Perkenalkan namaku Ahmad , semenjak kecil aku hidup di lingkungan agama yang ketat dimana TV pun tidak boleh ditonton, apalagi smartphone yang kala itu lagi marak maraknya muncul. Aku tinggal di lingkungan pesantren , orang tuaku adalah salah seorang guru senior di Pesantren Annisa, sebuah pesantren Khusus Akhwat . Enam tahun tak terasa saya telah belajar di Sebuah Pesantren di Jawa Timur dan sekarang saya kembali ke Kampung Halaman saya .Tepatnya kembali ke Pesantren Annisa tempat masa kecilku. “Assalamualaikum Ust!” Sapa seorang Akhwat di Pintu gerbang Pesantren sambil menghampiriku. “Waalaikum salam!” jawabku sambil aku arahkan tanganku seakan menjawab salam darinya. Seorang Akhwat dengan Kerudung putih menggunakan gamis berwarna hijau muda seakan buah yang baru matang siap untuk dipetik dari tangkainya, gamisnya terurai sampai bawah terlihat di bawah menggunakan kaus kaki panjang dengan sepatu khas wanita. Senyum di bibirnya begitu indah , tampak wajahnya begitu senang kepadaku yang baru datang dari Perantauan, tatapannya menandakan ada sebuah kerinduan yang mendalam dalam hatinya. “Ust.Ahmad, Selamat datang di Pesantren Annisa!” kata Akhwat tersebut sambil membuka kan gerbang Pondok. “Terima Ka kaa.. kasih ust..ussttadz zah” kata ku sambil melihat ke bawah, tak berani ku melihat wajahnya. Jujur pada waktu itu hatiku dek-dekan, dan belum berani menatap Seorang wanitapun. Entah aku harus melihat ke mana karena pemandangan di sini Indah semua hee.. “Silahkan ikut saya Ustad!, Abi sudah menunggu di Ruang Pimpinan” Kemudian saya berjalan di belakang akhwat tersebut, ya Tuhan godaan apa lagi ini, kenapa aku harus berjalan di belakang seorang akhwat muda. “Ayo jangan malu-malu, ayo sedikit lihat saja bagaimana seorang akhwat sedang berjalan!.. ayo lihat pantatnya ohh lenggokannya.. pasti kamu suka” Seru setan dalam Hatiku. “JANGAN!” kata hati kecilku . Saya seorang anak ustaz, tidak baik melihat lenggokan wanita di depanku ini. Masih ingat dulu guruku berkata “Berjalan di belakang perempuan seperti berjalan di belakang harimau” Namun lenggokan itu selalu terlihat, ohh kenapa pantatmu begitu Seksi wahai Aziah. Sambil berjalan melewati lorong pesantren , banyak santriwati yang menatapku seakan ada pangeran yang datang. “Duh kenapa jadi Grogi begini?” bisikku dalam hati Di sebelah kanan aku melihat seorang santriwati sedang membetulkan jilbabnya , dia sampirkan jilbanya ke samping, di mana aku melihat kancing baju paling atasnya tidak dimasukkan, entah sengaja atau tidak, tapi belahan dadanya benar-benar terlihat. “Oh Tuhan kenapa aku melihat ini di saat seperti ini? ”. Untung saja dia tak sadar bahwa aku melihatnya. “Ustad , Lewat sini!” Kata ustazah di Depanku mengarahkanku ke sebuah ke sebuah kantor Asrama yang cukup besar. Ku lihat di papan ruangan tertulis Ruangan Pimpinan Pesantren. “Ustad Ahmad, antum sudah ditunggu sama Abi di dalam, silahkan masuk!” Kata Ustazah yang