Hanyalah kisah fiksi berdasarkan khayalan saat jam kuliah lol.
Hari ini sekali lagi aku terlambat pergi ke kantor, “ aduh kalau gini terus gua bisa dipecat nih” gumamku sambil memacu mobil. Untungnya jalanan tidak terlalu macet sehingga aku sampai di kantor sekitar pukul sembilan tepat. Aku mengambil handphone dari dasbord dan masuk ke aplikasi absen dan “teett” namaku di aplikasi berwarna merah menyala tandanya aku terlambat absen. Aku menepuk dahiku, dan mengelengkan kepala.
“Merah lagi…” ucapku tanpa semangat.
Setelah absen, aku segera pergi keruangan. Di lift aku bertemu Alfonso manager marketing yang naksir berat padaku.
“Oh God, makin jelek hari gue”. Aku hanya berdua dengannya di lift.
“Good morning Lisa, how are you today?”
“I’m fine, thank’s, loe jangan sok-sok inggris deh sama gua. Nyebelin tau nggak!!” kataku membalas spaannya.
“Gitu aja marah, gue kan mau akrab dengan loe.”
Aku hanya menyengir cemberut dan Kembali menenatap sosial media di Handphone ku.
“Loe makin cantik aja kalau marah.” Tak lama kemudian pintu lift terbuka dan Alfonso keluar, Ruangannya ada di lantai 25. Aku menekan tombol lift, lift mengantarku ke lantai 30 aku pun bergegas menuju ruang kerjaku.
”Pagi semuanya” seruku menyapa rekan-rekan kerja ku
“Wah…wah… sleeping beauty udah datang nih” Santi menyindirku. Aku hanya dapat membalas dengan seyuman.
“Hari ini pakai celana panjang ya Lis, kurang seksi deh” kata Herman.
“Sejak lu suka ngintip kaki gue, gue risih kalau pake rok.” Kataku dengan cemberut.
“Wah-wah mbak Felisha ini, pagi-pagi udah marah-marah ntar cepat tua lo.” Kata Astrid ikut bergabung dengan pembicaraan kami.
“oh ya trid… kak Nadia mana kok nggak kelihatan?” kataku sambil mataku berputar mencari kak Nadia.
“ Wah nggak tau juga tuh tadi sih udah datang, terus pergi lagi tapi tasnya juga masih ada tuh”
“ooo gitu ya udah makasih ya” aku mengakhiri percakapan dan duduk di meja kerjaku. Dan mulai megerjakan tugas-tugasku.
Handphoneku berbunyi.
“Dik Felisha, tolong kamu datang ke ruangan saya sekarang” kata pak Irwan di telpon
“Ok pak, segera saya akan ke ruangan bapak” aku menutup telpon. Sambil menengadah aku mengambil nafas panjang.
“Mau apa lagi nih Bandot, mudah-mudahan dia ngga minta ‘jatah’ dari ku”. Aku sibuk banget dan setiap menit amat berharga.
“Siapa?”
“Saya pak, Felisha”
“Oh dik Felisha, masuk dik”.
Akupun membuka pintu yang sepetinya kuncinya telah terbuka. Begitu pintu kubuka, jantungku mau copot melihat pemandangan di hadapanku. Kulihat kak Nadia sedang menungging dikerjai oleh Denny supir pak Irwan di sofa dari belakang penis Denny yang hitam panjang, berurat menyodok vagina kak Nadia.Warna kulit mereka yang kontras (yang satu hitam dan yang satunya putih bersih), mengingatkan aku pada film bokep interracial dimana cewek bule disetubuhi oleh cowok negro. Penis Denny keluar masuk vagina kak Nadia, sementara itu kak Nadia mengoral penis pak Irwan yang berlutut dihadapannya, ya mereka melakukan threesome gaya split roast di pagi hari. Kak nadia jadi mirip kambing guling yang ditusuk dari mulut sampai ke pantat. Sesekali kak Nadia menghentikan aksinya mengulum untuk menikmati genjotan denny, mulutnya mendesis-desis tak karuan.
