Ayo cepat sayang, tekan terus lebih
dalam lagi, lebi cepat lagi. Ahhhh…
akhhhh… terus sayang, terus. Kamu
hebat. Terus, mama udah mau
sampai…. akhhh….
Demikian Lara terengah-engah saat kontolnya anaknya Ridho menusuk-
nusuk lubang vaginanya yang
tembem dan bersih, karena Lara
memang suka menyukuri bulu-bulu
kemaluannya. Dan mereka pun
terkulai lemas, saat Ridho memuntahkan spermanya beberapa
kali ke lubang vagina mamanya,
Lara. Permainan itu entah sudah yang
keberapa kali mereka lakukan, saat
suaminya Darmo bertugas ke luar
kota melakukan inspeksi dari
kantornya. Mualanya bniasa saja,
tak ada getar apa-apa pada diri ibu dan anak itu. Terlebih setelah anak
pertama mereka Vivie menikah
empat bulan lalu, tinggal mereka
bertiga di rumah. Lara dan Ridho
selalu ditinggal pergi oleh papanya,
melaksanakan tugas dari kantornya. Saat itu, Ridho yang terlalu
dimanjakan, malah semakin manja
bila papanya tidak di rumah. Saat
papanya di rumah saja pun, Ridho
selalu memeluk mamanya dan
mencium pipinya. Paling-paling mamanya hanya membentak
sayang:” Ridho, kamu suga
mengageti mama deh…” dan
keudnaya kemudian tertawa,
bahkan papanya Ridho ikut-ikutan
tertawa. Kali pertama mereka melakukan
hu8bungan suami isteri, saat Lara
sakit demam. Papanya meminta
agar Ridho tidur di kamar mama
saja untuk menemani mamanya
yang sedang sakit, mana tau mama membutuhkan sesuatu, seperti
menganbilkan air teh atau apa saja.
Ridho dengan seanng hati
menyetujuinya. Sebenarnya Lara
sudah pulih dari sakit demamnya.
Mana tau dibutuhkan Ridho akan dapat membantu.
“Jaga mama ya. Sayang mama ya,”
begitu pesan Darmo papa Ridho
saat hendak berangkat
meninggalkan rumah dijemput oleh
mobil kantornya. Malam itu, Lara memakai daster dan setelah
menonton TV mengajak Ridho tidur,
karena takut Ridho yang masih
kelas 2 SMU itu terlambat bangun.
Mereka pun tidur bersisian. Saat
mau tidur, Ridho biasa mencium pipi mamanya dan mengucapkan
selama bobo, mama… Entah karena salah cium atau
meleset, Ridho justru mencium bibir
mamanya dn mengecup sebentar
bibir mamanya.
“Itulah kalau biasa nonton film
barat, kamu mencium mama seperti mereka mencium mamanya,” kata
Lara.
“Tapi aku suka mengecup bibir
mama. Lembut…” jawab Ridho dan
dengan manjanya, Ridho
mengecup kembali bibir mamanya dan kali ini bukan hanya
mengecupnya, tapi justru
melumatnya, lalu mempermainkan
lidahnya dalam mulut mamanya.
MUlanya Lara diam saja, lama
kelamaan dia sadar kalau apa yang dia lakukan dan dilakukan oleh
anaknya adalah salah. saat dia mau
menolak tubuh Ridho, tangan Ridho
justru sudah meremas teteknya
yang tak dibalut oleh bra di balik
daster tipisnya. Ridho sudah berada di atas tubuh Lara.
“Duh.. Ridho, mama mau diapain
ni…” tanya Lara yang mulai gelisah
teteknya diremas oleh anak
kandungnya sendiri.
dalam lagi, lebi cepat lagi. Ahhhh…
akhhhh… terus sayang, terus. Kamu
hebat. Terus, mama udah mau
sampai…. akhhh….
Demikian Lara terengah-engah saat kontolnya anaknya Ridho menusuk-
nusuk lubang vaginanya yang
tembem dan bersih, karena Lara
memang suka menyukuri bulu-bulu
kemaluannya. Dan mereka pun
terkulai lemas, saat Ridho memuntahkan spermanya beberapa
kali ke lubang vagina mamanya,
Lara. Permainan itu entah sudah yang
keberapa kali mereka lakukan, saat
suaminya Darmo bertugas ke luar
kota melakukan inspeksi dari
kantornya. Mualanya bniasa saja,
tak ada getar apa-apa pada diri ibu dan anak itu. Terlebih setelah anak
pertama mereka Vivie menikah
empat bulan lalu, tinggal mereka
bertiga di rumah. Lara dan Ridho
selalu ditinggal pergi oleh papanya,
melaksanakan tugas dari kantornya. Saat itu, Ridho yang terlalu
dimanjakan, malah semakin manja
bila papanya tidak di rumah. Saat
papanya di rumah saja pun, Ridho
selalu memeluk mamanya dan
mencium pipinya. Paling-paling mamanya hanya membentak
sayang:” Ridho, kamu suga
mengageti mama deh…” dan
keudnaya kemudian tertawa,
bahkan papanya Ridho ikut-ikutan
tertawa. Kali pertama mereka melakukan
hu8bungan suami isteri, saat Lara
sakit demam. Papanya meminta
agar Ridho tidur di kamar mama
saja untuk menemani mamanya
yang sedang sakit, mana tau mama membutuhkan sesuatu, seperti
menganbilkan air teh atau apa saja.
Ridho dengan seanng hati
menyetujuinya. Sebenarnya Lara
sudah pulih dari sakit demamnya.
Mana tau dibutuhkan Ridho akan dapat membantu.
“Jaga mama ya. Sayang mama ya,”
begitu pesan Darmo papa Ridho
saat hendak berangkat
meninggalkan rumah dijemput oleh
mobil kantornya. Malam itu, Lara memakai daster dan setelah
menonton TV mengajak Ridho tidur,
karena takut Ridho yang masih
kelas 2 SMU itu terlambat bangun.
Mereka pun tidur bersisian. Saat
mau tidur, Ridho biasa mencium pipi mamanya dan mengucapkan
selama bobo, mama… Entah karena salah cium atau
meleset, Ridho justru mencium bibir
mamanya dn mengecup sebentar
bibir mamanya.
“Itulah kalau biasa nonton film
barat, kamu mencium mama seperti mereka mencium mamanya,” kata
Lara.
“Tapi aku suka mengecup bibir
mama. Lembut…” jawab Ridho dan
dengan manjanya, Ridho
mengecup kembali bibir mamanya dan kali ini bukan hanya
mengecupnya, tapi justru
melumatnya, lalu mempermainkan
lidahnya dalam mulut mamanya.
MUlanya Lara diam saja, lama
kelamaan dia sadar kalau apa yang dia lakukan dan dilakukan oleh
anaknya adalah salah. saat dia mau
menolak tubuh Ridho, tangan Ridho
justru sudah meremas teteknya
yang tak dibalut oleh bra di balik
daster tipisnya. Ridho sudah berada di atas tubuh Lara.
“Duh.. Ridho, mama mau diapain
ni…” tanya Lara yang mulai gelisah
teteknya diremas oleh anak
kandungnya sendiri.