membawaku ke tempat ini. “Syukron Ustazah” Kataku sambil aku menunduk dan meminta izin untuk masuk. Terlihat seorang Ustaz berumur 60 tahunan sedang sibuk di kursinya, Beliau Adalah Ustadz Ramdan yang bisa disebut Abah, selaku Pimpinan Pesantren ini. Orang yang paling disegani di lingkungan Pesantren. “Silahkan duduk nak Ahmad!” “Syukron Bah” Jawabku “Selamat datang Ahmad di Pesantren Annisa, Kami di sini kekurangan guru khusunya guru Laki-laki, Karena Semua ustadz di Pesanten ini selain saya dan ayahmu meninggal” “Inna lillahi” aku kaget. “Mungkin nanti kamu akan tahu penyebabnya” tambahnya . Jadi untuk sementara Ustad adalah satu satunya guru laki-laki di Pesantren ini yang masih muda.. ukhukk..uhukk… (batuk),.., Abah sudah sudah tua, sudah tidak bisa lagi mengajar , jadi abah harap Ahmad bisa mengajar di pesantren ini” Ujarnya sambil menutup mulutnya yang terus batuk batuk. “InsyA**h, mohon doanya dari Abah” kataku sambil mencium tangannya. Dipeluknya badanku dan Abah membisikkan “ Tolong titip Azizah ya Nak Ahmad!” Azizah adalah ustadzah yang menyambutku di pintu gerbang, Seorang akhwat yang dulu ketika kecil menjadi teman mainku sekarang menjadi seorang akhwat yang membuat hatiku dek-dekan. “Maksud Abah?” Aku mundur dan menanyakan apa maksudnya “Abah tahu kalian berteman sejak kecil, namun setelah ibunya meninggal Azizah sering merenung. Semoga dengan adanya Nak Ahmad bisa membuatnya ceria kembali”. Jawabnya “Baik Abah” jawabku “Silahkan Nak Ahmad menuju ke kamar yang sudah Abah sediakan , nanti Azizah yang akan mengantar.. Uhukk,.uhukk…” “Azizah sini ! Antarkan Ust Ahmad ke kamarnya!” Sambil memanggil Azizah yang menunggu di luar. Saya pun pamit. —- “Silahkan masuk Ustadz” kata akhwat itu membukakan Pintu sebuah kamar. “Terima Kasih Ustazah” jawabku. Terlihat sebuah Ruangan yang luas ada Sofa, Kasur di atas ranjang, Kulkas dan Lemari Pakaian. Saya masuk ke dalam kamar dan Pintupun ditutup. “Ahh.. capeknya setelah seharian naik kereta, mungkin harus tidur siang dulu” Dan akupun tertidur. Sinta VS Rani “Tahu enggak Ran, kalau ada ustadz baru yang mau ngajar di sini.. katanya sih orangnya ganteng banget” Kata Sinta sambil membetulkan kerudungnya “Sinta!.. itu bajumu kenapa kancingnya lepas!” Kata Rani “Yah kamu tahu sendiri kan Kalo Si Ramdan lagi nafsu, Kancingku sampe lepas” “HUS .. jangan panggil SI ke Abah!” Ucap Rani sambil melotot “Bodo!” jawab Sinta ketus. “Kamu sih Ran belum merasakan bagaimana kalo Lelaki Nafsu” Kata Sinta “Memang Kenapa begitu?” Sinta mendekatkan bibirnya ke telinga Rani “Kamu mau lihat kontol enggak?” “Ihh sinta ngomong jorok” Rani bergidig. “Sudah tenang saja Ran, Rahasia mu aman” Kata Sinta sambil mengedipkan mata. “Sttt… awas loh jangan sampe bocor, aku malu tau” kata Rani. “Tenang rahasia aman , asal kamu temenin aku ke kamar Guru baru itu” Ujar Sinta “memang mau apa?” “Mengenalkanmu pada surga dunia” Bisiknya .. “Ayo ikut aku” ajak Sinta. Mereka