“uukkhh…beruntung sekali saya pak akhirnya bisa rasain memek bule.” Ucap dayat sambil terus melanjutkan aksinya. Seringai kenikmatan terpancar dari wajah dayat. Mulutnya terbuka memperlihatkan giginya yang tongos, hiii…
“unghh…eghhh…mmhhmmhh…” desahan demi desahan keluar dari mulut kak Nadia yang sedang mengulum penis pak Irwan. Tangan pak Irwan juga tak mau kalah menggerayangi dan meremas payudara kak Nadia yang besar, sambil sesekali memencet dan menarik-narik putingnya. Kak Nadia tidak mengenakan pakaian apapun selain sepatu hak, cincin di jari manisnya, dua anting serta kalung yang melingkar di lehernya. Sedangkan pak Irwan dan Denny juga bugil tanpa pakaian. Mereka rupanya tidak memperdulikan aku yang berdiri diam memperhatikan mereka. Aksi mereka membuat vaginaku mulai terasa basah menandakan tubuhku mulai terangsang.
“Tolong pintunya di kunci dik Felisha”. Akupun mengunci pintu sesuai perintah pak Irwan
“Sebentar ya dik Felisha, kami lagi sibuk” kata pak Irwan sambil memegang kepala kak Nadia. Aku melihat Wajah horny kak Nadia yang cantik, dia meringis dan mengerang tertahan menikmati tusukan Denny di vaginanya
Setelah sekitar 5 menit berasyik-masyuk, pak Irwan mencabut kemaluannya dari mulut kak Nadia, Denny pun menghentikan aksinya dan mencabut penisnya dari vagina kak Nadia. Kak Nadia berdiri, mengambil air dari dispenser. Sementara Denny sedang mengocok-ngocok penisnya sendiri yang mengkilat oleh cairan kak Nadia. Pak Irwan menghampiri kak Nadia dan berbisik, kemudian kak Nadia terlihat mengagguk dan berjalan kearahku. Tubuh telanjang kak Nadia benar-benar seksi dengan payudara yang besar dan padat entah berapa ukuran bra yang dipakainya. Bentuknya sangat menantang, urat nadi berwana tampak terlihat samar karena kulit kak Nadia yang putih bersih, bercak merah bekas cupangan memperlihatkan betapa asiknya kedua laki-laki mempermainkan payudaranya kak Nadia. Rambut kak Nadia kecoklatan lurus menjuntai hingga ke bahu. Dengan hidung mancung khas cewe Indo, serta kakinya yang panjang menambah keseksiannya. Tak heran setiap laki-laki yang melihat selalu bernafsu ingin menyetubuhinya.
“Kak…”
“Ssttt…” kata kak Nadia seraya menempelkan jarinya ke bibirku. “kamu ikutin kakak aja ya Lis” kata kak Nadia berbisik kepadaku. Setelah itu kak Nadia memeluk dan mulai menciumku. Kak Nadia mengajakku melakukkan gerakan seperti orang berdansa dia melingkarkan tanganku ke lehernya, sementara tangannya melingkar di pinggangku. Dan kamipun mulai bergoyang, berdansa. Dia mencium titik rangsangku dileher, dan mencupangnya. Kemudian kak Nadia mulai mencium bibirku walaupun sering melakukan hubungan seks, aku tak pernah melakukannya dengan sesama cewek, sehingga aku agak risih saat kak nadia mencium bibirku.
