 3 tahun kerja di spa dan refleksi di Thailand.
A: Oh yaa, pengalamannya banyak dong..
I: Iya bu, mungkin ya sudah ratusan orang pernah saya pijat, dari berbagai negara
A: Wiihh sombong banget..hahaha
S: Makanya mama kalau mau dipijat juga, setelah papa nanti..
A: Yaudah deh nanti coba pijitin ya mas. Jangan keras-keras yaa..Pake minyak juga kayak bapak nggak?
I: Kayaknya nggak usah ya bu, kalau pakai minyak perlu buka pakaian atasnya.
S: Enak pakai minyak ma.. lebih rileks..tapi terserah mama mau yang bagaimana..
I: Gini saja bu, nanti saya pakai teknik Thai massage kombinasi dengan totok area wajah, jadi pijatnya tidak perlu lepas pakaian, ditambah stretching2 di akhir sesi.
A: Oooo, yaudah deh nurut sama yang sudah profesional..Ada macam2 ya tekniknnya?
I: Iya bu ada banyak seperti Thai, Swedish, Shiatsu, dan lain lain, banyak banget namanya..
S: Kalau teknik untuk kejantanan gini ada nggak mas? Hahaha (Kami semua tertawa mendengar celetukan mas Hari)
I: Ada juga pak, untuk stamina dan vitalitas
S: Wah, berarti bisa buat alat ku tambah besar ya, hahaha
I: Ya enggak langsung begitu pak. Tapi fokus pada titik2 tertentu jadi stamina nya lebih terjaga ketika alatnya digunakan. Tapi kalau bapak sepertinya stamina nya masih kuat. (jawabnya sambil meneruskan pijatan di punggung mas Hari)
A: Kalau mas Hari masih strong banget mas, hahaha..(mas hari mencubit pahaku sambil menatapku dengan genit)
A: Pijat begitu hanya untuk laki-laki ya mas?
I: Eee, ada juga bu kalau untuk wanita,khusus, anu difokuskan pada area tertentu dengan teknik pijat khusus. bisa buat pikiran fresh dan istirahat dengan nyaman (dia menjawab agak sedikit canggung)
S: Emang mama mau pijat kejantanan? eh pijat feminim? hahaha
A: Nggah ahh, mama bingung gimana pijatnya. Yang tadi aja mas Totok wajah sama Thai itu.
I: Iya bu ditunggu ya…
Setelah sekitar satu jam, mas Hari selesai dipijat. Dia sudah tertidur pulas sambil tengkurap. Giliranku untuk dipijat.
I: Silahkan bu giliran ibu. Boleh tengkurap dulu.
A: Iya mas. Jangan keras-keras ya (sambil membalikkan badan)
I: Saya mulai ya bu. Mau saya pakiakn selimut lagi kakinya?
A: Nggak usah deh mas, agak gerah.
I: Baik bu (sambil memulai pijatannya). Pijatannya terlalu keras bu?
A: Cukup mas, enak kok kayak di tempat refleksi2 gitu. Pas..
Pijatan dimulai dari telapak kaki, dipijat runtut bergantian dari kaki kiri ke kanan. Pijatannya stabil, lembut dan nyaman meskipun tangannya cukup besar dan terlihat powerful, ternyata Indra bisa menyesuaikan dengan tubuhku yang kecil.
Pijatan mulai naik ke arah betis, begitu melegakkan setelah tadi berenang cukup lama.
Perlaha lahan pijatan mulai naik ke area paha. Karena baby doll ku pendek, tangan Indra langsung menyentuh kulit belakang pahaku. Refleks geli aku menggerakkan kakikku
I: maaf tekanannya sakit bu?
A: eh enggak mas, geli aja tadi sedikit
I: Oh maaf bu, kalau ada yang tidak nyaman atau sakit bilang saja ya..
A: Iya mas, lanjut aja pijatnya ngak apa2..
Pijatan dilanjutkan ke arah pantat. Meskipun itu area yang cukup menggoda, tapi pijatannya terasa profesional, tetap stabil dan teratur. Tidak seperti diraba2. Baby doll cukup tipis dan cd ku pun menggunakan bahan yang tipis, sehingga apabila dipijat pasti akan terasa kenyal sekali. Cukup lama dia memijat di area pantatku sekitar 15 menit, tapi karena memang area paha dan pantatku terasa tegang sekali setelah aktifitas yang cukup melelahkan.
Meskipun pijatannya serius, tapi apalah daya disentuh di area tersebut, membuat vagina ku mulai becek, apabila didengarkan dengan seksama suara becek akan terderngar saat pantatku dipijat pijat ke arah atas. Terkadang jarinya juga menyentuh dekat dengan area vaginaku meskipun dia memijat dari luar babydoll ku. Gairah ku mulai muncul namun terkadang turun kembali.
Pijatnnya dilanjutkan ke area punggung. Sunggguh melegakan, seperti plong rasanya punggung ini dipijat. Hampir 20 menit punggungku dipijat dengan teliti pada setiap bagiannya. Membuat ku relaks dan hampir tertidur.
