Halo suhu-suhu sekaligus,, nubi yang jongos ini bermaksud untuk kembali posting hasil copas dari entah website apa namanya sekitar tahun 2009 dan udah nubi rapihin supaya enak dibaca.. sekedar ngingetin,, sebenernya nubi punya banyak cerpan yang memang nubi kumpulin pada zamannya karena keterbatasan koneksi internet saat itu.. Ini hasil copas nubi sebelumnya..
Selamat menikmati cerita “Wanita Desa yang Sensual” ini suhu-suhu semuanya,, kali ini langsung tamat yaa.. _________________________________________________________ Kisah ini merupakan pengalaman pertamaku bermain cinta dengan wanita selain istri, peristiwa itu sendiri terjadi kira-kira 3 bulan yang lalu di suatu daerah di Jawa Tengah, diawali dari adanya tugas kantor yang mengharuskan aku untuk melakukan suatu pelatihan untuk beberapa cabang di daerah. Saat itu aku menginap di hotel di kota S dan kadang tidur di kantor/unit yang ada di desa. Kejadian ini bermula secara tidak disengaja ketika aku menginap di desa A, yang mana setiap hari Sabtu pagi ternyata merupakan hari pasaran di desa A, sehingga aku tidak melepaskan kesempatan untuk melihat keramaian di pasar tersebut. Saking asiknya memperhatikan barang dagangan yang ada, aku tanpa sengaja menabrak ibu yang sedang berbelanja, sehingga semuanya belanjaannya tumpah termasuk gelas yang baru dibelinya pada pecah. Karena merasa bersalah, aku langsung meminta maaf dan mengatakan akan mengganti gelas-gelas yang pecah tersebut dan beruntung si Ibu tidak marah. Singkat cerita akhirnya kami berkenalan, sebut saja namanya Ibu Mirna dengan usia sekitar 40 tahunan. Setelah berkenalan Bu Mirna menyebutkan letak rumahnya yang berada di ujung jalan desa belok ke kiri karena saya berkata akan datang sore nanti untuk mengganti gelas yang pecah. Sehabis mandi sekitar jam 4 sore, aku langsung berangkat ke rumah Ibu Mirna yang ternyata berada di ujung jalan yang cukup sepi. Setibanya di sana, aku ditemui oleh seorang pria yang berusia sekitar 50 tahun, yaitu Bapak Najib yang tak lain merupakan suami Bu Mirna. Pak Najib menerimaku dengan sangat ramah setelah aku menjelaskan maksud kedatanganku, dan kemudian terjadilah obrolan yang semakin akrab di teras rumah beliau. Pak Najib meminta diri untuk ke dalam memanggil Bu Mirna, sesaat kemudian beliau kembali ke teras dan diikuti oleh Bu Mirna telah membawa minuman dan beberapa jenis kue. Tanpa sengaja aku memperhatikan kondisi Bu Mirna dengan memakai kebaya yang sedikit ketat dan rambut basah sehabis mandi, pada dirinya terpancar kecantikan khas wanita desa dengan kulit putih dan bodi yang kencang walau telah berusia 41 tahun, dan yang membuat mataku melotot adalah belahan buah dadanya yang kelihatan montok sekali yang membuat jantungku bergetar. Tanpa terasa waktu makan malam telah tiba dan mereka memaksaku untuk ikut makan malam bersama. Setelah makan Pak Najib pamit untuk menghadiri pertemuan di desa sebelah untuk urusan pengairan sawah, dan aku dipersilakan melanjutkan perbincangan dengan Bu Mirna. Rumah tersebut sepi karena anak pertama mereka yang sudah kelas 1 SMA sedang mengikuti kegiatan perkemahan, anak kedua yang masih kelas 2 SMP sedang belajar di rumah temannya dan si bungsu sedang berada di rumah saudaranya, dan bagiku ini merupakan suatu kebetulan yang tidak terduga. Sepanjang obrolan mataku tidak pernah lepas dari tubuh indah dan terutama dada montok Bu Mirna, hingga akhirnya Bu Mirna bertanya, “Dik Amar matanya ngeliat apasih?”