“nnnggg…kak…” aku memejamkan mata menikmati cumbuannya. Membayangkan dicumbu oleh mantan pacaraku yang paling kusayang, Sementara lidah kak Nadia mendorong –dorong ingin masuk ke mulutku. Perlahan-lahan mulutku terbuka, membiarkan lidahnya masuk dan menyetil-nyentil lidahku. Sambil bercumbu kak Nadia mulai melepaskan kancing blus ku melepaskannya dan melemparnya entah kemana, berikutnya giliran bra ku sehingga payudaraku seolah meloncat keluar. Kak Nadia melepaskan ciumannya, kemudian menunduk untuk melumat payudaraku yang kanan menggigit dan meyedot puting kemerahanku. Sejenak aku melihat Denny dan pak Irwan yang mengocok penis mereka masing-masing sambil melihat live show ku dan kak Nadia.
Kak Nadia kemudian membalikan tubuhku, dan memelukku dari belakang aku dapat merasakan puting kak nadia yang mengeras menempel di punggungku. Kak Nadia membuka resleting celana panjangku, memasukan tangannya dan mulai meraba-raba vaginaku yang masih tertutup Cd. Menekan-nekan jari tengahnya disana, membuat vaginaku semakin basah. Jarinya mulai menelusup kedalam cd dan menusuk-nusuk vaginaku.
“Aakkhh….kak…ooghh”. mulutku mulai meracau menandakan kenikmatan.
“Kamu cepat sekali banjir dik, udah becek kaya gini” kata kak Nadia mengomentari. Aku tak peduli lagi dengan kata-katanya.
Kemudian dia membuka celana panjang serta celana dalamku. Hingga aku sekarang hanya tinggal menggunakan sepatu hak, sebuah cincin dijari manis dan kalung.
Kak Nadia kemudian membimbingku dan meletakanku ke meja kerja Pak Irwan menengkurapkan dadaku disana sementara kaki ku masih menginjak lantai, sehingga tubuhku membentuk 90 derajat. Dari belakang kak Nadia tanpa jijik mulai melumat Vaginaku. Gila aku tak pernah membayangkan akan menikmati permainan sesama wanita.
“Oohh…oohh…enakk…sekali kak” kak Nadia mulai menjilat dan menghisap-hisap klentitku sambil jarinya mencucuk-cucuk sambil sesekali mengorek-ngorek vaginaku. Kemudian lidah kak Nadia menyapu dinding vaginaku dan mulai menekan masuk kedalam. Sambil jari-jarinya mempermainkan klitorisku menimbulkan rasa geli campur nikmat. Aku memejamkan mataku menikmati permainan kak Nadia.
Tiba-tiba kurasakan lidah kak Nadia yang lembek dan basah berubah menjadi keras dan panjang menerobos masuk ke dalam vaginaku, aku dapat merasakan urat dari benda itu menyentuh dan menggelitik dinding vaginaku. Aku membuka mata dan berbalik, ternyata yang ada di vaginaku bukan lagi lidah kak Nadia tapi penis Denny, rupanya dia sudah diijinkan pak Irwan untuk menggarapku. Aku sedikit meringis karena penis Denny lumayan besar. Dia sendiri mengerang nikmat akibat himpitan dinding vaginaku.
“uuhh…mekinya sempit banget sih, non Felisha masih perawan ya” katanya mengomentari sembari terus mencoba memasukan keseluruhan batang penisnya.
“aww…aaduhduh… pelan-pelan dong den sakit nih…awww” belum selesai aku berbicara dengan kasar dia menyodok hingga kurasakan kepala penisnya menyentuh dasar rahimku. Gila penis denny ukurannya lebih besar dari mantan-mantan pacarku. Dia berhenti sejenak untuk membiasakan vagianku serta menikmati jepitannya, akupun sempat mengambil nafas. Dia menarik penisnya dan menghujamkannya lagi, dibarengi jeritanku. Setelah itu Denny mulai memompakan penisnya dan aku mulai merasakan kenikmatan di selangkanganku yang menyebar ke seluruh tubuhku.
