Hari yang sangat melelahkan di kantor, acara bedah buku yang berlangsung dari pagi hingga siang membuat Rahmi lemas. Begitu sampai di rumah, dia langsung menghempaskan tubuh montoknya di sofa. Masih dengan memakai kemeja, hanya melepas sepatu dan kaos kakinya, ia tiduran telentang di sofa ruang tengah, depan televisi. Karena sejuknya hembusan udara dari AC yang disetel dingin, beberapa saat kemudian, dia sudah tertidur pulas.
Di luar, terdengar suara motor Marwan berhenti di depan rumah. Laki-laki itu baru pulang dari musholla. Winda, istrinya, masih mampir sebentar di toko seberang jalan untuk beli sesuatu. Begitu masuk ke dalam, langkah ia langsung terhenti.
”Ohh…!!” Betapa kagetnya dia saat dari balik almari buku yang membatasi ruang tamu dengan ruang keluarga, matanya melihat adik iparnya Rahmi yang tidur telentang di sofa. Bukan karena ada yang aneh Rahmi sudah sering tidur di sofa itu, namun yang membuat langkah Marwan terhenti adalah posisi tidur Rahmi yang begitu menggiurkan.
Wanita itu menyandarkan kakinya tinggi-tinggi ke sandaran sofa, membuat rok satinnya tersingkap hingga ke perut, menampakkan betis dan pahanya yang putih mulus. Bahkan kalau diperhatikan lebih jeli, juga bokong Rahmi yang bulat montok, yang masih terbalut celana dalam warna putih. Dengan jantung berdebar kencang, mata Marwan menelusuri, mulai dari betis, lalu naik ke paha, dan akhirnya berhenti di pantat Rahmi yang membulat indah. Meskipun dia sudah sering melihat Rahmi telanjang, namun tak urung pemandangan ini membuat gejolak birahinya mengalir deras.
“Ck-ck-ck…Rahmi..Rahmi.. kenapa tubuhmu begitu menggoda?” batin Marwan dalam hati sambil menggeleng-gelengkan kepala. Cukup lama dia memandangi paha mulus Rahmi sambil tiada henti berdecak kagum.
”Eh, papa ngapain?” Winda yang baru masuk rumah menegur, mengagetkannya.
”Eh, mm… ini… mm…” Marwan menjawab gugup.
”Hayo! Ngintip Rahmi lagi yah… ih, papa nakal!!” bisik Winda pelan sambil mencubit perut sang suami.
Marwan terkikik geli.
”Mmm… habisnya, siapa yang nggak tergoda lihat Rahmi kayak gitu.” dia menunjuk Rahmi yang tidur telentang di sofa dengan rok tersingkap pada sang istri.
”Eitt… ih, papa genit!” Winda berkelit saat Marwan memeluk tubuhnya dari belakang.
”Bentar, aku betulin rok Rahmi dulu.” kata Winda sambil berusaha melepas pelukan sang suami.
”Mmm… Nggak boleh. Aku pengen tubuh mama sekarang.” bisik Marwan, tetap merangkul erat tubuh sintal sang istri. Sementara matanya masih lekat memandang kemontokan bokong Rahmi yang masih terlelap di depan sana.
”Tiap habis ngintip Rahmi.. pasti jadi kayak gini.” keluh Winda, agak jengkel tapi juga suka. Memang, cukup sering Marwan mengintip Rahmi, baik dalam keadaan telanjang maupun baju tersingkap seperti sekarang- dan ujung-ujungnya, laki-laki itu akan langsung menarik Winda untuk diajak bercinta dengan sangat menggebu-gebu. Winda tentu saja sangat suka dengan momen-momen seperti ini karena dia akan sangat terpuaskan.
”Adikmu itu bener-bener sexy ya, Ma?” sambil meremas pelan payudara sang istri, mata Marwan tidak lepas dari bokong montok Rahmi..
”Iya, siapa dulu dong kakaknya!” bisik Winda manja.
”Uh, bener-bener wanita yang sempurna.” Mata MArwan semakin jalang.
”Ih, ada yang bergerak di bokong mama nih,” bisik Winda pelan sambil menggesekkan pantatnya yang lebar pada kontol Marwan yang sudah menegang dahsyat.