pun segera menuju ke kamar Sang Ustad . — Ustazah Azizah “ih seneng banget hari ini , Ustad Ahmad bakal kembali ke Pondok ini. Aku penasaran bagaimana wajahnya , apa masih culun kaya dulu ya hee.., katanya sih dia itu ganteng dan Pinter Bahasa Arab, ihh kebayang kalo punya suami bisa bahasa arab..seru kayanya.. “ gumamnya dalam hati. ‘Hus… enggak boleh ngayal” jawab hati kecilnya. Seorang akwat sedang berhias di depan cermin, dia sibuk menghiasi wajahnya, tidak lupa matanya menggunakan sifat warna hitam menandakan bahwa dia wanita yang anggun, hem di tangannya selalu dipakai juga kaus kaki panjang bermotif bunga kesukaannya. ‘Oh Tuhan.. benarkah dia Ust Ahmad?” Gumamnya dalam hati “Andai dia menjadi Imamku nanti.. ihh ko ngehayal lagi sih?” Sambil membuka kan gerbang “Assalamualaikum Ust” “ hii.. lucu.. sampe se gugup itu dia menjawab salamku” bisiknya dalam hati “awas loh aku jailin” katanya lagi. Aku berjalan di depan dia, sengaja aku berjalan lambat dan melenggokan pantatku. Sesekali ku melirik ke belakang, ku lihat dia memalingkan mukanya ke kanan. “Rasain itu hiii,…”. Setelah aku mengantarkan nya ke kamar, akupun memencet bel tanda masuk kelas. ——— Sinta VS Rani “Bener ini kamarnya?” kata Rani gugup, dia melihat keadaan kamar yang sepi “Bener lah, kamu tahu kan aku pertama kali entot sama Si Ramdan ya di sini!” kata Sinta. “Ih Sinta ngomongnya jorok ahh…” “Tahu enggak Ran, Semenjak para ustazd meninggal , memekku gatel tahu, Kalo bukan karena bandot tua itu aku enggak mungkin jadi gini” Sinta menatap kosong ke depan seolah ada rasa kecewa di matanya. “Sabar ya Sin.. Saya akan jadi temanmu walau kamu jadi Apapun” “Makasih ya Ran, kamu memang temanku” “Terus kita mau apa?” Kata Rani “Ya kita lihat , seberapa besar kontolnya Ust baru itu” Kata Sinta “JANGAN AGHH.. saya takut” Tolak Sinta “Sudah deh Ran.. kamu kan sering colmek di kamar mandi pas jam istirahat, jadi lets go to next step” “ Ihh sinta .. STTT… jangan ribut nanti rahasiaku ketahuan” Rani Menutup mulut Sinta. Mereka berdua pun diam diam memasuki kamar sang ustadz, pintu mereka tutup dengan pelan. Rani dan sinta membawa sepatunya ke dalam kamar supaya orang tidak tahu kalo mereka masuk. “Stt.. pelan pelan” sinta mengintruksikan Rani untu menutup pintu Mereka mendekati ustad Ahmad yang sedang tidur lalu duduk di samping ranjang nya. “Lihat sih.. ustadznya ganteng banget, dan Woww…. kontolnya nyembul , enggak sabar ihh ingin megang” Bisik Sinta. “Mending kita cek dulu takut ustadznya bangun” kata Rani Ragu. Rani tidak percaya temannya mengajaknya se nekat ini. Rani menggoyang-goyangkan tubuh ustad Ahmad, namu dia tidak bangun. ‘Aman” kata mereka. Santi menyingkap Sarung yang dipakai Ustad Ahmad ke atas perutnya.. dan “ahhhhhh….” mereka berdua kaget Ust Ahmad tidak menggunakan daleman . Mereka berdua melongo , tangan mereka menutup mulut mereka ,, mata mereka menatap tajam kepada benda yang mengacung ke atas. “Gede