Ironi memang Denny yang cuma supir lulusan SMA, berhasil menyenggamai aku seorang gadis cantik dengan pendidikan luar negeri. Biaya perawatan ku sebulan saja pasti lebih tinggi dari gajinya. Tapi dalam urusan seks aku tak perduli lagi soal status sosial atau latar belakang pendidikan yang penting birahiku terpenuhi dan Denny tampaknya bisa melakukannya.
Aku mencoba melihat keadaan kak Nadia, rupanya dia dan pak Irwan sedang melakukan posisi 69 di sofa kak nadia menjilati dan mengulum penis pak Irwan sebaliknya pak Irwan yang dibawah menjilati serta melumat vagina kak Nadia. Sesekali kulihat pak Irwan menjilat-jilati pantat kak Nadia serta mencucuk-cucuknya dengan jari, sementara tangan yang satu meremas payudara dan memilin-milin putingnya. Kak Nadia terlihat menggelinjing menahan nikmat sambil tetap berkonsentrasi mengulum penis pak Irwan
Denny mengombinasikan gerakannya sambil meremas-remas pantatku. Sodokannya kusambut dengan goyangan pantatku. Denny merem melek menahan nikmat sedangkan aku mendesah dan mengerang tak karuan. Denny mencucuk lubang pantatku dengan jarinya dan menekannya hingga setengah jari telunjuknya masuk, kemudian mengorek-ngoreknya.
“Engghh…ahh..” aku makin medesah saat dia melakukannya.
“Kecil banget nih lubang, padahal bokongnya gede. Nggak pernah dimasukin kontol ya non?” aku terkejut mendengaranya, aku nggak mau disodomi karena rasanya sakit sekali. Selain itu bisa merusak bentuk mulut duburku.
“Aahhh…jangan…macam…uhhh… macam den, gue…engghhh…ngga mau…akhh” kataku.
“bercanda non…kan memeknya non Felisha udah legit banget” sambil dengan keras menghujamkan penisnya yang kusambut dengan jeritan panjang.
Tak lama kemudian aku merasakan tubuhku mulai menegang sementara penis Denny semakin kencang mengaduk-ngaduk vaginaku, aku meremas kertas diatas meja kerja pak Irwan dengan kedua tanganku. Perasaan nikmat tak terkira mulai mengaliri tubuhku yang kuekspresikan dengan erangan panjang.
“aakkkhhhhh” aku melolong melepaskan kenikmatan tiada tara kemudian ambruk ke atas meja. Tubuhku lemas, tetapi Denny rupanya belum keluar. vaginaku sekarang sudah sangat becek akibat orgasme tadi akibatnya jepitannya kurang kuat, dan tubuhku yang lemah sudah tak mampu mengikuti gerakannya.
“yahh… non Felisha udah kepayahan, saya belum keluar non” katanya kecewa seraya mencabut penisnya.
“gue…hhhh…istrirahat dulu” kataku dengan nafas tersengal-sengal. Denny mengangkatku ke kursi pak Irwan dan mendudukanku di situ. Membawa minuman yang langsung kuminum sampai habis. Aku menyeka keringatku sambil menurunkan suhu badan.
“non istirahat aja ya, saya mau ke non Nadia dulu” katanya berlalu. Aku kagum dengan daya tahan Denny jarang ada cowok yang kuat menahan jepitan vaginaku. Dia malah sanggup mengangkat ku dan masih mau melanjutkan dengan kak Nadia.
Kulihat kak Nadia sedang melakukan posisi woman on top, tangannya meremas dan memilin-milin payudaranya sendiri. Dengan gaya yang seksi kak Nadia mengoyang-goyangkan pantatnya kadang-kadang dia merubah gaya mendayung-dayung. Pak Irwan yang ada dibawah menggeram dan mendesah keenakan. Kulihat kemudian kak Nadia menggangkat payudaranya kanannya dengan tangan, kemudian dia menundukan wajahnya dan mengeluarkan lidahnya untuk menjilati putingnya sendiri, gila!! Aku mana bisa melakukan gerakan itu dengan payudaraku yang tidak sebesar miliknya. Selesai self service menikmati dirinya sendiri, Kak Nadia membungkukkan badan sehingga buah dadanya yang menggantung di santap pak Irwan. Pak Irwan dengan semangat menyusu pada payudara kiri kak Nadia sementara tangannya mengerjai yang sebelah kanan. Mulutnya sampai kembang kempis menyedot seolah-olah payudara itu ada air susunya.