I: Bu boleh balik badan terlentang..saya lanjutkan totok wajah
A: Ohh iya mas (aku membalikkan badan menempatkan kepalaku di bantal, dan posisi Indra duduk bersila berada di atas kepalaku)
Pijatan di mulai dari area pundak dan leher, ada rasa sedikit geli dan terangsang ketika pijatannya ke arah tengkuk leher.
Aku teringat besok malam anak2 akan menyusul bersama Pak Tarno, aku ingin mengirim pesan ke Mbak yus untuk segera mempersiapkan keperluan mereka besok.
Saat mencoba meraih handphone yang berada di dekat bantal dan Indra. Tidak sengaja aku menyenggol penis Indra.
Ternyata penisnya sudah tegang, karena ku senggol terasa begitu keras di balik celana trainingnya. Indra tetap meneruskan pijatannya tanpa respon apapun.
Aku memang tidak sedang mengenakan bh, meskipun belahan dada ku tidak terlihat karena potongan area dadanya tinggi. Tetapi tadi beberapa kali aku terangsang sehingga membuat kedua pentilku menegang dan pasti tercetak jelas dibalik kain tipis babydollku. Dan dengan posisi Indra seperti itu pasti dengan leluasa pentil yang menonjol.
Aku mencoba diam saja dengan melanjutkan mengirim pesan di handphoneku.
Pijatannya pindah ke area wajah, pijatnya begitu lembut di area hidung hingga dagu, sangat menikmati pijatan di area ini. Saat pijatan ke arah telinga, tiba2 tangannya mulai menekan area belakang telingaku.
Area ini adalah bagian yang cukup sensitif bagiku. Vagina mulai berdenyut kencang dan sepertinya juga mulai becek kembai.
Beberapa kali tekanan di area itu sehingga membuatku sangat terangsang, puncaknya ketika telapak tangan Indra meraba halus area lubang telinga, rasanya seperti telinga ini disedot secara perlahan. Membuat nafasku semakin berat dan badanku sedikit menggelelinjang. “Ahhhh…Hmmmpffff…”
Aku mendesah lirih karena sentuhan itu, aku memejamkan mataku. Tapi aku tetap menahan agar tidak terlihat begitu terangsang. Vagina ki mulai terasa banjir, cdku mulai terasa basah sekali.
Kulirik Indra tidak ada respon apapun, sepertinya fokus dengan pijatannya. Memang benar dia terapis yang profesional.
Setelah beberapa saat dia berpindah tempat, dan mengatakan akan melakukan stretching yang menandakan sesi pijatan akan berakhir.
Beberapa bagian dilakukan stretching dari tangan bahu dan pinggang,
Hingga pada bagian kaki. Kaki kanan diangkat dan lutuku ditekuk lalu ditekan ke arah perutku, sambil dia menindih, tentu saja babydoll tersingkap ke bagian perut. cd ku yang basah terlihat dengan jelas, apalagi bagian bibir vagina ku yang tercetak jelas dari balik cd ku.
Aku diam saja, mencoba memajamkan mata berpura pura tidurdan merasa tidak tahu akan hal itu.
Aku sedikit membuka mataku mengintip Indra sedikit melirik ke bagian cdku beberapa saat, namun melanjutkan lagi stretchingnya dan merapikan kembali babydoll ku yang tersingkap.
Saat berganti pada kaki yang kiri. Secara tidak sengaja telapak kakiku menyentuh penisnya. Ternyata penisnya sedang tegang. Dia tampak memperhatikan kembali cdku karena babydoll ku tersingkap lagi, kali ini dia menatap cukup lama.
Aku yang ada rasa terangsang sedari tadi, mulai penasaran dengan penis Indra, coba aku rasakan dengan telapak kakiku secara perlahan suapaya dia tidak curiga.
Wooww, besar juga hampir sepanjang telapak kakikku yang ramping dan mungil. Mungkin ada panjang penisnya bisa lebih dari 18cm. Aku menjadi gelisah, membayangkan hal-hal yang tidak-tidak.
Setelah beberapa saat dia minta izin kembali ke kamarnya karena sesi pijatannya telah usai. Aku masih berpura-pura tidur dan tidak menjawabnya. Dia agak terburu2 keluar kamar. Saat kulirik, tonjolan di balik celana trainingnya begitu besar. Itu yang mungkin membuat dia ingin segera beranjak dan malu kalau aku tahu kondisi penisnya menegang.
Aku dalam kondisi yang sangat terangsang. Sudah di ubun-ubun rasanya ingin dipuaskan. Aku langsung mendekat ke Mas Hari dan membuka celananya ku elus2 batang penisnya.
tapi tidak bisa sepenuhnya tegang, tidak mungkin ini bisa masuk ke dalam lubang vaginaku.
Ku lihat mas Hari memang tertidur dengan pulas dan sepertinya tidak merasakan
apapun.
Ahhh, apa aku harus masturbasii?? Aku perlu puas sekarang, karena sudah berulang kali terangsang hari ini..Kepalaku memang akan terasa sakit apabila aku terangsang hebat dan tidak segera tersalurkan.
Di benakku aku teringat akan perkataan Indra ada pijatan khusus untuk wanita tadi, Apakah ini bisa membuat ku rileks tidak pusing lagi dan memikirkan masturbasi ini??
Bersambung