banget Sin…itu anunya” kata Rani, “KONTOL.. INI NAMANYA KONTOL RANI!” tegas Sinta “Terus kita apakan kontolnya?” kata Rani RANI sambil gugup “ Kamu colmek depan kontol itu!” jawab Sinta “AHHH.. Masa aku kan malu kalo…..” “mmmucahh… mmmuachh…” Belum sempat Rani menjawab, Santi Mencium bibir Rani.. Terlihat dua orang akhwat muda yang cantik sedang berciuman depan seorang ustad. “OHH,… SHHH… AHH….” “MMMUACHHH..MMMUACHHH…” “slurppp…. slurpp.. lidah mereka saling bersilat , Terlihat bahwa Sinta menguasai permainan , namun Rani masih gelagapan entah bagaimana cara berciuman yang benar.. kedua akhwat itu sesekali melihat ke arah kontol sang ustadz yang sedang tegak berdiri. “OHH… OHHH .. SIN .. ahhh….” Rani merasa dadanya mulai diraba oleh sinta, tangan sinta masuk ke dalam gamis dan meraba pentil Susunya. “Ayo kita Sekarang giliranmu colmek depan Ustad” kata sinta Terlihat bagaiaman seorang akhwat yang masih lugu mengangkat Rok nya ke atas, memperlihatkan memeknya yang indah di depan sang ustad, disingkapnya Rok gamis Rani sampai perut , lalu diturunkannya Cd yang selama ini menutupi area memeknya. Lalu Rani menghadapkan Memeknya tepat di pinggir wajah Ustadz ,dia kangkangkan memeknya, dan tangannya mulai meraba kelentitnya “Oh… nikmat banget.. ohh ..ohh…ohhh….. ustadz aku suka ‘kon..apa tadi Sin?” “Kontol “ jawab sinta . sambil meraba susu Rani. “OHH .. USTAD.. KONTOLMU GEDE BANGET… AHH.. AYO USTADZ ENTON SANTRIMU INI… memekku untuk mu ustadz” ahhh…. ahhhh… aghhhhhhhhhh Ahhh… nikmat banget.. colmek sambil lihat kontol beneran..ohhh…. Sinta lalu pindah ke belakang Rani, dia angkat kerudungnya lalu menciumi leher belakang rani ‘Ahhhh…. Sin.. jangan disitu gelihh.. ahhhh’’ ahhhhhhhh…. Sinta lalu meremas ke dua susu Rani… Ahh.. Ustadz.,.. Memek Rani buat Ustadz… Rani merancau sambil menggesek gesek kemaluan nya menggunakan jari tengahnya. Rani merabah bagian itilnya,, dia mainkan dia putar.. perlahan dia ke bawah ke arah lubang, dia gesek daerah lubangnya , lalu naik lagi ke atas,, dia putar putar daerah kelentit kewanitaaanya. Ohhh ustadz… memek Rani basah.. “Ustad entot Rani.. Ahhhh.. ayo .. gesekkin ke memek Rani” ‘AHHHH…. AGGGGHHH.. ustadz,, memekku enggak tahan” desah Rani.. Rani terus mengocok memeknya di depan kepala sang ustadz, sungguh indah memek santriwati yang mengaga yang memiliki bulu tipis namun masih perawan , memek tersebut sedang digesek gesek oleh dirinya sedangkan temannya sedang asyik meraba susu sang akhwat. ‘Ahh Sinta jangan jilat telinga Rani … ahhh geli.. ahh Oahh.. ohhh SHHH Ayo gesek terus Ustad,,, ohhh memek Rani Cuma buat Ustad…. “OHHHHHHHHHHH… USTADZZZZZZZZ…. AKU KELUARR……” Seerrrrrrrrrrrrrrrrr…………. Serrrrrrrrrrrrrrrrrrrr,,,,,,,,,,,,, dua semburan muncrat ke wajah sang ustad. Sang ustad bangun dan Kaget melihat memek Rani yang terpampang jelas di wajah sang ustadz.. ‘Mereka pun kaget. ‘Apa yang harus kulakukan ?’ guma Rani. Mereka ber tiga terdiam kaget…