Rupanya Denny sudah tidak tahan untuk ikut nimbrung, iya menyempatkan diri meremas payudara nadia dan mendorongnya payudara kiri kearah mulut kak nadia, kak nadia Kembali menstimulasi putingnya sendiri dengan cara menjilat dan menghisapnya. Tak mau kalah denny ikut menjilati puting payudara itu keduanya berlomba-lomba menjilat sampai akhirnya kedua lidah mereka Bersatu dilanjutkan dengan French kiss yang panas. Puas memainkan payudara, denny meminta kak Nadia mebersihkan penisnya dari cairan cintaku, Denny meremas-remas pantat kak Nadia, kemudian membukanya hingga dapat melihat lubang pantat kak Nadia.
“Non pengen nyobain boolnya”
“Iya bang pelan-pelan aja yah,”
Usai mendapat ijin, Denny mulai menusuk-nusukan jari telunjuknya sambil meludahi tempat itu, membuat gerakan memutar-mutar untuk memperlebar lubang itu. Wajah cantik kak Nadia terlihat meringis dan mulutnya terus mengeluarkan erangan dan desisan.
“Eenngghh…ssshh…!” erangnya saat jari tengah Denny ikut masuk, kedua jari itu kemudian digerakan naik-turun sambil diludahi agar melicinkan jalan bagi penisnya.
Setelah merasa cukup, Denny mulai memasukan batangnya ke sana. Pak Irwan menghentikan kegiatannya menggenjot vagina, tetapi penisnya masih di dalam. Pertama-tama kepala penis mencoba untuk masuk, kemudian dikeluarkan masuk lagi keluarkan lagi, berulang ulang dengan cara tarik ulur. kak Nadia memalingkan wajahnya untuk melihat proses masuknya penis itu. Cukup sulit rupanya memasukan penis Denny ke pantat kak Nadia. Setelah sampai setengahnya, dengan sedikit tenaga Denny menghujamkan penisnya hingga mentok. Dibarengi dengan jeritan kesakitan kak Nadia. Aku jadi bergidik melihat ekspresi kesakitan kak Nadia.
“Aakkhhh…Sakit!” kak Nadia menjerit sejadi-jadinya saat pantatnya dihujam seperti itu.Wajah kesakitan kak Nadia sangat kontras dengan Denny yang menunjukan ekspersi kenikmatan. Denny Mendiamkan penisnya sejenak untuk beradaptasi sekalian menikmati jepitannya.
“Ukhhh…sempit banget, lebih sempit dari meki non Felisha…” kata denny sambil matanya merem-melek manahan nikmat. Secara serentak Denny dan pak Irwan memompakan penis di kedua liang senggama kak Nadia. Perlahan-lahan jeritan kak Nadia mulai berganti dengan desahan. Tubuh kedua laki-laki itu menghimpit tubuh mulus kak Nadia. Pak Irwan melumat bibir kak Nadia, yang dibalas kak Nadia dengan liar. Tubuh mereka sudah bermandikan keringat di sana-sini tapi mereka terus berpacu mencapai puncak.
Untuk pertamakalinya aku melihat cewek di DP secara langsung di depan mataku.