. Sambil malu aku berkata jujur bahwa aku kagum akan kecantikannya. “Orang desa gini kok dikatakan cantik, di kota pasti bayak yang jauh lebih cantik” kata Bu Mirna. “Iya sih Bu,tapi Ibu lain, karena walau sudah punya anak tiga tapi badan Ibu masih bagus, khususnya……” aku berhenti berkomentar. “Khususnya apa dik?” desaknya. “Maaf Bu,itu tetek Ibu besar dan masih kencang kelihatanya” jawabku jujur memujanya. Bu Mirna terlihat malu sambil berusaha menutupi dengan tangannya, dan tanpa kami sadari pembicaraan mengarah ke hal yang berbau porno. “Oh ya dik Amar punya anak berapa dan istri usia berapa?” tanya Bu Mirna. “Satu Bu, laki-laki usia 2 tahun, istri usia 27 tahun dan saya sendiri 29 tahun” jawabku. “Wah sedang panas-panasnya dong?” timpal Bu Mirna. “Panas apanya bu?” aku berusaha memancing pembicaraan ke arah yang lebih hot, karena aku merasa terangsang dan berusaha bagaimana caranya agar bisa merasakan bersetubuh dengan wanita setengah baya ini. “Ah dik Amar berlagak nggak tau nih..” kembali Bu Mirna menimpali sambil tersipu. “Ibu juga kelihatan segar, pasti kebutuhan itunya juga hot ya?” aku terus memancing. Tapi reaksi yang aku terima tidak terbayangkan oleh ku sebelumnya, Bu Mirna malah kelihatan sedih, sehingga aku bertanya, “kok jadi kelihatan sedih bu?” Akhirnya Bu Mirna cerita bahwa kebutuhan batinnya sejak 2 tahun ini jarang terpenuhi, karena sejak suaminya jatuh dari pohon kelapa, kejantanan suaminya jarang sekali bisa maksimal. “Maaf Bu, padahal menurut saya orang seusia Ibu pasti sedang puber kedua?” ucapku berusaha menenangkannya. “Yah memang begitu dik, tapi harus ibu tahan…” Bu Mirna menjawab sambil berusaha terlihat tegar. “Gimana caranya?” lanjutku. “Ya dengan mencari kesibukan di lading, sehingga malamnya capek terus langsung tidur” lanjutnya. “Wah kalo saya bisa pusing, karena ini yang baru pisah 4 hari dengan istri saya aja udah gak tahan Bu…” kataku sambil bergeser duduk mendekatinya. “Dik Amar sih gampang, kan di hotel pasti juga nyediain…” katanya, namun aku tidak menjawabnya. “Dik Amar kok gak dengerin sih!” kata Bu Mirna sambil menepuk pahaku. Tangan Bu Mirna aku pegan sambil berkata, “abis ada pemandangan yang lebih bagus…”, sambil mataku terus memandang ke belahan dadanya. “Ah nakal ternyata dik Amar ini…” kata bu Mirna. Akan tetapi tangannya tatap saya pegang sambil saya remas, karena dia diam saja berarti ada kesempatan, batinku. Kemudian tanganku beralih kepahanya. “Jangan dik…” kata Bu Mirna tanpa berusaha menolak. Dan akhirnya aku beranikan diri untuk menciumnya, Bu Mirna mrmundurkan kepalanya berusaha menolak. Tetapi setelah aku pegang kedua tangannya sambil menatap matanya, akhirnya Bu Mirna memejamkan matanya dan membuka sedikit mulutnya. Langsung aku cium bibirnya perlahan, lama-kelamaan Bu Mirna memberikan respon dengan membalas ciumanku. Tanganku langsung tidak bisa diam membiarkan tetek yang begitu menggairahkan, perlahan aku pegang teteknya sambil sedikit meremas. “ah..ah…jangan dik…” tapi tangan Bu Mirna malah menekankan tanganku ke teteknya. Ciumanku terus turun ke lehernya sambil berusaha memasukkan tangan kananku ke belahan dadanya, bu Mirna semakin mendesah, “ah…uh…ah terus