”Uuh…” desah Marwan. Ia makin menekan kontolnya ke bokong bulat sang istri. Sambil terus menikmati pemandangan bokong indah Rahmi.. ia mulai menciumi pipi dan telinga Winda.
”Ma, papa pengen nih.” bisiknya mesra.
”Aahh… jangan di sini, Pa. Nanti Rahmi bangun.” desah Winda, tubuh montoknya menggeliat pelan.
”Nggak apa-apa, Ma. Biar aja dia bangun, kita ajak main sekalian, seperti biasa.” bisik Marwan sambil semakin liar menciumi pipi dan telinga istrinya, sementara matanya masih memandang nanar pada bokong bulat Rahmi..
”Aaahhh… terserah papa ajalah!” Winda menggeliat pasrah kegelian karena tangan Marwan mulai kembali meremas-remas payudaranya.
Dengan liar, tangan Marwan menyelusup ke balik kemeja sang istri. Ia preteli kancing baju Winda satu per satu dan mengangkat BH wanita cantik itu ke atas -mengeluarkan payudara Winda yang bulat besar- lalu meremas-remasnya dengan penuh nafsu, dengan mata tetap lekat memandang paha dan bokong indah Rahmi.. Dia juga terus menggesekkan kontolnya yang semakin menegang ke pantat bulat Winda yang masih terbalut rok panjang berenda.
”Papah!” desah Winda pelan sambil menggerakkan pinggulnya, menyambut gesekan kontol sang suami.
”Aarrgghh…“ Marwan mengerang sambil menggigit lembut tengkuk sang istri, membuat bulu kuduk Winda berdiri. Tangannya yang satu mulai menyusup ke dalam rok panjang wanita cantik itu.
”Eeuhh… Paaa!” Winda menggeliat mendongakkan kepala ketika tangan nakal Marwan mulai meremas memeknya yang masih terbungkus celana dalam. Dengan cepat ia memasukkan tangan ke dalam rok lalu menarik dan melepaskan celana dalamnya, membuat tangan Marwan semakin bebas bergerak.
”Mama bener-bener pinter.” bisik Marwan. Tangannya mulai mengelus dan meremas memek Winda yang sudah basah licin.
”Aaahh… Papaaa!” Winda menggeliat sambil melebarkan pahanya, memberi ruang agar tangan sang suami bisa meremas seluruh memeknya. Tangannya menjulur ke atas, meraih kepala Marwan yang asyik menjilati tengkuknya, membuat dadanya yang bulat indah kian membusung ke depan.
”Ssss… aaahh…” desah Winda menikmati semua aktivitas Marwan pada tubuhnya.
Sambil terus menjilati tengkuk sang istri, tangan kiri Marwan meremas-remas payudara Winda, sedangkan tangan kanannya mengelus memek wanita cantik itu. Rok panjang Winda sudah tersingkap sampai perut, menampakkan kemaluan Winda yang licin dan berbulu lebat. Dengan kondisi seperti itu, Marwan makin leluasa mengelus maupun meremas memek sang istri, sambil matanya terus memandang penuh nafsu ke arah bokong bulat Rahmi..
Melihat pemandangan tersebut, nafas Marwan semakin memburu, dipeluknya tubuh montok Winda begitu erat. Kini posisi mereka berdiri berhadapan sehingga payudara Winda yang montok terhimpit di dada Marwan. Sambil terus memandangi bokongRahmi.. tangan Marwan meremas kuat bokong istrinya. Dia membayangkan seandainya yang dia remas adalah bokong bulat Rahmi.. sang adik ipar.
Winda menurunkan tubuhnya dan berjongkok tepat di depan selangkangan sang suami. Dengan cekatan dia lepas ikat pinggang Marwan dan menarik resluitingnya turun. Lalu menarik celana panjang sekaligus celana dalamnya sampai ke bawah. Seketika kontol Marwan yang sudah menegang maksimal menyembul dengan gagahnya, tepat di depan wajah cantik Winda yang masih berbalut jilbab lebar. Setelah beberapa kali mengelus, Winda memasukkan kontol itu ke dalam mulutnya dan menghisapnya dengan rakus.