Pemandangan erotis didepanku membuat birahiku naik dan aku makin terangsang. Tanpa sadar tanganku mulai meremas-remas payudaraku, sedangkan yang satunya berkeliaran di vaginaku. Aku mendesis lirih saat jari-jariku mempermainkan klitoris dan putingku secara bersamaan. Sejenak aku sibuk mempermainkan diriku sendiri dan lupa dengan permainan mereka bertiga. Setelah sekitar 15 menitan aku mendengar jeritan histeris kak Nadia, rupanya dia sudah mencapai puncak kenikmatan, tubuhnya lemah lunglai dalam pelukan pak Irwan. Denny kemudian melepaskan penisnya dari pantat kak Nadia. Pak Irwan bangun dari sofa, sehingga kak Nadia tengkurap di sofa. Tubuh kak nadia yang sedang tengkurap di serang dari atas. Pak Irwan memasukan penisnya ke pantat kak Nadia yang ditinggalkan Denny, dan mulai memompa. Kembali tampak wajah kesakitan kak nadia tetapi tanpa di barengi jeritan, mungkin karena dia sudah terlalu lelah.
Denny kemudian berjalan kearahku. Jantungku berdegup kencang menunggu apa yang akan terjadi.
“Non sudah kuat lagi kan?, kita lihat pemandangan kota yuk!” katanya sambil memegang tanganku dan membimbingku menuju kearah jendela kaca. Denny kemudian mendorong tubuhku hingga mengimpit jendela kaca itu, sehingga aku dapat dengan jelas melihat pemandangan kot. Denny yang lebih pendek dari ku mengambil buku di meja kerja pak Irwan sebagai tempat pijakan, sehingga sekarang dia menjadi lebih tinggi dariku.
“Sebentar ya non saya, bersihkan meki non dulu!” katanya seraya menunduk dan menempelkan mulutnya di kemaluanku. Secara repleks aku sedikit menunggingkan pantatku agar dia lebih mudah melakukan aksinya.
“Slluurrpp…sshhrpp”. Denny menyeruput cairan ku dengan sangat bernafsu, lidahnya menjilat-jilati dinding vaginaku dan kembali menghisap kemaluanku itu. Aku merespon ulahnya itu dengan mendesah dan merengangkan kakiku, serta mengoyang-goyangkan pantatku. Setelah melakukan selama 5 menitan dia mulai menghimpit aku ke jendela dan secara perlahan-lahan memasukan penisnya ke kemaluanku aku mengigit bibirku meresapi kenikmatan yang kurasakan.
“Aauugghhh…” desahku saat penis itu masuk seluruhnya kedalamku. Denny mulai mengenjot penisnya, tubuhku terlonjak-lonjak karena permainannya yang agak kasar. Aku disetubuhi menghadap jendela sehingga payudaraku menempel dikaca dan putingku bergesekan dengan kaca jendela yang dingin. Jika orang di bawah sana atau yang digedung sebelah memiliki teropong dan melihat ke tempatku, mungkin mereka akan terkejut melihat seorang bidadari diperkosa oleh jin hitam.
Denny kemudian mengajaku beranjak dari jendela menuju sofa, tanpa melepas penisnya dia membimbing aku menuju ke sofa tempat kak nadia dan pak Irwan. Sambil berjalan aku masih disetubuhi, posisiku sekarang membentuk 90 derajat dan Denny memegang kedua tanganku sehingga. Rupanya dia cukup kesulitan untuk memompa penisnya karena tubuhku lebih tinggi darinya, maka untuk mempermudah aku tekuk sedikit lututku sehingga tinggi pantatku sejajar dengan penisnya. Sesekali Denny berhenti untuk memompa penisnya.
Pak Irwan dan kak Nadia rupanya sudah menyelesaikan sesi anal seks nya, kulihat penis pak Irwan sudah kembali menancap di kemaluan kak Nadia dalam posisi doggy style.
Akhirnya dengan susah payah aku bisa mencapai sofa, aku berhadapan dengan kak Nadia yang bibirnya tanpa basa-basi menyambar bibirku. Lidahnya masuk kedalam mulutku dan mulai membelit lidahku ku balas aksinya dengan memainkan lidahku dan menyedot-nyedot lidah kak Nadia.