dik, enaaak” desah Bu Mirna. Aku semakin bernafsu, kancing kebaya baju bu Mirna langsung aku lepas. “Jangan dik…nanti keterusan” Bu Mirna berusaha meolak. “Oh Bu…saya udah gak bisa nahan bu, tolonglah…kita sama-sama butuh kan Bu?” aku berdalih. Akhirnya Bu Mirna menyerah dan membiarkan mulutku menyedot puting susunya yang semakin menegang “ah…ah….ahhhh dik nikmat dik, terus dik…” desahnya. Sementara tangan kanan meremas tetek sebelah kanan, mulutku terus menjilat dan menyedot yang sebelah kiri. “ahhhhh…uhhh….ahhhhh…dik..udah dik… ibu nggak tahaaan…” Tapi tangan bu Mirna malah menuntun tangan kiriku ke arah pahanya, yang entah kapan kebayanya sudah disingkapkan…..tanganku pun langsung bergerilya ke gundukan memeknya yang masih tertutp celana dalam, dan terasa jembutnya keluar dari samping cd-nya. Tanganku pun terus menggosok-gosok memek Bu Mirna. “ah…ahhhh…ahhhh dik terus dik terus…enak bangeeet…” desahnya dengan logat jawa yang kental. Akhirnya dengan seijin bu Mirna, cd itu aku pelorotin, sehingga terpampanglah memek Bu Mirna yang menggunung dan empuk tersebut. dengan penuh nafsu langsung aku elus-elus memek tersebut sambil berusaha menemukan itilnya, hingga tersedengar ibu Mirna semakin mendesah tidak karuan. “diiik…ahhhh…enaaaaak…diiik…enaaaaaakkkkk bangeeett…” Dan ciumanku terus bergerak turun, hingga akhirnya terciumlah bau khas memek wanita, yang membuatku semakin bernafsu, dan tanpa berfikir lagi langsung menjilat memek yang kemerah-merahan tersebut. Bersambung di bawah…
Lanjuuutt… “ahhh..berhenti dik…jangannnnn…” kata Bu Mirna setelah tahu saya telah menjilat memeknya. Akupun berhenti dan bertanya “kenapa harus berhenti bu?”. “Jangan dijilat dik memek ibu…jijik dan lagi kan itu jorok…” kata Bu Mirna. “Emang bapak dulu ndak pernah jilatin memek ibu?” tanyaku lagi. “Ndak…” jawab Bu Mirna. “Wah rugi Bu…” kataku sambil terus meremas tetek dan menusukkan jari tengahku ke lubang memeknya. “Rugi kenapa dik?” tanya bu Mirna. “Rasanya nggak kalah deh bu sama ngentotin memek Ibu,, dan lagian juga pasti bikin Ibu tambah terangsang” kataku sambil langsung kembali menjilat memek Bu Mirna. Setelah menjilat bibir memeknya, langsung lidahku masuk menggelitik lubangnya yang semakin basah oleh lendir kenikmatan, lidahku pun terus kuputar dirongga memeknya sehingga menambah kenikmatan bagi Bu Mirna “ahhh…ahhhhhh dik…….uhhhhh….ahhhhh…nikmat banget dik.. terus dik…terus..jilatin memek ibu….ya di situ diiik…terus ….teruuus…” Saat itilnya aku jilatin dan aku sedot, desahan Bu Mirna semakin menjadi. “ahhhhh…ahhhhhh….uhhhh…..uuuuuhhhhh diiik Amaaarr ibu mau keluaaar…ahhhhhhhhh diiikkkkkkkk ibu keluaaaar….” kepalaku langsung ditekan ke memek bu Mirna dengan keras, dan terasa di lidahku lendir hasil orgasme Bu Mirna. Bu Mirna memejamkan mata merasakan kenikmatan yang baru saja dirasakannya sambil berkata, “benar loh dik Amar ternyata memek kalo dijiliat dan disedot rasanya nikmat banget…” Tiba-tiba ada suara orang datang dari halaman rumah, dan tergesa-gesa kami merapikan pakaian, sedangkan cd Bu Mirna langsung diumpetin kekolong kursi. Ternyata anak Bu Mirna yang kedua pulang dari tempat belajarnya. Setelah anaknya masuk, Bu Mirna malah langsung ngomel dan bertanya kenapa kok anaknya pulang cepat nggak sperti biasanya? “Ibu belum puas ya…?” aku menggodanya. Ibu tersipu