”Aaaarrgghhh…” erang Marwan pelan, matanya terpejam, berusaha meresapi kehangatan yang menyelimuti kepala kontolnya, yang sekarang berada di dalam mulut manis sang istri. Dengan tangan kiri, dia berpegangan pada almari, sedangkan yang satunya memegangi kepala Winda dan menggerakkannya maju mundur dengan cepat seiring kuluman wanita cantik itu.
Sambil menikmati hisapan Winda pada kontolnya, mata Marwan kembali terbuka, memandangi tubuh molek Rahmi yang masih tertidur dengan posisi yang sangat menggairahkan di depan sana. Untuk merangsang sang istri, Marwan menggerakkan kakinya. Dengan punggung telapak kaki, ia gesek-gesek memek sempit Winda yang jongkok mekangkang di depannya sehingga memeknya benar-benar terekspose.
“Uuhhmm…” Winda langsung mendesah keenakan, ia semakin bersemangat mengulum kontol Marwan, apalagi saat punggung kaki Marwan mengelus kelentitnya, lendir memeknya jadi keluar semakin banyak, bahkan sampai menetes-netes di lantai.
”Aaaahh… Mamaa!!” erang Marwan, dia sudah tidak tahan lagi, kuluman istrinya terasa begitu nikmat. Segera diangkatnya tubuh molek Winda dan dipeluknya dengan sangat bernafsu. Sambil diiringi ciuman bibir yang ganas dan panas, didorongnya tubuh Winda mepet ke tembok. Marwan mulai mendesakkan kontolnya ke arah memek sempit sang istri. Winda menyambutnya dengan menopangkan kaki kirinya ke almari, membuka selangkangannya lebar-lebar untuk sang suami sehingga memeknya benar-benar terekspose dengan jelas, siap menerima apapun perlakuan Marwan.
”Arrrrggh…” Marwan menggeram pelan ketika perlahan kontolnya mulai mendesak masuk ke dalam memek sang istri. Pelukannya semakin erat.
”Eeeehh…” Winda menyambut kontol sang suami dengan memajukan pinggulnya, sehingga perlahan namun pasti, kontol Marwan tenggelam dalam cengkeraman memeknya.
”Uuuhh… Mamaa!” Marwan meremas bokong istrinya kuat-kuat ketika dia mulai menggerakkan kontolnya keluar masuk di dalam memek sang istri.
”Eeeuuhh…” tubuh montok Winda bergetar kuat ketika sodokan kontol sang suami pada memeknya terasa semakin cepat dan kencang. Karena bokongnya dipegangi oleh Marwan, ia jadi tidak bisa menggerakkan pinggulnya untuk mengimbangi. Winda hanya bisa memeluk suaminya sambil melingkarkan kaki kirinya ke pinggang laki-laki itu saat gerakan pinggul Marwan semakin keras dan liar.
Karena nafsunya sudah diubun-ubun, Winda pun berteriak kencang tak lama kemudian. “Aaahh… aaaahh… aaakkhhh…” erangan dan desahan panjang keluar dari mulut manisnya, terdengar begitu syahdu mengiringi gelinjang tubuhnya saat menyambut gelombang orgasme yang datang menerjang secara cepat dan tiba-tiba.
Marwan yang merasakan memek istrinya mencengkeram begitu kencang saat menyemburkan cairan cintanya, bukannya berhenti, malah makin mempercepat genjotannya. Tangannya semakin kuat memegangi bongkahan bokong montok Winda. Sementara mulutnya menempel dan menyusu di bulatan payudara wanita cantik itu, menghisap dan mencucup putingnya yang merah merekah secara bergantian, kiri dan kanan.
”Arrgghhhh… aaaarrggghh…!!!” geraman Marwan tertahan di tenggorokan ketika dia menyodok kuat memek sang istri. Ia tekan kontolnya dalam-dalam saat spermanya muncrat berkali kali ke dalam rahim Winda. Mereka berpelukan erat sambil terpejam, menikmati orgasme masing-masing, kemudian terdiam. Beberapa kali tubuh mereka masih menggelinjang kecil menikmati sisa-sisa orgasme yang masih melanda.
”Ehh… hh… hh… fiuhh!” hanya desah nafas mereka berdua yang terdengar. Sementara di depan sana, seperti tidak terganggu sama sekali, Rahmi masih tetap terlelap dengan posisi tidurnya yang sexy.
bersambung dulu ya