“Mmpphhh…slruupp…huuhhh…cup…cup” demikian suara yang terdengar saat mulut kami berdua saat bercipokan. Setelah beberapa menit berpangutan,aku merasa tubuhku mau meledak aku menjerit tetapi tertahan mulut kak Nadia. Cairan orgasmeku keluar deras, sehingga membuat vaginaku becek berat dan mengurangi himpitannya terhadap penis Denny. Kak Nadia tak lama kemudian menyusulku tubuhnya mengejang dan dia megeluarkan jeritan panjang. Kami berdua pun lunglai sehingga pak Irwan dan Denny melepaskan penisnya dan meminta kami menyelesaikan pakai mulut saja.
Aku meraih penis Denny dan mulai mengoralnya demikian pula kak Nadia dia mengulum dan menjilati penis pak Irwan dengan semangat. Tak lama kemudian pak Irwan mengocok penisnya di antara gunung kembar kak Nadia. Denny melirik kepadaku tampaknya dia ingin diperlakukan sama, tetapi aku menggelengkan kepala sambil tetap mengulum penisnya. Mulutku saja udah cukup, ga ada yang membayarku lebih untuk boobjob. Ketika mereka berdua hampir keluar, aku melepaskan kulumanku demikian pula kak Nadia. Mereka kemudian mengocok penisnya sendiri. Kami berdua bersimpuh menunggu, hampir bersamaan mereka menyemprotkan spermanya yang jatuh dimuka, leher serta dada ku dan kak Nadia, bercampur dengan peluh.
Setelah kekuatanku kembali, aku mengambil pakaianku yang berserakan dan kemudian melangkah ke WC. Di WC aku membersihkan sisa-sisa sperma yang menempel, mengenakan kembali pakaianku dan merapikan kembali ikatan rambutku. Saat kembali ke ruangan kulihat yang lain masih telanjang, kak nadia dan denny masing-masing sedang menikmati cigarette, pak irwan menawariku tapi ku tolak, karena memang aku sudah lama berhenti merokok.
Pak irwan mengatakan dia memberi reward kepada denny yang telah menemukan alat mata-mata di mobil pak irwan tadi pagi, kemungkinan berasal dari hacker yang sangat bebahaya bagi perusahaan. Pak Irawan kemudian menunjukan alat mata-mata yang di curigai tersebut kepadaku dan ternyata itu hanyalah air tag, mungkin ditaruh di mobil oleh istri atau selingkuhan yang curiga kepadanya.
“Sebagai rasa terima kasih saya katakan kepada Denny dia bisa meminta apa saja” kata pak Irawan
“awalnya saya minta uang buat ngelonte non, tapi saya ingat kalau di kantor ini ada cewek paling cantik sedunia yaitu non Felisha hehehe…” kata denny terkekeh
“dikasih bonus pula dapat toked gede non Nadia”
Dipuji cowok memang bisa membuat cewek mabuk kepayang tetapi berhubung yang memuji Denny, aku malah pengen muntah.
“sebagai bonus karena sudah membantu saya, maka dik Felisha saya kasih cuti selama satu minggu, sedangkan nadia akan menemani saya dinas ke Jerman mulai hari Senin” kata pak Irwan.
“terima kasih pak boss” kataku.
Aku bertanya kepada kak Nadia apakah ingin kembali keruangan kami. Dia mengatakan bahwa nanti akan menyusul setelah selesai merokok.
Akupun melangkah ke luar ruangan untuk melanjutkan pekerjaanku.
Di meja kerjaku aku tidak bisa konsentrasi karena di pikiranku saat ini terhampar pemandangan pantai yang indah, rayuan pohon kelapa, dan suara ombak yang menderu.
“satu minggu!!!!…, yes gw bakalan liburan satu minggu di Thailand. Titik” kata ku dalam hati.
FIN.