sambil berkata ”iya sih abis sudah lama ibu tidak merasakan hal seperti ini, apalagi memek ibu pengin dientot pakai kontol dik Amar biar kita sama-sama bisa puas, kan dik Amar belum keluar?” kata bu Mirna. “Iya sih Bu,, nanggung rasanya kontol saya ini. Tapi udahlah Bu gak apa-apa karena malam ini saya harus balik ke kota nginep di hotel, dan lagian anak ibu juga sudah pulang. Tapi yang jelas saya senang bisa memuaskan hasrat Ibu…..” sambil tanganku meremas teteknya. “Ahhhh..dik Amar, tapi rasanya tidak adil kalo cuma Ibu yang mendapat kepuasan. Begini aja, kalua Ibu besok ke kota dan mampir ke hotel boleh nggak dik?” kata bu Mirna. “Boleh…boleh buu… tapi benar ya bu…?” tanyaku meyakinkan. “Iya besok jam 10 pagi saya ke sana” kata Bu Mirna sambil tersenyum. Jam 10 keesokan paginya, pintu kamar hotel diketuk orang dan ternyata Bu Mirna datang untuk menepati janji yang langsung aku sambut dengan pelukan dan ciuman. “ah dik Amar kok gak sabaran sih?” kata bu Mirna. Aku nggak peduli, langsung aku lucuti semua pakaian yang dikenakan Ibu Mirna hingga terpampang tubuh telanjang yang begitu menggairahkan. Kubimbing Bu Mirna ke ranjang dan langsung aku emut dan sambil meremas tetek yang begitu montok dan menggoda tersbut. “aaaaaaahhhhhhhh dik…dilepas dong bajunya…” kata Bu Mirna sambil tangannya melepas baju yang aku kenakan, dan sekarang kami sama-sama telah telanjang bulat. Kembali aku cium bibir Bu Mirna dan terus turun ke semua lekuk tubuhnya. “ahhhhh….uhhhhh…hisap tetek ibu diik…hisaaaap…” mulutku pun langsung pindah ke tetek bu Mirna sambil tanganku menggesek-gesekan memek yang terasa kenyal dan hangat. “ahhhhh…..uhhhhhh…..dik……nikmat ……dik…..ibuuu sudah lama nggak merasakan ngentot…terus…..teruuuuuusssss diiik…” Ciumanku terus turun ke perut dan akhirnya sampai ke gundukan memek yang begitu merangsang. Langsung saja aku jilat dan sedot itil Bu Mirna yang menonjol itu sambil menggeser posisi ke 69, dan Bu Mirna pun tanpa diminta langsung mengemut kontolku. “uhhhhh nikmat sekali buuuuu…” kontolku terus diemut keluar masuk mulut Bu Mirna sambil dipijat batangnya “uhhhhh….ahhhhhhh….enak sekali buuuuu…”, saya juga tidak mau kalah, langsung saya putar lidah saya di memeknya sambil jariku tengah sedikit menusuk-nusukan lubang anusnya. “aduhhhhhh dik….apalagi ini……enaaaaaak banget diiik…..ahhhhhhh…….aaaaahhhhh”, tiba2 Ibu Mirna mengejang dan terasalah cairan yang keluar membasahi bibir, yang langsung aku sedot hingga habis. Aku biarkan Bu Mirna istirahat sejenak…sambil terus memainkan puting susunya yang masih menegang. Setelah beberapa saat, aku mulai kembali menghujami tubuh Bu Mirna dengan ciuman sehingga beliau kembali memberikan reaksi yang lebih panas. “ahhhhhh….uuuhhhhhhh….dik, ayo dik entotin memek Ibu…Ibu sudah kangen dientooott…..ahhhhhhhhh….”, akupun memutar tubuh Bu Mirna untuk mengambil posisi doggy, hingga tampaklah gundukan memek ibu Mirna yang menantang, dengan perlahan kumasukkan batang kontolku secara perlahan, karena terdengar Bu Mirna menjerit seraya berkata “pelan-pelan diiik…memek ibu sudah lama gak dientooot…ssshhhh…” perlahan aku masuk dan keluarkan kontolku hingga akhirnya semuanya amblas ke dalam memek bu Mirna. Reaksi Bu Mirna sungguh d iluar perkiraanku karena dengan goyangan pantatnya yang besar, kontolku terasa ditarik dan dipijit dengan nikmatnya. “ahhhhhh….uuuuuuuhhhhhhhh…buuuuu…ueennaaaak sekali memek ibuuu…ssshhhhh…” Dan akupun tak mau kalah dengan mengambil strategi 3:1, tiga kali tusukan setangah batang kontol dan sekali tusukan penuh hingga amblas ke memek Bu Mirna. Sepuluh menit kemudian desahan bu Mirna semakin keras. “aaahhhhh diiiik…memek ibu enak banget…..uhhhhhh kontol dik Amaaarr enaakk banget…uhhhh..aaahhhh…uuuu…sssshhhh…” “Terus diiik…memek ibu udah nggak kuaaatttt…diiik…diiik…dik Amaaaar…ibu keluaaaarrrr….. aakkkhhhhh……”, desahan Bu Mirna semakin panjang seiring keluarnya lendir kenikmatan. Setelah istirahat sejenak…bu Mirna langsung mengurut kontolku dan mengemutnya dengan lincah sekali. “ahhhhh bu……uuuhhhhhh nikmat sekali buu…” desahku. Kemudian Bu Mirna berhenti sambil berkata “dik Amar, sesuai janji Ibu semalem, maka hari ini Ibu akan memberikan kenimatan yang tidak terlupakan bagi kontol dik Amar…” Ibu Mirna langsung mengambil posisi di atas setelah mengurut kontolku beberapa saat. Bu Mirna langsung mengangkang dengan membimbing kontolku untuk memasuki lubang memeknya. Terasa sekali perbedaan dengan genjotan yang awal tadi, kali ini memek Bu Mirna terasa lebih seret dan terasa lebih hangat. “oooooohhhhhh……ahhhhhh……uhhhhhhhh bu enankkkkkk sekali memeeeeek ibu……..ohhhhhh kontooll saya ibu apain…..uuhhhhhh nikmat banget buuuu…” Ibu Mirna hanya menjawab dengan desahan nafsnya. “ahhhhhhh…….uuuuuuhhhhhh dik…memek ibu juga nikmat sekali…….” pantat Bu Mirna masih terus bergoyang dengan sekali-kali diangkat, sehingga membuat kontolku terasa sangat nikmat melebihi yang aku rasakan dengan istriku. “ooooooohhhhhhhh…..uuuuuuhhhhhh ennnnnaaakkkk sekali bu………” aku meracau. “nggak percuma aku menginginkan ngentot dengan wanita berumur 35-42 tahunan karena memang berbeda permainan sex mereka, mungkin karena lebih berpengalaman, seperti Bu Mirna yang memeknya terasa sekali empotanya” kataku dalam hati. “Ahhhhhhhh…..uuuhhhhhhhhhibu aku udah gak tahan buuu…” “sebentar dik Amar, bareng sama ibu…”, kata Bu Mirna sambil terus menggoyang pantat dan menaik- turunkannya sambil mendesah “ahhhhh…..dikkkk ..uuuuuuuhhhhh ibu enaaak sekali….ahhhhhh dik ibu juga mau keluar…” “ya buuu.. akhhuuuu juga…aaakkkhhhhh…” Ibu Mirna mengejang dan terasa lendir membahasi kontolku. “terus goyang…Buu…teruuus…nikmat buuuuuuuu…aaakkhhhhhh”, aku menyemprotkan pejuhku ke dalam memek Bu Mirna secara kuat dan akhirnya kami tertidur hingga jam 12 siang kami makan dan terus melanjutkan ke babak kedua. Karena waktu tugas di kota S tinggal 3 hari, maka dua hari kemudian kami kembali janjian untuk mengulangi kenikmatan seperti kemarin. Itulah pengalaman ku yang pertama dan mungkin yang terakhir, karena saat ini aku sudah tidak bekerja di tempat yang lama. Akupun tidak menyangka akan mendapat sensasi kenikmatan yang luar biasa dengan mengentot wanita usia 35 – 42 tahunan, sehingga kontolku yang normal ukuran orang Indonesia hingga saat ini masih menginginkan hal tersebut terulang, tapi karena tempat Bu Mirna yang jauh dan untuk jajan rasanya takut, terpaksalah mengentoti istriku sambil membayangkan lekuk tubuh wanita-wanita setengah baya yang menggairahkan yang pernah aku temui, bahkan aku sesekali beronani di toilet umum saking sudah tidak tahan membayangkannya. = S E L E S A I = Sampai ketemu di trit selanjutnya..